
Persepsi Mahasiswa Keperawatan Terhadap Metode Ceramah, Diskusi, dan Praktikum
Informasi dokumen
Penulis | Ricky Zulwan Patisina |
Sekolah | Fakultas Keperawatan, Universitas Sumatera Utara |
Jurusan | Sarjana Keperawatan (S.Kep) |
Tempat | Medan |
Jenis dokumen | Skripsi |
Bahasa | Indonesian |
Format | |
Ukuran | 3.28 MB |
- persepsi mahasiswa
- metode pembelajaran
- keperawatan
Ringkasan
I.Abstrak Penelitian Persepsi Mahasiswa Keperawatan terhadap Metode Pembelajaran
Penelitian ini meneliti persepsi mahasiswa program studi DIII Keperawatan Universitas Sumatera Utara (USU) terhadap metode pembelajaran ceramah, diskusi, dan praktikum. Menggunakan desain deskriptif, penelitian ini melibatkan 199 responden yang dipilih melalui teknik simple random sampling pada periode 6 Desember 2013 hingga 25 Januari 2014. Hasilnya menunjukkan persepsi positif terhadap ketiga metode, dengan praktikum sebagai metode yang paling diminati (98.5% positif), diikuti diskusi (96% positif) dan ceramah (63% positif). Temuan ini menunjukkan penerimaan umum metode-metode tersebut dan potensi peningkatan pengetahuan mahasiswa secara kognitif, afektif, dan psikomotor, berdampak positif pada praktik asuhan keperawatan nantinya. Penelitian selanjutnya disarankan untuk menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi persepsi tersebut.
1. Latar Belakang Penelitian Persepsi Mahasiswa Keperawatan
Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara (USU) tengah bertransisi dari kurikulum berbasis isi ke kurikulum berbasis kompetensi untuk meningkatkan mutu pendidikan. Namun, kurikulum berbasis isi masih diterapkan pada mahasiswa program studi DIII Keperawatan USU. Hal ini menimbulkan persepsi yang beragam di antara mahasiswa. Penelitian ini didasari oleh situasi tersebut, yang mana terdapat perbedaan persepsi individu mahasiswa terhadap metode pembelajaran yang diterapkan. Perbedaan persepsi ini kemudian menjadi landasan utama bagi penelitian lebih lanjut untuk memahami bagaimana pandangan mahasiswa terhadap metode pembelajaran yang ada.
2. Tujuan dan Metode Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk menggambarkan persepsi mahasiswa program studi DIII Keperawatan USU terhadap metode ceramah, diskusi, dan praktikum. Desain penelitian yang digunakan adalah deskriptif. Populasi penelitian adalah seluruh mahasiswa DIII Keperawatan USU, dengan sampel sebanyak 199 responden. Teknik pengambilan sampel yang digunakan adalah simple random sampling. Pengumpulan data dilakukan melalui kuesioner pada periode 6 Desember 2013 sampai 25 Januari 2014. Metode ini dipilih untuk secara efektif mendapatkan gambaran menyeluruh dan akurat dari persepsi mahasiswa terhadap berbagai metode pengajaran yang diterapkan.
3. Hasil Penelitian Persepsi Positif terhadap Metode Pembelajaran
Hasil uji statistik menunjukkan persepsi positif yang signifikan terhadap ketiga metode pembelajaran: ceramah (63% positif), diskusi (96% positif), dan praktikum (98.5% positif). Metode praktikum merupakan metode yang paling diminati oleh mahasiswa. Secara keseluruhan, penelitian menunjukkan bahwa metode ceramah, diskusi, dan praktikum diterima dengan baik oleh mahasiswa program studi DIII Keperawatan USU. Penerimaan positif ini dipercaya dapat meningkatkan pengetahuan mahasiswa secara kognitif, afektif, dan psikomotor, yang pada akhirnya akan berdampak positif terhadap praktik asuhan keperawatan di kemudian hari. Tingginya persentase positif pada metode diskusi dan praktikum mengindikasikan efektifitas metode tersebut dalam proses pembelajaran.
4. Implikasi dan Saran untuk Penelitian Selanjutnya
Hasil penelitian menunjukkan dampak positif dari penerapan metode ceramah, diskusi, dan praktikum terhadap persepsi mahasiswa. Ketiga metode tersebut diterima dengan baik dan berpotensi meningkatkan kemampuan kognitif, afektif, dan psikomotor mahasiswa. Namun, penelitian ini hanya terbatas pada persepsi mahasiswa tanpa menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhinya. Oleh karena itu, penelitian selanjutnya disarankan untuk meneliti lebih lanjut faktor-faktor yang mempengaruhi persepsi tersebut, seperti kualitas pengajaran, interaksi dosen-mahasiswa, dan fasilitas pembelajaran. Penelitian lebih lanjut ini diharapkan dapat memberikan pemahaman yang lebih komprehensif dan mendalam terkait efektivitas metode pembelajaran di Fakultas Keperawatan USU.
II.Tinjauan Pustaka Persepsi dan Metode Pembelajaran Keperawatan
Bagian ini meninjau literatur terkait persepsi, didefinisikan sebagai proses pengorganisasian dan penafsiran kesan indera. Kemudian dibahas berbagai metode pembelajaran, khususnya metode ceramah, diskusi, dan praktikum dalam konteks pendidikan keperawatan. Ditunjukkan pentingnya metode pembelajaran yang efektif untuk mencapai tujuan pembelajaran kognitif, afektif, dan psikomotorik. Dipaparkan pula kelebihan dan kekurangan masing-masing metode dalam konteks pendidikan keperawatan di USU.
1. Definisi Persepsi
Tinjauan pustaka mengawali dengan mendefinisikan persepsi. Beberapa sumber dirujuk, termasuk Sunaryo (2004) yang menjelaskan persepsi sebagai proses akhir pengamatan, diawali pengindraan, perhatian, dan diteruskan ke otak. Walgito (2002) menambahkan bahwa persepsi merupakan proses pengorganisasian dan penginterpretasian rangsangan, menjadikannya berarti bagi individu. Kamus Besar Bahasa Indonesia (1995) mendefinisikan persepsi sebagai tanggapan langsung atau proses mengetahui sesuatu melalui panca indra. Ditegaskan pula bahwa persepsi bersifat individual dan subjektif, dipengaruhi perasaan, kemampuan berpikir, dan pengalaman individu. Hal ini menunjukkan kerumitan persepsi sebagai proses kognitif yang unik bagi setiap individu.
2. Metode Pembelajaran dalam Pendidikan Keperawatan
Bagian ini membahas prinsip dan metode pendidikan, menekankan pentingnya pendidikan dalam menunjang program kesehatan, meskipun dampaknya jangka panjang. Mulyasa (2002) menjelaskan hasil belajar sebagai perubahan perilaku, mencakup ranah kognitif, afektif, dan psikomotorik berdasarkan teori Taksonomi Bloom. Selanjutnya, dijelaskan secara spesifik tiga metode pembelajaran utama: ceramah, diskusi, dan praktikum. Metode ceramah, menurut Sanjaya (2009) dan Helmiati (2012), merupakan penyajian pelajaran secara lisan, efektif mengatasi kelangkaan literatur, tetapi berpotensi membosankan. Metode diskusi, menurut Helmiati (2012), melibatkan keterkaitan pada suatu topik untuk mencapai keputusan bersama. Sementara itu, metode praktikum dijelaskan sebagai pengalaman belajar yang mengintegrasikan teori dengan praktik, mengembangkan keterampilan teknis, intelektual, dan interpersonal (Nursalam & Efendi, 2008). Praktikum, menurut Solehudin (2006), efektif meningkatkan keterampilan kognitif, afektif, dan psikomotorik.
3. Metode Ceramah Diskusi dan Praktikum
Uraian lebih detail diberikan untuk masing-masing metode pembelajaran. Metode ceramah dijelaskan sebagai komunikasi satu arah yang efektif jika sumber belajar terbatas, namun juga berpotensi membosankan (Helmiati, 2012). Pembelajaran ceramah berlandaskan teori belajar behavioristik, menekankan stimulus dan respon. Metode diskusi, dijelaskan sebagai cara mengajar yang melibatkan peserta aktif dalam mencapai kesimpulan bersama melalui data dan argumentasi (Helmiati, 2012). Metode praktikum, sebagai inti dari pendidikan keperawatan, memberikan pengalaman belajar langsung, mengembangkan keterampilan dan mengintegrasikan teori dengan praktik (Nursalam & Efendi, 2008). Metode demonstrasi, simulasi, dan eksperimen dijelaskan sebagai bagian dari praktikum, menekankan pengalaman langsung dan pembuktian sendiri. Keberhasilan pembelajaran praktikum juga dipengaruhi oleh hubungan dosen-mahasiswa dan kemampuan dosen (Sadirman, 2007).
III.Metodologi Penelitian Desain dan Pengumpulan Data
Penelitian ini menggunakan desain deskriptif untuk mengidentifikasi persepsi mahasiswa DIII Keperawatan USU terhadap metode ceramah, diskusi, dan praktikum. Pengumpulan data dilakukan melalui kuesioner kepada 199 responden di Fakultas Keperawatan USU pada periode 1 Desember 2013 – 25 Januari 2014. Teknik pengambilan sampel yang digunakan adalah simple random sampling. Uji validitas dan reliabilitas instrumen telah dilakukan, dengan nilai Cronbach Alpha sebesar 0.72.
1. Desain Penelitian
Penelitian ini menggunakan desain deskriptif untuk mengidentifikasi persepsi mahasiswa Program Studi DIII Keperawatan Universitas Sumatera Utara (USU) terhadap metode ceramah, diskusi, dan praktikum. Desain deskriptif dipilih karena sesuai dengan tujuan penelitian yang ingin menggambarkan persepsi mahasiswa tanpa melakukan manipulasi variabel. Penelitian deskriptif ini memungkinkan peneliti untuk memperoleh gambaran yang akurat dan komprehensif mengenai persepsi mahasiswa terhadap metode pembelajaran yang diterapkan. Pemilihan desain ini didasarkan pada kebutuhan untuk memahami kondisi sebagaimana adanya tanpa adanya intervensi atau perlakuan khusus.
2. Populasi dan Sampel
Populasi penelitian meliputi seluruh mahasiswa Program Studi DIII Keperawatan USU. Dari populasi tersebut, diambil sampel sebanyak 199 responden. Teknik pengambilan sampel yang digunakan adalah simple random sampling. Teknik ini dipilih untuk memastikan setiap mahasiswa dalam populasi memiliki kesempatan yang sama untuk terpilih sebagai sampel. Dengan demikian, sampel yang diperoleh diharapkan dapat mewakili populasi secara proporsional dan meminimalisir bias dalam pengambilan data. Ukuran sampel yang cukup besar diharapkan dapat memberikan hasil yang lebih representatif dan akurat.
3. Pengumpulan Data dan Instrumen
Pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan kuesioner pada periode 6 Desember 2013 sampai 25 Januari 2014. Kuesioner ini dirancang khusus untuk mengukur persepsi mahasiswa terhadap ketiga metode pembelajaran. Sebelum digunakan, kuesioner telah diuji validitas dan reliabilitasnya. Uji validitas dilakukan dengan uji konten validitas oleh ahli, dan dinyatakan valid pada tanggal 2 Desember 2013. Uji reliabilitas dilakukan pada tanggal 4 Desember 2013 terhadap 30 responden di luar sampel penelitian, menggunakan uji Cronbach Alpha dengan SPSS versi 16. Hasil uji reliabilitas menunjukkan koefisien sebesar 0,72 yang dianggap dapat diterima untuk instrumen baru, menjamin konsistensi dan kehandalan data yang dikumpulkan.
4. Lokasi dan Waktu Penelitian
Penelitian dilakukan di Fakultas Keperawatan USU, Jalan Prof. Ma’as No. 3, Kampus Universitas Sumatera Utara. Lokasi dipilih karena memudahkan peneliti dalam melakukan pengumpulan data. Penelitian dilaksanakan pada tanggal 1 Desember 2013 sampai 25 Januari 2014. Pemilihan waktu ini memungkinkan peneliti untuk mendapatkan data yang relevan dengan periode pembelajaran yang sedang berlangsung. Konsentrasi penelitian di satu lokasi, yaitu Fakultas Keperawatan USU, memudahkan pengelolaan data dan memastikan homogenitas sampel. Pemilihan waktu penelitian juga mempertimbangkan waktu efektif dalam proses akademik di USU.
IV.Hasil dan Pembahasan Analisis Persepsi Mahasiswa
Hasil penelitian menunjukkan persepsi positif mahasiswa terhadap metode ceramah, diskusi, dan praktikum di Fakultas Keperawatan USU. Meskipun metode praktikum mendapat persepsi paling positif (98.5%), metode ceramah juga menunjukkan persepsi positif yang signifikan (63%). Pembahasan menganalisis temuan ini berdasarkan literatur terkait, membahas kelebihan dan kekurangan masing-masing metode, serta implikasinya terhadap pembelajaran dan praktik keperawatan. Persepsi negatif terhadap metode ceramah dikaitkan dengan faktor-faktor seperti kebosanan, waktu yang tidak sesuai, dan kondisi yang tidak nyaman.
1. Temuan Persepsi Mahasiswa terhadap Metode Pembelajaran
Hasil penelitian menunjukkan persepsi positif mahasiswa DIII Keperawatan USU terhadap metode ceramah, diskusi, dan praktikum. Secara rinci, metode praktikum mendapatkan persepsi positif tertinggi sebesar 98,5%, diikuti diskusi (96% positif), dan ceramah (63% positif). Temuan ini menunjukkan bahwa secara umum, metode-metode pembelajaran tersebut diterima dengan baik oleh mahasiswa. Tingkat kepuasan yang tinggi terhadap metode praktikum menunjukkan efektifitas metode ini dalam meningkatkan pemahaman dan keterampilan mahasiswa. Meskipun metode ceramah memiliki persentase positif yang lebih rendah, hasil ini masih menunjukkan tingkat penerimaan yang cukup signifikan.
2. Analisis Persepsi terhadap Metode Ceramah
Meskipun metode ceramah mendapatkan persepsi positif sebesar 63%, sebanyak 37% mahasiswa memiliki persepsi negatif. Persepsi negatif ini diduga berkaitan dengan faktor-faktor seperti kebosanan selama perkuliahan, ketidaksesuaian waktu, dan kondisi lingkungan yang kurang nyaman. Hal ini menunjukkan pentingnya mempertimbangkan aspek kenyamanan dan interaktivitas dalam metode ceramah agar lebih efektif. Menurut Soemanto (2006), metode pembelajaran yang tepat akan sangat berpengaruh terhadap proses belajar. Oleh karena itu, perlu dikaji lebih lanjut strategi untuk meningkatkan efektivitas metode ceramah agar lebih menarik dan sesuai dengan kebutuhan mahasiswa.
3. Analisis Persepsi terhadap Metode Diskusi dan Praktikum
Metode diskusi memperoleh persepsi positif sebesar 96%, menunjukkan tingkat penerimaan yang tinggi di kalangan mahasiswa. Hal ini kemungkinan disebabkan karena metode diskusi memungkinkan mahasiswa berpartisipasi aktif dan bertukar pikiran, membuat pembelajaran lebih interaktif dan tidak membosankan (Helmiati, 2012). Sementara itu, metode praktikum memperoleh persepsi positif tertinggi (98.5%), menjadikannya metode yang paling disukai mahasiswa. Keberhasilan metode ini dikaitkan dengan kemampuan mahasiswa untuk belajar sambil melakukan, mengintegrasikan teori dengan praktik, dan meningkatkan keterampilan (Nursalam & Efendi, 2008). Pengalaman langsung dalam praktikum dianggap efektif dan menyenangkan, sejalan dengan pepatah ‘apa yang saya dengar saya lupa, apa yang saya lihat saya ingat, apa yang saya lakukan saya paham’.
4. Implikasi terhadap Praktik Keperawatan
Secara keseluruhan, persepsi positif mahasiswa terhadap metode ceramah, diskusi, dan praktikum mengindikasikan penerimaan umum metode-metode tersebut. Peningkatan pengetahuan kognitif, afektif, dan psikomotor yang dihasilkan dari ketiga metode ini akan sangat berpengaruh pada praktik keperawatan. Penguasaan ketrampilan yang baik yang diperoleh dari pembelajaran yang efektif akan memudahkan mahasiswa dalam menjalankan asuhan keperawatan di masa mendatang. Oleh karena itu, penting untuk terus mengembangkan dan mengoptimalkan penerapan ketiga metode ini di Fakultas Keperawatan USU.
V.Kesimpulan dan Saran Implikasi dan Penelitian Selanjutnya
Kesimpulannya, persepsi mahasiswa DIII Keperawatan USU terhadap metode ceramah, diskusi, dan praktikum secara keseluruhan positif. Metode praktikum dinilai paling efektif. Penelitian selanjutnya disarankan untuk melakukan uji validitas dan reliabilitas instrumen di lokasi lain, dan untuk meneliti lebih dalam faktor-faktor yang mempengaruhi persepsi mahasiswa terhadap berbagai metode pembelajaran keperawatan di USU. Hasil penelitian ini penting untuk meningkatkan mutu pendidikan keperawatan di USU.
1. Kesimpulan Penelitian Persepsi Mahasiswa
Berdasarkan hasil penelitian terhadap mahasiswa program studi DIII Keperawatan USU, disimpulkan bahwa secara keseluruhan, persepsi mahasiswa terhadap metode ceramah, diskusi, dan praktikum adalah positif. Meskipun ketiga metode tersebut diterima dengan baik, metode praktikum dinilai sebagai metode terbaik oleh sebagian besar mahasiswa. Ini menunjukkan bahwa mahasiswa secara umum setuju dengan keberlanjutan penggunaan metode ceramah, diskusi, dan praktikum di Program Studi DIII Keperawatan USU. Temuan ini memberikan informasi penting bagi pengembangan strategi pembelajaran di Fakultas Keperawatan USU agar tetap relevan dan efektif bagi mahasiswa.
2. Implikasi terhadap Praktik Keperawatan
Persepsi positif mahasiswa terhadap metode pembelajaran memiliki implikasi yang signifikan terhadap praktik keperawatan. Penerimaan yang baik terhadap metode-metode tersebut dan peningkatan pengetahuan kognitif, afektif, dan psikomotor akan memudahkan mahasiswa dalam menjalankan asuhan keperawatan di masa depan. Kemampuan kognitif yang baik memungkinkan mahasiswa untuk memahami konsep keperawatan secara lebih mendalam, sementara kemampuan afektif dan psikomotor yang terasah akan membantu mahasiswa dalam memberikan asuhan keperawatan yang holistik dan profesional. Oleh karena itu, efektivitas metode pembelajaran ini sangat penting dalam menghasilkan lulusan keperawatan yang kompeten.
3. Saran untuk Penelitian Selanjutnya
Meskipun penelitian ini telah memberikan hasil yang bermanfaat, terdapat beberapa saran untuk penelitian selanjutnya. Pertama, instrumen penelitian yang digunakan dalam penelitian ini dirancang sendiri. Meskipun uji reliabilitas telah dilakukan, disarankan untuk melakukan uji validitas dan reliabilitas kembali di tempat lain untuk memastikan keakuratan dan generalisasi hasil penelitian. Kedua, penelitian ini hanya berfokus pada persepsi mahasiswa tanpa menganalisis faktor-faktor yang memengaruhi persepsi tersebut. Penelitian selanjutnya sebaiknya menganalisis faktor-faktor tersebut untuk pemahaman yang lebih komprehensif. Dengan demikian, penelitian selanjutnya dapat memberikan kontribusi yang lebih besar bagi pengembangan pembelajaran di bidang keperawatan.