
Analisis Manajemen Kas pada PT. Wika Beton Wilayah Penjualan I Medan
Informasi dokumen
Penulis | Riza Anggraini |
instructor | Frida Ramadini, SE, MM |
Sekolah | Universitas Sumatera Utara, Fakultas Ekonomi dan Bisnis |
Jurusan | Manajemen Keuangan |
Jenis dokumen | Tugas Akhir |
Tempat | Medan |
Bahasa | Indonesian |
Format | |
Ukuran | 2.36 MB |
- Manajemen Kas
- Analisis Keuangan
- PT. Wika Beton
Ringkasan
I. WIKA Beton
Tesis ini menganalisis manajemen kas di PT. WIKA Beton Wilayah Penjualan I Medan. PT. Wijaya Karya Beton, berdiri sejak 11 Maret 1997, merupakan anak perusahaan WIKA yang bergerak di industri beton pracetak. Penelitian ini dilatarbelakangi oleh pentingnya manajemen kas yang efektif untuk menyeimbangkan arus kas masuk dan keluar, memastikan likuiditas, dan mendukung profitabilitas perusahaan. Rumusan masalahnya berfokus pada bagaimana PT. WIKA Beton menerapkan manajemen kas, seberapa efisien pengelolaan kas mereka, dan saran perbaikan untuk optimalisasi arus kas.
1. Latar Belakang Manajemen Kas di PT. WIKA Beton
Bagian latar belakang menjelaskan pentingnya manajemen kas bagi perusahaan, baik skala besar maupun kecil, untuk mencapai profitabilitas dan keberlangsungan usaha. Manajemen kas diperlukan untuk menganalisis dan menginterpretasi kinerja keuangan perusahaan. Tujuan normatif manajemen kas adalah memaksimalkan kesejahteraan pemilik atau nilai perusahaan. Kas didefinisikan sebagai aset lancar yang digunakan untuk membiayai operasional dan kewajiban perusahaan. Definisi kas mencakup uang tunai, simpanan bank, cek, dan bilyet giro. Manajer keuangan berperan penting dalam menentukan jumlah kas yang ideal, tidak terlalu banyak agar tidak menganggur dan tidak terlalu sedikit agar tidak mengganggu likuiditas. PT. WIKA Beton, berdiri sejak 11 Maret 1997, dipilih sebagai subjek penelitian karena merupakan anak perusahaan WIKA di bidang industri beton pracetak yang membutuhkan manajemen kas efektif untuk menyeimbangkan arus kas masuk dan keluar. Jumlah kas yang optimal memungkinkan pembiayaan operasional dan kewajiban finansial perusahaan. Meskipun likuiditas tinggi ideal, kas yang berlebihan mengurangi efisiensi dan profitabilitas karena kas menganggur dan tidak produktif. Sebaliknya, defisit kas mengganggu aktivitas perusahaan. Oleh karena itu, penyusunan anggaran kas yang baik sangat penting untuk mencapai saldo kas optimal.
2. Rumusan Masalah Manajemen Kas PT. WIKA Beton
Bagian rumusan masalah menjabarkan fokus penelitian terhadap praktik manajemen kas di PT. WIKA Beton Wilayah Penjualan I Medan. Penelitian ini ingin mengetahui sejauh mana pelaksanaan manajemen kas di perusahaan tersebut. Secara implisit, rumusan masalah mencakup beberapa pertanyaan utama, termasuk bagaimana PT. WIKA Beton menerapkan prinsip-prinsip manajemen kas dalam operasionalnya sehari-hari; seberapa efisien perusahaan dalam mengelola arus kas masuk dan keluar; apakah terdapat praktik-praktik yang dapat ditingkatkan untuk mencapai pengelolaan kas yang lebih optimal; dan apa saja kendala atau tantangan yang dihadapi perusahaan dalam pengelolaan kasnya. Rumusan masalah ini menjadi acuan dalam analisis data dan penyusunan kesimpulan penelitian. Tujuannya adalah untuk mengidentifikasi kekuatan dan kelemahan dalam sistem manajemen kas PT. WIKA Beton dan memberikan rekomendasi perbaikan yang berbasis pada temuan penelitian. Dengan demikian, penelitian ini memberikan kontribusi praktis bagi perusahaan untuk meningkatkan efisiensi dan efektivitas manajemen kas mereka.
II.Tujuan dan Manfaat Penelitian Manajemen Kas
Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis praktik manajemen kas PT. WIKA Beton dan membandingkannya dengan teori yang ada. Manfaatnya meliputi: (1) bagi perusahaan, sebagai bahan perbandingan praktik dan teori manajemen keuangan, khususnya manajemen kas; dan (2) bagi peneliti, untuk memenuhi persyaratan akademik dan mengaplikasikan teori manajemen kas dalam studi kasus nyata. Penelitian ini diharapkan memberikan kontribusi terhadap pemahaman dan peningkatan efisiensi manajemen kas di perusahaan.
1. Tujuan Penelitian Manajemen Kas
Tujuan utama penelitian ini adalah menganalisis praktik manajemen kas yang dilakukan oleh PT. WIKA Beton Wilayah Penjualan I Medan. Analisis ini akan membandingkan praktik-praktik tersebut dengan teori dan konsep manajemen kas yang sudah ada. Tujuan spesifiknya adalah untuk mengidentifikasi metode dan strategi yang digunakan PT. WIKA Beton dalam mengelola kasnya, mengevaluasi efisiensi dari metode-metode tersebut, dan mengidentifikasi potensi area peningkatan dalam manajemen kas perusahaan. Penelitian ini bertujuan untuk memberikan pemahaman yang komprehensif mengenai bagaimana perusahaan menerapkan prinsip-prinsip manajemen kas dalam konteks operasionalnya. Data yang dikumpulkan akan dianalisis untuk menentukan kekuatan dan kelemahan dari sistem manajemen kas PT. WIKA Beton, sehingga dapat dirumuskan rekomendasi untuk perbaikan di masa depan. Tujuan akhir dari penelitian ini adalah untuk memberikan kontribusi akademis dan praktis dalam bidang manajemen keuangan, khususnya dalam hal manajemen kas di perusahaan manufaktur.
2. Manfaat Penelitian Manajemen Kas
Penelitian ini memberikan manfaat baik bagi perusahaan maupun bagi peneliti itu sendiri. Bagi PT. WIKA Beton, hasil penelitian dapat digunakan sebagai bahan perbandingan antara praktik manajemen kas yang telah diterapkan dengan teori dan perkembangan ilmu pengetahuan terkini di bidang manajemen keuangan. Perbandingan ini dapat membantu perusahaan mengidentifikasi area yang perlu diperbaiki untuk meningkatkan efisiensi dan efektivitas manajemen kas. Temuan penelitian ini juga dapat digunakan sebagai dasar untuk merumuskan strategi manajemen kas yang lebih baik dan terukur. Bagi peneliti, penelitian ini memenuhi salah satu persyaratan akademik dalam menyelesaikan pendidikan Diploma III Jurusan Manajemen Keuangan di Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara. Selain itu, penelitian ini memberikan kesempatan untuk mengaplikasikan teori dan konsep manajemen kas yang telah dipelajari selama perkuliahan ke dalam studi kasus nyata. Dengan demikian, penelitian ini memperkaya pengalaman praktis peneliti dan membantu dalam memahami penerapan teori manajemen kas di dunia usaha.
III.Tinjauan Pustaka Definisi dan Konsep Manajemen Kas
Penelitian ini mengkaji berbagai definisi manajemen kas dari beberapa ahli seperti Sutrisno (2003), Sugiono & Untung (2008), dan Munawir (2004). Definisi tersebut menekankan pentingnya perencanaan, pengumpulan, pengeluaran, dan investasi kas secara efisien untuk menjaga likuiditas dan profitabilitas. Konsep kunci yang dibahas meliputi: arus kas, likuiditas, profitabilitas, modal kerja, dan anggaran kas. Penelitian juga membahas motif manajemen kas, termasuk motif transaksi dan motif berjaga-jaga.
1. Definisi Manajemen Kas
Tinjauan pustaka dimulai dengan mendefinisikan manajemen kas berdasarkan beberapa sumber. Dokumen merujuk pada definisi manajemen kas sebagai keseluruhan aktivitas perusahaan yang bertujuan memperoleh dana dengan biaya rendah dan mengalokasikan dana tersebut secara efisien (Sutrisno, 2003). Definisi lain menyebutkan manajemen kas sebagai serangkaian kegiatan perencanaan, perkiraan, pengumpulan, pengeluaran, dan investasi kas untuk kelancaran operasional perusahaan (Sutrisno, 2003). Pentingnya manajemen kas ditekankan karena perusahaan yang kurang baik dalam manajemen kas dapat mengalami kebangkrutan meskipun menghasilkan profit. Perencanaan yang baik dapat mengantisipasi krisis kas. Siklus pembelian persediaan, penjualan, dan penagihan piutang harus dipahami untuk menentukan jumlah kas harian yang tepat. Kas yang berlebih dapat diinvestasikan, sementara kekurangan kas dapat diatasi dengan pinjaman atau penerbitan saham. Jumlah kas yang ideal harus seimbang, tidak terlalu banyak (idle cash) dan tidak terlalu sedikit (cash insolvency). Manajemen kas bertujuan menyeimbangkan risiko dan imbal hasil dari investasi kas.
2. Konsep Manajemen Kas
Dokumen selanjutnya menjelaskan konsep-konsep kunci dalam manajemen kas. Kas didefinisikan sebagai uang tunai yang dimiliki perusahaan, termasuk simpanan di bank (Sugiono & Untung, 2008). Manajemen kas yang efektif sangat penting untuk menjaga kinerja keuangan perusahaan. Munawir (2004) menjelaskan kas sebagai unsur modal kerja yang paling likuid, sementara anggaran kas mencatat posisi kas dan perubahannya. Meskipun likuid, kas kurang produktif jika jumlahnya berlebihan, sehingga manajemen kas yang efektif diperlukan untuk meminimalkan risiko tanpa mengorbankan likuiditas. Risiko utama berasal dari penurunan nilai tukar uang. Untuk memastikan ketersediaan kas yang cukup, perusahaan harus memperhatikan manajemen kas dengan cermat dan mencari sumber dana tambahan jika diperlukan. Manajemen kas yang baik sangat penting karena kas merupakan elemen modal kerja yang paling vital untuk operasional perusahaan sehari-hari. Prinsip pengelolaan kas yang baik meliputi pencairan pinjaman yang tepat waktu dan penjualan surat berharga untuk menutupi kekurangan kas, bukan menerbitkan surat utang.
3. Motif Manajemen Kas
Tinjauan pustaka juga membahas motif manajemen kas. Motif transaksi meliputi pembiayaan kegiatan sehari-hari seperti penggajian, pembelian barang, dan pembayaran tagihan. Motif berjaga-jaga adalah untuk menyediakan dana menghadapi kejadian tak terduga, misalnya kebakaran atau kecelakaan. Motif spekulasi, yaitu untuk memanfaatkan peluang investasi, memiliki prioritas rendah karena sulit diprediksi. PT. WIKA Beton, menurut penelitian, hanya menggunakan motif transaksi dan berjaga-jaga. Prosedur penagihan dan pembayaran dapat menghasilkan dana yang digantung (float), yaitu perbedaan antara saldo bank menurut pembukuan perusahaan dan saldo rekening koran. Tingkat perputaran kas (Cash Turnover) mengukur efisiensi penggunaan kas, dengan perputaran yang tinggi menunjukkan efisiensi yang tinggi. Namun, perputaran kas yang terlalu tinggi atau rendah sama-sama tidak efisien. Kas digunakan untuk membiayai kegiatan sehari-hari, investasi baru, dan pembayaran kewajiban seperti dividen, pajak, dan bunga. Penggunaan dana eksternal menimbulkan kewajiban, sehingga perusahaan harus menyeimbangkan likuiditas dan profitabilitas. Aliran kas (Cash Flow) memberikan informasi sumber dan penggunaan kas dalam periode tertentu. Arus kas masuk dan keluar serta saldo kas perlu dipantau.
IV. WIKA Beton
Analisis manajemen kas PT. WIKA Beton meliputi evaluasi terhadap arus kas dari aktivitas operasional, investasi, dan pendanaan. Data arus kas menunjukkan peningkatan pada periode 31 Desember 2013 dibandingkan tahun sebelumnya. Penelitian mengevaluasi efisiensi penggunaan kas, tingkat perputaran kas (Cash Turnover), dan strategi perusahaan dalam mengelola likuiditas dan profitabilitas. Diketahui bahwa PT. WIKA Beton menggunakan motif transaksi dan motif berjaga-jaga dalam manajemen kas mereka.
1. Analisis Arus Kas Operasional PT. WIKA Beton
Analisis manajemen kas PT. WIKA Beton dimulai dengan melihat arus kas dari aktivitas operasional. Data menunjukkan peningkatan arus kas masuk dari penerimaan kas pelanggan pada periode 31 Desember 2013 (Rp2.716.664 juta) dibandingkan dengan 31 Desember 2012 (Rp2.465.168 juta). Peningkatan ini merupakan strategi untuk menekan beban bunga pinjaman. Arus kas keluar untuk aktivitas operasional meliputi pembayaran kepada pemasok (Rp2.266.464 juta), pembayaran gaji dan direksi (Rp88.911 juta), pembayaran pajak (Rp124.796 juta), penerimaan bunga (Rp7.279 juta), pembayaran bunga (Rp10.968 juta), dan operasional perusahaan (Rp109.037 juta). Peningkatan pembayaran kepada pemasok merupakan strategi untuk menekan beban harga pokok dan material dengan memperlancar pembayaran. Analisis lebih lanjut perlu dilakukan untuk mengukur efisiensi penggunaan kas dalam aktivitas operasional, mempertimbangkan rasio-rasio keuangan yang relevan untuk menilai kinerja manajemen kas perusahaan. Perbandingan data dengan periode sebelumnya dan indikator kinerja kunci (KPI) akan memberikan gambaran yang lebih komprehensif.
2. Analisis Arus Kas Investasi PT. WIKA Beton
Analisis dilanjutkan dengan mengamati arus kas dari aktivitas investasi. Terdapat peningkatan arus kas pada aktivitas investasi sebesar Rp280.055 juta, dari Rp174.250 juta pada 31 Desember 2012 menjadi Rp454.305 juta pada 31 Desember 2013. Peningkatan ini disebabkan oleh peningkatan aktivitas investasi perusahaan, seiring dengan aksi korporasi untuk menambah kapasitas produksi melalui penambahan pabrik baru guna memenuhi rencana jangka panjang perusahaan. Analisis ini menunjukkan komitmen perusahaan terhadap ekspansi dan pertumbuhan, namun perlu dikaji lebih dalam apakah investasi ini sejalan dengan strategi manajemen kas jangka panjang dan apakah tingkat pengembalian investasi (ROI) sesuai dengan ekspektasi. Evaluasi lebih lanjut mengenai sumber pendanaan investasi, dampaknya terhadap likuiditas, dan perbandingan dengan industri sejenis akan memberikan pemahaman yang lebih baik tentang dampak investasi terhadap kesehatan keuangan perusahaan.
3. Analisis Arus Kas Pendanaan PT. WIKA Beton
Arus kas dari aktivitas pendanaan juga dianalisis. Terdapat peningkatan sebesar Rp408.247 juta, dari Rp4.999 juta pada 31 Desember 2012 menjadi Rp403.248 juta pada 31 Desember 2013. Peningkatan ini disebabkan oleh kebutuhan untuk memenuhi kas pada seluruh kegiatan perusahaan, yang diperoleh dari pihak non-pengendali dan penyetoran modal kembali kepada pihak non-pengendali (investor dan kreditor). Arus kas masuk berasal dari pinjaman jangka pendek bank (Rp439.213 juta) dan penerbitan MTN (Medium Term Note) (Rp366.000 juta). Arus kas keluar meliputi pembayaran pinjaman bank jangka pendek (Rp286.185 juta), pembayaran utang sewa pembiayaan (Rp261 juta), pembayaran dividen (Rp62.621 juta), dan pembelian saham kembali (Rp58.246 juta). Analisis ini memerlukan evaluasi lebih lanjut terkait struktur permodalan perusahaan, risiko keuangan, dan strategi pembiayaan jangka panjang. Rasio keuangan yang relevan dapat digunakan untuk menilai kesehatan keuangan perusahaan dan efektivitas manajemen arus kas pendanaan.
4. Kesimpulan Efisiensi Manajemen Kas PT. WIKA Beton
Kesimpulan dari analisis manajemen kas PT. WIKA Beton menyoroti efisiensi yang ditunjukkan perusahaan melalui teknik-teknik yang diterapkan. Perusahaan terlihat efektif dalam mempercepat pemasukan kas, meningkatkan ketersediaan kas, memperlambat pengeluaran kas, dan memelihara saldo kas yang optimal. Namun, kesimpulan ini membutuhkan penguatan dengan data dan analisis kuantitatif yang lebih rinci. Rasio-rasio keuangan seperti rasio likuiditas, rasio aktivitas, dan rasio profitabilitas harus dihitung dan diinterpretasikan untuk mendukung kesimpulan. Studi banding dengan perusahaan sejenis juga perlu untuk memastikan bahwa efisiensi yang dicapai berada pada tingkat yang kompetitif. Tanpa data kuantitatif yang kuat, kesimpulan efisiensi hanya bersifat kualitatif dan perlu diperkuat untuk menghasilkan temuan yang lebih kredibel.
V.Kesimpulan dan Saran Manajemen Kas
Kesimpulan penelitian menyimpulkan tingkat efisiensi manajemen kas PT. WIKA Beton, menganalisis teknik yang diterapkan (mempercepat pemasukan kas, memperlambat pengeluaran kas, dan menjaga saldo kas optimal). Saran yang diberikan menekankan pentingnya menjaga arus kas dalam posisi aman untuk keberlangsungan perusahaan. Rekomendasi untuk perbaikan manajemen keuangan dan manajemen kas juga diberikan untuk meningkatkan efisiensi dan profitabilitas.
1. Kesimpulan Manajemen Kas PT. WIKA Beton
Kesimpulan penelitian menyoroti efisiensi manajemen kas PT. WIKA Beton Wilayah Penjualan I Medan. Efisiensi ini terlihat dari teknik pengelolaan kas yang diterapkan perusahaan, yaitu mempercepat pemasukan kas, meningkatkan ketersediaan kas, memperlambat pengeluaran kas, dan menjaga saldo kas yang optimal. Kesimpulan ini didasarkan pada analisis arus kas dari aktivitas operasional, investasi, dan pendanaan. Namun, untuk memperkuat kesimpulan, diperlukan analisis lebih lanjut yang mencakup rasio-rasio keuangan relevan untuk menilai kinerja manajemen kas secara kuantitatif. Perbandingan dengan praktik manajemen kas di perusahaan sejenis juga dapat memperkaya analisis dan memperkuat validitas kesimpulan. Kesimpulan yang lebih komprehensif akan memberikan pemahaman yang lebih mendalam mengenai kekuatan dan kelemahan sistem manajemen kas PT. WIKA Beton, menghasilkan rekomendasi yang lebih tepat sasaran.
2. Saran Perbaikan Manajemen Kas PT. WIKA Beton
Berdasarkan hasil penelitian, saran diberikan kepada PT. WIKA Beton untuk terus menjaga pengelolaan keuangan, khususnya pola arus kas, agar tetap dalam posisi aman demi kepentingan perusahaan di masa mendatang. Saran ini menekankan pentingnya keberlanjutan praktik manajemen kas yang efisien. Meskipun penelitian menemukan efisiensi dalam beberapa aspek, saran ini membuka peluang untuk peningkatan lebih lanjut. Rekomendasi spesifik mungkin termasuk pengembangan sistem perencanaan dan penganggaran kas yang lebih canggih, optimalisasi proses penagihan piutang, negosiasi yang lebih efektif dengan pemasok untuk memperpanjang periode pembayaran, serta pemanfaatan teknologi untuk meningkatkan efisiensi transaksi keuangan. Penerapan strategi manajemen kas yang lebih proaktif dan adaptif terhadap perubahan kondisi bisnis juga direkomendasikan. Dengan memperhatikan saran ini, PT. WIKA Beton dapat semakin memperkuat posisi keuangannya dan mencapai pertumbuhan yang berkelanjutan.