Hubungan Insiden Goiter dengan Ketinggian Tempat pada Murid Sekolah Dasar di Kabupaten Sampang

Hubungan Insiden Goiter dengan Ketinggian Tempat pada Murid Sekolah Dasar di Kabupaten Sampang

Informasi dokumen

Penulis

Ilham Bahtiar

Sekolah

not mentioned

Jurusan not mentioned
Tahun terbit not mentioned
Tempat not mentioned
Jenis dokumen not mentioned
Bahasa Indonesian
Jumlah halaman 30
Format | PDF
Ukuran 201.95 KB
  • Gangguan Akibat Kekurangan Yodium
  • Goiter
  • Ketinggian Tempat

Ringkasan

I.Hubungan Insiden Gondok dengan Ketinggian Tempat

Penelitian ini meneliti hubungan antara kejadian gondok dengan ketinggian tempat pada siswa Sekolah Dasar (SD) di Kabupaten Sampang, Madura. Sampang memiliki angka Total Goiter Rate (TGR) tertinggi di Madura, dengan peningkatan kasus pada tahun 2003. Faktor ketinggian tempat menjadi faktor yang diduga mempengaruhi kejadian gondok karena semakin tinggi tempat, semakin rendah kadar yodium di daerah tersebut.

1. Hubungan Insiden Gondok dengan Ketinggian Tempat

Penelitian ini bertujuan untuk menguji dugaan bahwa semakin tinggi suatu tempat, maka semakin tinggi pula insiden gondok karena semakin rendah kadar yodium di daerah tersebut.

II.Metodologi Penelitian

Penelitian ini menggunakan metode deskriptif analitik observasional dengan pendekatan cross-sectional. Sampel penelitian adalah 80 siswa SD dari SD Negeri Karanganyar IV (dataran tinggi) dan SD Negeri Bangsah (dataran rendah). Pengumpulan data dilakukan dengan pemeriksaan fisik dan wawancara. Analisis data menggunakan uji Chi Square untuk menentukan hubungan antara variabel.

1. Pendekatan Penelitian

Penelitian ini menggunakan pendekatan deskriptif analitik yang bertujuan untuk menggambarkan hubungan antara variabel independen (ketinggian tempat) dan variabel dependen (insiden goiter) pada siswa sekolah dasar di dua lokasi yang berbeda ketinggiannya.

2. Desain Penelitian

Desain penelitian yang digunakan adalah cross-sectional, yaitu pengumpulan data dilakukan pada satu waktu tertentu untuk melihat hubungan antara variabel yang diteliti.

3. Populasi dan Sampel

Populasi penelitian adalah seluruh siswa sekolah dasar di SD Negeri Karanganyar IV Kecamatan Tambelangan dan SD Negeri Bangsah Kecamatan Sereseh Kabupaten Sampang. Sampel diambil secara random sampling sebanyak 80 siswa.

4. Pengumpulan Data

Data dikumpulkan melalui pengukuran tinggi badan, berat badan, dan pemeriksaan fisik kelenjar tiroid untuk mendiagnosis goiter. Data juga dikumpulkan melalui wawancara untuk memperoleh informasi tentang konsumsi iodium dan faktor risiko lainnya.

5. Analisis Data

Data dianalisis menggunakan uji Chi-Square untuk menentukan hubungan antara variabel independen dan dependen. Analisis dilakukan menggunakan perangkat lunak statistik dengan tingkat signifikansi yang ditetapkan pada 0,05.

III.Hasil Penelitian

Dari 80 siswa yang diperiksa, 69 memenuhi kriteria inklusi. Pada daerah dataran tinggi, 18 siswa menderita gondok dan 22 siswa tidak. Di daerah dataran rendah, 9 siswa menderita gondok dan 20 siswa tidak. Analisis statistik menunjukkan bahwa tidak terdapat hubungan yang signifikan antara ketinggian tempat dengan kejadian gondok (p > 0,05).

1. Hasil Penelitian

  1. Hasil penelitian menunjukkan bahwa prevalensi gondok di daerah dataran tinggi lebih tinggi (42,9%) dibandingkan dengan daerah dataran rendah (26,2%).

  2. Hasil uji statistik menunjukan bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara ketinggian tempat dengan kejadian gondok (p < 0,05).

IV.Kesimpulan

Meskipun terdapat dugaan bahwa ketinggian tempat mempengaruhi kejadian gondok, penelitian ini tidak menemukan hubungan yang signifikan. Diperlukan penelitian lebih lanjut dengan sampel yang lebih besar dan faktor-faktor yang lebih komprehensif untuk mengidentifikasi faktor-faktor yang mempengaruhi kejadian gondok di Kabupaten Sampang.