Infestasi Kutu Kepala di Pondok Pesantren An-Nahdliyah

Infestasi Kutu Kepala di Pondok Pesantren An-Nahdliyah

Informasi dokumen

Bahasa Indonesian
Jumlah halaman 31
Format | PDF
Ukuran 428.22 KB
  • Pedikulosis kapitis
  • Kutu kepala
  • Kesehatan anak

Ringkasan

I.Pedikulosis Kapitis

Pedikulosis kapitis adalah kondisi kulit kepala yang disebabkan oleh kutu kepala Pediculus humanus var. capitis yang tinggal permanen dan menyebabkan berbagai masalah. Selain itu, kutu tersebut juga dapat berpindah melalui kontak langsung atau benda lain, seperti sisir, bantal, pakaian, atau jilbab yang digunakan bersama-sama. Kurangnya kebersihan diri dan lingkungan yang tidak terjaga juga dapat memperburuk kondisi ini.

II.Dampak Pedikulosis Kapitis

Masalah yang ditimbulkan oleh kutu kepala ini antara lain gatal-gatal akibat air liur dan kotorannya, iritasi, luka, serta infeksi sekunder. Selain itu, kutu kepala juga dapat menyebabkan anemia bagi penderita dengan jumlah kutu yang sangat banyak. Masalah sosial seperti dikucilkan, malu, gangguan tidur, hingga masalah belajar juga dapat ditimbulkan oleh kondisi ini.

1. Dampak Pedikulosis Kapitis

Infestasi kutu rambut atau Pediculosis capitis dapat menimbulkan berbagai macam masalah, yaitu gatal, infeksi sekunder akibat garukan yang intensif, dan anemia pada infestasi yang berat. Selain itu, dampak psikososial yang timbul adalah perasaan malu, dikucilkan dalam lingkungan masyarakat, kurang tidur, dan gangguan belajar.

2. Faktor Penyebab Pedikulosis Kapitis

Lingkungan tropis dengan kelembapan tinggi menjadi salah satu faktor penyebab infestasi kutu rambut. Perilaku hidup bersih dan sehat yang kurang, seperti jarang membersihkan rambut, saling meminjam barang pribadi, dan tempat tinggal yang tidak dijaga kebersihannya, turut memicu penyebaran kutu rambut dengan cepat.

III.Faktor Risiko Pedikulosis Kapitis

Kebersihan pribadi yang kurang, saling meminjam pakai barang pribadi, kebiasaan tidur bersama-sama, lingkungan asrama yang kumuh, kamar mandi dan toilet kotor, lingkungan lembab, serta sanitasi yang buruk merupakan faktor risiko yang dapat meningkatkan kejadian kutu kepala, terutama di lingkungan asrama.

1. Kurangnya Kebersihan Diri

Faktor risiko paling umum untuk pedikulosis kapitis adalah kurangnya kebersihan diri. Ini termasuk jarang keramas, tidak mencuci sarung bantal dan seprai secara teratur, dan tidak mengganti pakaian secara teratur.

2. Berbagi Barang Pribadi

Berbagi sisir, sikat, topi, dan barang pribadi lainnya dapat menyebarkan kutu. Hindari berbagi barang-barang seperti ini dengan orang lain, terutama jika Anda mengetahui mereka memiliki kutu.

3. Kebersihan Lingkungan yang Buruk

Kutu dapat hidup di lingkungan yang kotor dan lembap. Menjaga lingkungan Anda tetap bersih dan kering dapat membantu mencegah kutu. Ini termasuk menyedot debu dan mengepel lantai secara teratur, serta membersihkan tempat sampah secara teratur.

4. Kontak Dekat dengan Orang yang Terinfeksi

Kutu dapat dengan mudah menyebar melalui kontak dekat dengan orang yang terinfeksi. Hindari kontak dekat dengan orang yang Anda tahu memiliki kutu, dan jangan berbagi handuk atau tempat tidur dengan mereka.

IV.Tujuan Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi hubungan antara perilaku hidup bersih dan sehat dengan kejadian kutu kepala pada santri putri di Pondok Pesantren An-Nahdliyah, Malang.

1.3 Tujuan Penelitian

1.3.1 Tujuan Umum

Tujuan umum dari penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan antara perilaku hidup bersih dan sehat dengan kejadian Pedikulosis kapitis pada santri di Pondok Pesantren An-Nahdliyah Desa Kepuharjo Kecamatan Karangploso Kabupaten Malang.

1.3.2 Tujuan Khusus

Bagi Santri dan Pondok Pesantren

  • Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi informasi bagi santri sehingga para santri dapat mengetahui bahwa kebiasaan-kebiasaan yang tidak sehat dapat mempengaruhi terjadinya Pedikulosis kapitis dan juga harapannya santri dapat menanamkan perilaku hidup bersih dan sehat dengan baik.
  • Selain itu, hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi masukan dan memberi informasi kepada pengurus pondok pesantren dalam meningkatkan perilaku hidup bersih dan sehat dengan memberikan fasilitas di pondok pesantren yang sesuai kepada santrinya.

V.Metode Penelitian

Penelitian ini menggunakan desain studi cross-sectional dengan metode pengambilan sampel total sampling. Data dikumpulkan melalui kuesioner dan analisis data menggunakan uji chi-square.

1. Metode Penelitian

Penelitian ini menggunakan metode penelitian kuantitatif dengan desain cross sectional yang bertujuan untuk mengetahui hubungan antara perilaku hidup bersih dan sehat dengan kejadian Pedikulosis kapitis pada santri di Pondok Pesantren An-Nahdliyah, Malang.

2. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data menggunakan kuesioner untuk mengukur perilaku hidup bersih dan sehat, serta pemeriksaan fisik untuk mendeteksi adanya Pedikulosis kapitis.

3. Teknik Analisis Data

Data dianalisis menggunakan uji chi-square untuk menguji hubungan antara perilaku hidup bersih dan sehat dengan kejadian Pedikulosis kapitis.

VI.Hasil Penelitian

Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara perilaku hidup bersih dan sehat dengan kejadian kutu kepala pada santri putri di Pondok Pesantren An-Nahdliyah. Santri yang memiliki perilaku hidup bersih dan sehat cenderung lebih rendah mengalami kutu kepala dibandingkan dengan santri yang kurang menjaga kebersihan.

1. Hasil Penelitian

Kejadian Pedikulosis kapitis di Pondok Pesantren An-Nahdliyah

Dari seluruh santri yang menjadi sampel penelitian, sebanyak 39,3% terinfestasi kutu kepala. Hal ini menunjukkan bahwa masalah pedikulosis kapitis di pondok pesantren cukup tinggi dan perlu mendapat perhatian khusus.

2. Faktor Penyebab Pedikulosis kapitis di Pondok Pesantren An Nahdliyah

Faktor Personal Hygiene Santri

  • Jarang membersihkan rambut
  • Saling pinjam meminjam barang pribadi
  • Jarang mencuci sprei dan selimut
  • Kasur dan bantal yang jarang dijemur
  • Kebiasaan tidur bersama teman

3. Hubungan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat dengan Kejadian Pedikulosis kapitis

Dari hasil penelitian ditemukan hubungan yang signifikan antara perilaku hidup bersih dan sehat dengan kejadian Pedikulosis kapitis pada santri di Pondok Pesantren An-Nahdliyah.

Hal ini menunjukkan bahwa perilaku hidup bersih dan sehat, terutama kebersihan perseorangan, sangat berpengaruh terhadap kejadian penyakit Pedikulosis kapitis.

4. Implikasi Hasil Penelitian

Bagi Santri dan Pondok Pesantren

  • Menanamkan perilaku hidup bersih dan sehat
  • Meningkatkan kebersihan lingkungan pondok pesantren
  • Memberikan edukasi tentang Pedikulosis kapitis

VII.Kesimpulan

Penelitian ini menyimpulkan bahwa perilaku hidup bersih dan sehat, seperti menjaga kebersihan pakaian, tubuh, kuku, serta menghindari kontak langsung dengan penderita kutu kepala, dapat mengurangi risiko terjadinya kutu kepala pada santri putri di Pondok Pesantren An-Nahdliyah.

VIII.Saran

Berdasarkan hasil penelitian, disarankan agar pihak pondok pesantren meningkatkan fasilitas kebersihan, seperti menyediakan kamar mandi dan toilet yang bersih, serta mengedukasi para santri tentang pentingnya perilaku hidup bersih dan sehat untuk mencegah terjadinya kutu kepala.