
Respon Ibu Rumah Tangga Terhadap Iklan Happy Call di Televisi
Informasi dokumen
Penulis | Meidiana Fadhilla Rachmawati |
Sekolah | Universitas Muhammadiyah Malang |
Jurusan | Ilmu Komunikasi |
Tempat | Malang |
Jenis dokumen | Skripsi |
Bahasa | Indonesian |
Format | |
Ukuran | 543.11 KB |
- Iklan
- Ibu Rumah Tangga
- Skripsi
Ringkasan
I.Pengaruh Iklan Happy Call terhadap Ibu Rumah Tangga di Indonesia
Skripsi ini meneliti efektivitas infomercial Happy Call dalam mempengaruhi ibu rumah tangga Indonesia. Penelitian difokuskan pada respon dan persepsi ibu rumah tangga di RT 01-03 RW 08 Perumnas Sawojajar Malang terhadap iklan Happy Call. Happy Call, sebuah produk panci masak serbaguna asal Korea Selatan yang diluncurkan di Indonesia pada tahun 2004, menggunakan strategi pemasaran melalui televisi dengan komunikasi persuasif yang menekankan keunggulan produk dan promo menarik seperti 'buy two get one'. Skripsi ini menganalisis bagaimana strategi komunikasi massa ini berdampak pada keputusan pembelian ibu rumah tangga. Metode penelitian menggunakan kuesioner untuk mengukur respon afektif dan kognitif dari responden terhadap iklan tersebut.
1. Produk Happy Call dan Target Pasar Ibu Rumah Tangga
Bagian ini membahas produk Happy Call, sebuah panci masak serbaguna yang diluncurkan di Indonesia pada tahun 2004. Produk ini ditargetkan kepada ibu rumah tangga karena fungsinya yang praktis dan inovatif sebagai alat memasak. Keunggulan Happy Call, seperti lapisan anti lengket, kemampuan memasak tanpa minyak, dan kemudahan pembersihan, dihighlight dalam iklan. Keberhasilan penjualan Happy Call tidak hanya bergantung pada kualitas produk, tetapi juga pada kreativitas iklan dan strategi promosi penjualan seperti diskon atau 'buy one get one free'. Iklan Happy Call dirancang semenarik mungkin untuk membujuk pemirsa agar segera membeli produk tersebut. Strategi ini menggarisbawahi pentingnya komunikasi pemasaran yang efektif untuk mencapai target pasar ibu rumah tangga.
2. Analisis Infomercial Happy Call sebagai Bentuk Komunikasi Massa
Bagian ini menganalisis infomercial Happy Call sebagai salah satu bentuk komunikasi massa. Infomercial, yang merupakan format iklan televisi panjang (biasanya 5 menit atau lebih), memberikan informasi detail tentang produk dan demonstrasi penggunaannya. Penggunaan televisi sebagai media dipilih karena jangkauannya yang luas dan kemampuannya memberikan pengalaman visual dan auditif yang kuat. Infomercial Happy Call bertujuan menciptakan pembelian impuls dengan menampilkan demonstrasi memasak, testimonial pelanggan, dan informasi harga serta nomor kontak pemesanan. Penelitian ini meneliti bagaimana komunikasi persuasif melalui infomercial ini mempengaruhi ibu rumah tangga sebagai target audiens. Strategi home shopping yang diadopsi melalui televisi juga diteliti dalam konteks ini.
3. Pengaruh Iklan terhadap Respon Kognitif dan Afektif Ibu Rumah Tangga
Bagian ini berfokus pada bagaimana pesan dalam iklan Happy Call mempengaruhi respon kognitif dan afektifibu rumah tangga. Respon kognitif merujuk pada pemahaman dan pengetahuan ibu rumah tangga tentang produk, sedangkan respon afektif merujuk pada perasaan dan emosi yang ditimbulkan oleh iklan. Teori-teori selective attention, selective perception, dan selective retention digunakan sebagai kerangka analisis untuk memahami bagaimana ibu rumah tangga memproses dan mengingat informasi dalam iklan. Penelitian mengeksplorasi apakah iklan Happy Call berhasil menarik perhatian, menimbulkan minat, menciptakan hasrat, mendorong keputusan pembelian, dan pada akhirnya mengarahkan pada tindakan (AIDDA) oleh ibu rumah tangga. Analisis terhadap efek pesan iklan menjadi inti dari bagian ini.
4. Studi Kasus di RT 01 03 RW 08 Perumnas Sawojajar Malang
Penelitian dilakukan dengan pendekatan studi kasus di RT 01-03 RW 08 Perumnas Sawojajar Malang. Lokasi ini dipilih sebagai sampel penelitian untuk mengamati respon ibu rumah tangga terhadap iklan Happy Call. Data dikumpulkan melalui kuesioner yang didistribusikan kepada responden. Kuesioner tersebut dirancang untuk mengukur respon ibu rumah tangga terhadap berbagai aspek iklan Happy Call, termasuk daya tarik visual, pesan yang disampaikan, dan pengaruh promo yang ditawarkan. Data yang terkumpul kemudian dianalisis menggunakan skala Likert untuk mengukur sikap, pendapat, dan persepsi. Hasil analisis akan memberikan gambaran mengenai efektivitas iklan Happy Call dalam mempengaruhi ibu rumah tangga di lokasi tersebut. Informasi demografis ibu rumah tangga di area ini juga menjadi pertimbangan dalam analisis.
II.Peran Media Massa Televisi dalam Komunikasi Persuasif
Skripsi ini membahas peran penting televisi sebagai media massa dalam menyampaikan pesan komunikasi persuasif. Televisi dipilih karena jangkauannya yang luas dan kemampuannya menyajikan informasi secara cepat, akurat, dan menarik, terutama melalui infomercial. Penelitian menekankan bagaimana infomercial Happy Call, dengan kandungan informasi produk dan strategi promo (misalnya diskon, 'buy one get one free'), berhasil menghipnotis pemirsa untuk melakukan pembelian. Analisis fokus pada bagaimana elemen-elemen dalam iklan Happy Call (seperti visual, audio, dan pesan promosi) mempengaruhi perhatian, minat, hasrat, keputusan, dan tindakan (AIDDA) pada ibu rumah tangga.
1. Televisi sebagai Media Massa yang Efektif
Dokumen ini menjelaskan televisi sebagai media massa yang sangat efektif dalam menyampaikan informasi. Keunggulan televisi terletak pada sifatnya yang audio-visual, mampu merangsang indera pendengaran dan penglihatan sekaligus. Dibandingkan dengan media massa lain seperti radio, surat kabar, atau majalah, televisi memiliki kekuatan yang lebih besar dalam menyampaikan pesan karena mampu menghadirkan pengalaman seolah-olah dialami langsung oleh pemirsa. Jangkauan televisi yang luas dan kemampuannya menembus batas ruang dan waktu juga menjadikannya media yang sangat efektif untuk komunikasi persuasif. Variasi program acara yang beragam juga mampu menarik perhatian berbagai kalangan pemirsa. Munculnya stasiun televisi swasta semakin memperkuat dampak positif televisi bagi dunia usaha, membuka peluang baru bagi produsen untuk menawarkan produknya kepada konsumen secara luas.
2. Infomercial sebagai Strategi Komunikasi Persuasif di Televisi
Bagian ini menjelaskan peran infomercial sebagai strategi komunikasi persuasif di televisi. Infomercial, yang merupakan format iklan televisi panjang (biasanya lima menit atau lebih), menggabungkan informasi produk dengan unsur-unsur komersial untuk menciptakan pembelian impuls. Tujuan utama infomercial adalah mendorong konsumen untuk segera membeli produk setelah melihat presentasi dan demonstrasi. Infomercial biasanya dilengkapi dengan testimonial pelanggan dan informasi detail tentang fitur-fitur produk, termasuk harga dan nomor telepon untuk pemesanan. Munculnya fenomena 'home shopping' melalui televisi menunjukan efektifitas infomercial dalam mempengaruhi keputusan pembelian konsumen. Bagian ini menekankan bagaimana televisi dan infomercial menjadi alat yang ampuh dalam komunikasi pemasaran.
3. Prinsip Komunikasi Persuasif dan Model AIDDA
Dokumen ini membahas prinsip-prinsip komunikasi persuasif dalam konteks iklan di televisi. Efektivitas penyampaian pesan dalam iklan ditentukan oleh berbagai faktor, salah satunya adalah kemampuan untuk menarik perhatian komunikan. Pendekatan A-A procedure (Attention to Action procedure), disingkat AIDDA (Attention, Interest, Desire, Decision, Action), dijelaskan sebagai model tahapan komunikasi persuasif yang efektif. Proses ini dimulai dengan membangkitkan perhatian, kemudian menumbuhkan minat, menciptakan hasrat, mendorong keputusan, dan akhirnya mengarahkan pada tindakan yang diinginkan komunikator. Model AIDDA ini relevan dalam menganalisis bagaimana iklan di televisi, terutama infomercial, berusaha mempengaruhi pemirsanya. Periklanan, sebagai bentuk komunikasi komersil dan non-personal, memanfaatkan media massa seperti televisi untuk menjangkau khalayak sasaran.
III.Definisi dan Konsep Ibu Rumah Tangga dalam Penelitian
Penelitian ini mendefinisikan ibu rumah tangga berdasarkan dua konsep: konsep tradisional dan konsep perkembangan zaman. Konsep tradisional memandang ibu rumah tangga sebagai wanita yang mengurusi pekerjaan rumah tangga sepenuhnya. Sementara itu, konsep perkembangan zaman mengakui individualitas ibu rumah tangga, memberikan ruang untuk pengembangan diri dan peran yang setara dengan suami. Penelitian ini menggunakan kuesioner untuk memahami bagaimana persepsi dan respon ibu rumah tangga terhadap iklan Happy Call bervariasi berdasarkan pemahaman akan peran ibu rumah tangga itu sendiri.
1. Definisi Ibu Rumah Tangga Perspektif Tradisional vs. Modern
Bagian ini membahas definisi ibu rumah tangga dari dua perspektif yang berbeda. Perspektif tradisional menggambarkan ibu rumah tangga sebagai wanita yang sepenuhnya mengabdikan waktu dan energinya untuk mengurus rumah tangga dan anak-anak, tanpa mempertimbangkan minat dan pengembangan diri. Sebaliknya, perspektif modern menekankan individualitas ibu rumah tangga, mengakui hak mereka untuk memiliki minat di luar rumah tangga, mengembangkan potensi diri, dan memiliki peran yang setara dengan suami. Perbedaan perspektif ini penting karena akan mempengaruhi interpretasi terhadap respon ibu rumah tangga terhadap stimulus eksternal, termasuk iklan dan pesan komunikasi lainnya. Pemahaman akan perbedaan ini menjadi krusial dalam penelitian untuk menganalisis respon ibu rumah tangga terhadap iklan Happy Call dan menghindari bias interpretasi.
2. Konsep Perkembangan Zaman dan Peran Ibu Rumah Tangga
Dokumen ini selanjutnya menjelaskan konsep perkembangan zaman terkait peran ibu rumah tangga. Konsep ini menekankan pada kesetaraan peran antara suami dan istri, dan individualitas anak-anak juga diakui. Tidak ada perbedaan yang jelas antara peran laki-laki dan perempuan dalam konsep ini. Ibu rumah tangga dalam konsep ini diberi kebebasan untuk mengembangkan potensi dan kemampuannya, bahkan jika itu berarti menyerahkan sebagian tugas rumah tangga kepada orang lain (misalnya pembantu). Konsep ini relevan untuk memahami bagaimana ibu rumah tangga modern merespon iklan dan pesan pemasaran, dan bagaimana kebebasan dan kesempatan dapat mempengaruhi pola konsumsi dan keputusan pembelian mereka. Penelitian ini mempertimbangkan kedua konsep ini untuk mendapatkan gambaran yang lebih lengkap tentang ibu rumah tangga sebagai target pasar.
3. Definisi Konseptual Respon Ibu Rumah Tangga
Bagian ini mendefinisikan secara konseptual 'respon' ibu rumah tangga dalam konteks penelitian ini. Respon didefinisikan sebagai reaksi, baik berupa penerimaan, penolakan, atau sikap acuh tak acuh terhadap pesan yang disampaikan oleh komunikator. Dalam konteks penelitian ini, respon mengacu pada tanggapan ibu rumah tangga terhadap iklan Happy Call. Respon tersebut dapat berupa perubahan pengetahuan, sikap, atau tindakan setelah menerima pesan dalam iklan. Pemahaman yang jelas mengenai definisi konseptual respon ini sangat penting untuk menjamin keakuratan dan konsistensi dalam interpretasi data penelitian. Skala Likert digunakan untuk mengukur respon ini dengan mengidentifikasi indikator-indikator spesifik dalam kuesioner.
IV.Metodologi Penelitian dan Analisis Data
Metode pengumpulan data utama menggunakan kuesioner. Data dianalisis menggunakan skala Likert untuk mengukur sikap, pendapat, dan persepsi ibu rumah tangga terhadap iklan Happy Call. Analisis data bertujuan untuk mengungkapkan hubungan antara karakteristik iklan Happy Call (visual, audio, pesan, promosi) dan respon ibu rumah tangga (perhatian, minat, hasrat, keputusan, tindakan). Distribusi frekuensi digunakan untuk mengkaji sebaran respon.
1. Pengumpulan Data melalui Kuesioner
Metode pengumpulan data utama dalam penelitian ini adalah menggunakan kuesioner. Kuesioner ini diberikan kepada responden ibu rumah tangga untuk mendapatkan data tentang respon mereka terhadap iklan Happy Call. Kuesioner berisi seperangkat pertanyaan atau pernyataan tertulis yang harus dijawab oleh responden. Penggunaan kuesioner memungkinkan pengumpulan data secara sistematis dan efisien dari sejumlah besar responden. Data yang dikumpulkan mencakup berbagai aspek respon, termasuk persepsi, sikap, dan tindakan responden setelah melihat iklan. Peneliti kemudian menjumlahkan skor dari jawaban responden untuk mendapatkan skor total yang akan dianalisis lebih lanjut.
2. Analisis Data dengan Skala Likert
Data yang telah dikumpulkan melalui kuesioner kemudian dianalisis menggunakan skala Likert. Skala Likert digunakan untuk mengukur sikap, pendapat, dan persepsi seseorang atau sekelompok orang tentang suatu fenomena sosial. Dalam penelitian ini, skala Likert digunakan untuk mengukur respon ibu rumah tangga terhadap iklan Happy Call. Variabel yang diukur dijabarkan menjadi indikator-indikator variabel, yang kemudian digunakan sebagai dasar untuk menyusun item-item pertanyaan dalam kuesioner. Skala Likert memungkinkan peneliti untuk mengkuantifikasi respon kualitatif dan menganalisisnya secara statistik. Proses ini memungkinkan peneliti untuk mengidentifikasi pola respon dan hubungan antara berbagai aspek dari iklan Happy Call dan respon ibu rumah tangga.
3. Analisis Distribusi Frekuensi
Selain skala Likert, penelitian ini juga menggunakan analisis distribusi frekuensi untuk mengkaji sebaran respon ibu rumah tangga. Analisis distribusi frekuensi memberikan gambaran mengenai bagaimana frekuensi dari gejala atau variabel yang diukur tersebar atau terbagi. Dalam konteks ini, analisis distribusi frekuensi digunakan untuk melihat sebaran respon terhadap berbagai aspek iklan Happy Call, misalnya frekuensi menonton iklan, daya tarik iklan, dan pengaruh promo yang ditawarkan. Hasil analisis distribusi frekuensi ini akan memberikan informasi tambahan untuk melengkapi hasil analisis menggunakan skala Likert, memberikan gambaran yang lebih komprehensif mengenai respon ibu rumah tangga terhadap iklan Happy Call.