
Strategi Pemasaran Yamaha dalam Konteks Perusahaan Multinasional
Informasi dokumen
Jurusan | Manajemen Pemasaran/Bisnis |
Jenis dokumen | Esai/Makalah |
Bahasa | Indonesian |
Format | |
Ukuran | 285.15 KB |
- strategi pemasaran
- iklan
- perusahaan multinasional
Ringkasan
I.Latar Belakang Persaingan dan Strategi Pemasaran Yamaha di Indonesia
Dokumen ini membahas strategi pemasaran Yamaha Motor Corporation (MNC) di Indonesia, khususnya dalam konteks persaingan ketat di industri sepeda motor. Keberhasilan di pasar Indonesia, yang merupakan pasar terbesar ketiga di dunia setelah Cina dan India dengan populasi sepeda motor mencapai 60 juta unit, sangat penting bagi Yamaha. Salah satu kunci keberhasilan Yamaha adalah strategi pemasaran yang efektif, termasuk pemanfaatan ajang MotoGP dan figur-figur seperti Jorge Lorenzo dan Valentino Rossi dalam iklan televisi untuk meningkatkan citra merek dan penjualan model-model seperti Jupiter Z dan Jupiter MX. Penelitian ini mengeksplorasi bagaimana Yamaha menggunakan iklan televisi dan strategi pemasaran global untuk mencapai pangsa pasar terbesar di Indonesia, menangani tantangan persaingan yang ketat, serta menghadapi karakteristik unik pasar Indonesia dengan populasi lebih dari 238 juta jiwa dan daya beli masyarakat yang beragam.
1. Persaingan Bisnis dan Pentingnya Strategi Pemasaran
Bagian ini menjelaskan dinamika persaingan dalam dunia bisnis, khususnya ketika terdapat minimal dua perusahaan yang menawarkan produk serupa. Menjadi pemenang dalam persaingan berarti menguasai pangsa pasar terbesar, bahkan mencapai posisi price setter atau price leader. Setiap perusahaan melakukan analisis SWOT (Strengths, Weaknesses, Opportunities, Threats) untuk mengantisipasi serangan dari kompetitor dan mempertahankan posisi di pasar. Keberhasilan perusahaan sangat bergantung pada tingkat penjualan, sehingga strategi pemasaran menjadi senjata utama untuk bertahan dan berkembang. Dalam era globalisasi dengan arus informasi dan perkembangan teknologi yang cepat, iklan melalui media massa menjadi strategi pemasaran yang paling efektif. Iklan dirancang untuk menarik minat konsumen, bersifat persuasif, dan mendorong tindakan pembelian produk tertentu.
2. Strategi Pemasaran Yamaha di Indonesia dan Perannya dalam MotoGP
Berkaitan dengan kesuksesannya di ajang MotoGP, Yamaha mengubah strategi pemasarannya, terutama melalui iklan televisi di Indonesia. Perubahan ini melibatkan penggunaan ikon MotoGP seperti Jorge Lorenzo dan Valentino Rossi (meskipun Rossi kemudian pindah ke Ducati) dalam iklannya. Strategi ini bertujuan menciptakan persepsi bahwa sepeda motor Yamaha yang dipasarkan di Indonesia, seperti Jupiter Z dan Jupiter MX, memiliki kualitas yang sama dengan yang digunakan oleh pembalap top MotoGP, sehingga meningkatkan daya tarik produk di mata konsumen Indonesia. Sebelumnya, Yamaha lebih banyak menggunakan ikon lokal dalam kampanye iklannya. Prestasi Yamaha di MotoGP secara tidak langsung meningkatkan citra merek sebagai merek yang tangguh dan unggul dibandingkan kompetitor.
3. Potensi Pasar Sepeda Motor di Indonesia dan Strategi Yamaha
Indonesia menjadi pasar yang sangat potensial bagi Yamaha dan produsen sepeda motor lainnya karena jumlah penduduknya yang besar (lebih dari 200 juta jiwa pada saat penulisan). Tingkat ekonomi dan daya beli masyarakat yang masih relatif rendah membuat sepeda motor menjadi pilihan transportasi utama bagi sebagian besar masyarakat dibandingkan dengan mobil. Yamaha berupaya membangun konstruksi pemikiran di masyarakat Indonesia bahwa penggunaan bahasa Indonesia dalam atribut produk (misalnya, di lengan baju pembalap MotoGP) menunjukkan penghargaan terhadap konsumen Indonesia dan pengakuan atas kontribusi mereka terhadap kesuksesan Yamaha. Data penjualan sepeda motor di Indonesia menunjukkan pertumbuhan yang signifikan, mencapai 5,8 juta unit pada tahun 2009 dan diprediksi mencapai 6,2 juta unit pada tahun 2010 (menurut Gunadi) dan 6,2-6,3 juta unit (menurut Yoshiteru Takahashi, Chairman dan Presiden Komisaris PT Yamaha Motor Kencana Indonesia (YMKI)). Takahashi bahkan memprediksi pasar Indonesia akan mampu menyerap 8-10 juta unit sepeda motor per tahun dalam 7-10 tahun ke depan. Indonesia menempati posisi ketiga sebagai pasar motor terbesar di dunia setelah Cina dan India, dengan total populasi motor sekitar 60 juta unit.
II.Pengaruh Iklan Televisi Yamaha terhadap Perilaku Konsumen
Bagian ini menganalisis efektivitas iklan televisi Yamaha dalam mempengaruhi perilaku konsumen. Studi kasus dilakukan dengan metode survei pelanggan Yamaha di Jakarta, Bogor, dan Bekasi (menggunakan convenience sampling), melibatkan 200 responden (pelanggan dan non-pelanggan). Hasilnya menunjukkan iklan Yamaha efektif untuk pelanggan yang sudah ada, namun kurang efektif bagi calon pelanggan baru karena beberapa faktor seperti kurangnya informasi tentang kualitas produk dan harga, serta loyalitas merek pada kompetitor. Studi ini menggunakan Customer Response Index (CRI) untuk mengukur efektivitas kampanye iklan.
1. Metodologi Penelitian dan Sampel
Bagian ini menjelaskan metodologi penelitian yang digunakan untuk mengukur pengaruh iklan televisi Yamaha terhadap perilaku konsumen. Penelitian dilakukan dengan metode deskriptif dan survei pelanggan, berlangsung selama dua bulan (Februari-Maret 2007). Teknik pengambilan sampel menggunakan non-probability sampling dengan metode convenience sampling. Sebanyak 200 kuesioner disebar kepada dua kelompok responden: pelanggan Yamaha dan non-pelanggan Yamaha. Responden pelanggan Yamaha diambil dari tiga dealer Yamaha di Jakarta, Bogor, dan Bekasi yang memiliki penjualan tertinggi di tahun 2006, dengan jumlah responden di setiap kota proporsional terhadap penjualan masing-masing kota. Responden non-pelanggan Yamaha diambil dari bengkel umum, tempat parkir sekolah, dan universitas di tiga kota yang sama. Iklan yang diteliti meliputi iklan untuk Jupiter-MX, Mio, dan Vega-R.
2. Hasil Penelitian Efektivitas Iklan terhadap Pelanggan dan Non Pelanggan
Hasil penelitian menunjukkan respon positif dari pelanggan Yamaha terhadap iklan televisi Yamaha untuk model Jupiter-MX, Mio, dan Vega-R, dengan lebih dari 60% responden menyatakan suka terhadap iklan tersebut (kecuali pernyataan iklan Yamaha menakutkan yang mendapat 55,2% ketidaksetujuan). Hal ini menunjukkan aspek kognitif yang positif, mencerminkan emosi, perasaan, dan respek konsumen terhadap merek dan produk. Namun, Customer Response Index (CRI) menunjukkan iklan tersebut kurang efektif untuk non-pelanggan Yamaha. Faktor utama penyebab rendahnya CRI pada non-pelanggan adalah: low intention (34,6%), low purchase level (22,8%), dan low interest (12,9%). Rendahnya intention disebabkan iklan dianggap belum menjelaskan kualitas produk dan harganya secara memadai. Sementara low purchase level disebabkan loyalitas merek dan pertimbangan harga, serta kurangnya kepercayaan terhadap kualitas produk Yamaha.
III.Strategi Pemasaran Yamaha sebagai MNC dan Pengaruhnya di Pasar Internasional
Bagian ini menjelaskan strategi pemasaran internasional Yamaha sebagai MNC (Multinational Corporation). Yamaha menyesuaikan strategi pemasarannya berdasarkan karakteristik unik setiap negara. Di Indonesia, strategi tersebut mencakup penggunaan bahasa Indonesia dalam iklan yang menampilkan pembalap MotoGP, menunjukkan penghargaan terhadap pasar Indonesia, dan memanfaatkan segmentation, targeting, and positioning (STP). Dokumen ini juga membahas berbagai cara Yamaha memasuki pasar internasional (ekspor, lisensi, usaha patungan, investasi langsung) dan bagaimana mereka mengelola tantangan seperti hambatan hukum, budaya, dan persaingan global yang dipengaruhi oleh faktor 4C: Customer, Cost, Country, Competition. Analisis juga mencakup bagaimana Yamaha mengelola marketing mix (Product, Price, Place, Promotion) di pasar internasional.
1. Yamaha sebagai MNC dan Strategi Pemasaran Global
Bagian ini membahas strategi Yamaha sebagai perusahaan multinasional (MNC) dalam menarik pembeli di pasar global. Yamaha, sebagai perusahaan yang telah go global, memiliki strategi tertentu, terutama jika dikaitkan dengan prestasi di MotoGP. Prestasi di ajang MotoGP memudahkan Yamaha dalam mempromosikan produknya karena secara tidak langsung meningkatkan citra merek sebagai merek yang tangguh dan unggul. Salah satu strategi pemasaran yang dilakukan adalah melalui media elektronik, khususnya televisi. Keberadaan Indonesia sebagai pasar yang sangat potensial dengan jumlah penduduk lebih dari 200 juta jiwa menjadi fokus utama. Yamaha menyadari pentingnya pasar Indonesia dan menerapkan strategi yang berbeda dibandingkan negara lain. Contohnya, penggunaan motto Yamaha di lengan baju pembalap MotoGP ditujukan khusus untuk menarik perhatian konsumen Indonesia. Strategi pemasaran Yamaha bervariasi untuk setiap segmen pasar negara agar sesuai dengan karakteristik dan preferensi konsumen lokal.
2. Tantangan Pasar Global dan Strategi Adaptasi Yamaha
Di era globalisasi, konsumen semakin terlirik, menuntut, dan memiliki bargaining power yang kuat. Mereka menuntut enam hal sekaligus: kualitas tinggi, harga wajar, pengiriman cepat, layanan khusus, fleksibilitas tinggi, dan kemudahan penggunaan. Globalisasi juga didorong oleh empat faktor utama (4C): customer, cost, country, dan competition. Customer driver terkait dengan perubahan gaya hidup dan peningkatan konsumen global. Cost driver terkait dengan inovasi teknologi, kemajuan transportasi, dan munculnya negara-negara industri baru seperti China dan Taiwan. Country driver terkait dengan pengurangan hambatan tarif (AFTA, NAFTA), hambatan non-tarif, dan privatisasi. Competition driver terkait dengan bertambahnya perusahaan asing, perusahaan yang berorientasi global, dan pesaing global baru. Yamaha sebagai MNC menghadapi persaingan yang ketat dari perusahaan-perusahaan besar mancanegara. Yamaha, dengan mendirikan pabrik perakitan di berbagai negara termasuk Indonesia, memudahkan pemasaran dan meminimalisasi biaya produksi, yang berkontribusi pada peningkatan penjualan setiap tahunnya.
3. Elemen Strategi Pemasaran dan Integrasi Marketing Communication
Keberlangsungan hidup perusahaan bergantung pada kepuasan pelanggan dan laba. Strategi pemasaran yang tepat sangat penting untuk mencapai hal tersebut. Strategi pemasaran mencakup lima elemen utama yang saling terkait: pemilihan pasar, perencanaan produk, penetapan harga, sistem distribusi, dan komunikasi pemasaran. Marketing mix (4P: Product, Price, Place, Promotion) menjadi alat utama dalam strategi pemasaran. Yamaha, sebagai MNC, menyesuaikan strategi pemasarannya di setiap negara, misalnya dengan memasang motto di lengan baju pembalap MotoGP khusus untuk pasar Indonesia. Untuk menghadapi perubahan lingkungan bisnis, Yamaha harus menerapkan Integrated Marketing Communication (IMC) agar komunikasi pemasaran terintegrasi dan efektif mempengaruhi perilaku konsumen. IMC merupakan proses pengembangan dan pelaksanaan berbagai program komunikasi pemasaran persuasif untuk pelanggan saat ini dan potensial. Tujuannya adalah mempengaruhi perilaku sasaran secara langsung dan menghubungkan perusahaan dengan pembeli atau calon pembeli.
IV.Metodologi Penelitian
Penelitian ini menggunakan pendekatan deskriptif kualitatif untuk menganalisis strategi pemasaran Yamaha di Indonesia. Data sekunder dikumpulkan dari internet, terutama yang berkaitan dengan tahun 2010 dan 2011, yang bertepatan dengan perubahan strategi pemasaran Yamaha seiring dengan keterlibatannya di MotoGP. Penelitian dibatasi pada analisis strategi pemasaran Yamaha Motor Corporation di Indonesia dan pengaruh event MotoGP terhadapnya.
1. Jenis dan Pendekatan Penelitian
Penelitian ini menggunakan tipe penelitian deskriptif untuk meneliti strategi pemasaran yang dilakukan oleh MNC, khususnya Yamaha Motor Corporation di Indonesia. Metode deskriptif dipilih karena bertujuan membuat deskripsi, gambaran, atau lukisan secara sistematis, faktual, dan akurat mengenai fakta, sifat, dan hubungan antar fenomena yang diteliti. Penelitian ini juga menggunakan pendekatan kualitatif, yang bertujuan mendeskripsikan dan menganalisis fenomena, peristiwa, efektivitas sosial, sikap, kepercayaan, dan pemikiran individu atau kelompok. Pendekatan kualitatif bersifat induktif, artinya peneliti membiarkan permasalahan muncul secara alami selama proses penelitian. Dasar filosofis penelitian ini adalah fenomenologis, yaitu kebenaran sesuatu dapat diperoleh dengan menangkap fenomena atau gejala yang memancar dari objek yang diteliti. Tugas peneliti adalah menginterpretasi gejala tersebut.
2. Pengumpulan Data dan Responden
Penelitian ini membatasi pembahasan pada variasi produk Yamaha Motor Corporation yang ditawarkan untuk pasar Indonesia. Data sekunder dikumpulkan melalui internet dan digabungkan dengan teori konsep dan penelitian terdahulu. Pengumpulan data primer dilakukan dengan menyebarkan kuesioner kepada 200 responden. Teknik pengambilan sampel adalah non-probability sampling dengan metode convenience sampling. Responden terdiri dari dua kelompok: pelanggan Yamaha dan non-pelanggan Yamaha. Responden pelanggan Yamaha diambil dari tiga dealer Yamaha dengan penjualan tertinggi di Jakarta, Bogor, dan Bekasi pada tahun 2006. Responden non-pelanggan Yamaha dipilih dari bengkel umum, tempat parkir sekolah atau universitas di tiga kota tersebut. Jumlah responden di setiap kota didasarkan pada persentase penjualan tahun 2006. Data sekunder diperoleh dari data internal perusahaan (YMKI), dealer-dealer Yamaha, Badan Pusat Statistik, literatur, dan jurnal.
3. Batasan Waktu dan Fokus Penelitian
Penelitian ini berfokus pada perubahan strategi pemasaran Yamaha Motor Corporation di Indonesia, khususnya cabang perusahaan di Indonesia, yang memasarkan produk dan merek global. Perubahan strategi pemasaran dikaitkan dengan kejuaraan MotoGP musim kompetisi tahun 2010. Untuk menganalisis perubahan tersebut, penelitian ini membatasi analisis pada data sekunder yang dikumpulkan melalui internet pada tahun 2010 sampai dengan 2011. Penelitian ini tidak membahas strategi pemasaran Yamaha di negara lain, melainkan hanya fokus pada strategi di Indonesia dan bagaimana keterlibatan Yamaha di MotoGP memengaruhi strategi pemasarannya di Indonesia.