
Sistem Akuntansi Penerimaan dan Pengeluaran Kas pada PT Inalum (Persero) Kuala Tanjung Batu Bara
Informasi dokumen
Penulis | Ayu Anindya |
Sekolah | Universitas Sumatera Utara |
Jurusan | Akuntansi |
Tempat | Medan |
Jenis dokumen | Tugas Akhir |
Bahasa | Indonesian |
Format | |
Ukuran | 509.30 KB |
- Sistem Akuntansi
- Penerimaan dan Pengeluaran Kas
- PT Inalum
Ringkasan
I.Sejarah dan Profil PT Inalum Persero
Tesis ini meneliti sistem akuntansi penerimaan dan pengeluaran kas di PT Inalum (Persero) Kuala Tanjung, Batu Bara. PT Inalum, awalnya perusahaan patungan dengan konsorsium Jepang (Nippon Asahan Aluminium Co., Ltd), kini sepenuhnya menjadi BUMN sejak 2014. Perusahaan ini mengoperasikan Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA) Asahan dan pabrik peleburan aluminium dengan kapasitas terpasang 225.000 ton per tahun. Produksi aluminium Inalum telah mencapai jutaan ton sejak tahun 1988, diekspor ke Jepang dan digunakan dalam industri hilir di dalam negeri. Pabrik terdiri dari tiga bagian utama: pabrik Karbon, pabrik Reduksi, dan pabrik penuangan. Kuala Tanjung, Batu Bara menjadi lokasi strategis pabrik peleburan aluminium ini.
1. Sejarah Awal dan Proyek Asahan
Bagian ini menelusuri sejarah panjang upaya pemanfaatan potensi Sungai Asahan untuk pembangkit listrik. Setelah kegagalan pada masa Hindia Belanda, pemerintah Indonesia berupaya mewujudkan pembangunan Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA) di Sungai Asahan. Laporan studi kelayakan dari Nippon Koei pada tahun 1972 semakin memperkuat tekad tersebut, yang menyatakan kelayakan pembangunan PLTA dengan peleburan aluminium sebagai pengguna utama listrik. Hal ini menjadi latar belakang berdirinya PT Inalum.
2. Berdirinya PT Inalum Persero dan Kerjasama Awal
Dokumen menjelaskan pembentukan PT Indonesia Asahan Aluminium (Inalum) pada 6 Januari 1976 sebagai perusahaan patungan antara pemerintah Indonesia dan Nippon Asahan Aluminium Co., Ltd (NAA). Awalnya, komposisi saham adalah 10% untuk pemerintah Indonesia dan 90% untuk NAA. Namun, komposisi saham ini berubah beberapa kali hingga mencapai 41,12% untuk pemerintah Indonesia dan 58,88% untuk NAA pada 10 Februari 1998. Perusahaan ini dibangun untuk mengoperasikan Proyek Asahan, termasuk PLTA dan pabrik peleburan aluminium, menandai tonggak sejarah Indonesia dalam industri peleburan aluminium dengan investasi besar dari pihak Jepang.
3. Pembangunan PLTA dan Pabrik Peleburan Aluminium
Dokumen memaparkan pembangunan PLTA Asahan yang terdiri dari stasiun pembangkit listrik Siguragura dan Tangga (Asahan 2) di Kabupaten Toba Samosir, Sumatera Utara. Pembangunan PLTA dimulai pada 9 Juni 1978, dan selesai pada 7 Juni 1983, memiliki kapasitas 426 MW dan output puncak 513 MW. Listrik yang dihasilkan digunakan untuk mengoperasikan pabrik peleburan aluminium di Kuala Tanjung. Pabrik peleburan aluminium di Kuala Tanjung, menghadap Selat Malaka, dibangun mulai 6 Juli 1979, dan tahap I beroperasi pada 20 Januari 1982. Presiden Soeharto meresmikan pembangunan pabrik ini yang memiliki kapasitas 225.000 ton aluminium per tahun. Pabrik ini terdiri dari tiga pabrik utama: pabrik Karbon, pabrik Reduksi, dan pabrik penuangan, serta fasilitas pendukung lainnya. Produksi aluminium Inalum terus meningkat, mencapai jutaan ton sejak tahun 1988, menjadikan Indonesia sebagai salah satu pengekspor aluminium dunia.
4. Privatisasi dan Menjadi BUMN
Bagian ini menjelaskan proses perubahan status PT Inalum. Pemutusan kontrak dengan konsorsium Jepang terjadi pada 9 Desember 2013, dan Inalum secara resmi menjadi Badan Usaha Milik Negara (BUMN) pada 19 Desember 2013 setelah pemerintah Indonesia mengambil alih saham yang dimiliki konsorsium. Secara resmi, PT Inalum (Persero) menjadi BUMN ke-141 pada 21 April 2014 berdasarkan Peraturan Pemerintah No. 26 Tahun 2014. Perubahan status ini menandai babak baru dalam sejarah PT Inalum, di mana perusahaan sepenuhnya berada di bawah kendali pemerintah Indonesia.
5. Deskripsi Operasional PT Inalum Persero
Bagian ini memberikan gambaran singkat mengenai beberapa aspek operasional PT Inalum, seperti produksi blok-blok karbon anoda di gedung karbon yang terdiri dari tiga bagian (pencampuran bahan baku, pemanggangan anoda, dan penangkaian). Kemudian dijelaskan unit tungku reduksi dengan tiga gedung, masing-masing berisi 170 tungku. PT Inalum juga menerapkan standar kualitas global ISO sejak awal berdirinya. Produk Inalum, dengan kualitas 99,70% dan 99,90%, diekspor ke Jepang dan digunakan di dalam negeri sebagai bahan baku industri hilir seperti ekstrusi, kabel, dan lembaran aluminium.
II.Pengertian Kas dan Sistem Akuntansi
Dokumen ini mendefinisikan kas sebagai aktiva lancar yang paling likuid dan penting dalam perusahaan. Karena sifatnya yang mudah dipindah-tangankan, pengendalian internal yang kuat sangat diperlukan untuk mencegah penyelewengan. Sistem akuntansi didefinisikan sebagai prosedur untuk mengumpulkan, mengklasifikasikan, dan menyajikan informasi keuangan. Sistem ini berperan penting dalam pengambilan keputusan dan menunjang keberhasilan operasi perusahaan, termasuk meminimalisir kecurangan dan memastikan liquiditas yang memadai. Sistem akuntansi yang baik mendukung terciptanya laporan keuangan yang cepat, tepat, dan dapat dipertanggungjawabkan.
1. Pengertian Kas
Bagian ini mendefinisikan kas sebagai bagian dari aktiva lancar (current assets), meliputi uang kertas, uang logam, dan alat pembayaran lain yang dapat segera digunakan sebagai alat tukar. Kas memiliki peran sangat penting karena merupakan aktiva paling likuid. Namun, karena kemudahannya dipindah-tangankan dan potensi penyelewengan, pengawasan ketat terhadap kas sangat diperlukan. Definisi kas menekankan sifat likuiditasnya, perannya sebagai alat pembayaran yang sah, dan posisinya sebagai aktiva lancar dengan nilai modal kerja tertinggi dalam perusahaan. Hampir semua transaksi perusahaan melibatkan kas. Menurut Harnanto (2002:148), kas harus diterima masyarakat bisnis sebagai alat pembayaran dan/atau bank sebagai simpanan, serta dapat digunakan untuk kegiatan normal perusahaan.
2. Pengertian Sistem Akuntansi
Dokumen menjelaskan sistem akuntansi sebagai suatu sistem informasi yang menghasilkan laporan kepada pihak-pihak yang berkepentingan mengenai aktivitas ekonomi dan kondisi perusahaan (Warren, 2008:320). Sistem akuntansi juga dijelaskan sebagai proses pengidentifikasian, pengukuran, pencatatan, dan penyajian data keuangan (Ikhsan, 2009:2). Sistem ini meliputi metode dan prosedur untuk mengumpulkan, mengklasifikasikan, mengikhtisarkan, dan mendapatkan informasi keuangan dan operasi usaha (Fees, 2004:182). Tujuan utama pengembangan sistem akuntansi adalah untuk menyediakan informasi bagi pengelolaan kegiatan usaha, meningkatkan mutu informasi yang ada, dan mendorong kepatuhan terhadap kebijakan pimpinan. Sistem yang baik memiliki bagian-bagian yang saling berinteraksi untuk mencapai tujuan tertentu (Widjadjanto, 2001:2), dan memiliki tiga tahapan: input, proses, dan output. Sistem akuntansi yang baik juga bermanfaat untuk meminimalisir kecurangan atau penyelewengan aset perusahaan.
III.Sistem Akuntansi Penerimaan dan Pengeluaran Kas di PT Inalum Persero
Bagian ini menjelaskan penerapan sistem akuntansi penerimaan dan pengeluaran kas di PT Inalum. Sistem tersebut mencakup prosedur penerimaan kas, dengan batasan maksimal penerimaan tunai Rp 5.000.000 dan sisanya melalui rekening bank. Pengendalian internal dijalankan melalui pemisahan tugas, otorisasi berlapis, dan perhitungan kas harian yang ditandatangani oleh beberapa pihak. Sistem pencatatan penjualan melibatkan beberapa bagian (SMP, STR, SFA) dan penggunaan dokumen-dokumen seperti invoice, packing list, dan Bill of Exchange. Bank BNI 46 berperan dalam penagihan pembayaran dari pembeli. Sistem ini bertujuan untuk menjaga integritas data keuangan dan melindungi aset perusahaan.
IV.Kesimpulan dan Implikasi
Kesimpulannya, PT Inalum (Persero) Kuala Tanjung menerapkan sistem akuntansi penerimaan dan pengeluaran kas yang memperhatikan aspek pengendalian internal untuk menjaga liquiditas dan mencegah penyelewengan. Penelitian ini memberikan implikasi penting bagi perusahaan untuk terus meningkatkan sistem akuntansi dan memastikan kepatuhan terhadap prinsip-prinsip akuntansi yang berlaku. Sistem yang baik ini akan mendukung pengambilan keputusan yang efektif dan keberhasilan operasional perusahaan di masa depan. Penelitian ini juga bermanfaat sebagai bahan masukan bagi PT Inalum untuk menyempurnakan sistem akuntansi di periode mendatang.
1. Kesimpulan Mengenai Sistem Akuntansi Kas PT Inalum Persero
Kesimpulannya, PT Inalum (Persero) Kuala Tanjung Batu Bara menerapkan sistem akuntansi penerimaan dan pengeluaran kas yang menekankan pengendalian internal yang kuat. Kas, sebagai aset paling likuid, dikelola dengan sistem yang dirancang untuk meminimalisir risiko penyelewengan dan menjaga liquiditas perusahaan. Sistem tersebut melibatkan pembatasan penerimaan kas tunai, proses otorisasi berlapis, dan pencatatan yang terintegrasi. Sistem akuntansi pengeluaran kas juga terlaksana dengan baik, didukung bukti dan dokumen serta otorisasi berjenjang. Hal ini menunjukkan komitmen perusahaan terhadap transparansi dan akuntabilitas keuangan. Sifat likuiditas kas yang tinggi menjadi alasan utama perlunya pengendalian internal yang efektif. Kas merupakan modal kerja tertinggi dalam perusahaan, sehingga pengawasan yang ketat menjadi sangat penting untuk mencegah penyimpangan.
2. Implikasi Penelitian
Penelitian ini memberikan beberapa implikasi penting. Pertama, bagi PT Inalum (Persero) Kuala Tanjung Batu Bara, temuan ini dapat digunakan sebagai bahan pertimbangan dalam menentukan sistem akuntansi penerimaan dan pengeluaran kas di masa mendatang. Perusahaan dapat mengevaluasi dan meningkatkan efisiensi serta efektivitas sistem yang telah ada. Kedua, bagi peneliti, studi ini memberikan kontribusi terhadap pemahaman yang lebih mendalam tentang penerapan sistem akuntansi kas dalam perusahaan industri. Ketiga, bagi akademisi, penelitian ini dapat digunakan sebagai bahan referensi dan studi lebih lanjut dalam bidang akuntansi, khususnya terkait manajemen kas dan pengendalian internal. Secara umum, penelitian ini menekankan pentingnya sistem akuntansi yang terintegrasi dan pengendalian internal yang kuat dalam menjaga integritas keuangan perusahaan.