
Perkembangan Media Televisi di Indonesia
Informasi dokumen
Bahasa | Indonesian |
Format | |
Ukuran | 323.73 KB |
Jurusan | Ilmu Komunikasi |
Jenis dokumen | Skripsi/Tugas Akhir |
- komunikasi
- televisi
- media massa
Ringkasan
I.Latar Belakang Industri Pertelevisian Indonesia
Makalah ini membahas tentang industri pertelevisian Indonesia, menelusuri perkembangannya sejak berdirinya TVRI pada tahun 1962 hingga beragamnya program acara televisi saat ini. Pertumbuhan stasiun televisi swasta di Indonesia telah menciptakan persaingan ketat, mendorong munculnya berbagai format program acara, termasuk program fiksi, program non-fiksi, dan program berita. Penelitian ini akan fokus pada analisis program acara di Trans TV, memperhatikan jenis-jenis program, durasi tayangan, dan perannya dalam lanskap komunikasi massa di Indonesia. Peran penting iklan televisi dalam pembiayaan dan keberhasilan program acara televisi juga akan dikaji. Penelitian ini relevan dengan studi komunikasi massa dan industri hiburan di Indonesia.
1. Evolusi Komunikasi dan Perkembangan Televisi
Bagian ini menjabarkan bagaimana komunikasi telah berevolusi dari komunikasi langsung menjadi komunikasi tak langsung yang dimudahkan oleh kemajuan teknologi komunikasi. Dokumen tersebut menekankan peran penting media dalam proses komunikasi, mengutip McLuhan dengan pernyataan “The media is the message”. Perkembangan pesat televisi sebagai salah satu media massa utama dibahas secara rinci, menunjukkan dampaknya terhadap pertukaran informasi yang lebih cepat dan luas. Disebutkan bahwa hampir setiap rumah tangga memiliki televisi, mendorong pertumbuhan jumlah stasiun televisi secara signifikan, khususnya di Indonesia.
2. Berkembangnya Industri Pertelevisian di Indonesia
Dokumen ini menandai dimulainya dunia pertelevisian di Indonesia pada tahun 1962 dengan berdirinya TVRI, stasiun televisi milik pemerintah yang menjadi tulang punggung komunikasi massa pada waktu itu. Kemudian dijelaskan perkembangan siaran televisi yang semakin beragam, meskipun mayoritas masih berfokus pada tayangan hiburan, yang sesuai dengan minat pasar atau masyarakat penikmat televisi. Pembahasan mengenai tujuan produksi program acara televisi disoroti, yaitu sebagai media ruang publik untuk menyebarkan informasi secara aktual dan faktual serta sebagai sarana hiburan yang terjangkau. Klasifikasi umum program acara televisi dibagi menjadi tiga jenis yaitu program acara fiksi, program acara non-fiksi, dan program acara berita, masing-masing dengan format dan karakteristiknya sendiri. Contoh jenis program pada masing-masing kategori dijelaskan secara detail.
3. Tren Program Televisi dan Peran Sponsor
Bagian ini membahas tren program tayangan televisi, khususnya munculnya tren yang seragam, yang seringkali didorong oleh keberhasilan program tertentu yang mendapatkan sambutan baik dari penonton. Fenomena ini dimanfaatkan oleh pemilik industri pertelevisian untuk menarik dukungan finansial melalui sponsor. Sejarah periklanan televisi di Indonesia, dimulai sejak tahun 1947 dengan model iklan sponsorship, dijelaskan. Iklan televisi diungkap mampu mengatasi keterbatasan siaran radio dan kebekuan iklan cetak, menjangkau audiens lebih luas dan membuat karakter iklan lebih hidup. Contohnya, stasiun televisi CBS yang menayangkan iklan televisi pada Juni 1948. Sejak saat itu, jumlah sponsor di stasiun televisi terus meningkat pesat. Hubungan antara rating program, durasi iklan, dan pendapatan dijelaskan, yang dipengaruhi oleh jam tayang, talent, tema acara, dan profil penonton.
II.Jenis jenis Program Acara Televisi di Trans TV
Berbagai jenis program acara televisi di Trans TV akan dianalisa, termasuk program berita (straight news, feature, current affair, infotainment, dokumenter), program non-fiksi (kuis, reality show, musik, talkshow), dan program fiksi (sinetron, film). Studi ini akan menelaah durasi tayangan masing-masing jenis program untuk memahami strategi penjadwalan dan pemrograman Trans TV. Rating program diperkirakan akan menjadi faktor penting dalam menentukan jenis dan durasi program yang ditayangkan.
1. Klasifikasi Program Acara Televisi
Dokumen tersebut mengklasifikasikan program acara televisi menjadi tiga kategori utama: program fiksi, program non-fiksi, dan program berita. Kategori program fiksi meliputi film serial, film televisi (FTV), film pendidikan, film dokumenter, dan sinetron seri. Program non-fiksi mencakup berbagai format seperti variety show, kuis, talkshow, reality show, program musik, dan program lawak. Sementara itu, program berita terdiri dari paket berita, dialog, diskusi, investigasi, dan feature. Setiap kategori memiliki bentuk dan karakteristik yang berbeda, mencerminkan keragaman program acara televisi yang ada. Pembahasan lebih lanjut mengenai detail setiap subkategori program acara akan dijelaskan di bagian selanjutnya.
2. Detail Program Berita
Bagian ini menjelaskan lebih detail mengenai berbagai jenis program berita yang ditayangkan. Straight news didefinisikan sebagai berita singkat yang menyajikan informasi terpenting, mencakup unsur 5W + 1H, dan sangat terikat waktu. Feature dijelaskan sebagai berita ringan namun menarik, yang menekankan aspek human interest dan tidak selalu terikat waktu, termasuk soft news. News feature dibedakan sebagai feature yang terkait dengan peristiwa penting. Current affair dijelaskan sebagai program yang membahas isu terkini secara mendalam. Infotainment, yang berkaitan dengan kehidupan selebriti, juga dibahas, termasuk program berita lunak atau soft news. Terakhir, dokumenter, yang bertujuan edukatif namun disajikan secara menarik, juga termasuk dalam kategori program berita.
3. Detail Program Non Fiksi dan Fiksi
Selanjutnya, dokumen ini memberikan penjelasan lebih rinci mengenai program non-fiksi dan program fiksi. Untuk program non-fiksi, kuis diuraikan sebagai program permainan yang menekankan kemampuan intelektual, dan competition show sebagai program kompetisi yang melibatkan peserta bersaing untuk memenangkan perlombaan. Reality show, meskipun terdapat variasi tingkat realitasnya, juga dibahas. Program musik, yang bisa berupa videoklip atau konser, dan program mistik, yang membahas hal-hal supranatural, juga termasuk dalam kategori ini. Sedangkan untuk program fiksi, sinetron dan film dijelaskan sebagai bentuk program drama, dengan sinetron yang sering kali memiliki episode panjang dan cerita yang terbuka (open ended). Perbedaan sinetron dan telenovela juga disinggung. Film dalam konteks ini merujuk pada film layar lebar yang ditayangkan di televisi setelah penayangan di bioskop atau rilis dalam bentuk VCD/DVD.
III.Peran Iklan Televisi dalam Program Acara Trans TV
Makalah ini akan meneliti hubungan antara iklan televisi dan keberhasilan program acara di Trans TV. Iklan televisi merupakan sumber pendapatan utama bagi stasiun televisi, dan durasinya seringkali berbanding lurus dengan rating program. Analisis akan menitikberatkan pada bagaimana strategi penempatan iklan mempengaruhi pendapatan dan keberlangsungan program acara di Trans TV. Sejarah iklan televisi di Indonesia, dimulai dari sponsorship tahun 1947, juga akan diulas secara singkat.
1. Sejarah dan Perkembangan Iklan Televisi
Bagian ini menelusuri sejarah periklanan televisi di Indonesia, dimulai sejak tahun 1947 dengan model iklan sponsorship. Disebutkan bahwa munculnya iklan televisi mampu mengatasi keterbatasan siaran radio dan kebekuan karakter iklan cetak, menjangkau audiens lebih luas dan membuat karakter iklan lebih hidup. Sebagai contoh, stasiun televisi CBS mulai menayangkan iklan televisi pada bulan Juni 1948, berupa iklan sponsorship dari Lincoln-Mercury. Sejak saat itu, jumlah sponsor di stasiun televisi terus meningkat pesat hingga saat ini. Perkembangan ini menunjukkan peran penting iklan televisi dalam industri penyiaran dan mendukung produksi program acara televisi.
2. Iklan Televisi dan Program Acara Hubungan dan Pengaruhnya
Dokumen ini menjelaskan hubungan erat antara iklan televisi dan program acara. Porsi iklan di stasiun televisi swasta nasional cukup besar di setiap program acara. Rating program memiliki korelasi dengan durasi dan jumlah iklan yang ditayangkan. Semakin tinggi rating program, semakin lama durasi iklan di setiap segmen, dan nilai nominalnya pun bervariasi, dipengaruhi oleh jam tayang, talent yang digunakan, tema acara, profil penonton, dan rating itu sendiri. Hal ini menunjukkan bahwa iklan merupakan faktor kunci dalam keberhasilan finansial program acara televisi dan industri pertelevisian secara keseluruhan. Analisis lebih mendalam tentang hubungan ini akan dibahas lebih lanjut dalam penelitian.
3. Definisi dan Perspektif Iklan Televisi
Dokumen ini mendefinisikan iklan berdasarkan pandangan Kasali (Pemasaran Iklan, 1995: 8) sebagai pesan yang menawarkan suatu produk kepada masyarakat lewat suatu media. Iklan merupakan bagian dari bauran promosi (promotion mix) dan bauran pemasaran (marketing mix). Iklan bertujuan untuk mendekati masyarakat secara persuasif agar mencoba dan membeli produk yang ditawarkan. Pandangan akademisi yang menyebut iklan sebagai kandungan utama manajemen promosi yang menggunakan ruang media bayaran untuk menyampaikan pesan juga diulas. Sementara itu, klien dan praktisi periklanan memandangnya sebagai sarana komunikasi dengan konsumen. Perbedaan perspektif ini menunjukkan kompleksitas peran iklan dalam komunikasi massa, yang terkadang mengaburkan kepentingan produsen dan konsumen.
IV.Metodologi Penelitian
Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan metode observasi. Peneliti akan memantau langsung program acara Trans TV selama satu minggu untuk mencatat jenis program, durasi tayangan, dan frekuensi penayangan iklan. Data yang dikumpulkan akan dianalisis untuk memahami pola penayangan program acara dan strategi pemrograman Trans TV. Teknik analisis data meliputi reduksi data dan penyajian data dalam bentuk naratif, bagan, dan tabel untuk menggambarkan temuan penelitian mengenai program acara televisi Indonesia khususnya di Trans TV.
1. Pendekatan Penelitian
Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif. Mengutip Taylor dan Bogdan (dalam Bagong S. dan Sutinah, 2007:166), pendekatan kualitatif menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata lisan atau tertulis, dan perilaku yang dapat diamati dari subjek penelitian. Pilihan pendekatan ini memungkinkan pemahaman yang mendalam mengenai fenomena yang diteliti, dalam hal ini program acara televisi dan peran iklan di dalamnya. Pendekatan kualitatif dianggap tepat karena memungkinkan analisis yang lebih holistik dan kontekstual terhadap data yang kompleks dan dinamis. Penelitian kualitatif, dengan fokus pada pengumpulan data deskriptif, sangat sesuai untuk menggali makna dan interpretasi di balik data yang dikumpulkan.
2. Teknik Pengumpulan Data Observasi
Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah observasi. Peneliti melakukan observasi langsung terhadap program acara di Trans TV selama satu minggu. Observasi ini meliputi pemantauan langsung dan pengukuran durasi tayangan setiap program dan iklan. Peneliti mencatat seluruh program tayangan dan iklan di setiap programnya, dan menghitung durasi yang ditayangkan. Penggunaan teknik observasi memungkinkan peneliti untuk mendapatkan data secara langsung dan akurat tentang durasi tayangan program dan iklan, yang merupakan data penting dalam analisis penelitian. Peneliti juga dapat memanfaatkan peralatan elektronik seperti komputer untuk membantu proses pengumpulan dan pengolahan data, termasuk memberikan kode pada aspek-aspek tertentu.
3. Analisis Data
Proses analisis data dimulai sejak perumusan masalah hingga penyelesaian penelitian, sesuai dengan pendapat Nasution (dalam Sugiyono, 2008:245). Meskipun analisis dimulai sejak awal, peneliti memfokuskan analisis selama proses pengumpulan data di lapangan. Analisis data dilakukan secara berkelanjutan, seiring dengan pengumpulan data. Setelah data direduksi, data selanjutnya disajikan dalam bentuk uraian singkat, bagan, hubungan antar kategori, flowchart, dan sejenisnya, mengacu pada pendapat Miles dan Huberman (dalam Sugiyono, 2008:249). Penyajian data yang beragam ini bertujuan untuk memberikan gambaran yang komprehensif tentang temuan penelitian mengenai durasi tayangan program dan iklan di Trans TV.