
Perencanaan Bisnis Martabak Manis oleh Betty Sinaga
Informasi dokumen
Penulis | Betty Sinaga |
Sekolah | Universitas Sumatera Utara, Fakultas Ekonomi |
Jurusan | Diploma III Keuangan |
Tahun terbit | 2011 |
Tempat | Medan |
Jenis dokumen | Tugas Akhir |
Bahasa | Indonesian |
Format | |
Ukuran | 1.29 MB |
- Perencanaan Bisnis
- Martabak Manis
- Ekonomi
Ringkasan
I. Latar Belakang dan Visi Usaha Martabak Manis Butet
Dokumen ini menyajikan perencanaan bisnis untuk usaha martabak manis yang diberi nama "Martabak Manis Butet". Usaha ini melihat peluang besar di pasar makanan ringan, khususnya di sekitar kampus Universitas Sumatera Utara (USU) di Medan. Visi utamanya adalah menyediakan martabak manis yang sehat, praktis, dan terjangkau bagi mahasiswa dan masyarakat sekitar, menawarkan variasi rasa seperti keju dan coklat kacang, serta menciptakan inovasi makanan sampingan yang bergizi. Usaha ini dijalankan secara berkelompok dan berfokus pada kualitas produk serta harga yang kompetitif dalam pasar yang kompetitif. Keunggulannya terletak pada cita rasa khas dan penyajian yang bersih dan terjaga kualitasnya. Hal ini penting untuk menarik minat konsumen dan investor, yang merupakan kunci keberhasilan rencana bisnis kuliner ini.
1. Potensi Usaha Martabak Manis
Meskipun terlihat sederhana, usaha martabak manis dinilai memiliki potensi besar dan menguntungkan. Tingginya harga kebutuhan pokok saat ini membuat makanan ringan seperti martabak manis tetap diminati. Modal yang dibutuhkan relatif kecil, namun keuntungan yang dapat diraih cukup signifikan, bahkan bisa mencapai 100%. Kemudahan dalam produksi dan kualitas yang terjaga membuat martabak manis cocok untuk dikembangkan di berbagai lokasi. Martabak manis merupakan makanan siap saji yang terbuat dari tepung terigu dan berbagai ramuan lainnya, langsung dapat dikonsumsi dan disukai banyak orang sebagai cemilan. Penulis memilih martabak manis karena melihatnya sebagai makanan khas Indonesia yang perlu diperkenalkan dan tetap digemari masyarakat.
2. Visi dan Misi Pemasaran Martabak Manis Butet
Visi pemasaran Martabak Manis Butet adalah menyediakan makanan sehat dan praktis bagi mahasiswa dan masyarakat umum. Martabak manis akan disajikan dengan kemasan praktis dan cocok dikonsumsi kapan saja, terutama sebagai cemilan malam hari. Usaha ini bertujuan menciptakan inovasi makanan sampingan yang bergizi dan diminati di lingkungan Fakultas Ekonomi USU dan masyarakat luas. Sasaran pasar mencakup berbagai kalangan, mulai dari masyarakat ekonomi bawah yang tertarik dengan harga murah hingga kalangan menengah yang menghargai penyajian yang baik dan rasa yang lezat. Usaha ini dijalankan secara berkelompok untuk memudahkan pengelolaan dan diharapkan dapat memberikan dampak positif dan menuju kesuksesan. Pembuatan martabak manis dilakukan dengan cara yang sederhana namun higienis, dengan harga terjangkau dan kualitas rasa yang terjaga.
3. Tujuan dan Manfaat Usaha
Tujuan utama dari penulisan tugas akhir ini adalah untuk memenuhi syarat kelulusan program D-III Keuangan Fakultas Ekonomi USU. Selain itu, tujuannya juga untuk memberikan gambaran tentang bagaimana membuat perencanaan bisnis yang baik dan menjadi pedoman bagi penulis dalam merealisasikan rencana bisnis martabak manis. Penulis juga berharap rencana bisnis ini dapat menjadi bahan masukan dan pertimbangan bagi konsumen maupun investor. Manfaat bagi penulis sendiri adalah memperoleh pengetahuan dan pengalaman dalam menyusun perencanaan bisnis yang komprehensif dan dapat diaplikasikan di dunia nyata. Rencana bisnis ini diharapkan dapat menjadi acuan bagi penulis dalam memulai dan menjalankan usaha martabak manis.
II. Struktur Organisasi dan Sumber Daya Manusia
Struktur organisasi Martabak Manis Butet saat ini terdiri dari empat orang, termasuk penulis, yang bertanggung jawab atas produksi, administrasi, dan pemasaran. Ke depannya, akan ada perluasan tenaga kerja. Persyaratan karyawan meliputi usia minimal 20 tahun, disiplin, motivasi kerja tinggi, kemampuan bekerja sama, dan berorientasi pada pelanggan. Kualifikasi spesifik dibutuhkan untuk masing-masing bagian (produksi, administrasi dan keuangan, serta pemasaran). Analisis sumber daya manusia merupakan faktor penting dalam studi kelayakan usaha martabak manis ini.
1. Struktur Organisasi Martabak Manis Butet
Saat ini, struktur organisasi Martabak Manis Butet masih terbilang sederhana, terdiri dari empat orang termasuk penulis. Keempat orang tersebut bertanggung jawab atas pengelolaan usaha. Penulis optimistis bahwa seiring berjalannya usaha, akan ada penambahan jumlah karyawan. Struktur organisasi yang sederhana ini dipilih untuk memudahkan pengelolaan pada tahap awal. Namun, rencana untuk memperluas usaha di masa mendatang menandakan kebutuhan akan peningkatan jumlah tenaga kerja. Gambar 2.1 menunjukkan gambaran struktur organisasi yang sederhana tersebut, dan akan dikembangkan seiring pertumbuhan usaha.
2. Kualifikasi dan Tugas Karyawan
Kualifikasi karyawan yang dibutuhkan untuk Martabak Manis Butet meliputi usia minimal 20 tahun, kualitas pribadi yang baik, disiplin, motivasi kerja tinggi, kemampuan bekerja sama, kemandirian, berorientasi pada pelanggan, dan loyalitas. Persyaratan ini berlaku umum untuk semua posisi. Namun, terdapat kualifikasi khusus yang lebih spesifik untuk setiap divisi. Staf produksi harus mampu mengelola proses produksi, memahami kualitas bahan baku, dan memiliki keuletan. Staf administrasi dan keuangan, minimal berkuliah, harus teliti, disiplin, dan mampu mengelola keuangan serta membina karyawan. Staf pemasaran, setidaknya lulusan SMA/SMK, perlu mampu menganalisis kebutuhan pasar, mengembangkan strategi pemasaran, dan menunjukkan keuletan dalam pekerjaan. Pengalaman kerja tidak diutamakan untuk posisi marketing.
3. Analisis Sumber Daya Manusia
Berdasarkan teori Sadono Sukirno (2004:172), sumber daya manusia merupakan aset penting dalam organisasi yang memberikan sumbangan pemikiran dan melakukan berbagai jenis pekerjaan untuk mencapai tujuan organisasi. Dalam konteks Martabak Manis Butet, sumber daya manusia (SDM) yang berkualitas sangat penting untuk menjamin keberhasilan usaha. Pada tahap awal, terdapat pembagian tugas di antara tiga karyawan, yaitu untuk produksi, administrasi dan marketing. Pengelolaan SDM dilakukan langsung oleh pimpinan. Kompetensi SDM yang memadai akan menjadi kunci untuk meningkatkan kualitas dan kuantitas produksi, serta efektivitas strategi pemasaran, sehingga akan sangat berpengaruh terhadap keberhasilan usaha martabak manis ini di masa mendatang.
III. Aspek Pasar dan Pemasaran Martabak Manis Butet
Strategi pemasaran Martabak Manis Butet menargetkan area kampus USU, yang dinilai sebagai pasar potensial karena tingginya jumlah mahasiswa dan kaum muda yang menyukai makanan cepat saji. Promosi dilakukan melalui berbagai saluran, termasuk media sosial (Facebook dan Twitter), promosi langsung, dan metode dari mulut ke mulut. Strategi pemasaran martabak manis ini mencakup penekanan pada rasa yang enak dan harga yang terjangkau, serta menawarkan beberapa pilihan rasa andalan, seperti keju dan coklat kacang. Analisis pasar menunjukkan potensi permintaan yang tinggi, terutama pada akhir pekan dan hari libur. Persaingan dengan penjual martabak manis lain di sekitar kampus menjadi tantangan yang perlu diatasi.
1. Target Pasar dan Strategi Penentuan Lokasi
Target pasar utama Martabak Manis Butet adalah area kampus Universitas Sumatera Utara (USU) di Medan. Pemilihan lokasi ini didasarkan pada analisis pasar yang menunjukkan potensi besar di area kampus, khususnya bagi bisnis makanan. Area kampus tidak hanya dihuni oleh mahasiswa lokal Medan, tetapi juga mahasiswa pendatang yang tinggal di sekitar kampus. Mahasiswa, khususnya yang tinggal di kos, cenderung lebih menyukai makanan praktis dan cepat saji. Hal ini menjadi peluang yang dapat dimanfaatkan oleh Martabak Manis Butet untuk menawarkan produknya sebagai alternatif pilihan makanan. Permintaan diprediksi akan cenderung meningkat di hari-hari tertentu, seperti akhir pekan dan hari libur. Strategi ini diyakini akan efektif dalam menarik minat konsumen dan mencapai target penjualan.
2. Produk dan Variasi Menu
Martabak Manis Butet menawarkan beberapa variasi menu andalan, seperti rasa keju dan rasa coklat kacang, yang terbukti menjadi pilihan populer di kalangan konsumen. Martabak keju memiliki tekstur lembut dengan perpaduan rasa manis dan gurih, ditambah aroma pandan yang khas. Harga martabak keju dipatok pada Rp 11.000. Variasi rasa lain, seperti coklat kacang, juga mengalami penjualan yang tinggi karena harganya yang relatif lebih murah dan disukai banyak orang. Keberagaman menu ini diharapkan dapat memenuhi selera konsumen yang beragam dan meningkatkan daya tarik produk. Kualitas dan cita rasa yang khas menjadi fokus utama untuk menarik dan mempertahankan pelanggan.
3. Strategi Pemasaran dan Promosi
Untuk mendukung penjualan, Martabak Manis Butet menerapkan strategi pemasaran yang terorganisir. Strategi ini meliputi promosi melalui media sosial seperti Facebook (“Martabak Manis Butet”) dan Twitter, serta promosi langsung kepada konsumen dengan memberikan kesempatan untuk mencicipi produk. Promosi dari mulut ke mulut juga dianggap sebagai strategi yang efektif. Strategi pemasaran ini dirancang untuk membangun brand awareness dan memperkenalkan produk kepada masyarakat luas. Dalam menghadapi persaingan dengan penjual martabak lain, Martabak Manis Butet akan fokus pada kualitas produk, harga yang kompetitif, dan strategi promosi yang tepat sasaran. Penggunaan satu saluran distribusi memudahkan proses penjualan dan menjangkau konsumen secara efektif.
4. Analisis Faktor Eksternal
Faktor eksternal seperti inflasi dan suku bunga turut dipertimbangkan dalam rencana bisnis ini. Inflasi dapat mempengaruhi harga bahan baku dan biaya operasional, sehingga berdampak pada harga jual produk. Namun, karena modal usaha berasal dari dana sendiri, usaha ini tidak terlalu dipengaruhi oleh fluktuasi suku bunga. Ketahanan terhadap fluktuasi suku bunga ini menjadi keunggulan tersendiri bagi Martabak Manis Butet. Analisis terhadap faktor-faktor eksternal ini menunjukkan bahwa, meskipun ada tantangan, usaha martabak manis ini tetap memiliki potensi untuk berkembang dan sukses.
IV. Analisis Keuangan dan Proyeksi Keuntungan
Analisis keuangan mencakup perhitungan biaya bahan baku, biaya operasional, proyeksi penjualan, dan titik impas (BEP). Proyeksi penjualan menargetkan rata-rata 30 bungkus per hari, dengan perkiraan keuntungan sekitar Rp 109.000 per hari. Proyeksi keuntungan martabak manis untuk jangka waktu lima tahun juga disajikan. Faktor-faktor eksternal seperti inflasi dan suku bunga juga dipertimbangkan dalam perencanaan bisnis ini, meskipun modal awal berasal dari dana sendiri. Hasil analisis keuangan usaha menunjukkan kelayakan usaha martabak manis ini.
1. Proyeksi Penjualan dan Keuntungan Harian
Proyeksi penjualan Martabak Manis Butet ditargetkan mencapai rata-rata 30 bungkus per hari. Dengan biaya bahan baku dan bahan penolong sekitar Rp 170.000 per hari, dan pendapatan rata-rata Rp 279.000 per hari, maka keuntungan bersih yang diperkirakan diperoleh adalah sekitar Rp 109.000 per hari. Angka ini menunjukkan potensi keuntungan yang cukup signifikan, mengingat modal awal yang relatif kecil. Proyeksi penjualan ini menjadi dasar perhitungan dalam analisis kelayakan usaha dan perencanaan keuangan jangka panjang. Diagram 2.4 menunjukkan proyeksi penjualan untuk jangka waktu lima tahun. Meskipun angka ini merupakan perkiraan, data ini menunjukan potensi yang cukup menjanjikan untuk usaha martabak manis ini.
2. Analisis Faktor Eksternal terhadap Keuangan
Analisis keuangan juga mempertimbangkan faktor eksternal yang dapat mempengaruhi perkembangan usaha, seperti inflasi dan suku bunga. Inflasi dapat meningkatkan harga bahan baku dan gaji karyawan, sehingga berdampak pada biaya operasional dan harga jual produk. Sebaliknya, penurunan inflasi akan menurunkan biaya produksi. Namun, karena usaha ini dijalankan dengan modal sendiri, usaha ini tidak terpengaruh oleh fluktuasi suku bunga yang terjadi. Keuntungan dari menggunakan modal sendiri ini adalah usaha tidak terbebani oleh beban bunga pinjaman dari pihak ketiga seperti bank. Ketahanan terhadap fluktuasi ekonomi ini merupakan faktor positif dalam perencanaan keuangan jangka panjang.
3. Kelayakan Usaha Berdasarkan Analisis Keuangan
Berdasarkan perhitungan analisis keuangan yang meliputi perhitungan modal, Break Even Point (BEP), laporan laba rugi, laporan arus kas, neraca, dan proyeksi laporan arus kas, maka perencanaan bisnis Martabak Manis Butet dinilai layak untuk didirikan. Data keuangan yang disajikan menunjukkan potensi keuntungan yang cukup menjanjikan dan risiko yang dapat dikelola. Meskipun terdapat risiko seperti penurunan laba akibat inflasi, potensi keuntungan yang besar dan modal awal yang relatif kecil membuat usaha ini tetap menarik dan layak untuk dijalankan. Semua data keuangan ini menjadi bukti pendukung untuk memastikan keberlanjutan usaha martabak manis ini.
V. Strategi Produksi dan Pengembangan Usaha
Strategi produksi berfokus pada pemilihan bahan baku yang menekan biaya, peningkatan kualitas produk, serta penambahan variasi menu untuk meningkatkan minat konsumen. Pengembangan usaha meliputi strategi pemasaran yang memanfaatkan media sosial dan promosi dari mulut ke mulut. Strategi produksi dan strategi marketing ini saling berkaitan erat dalam mencapai target keberhasilan. Penggunaan teknologi informasi (IT) juga dipertimbangkan dalam upaya meningkatkan efisiensi dan jangkauan pasar. Hal ini merupakan bagian penting dari rencana pengembangan usaha.
1. Strategi Produksi Martabak Manis Butet
Strategi produksi berfokus pada efisiensi biaya dan peningkatan kualitas. Pemilihan bahan baku yang tepat akan meminimalisir anggaran operasional. Usaha ini juga berencana untuk menambah variasi produk untuk menarik minat konsumen yang lebih luas. Selain itu, motivasi dan keterlibatan karyawan dalam meningkatkan kualitas dan kuantitas produk juga menjadi bagian penting dari strategi ini. Dengan demikian, usaha akan dapat menjaga konsistensi kualitas dan kuantitas produksi, yang sangat penting untuk mempertahankan kepuasan pelanggan dan meningkatkan daya saing di pasar. Proses produksi yang efisien dan kualitas produk yang terjaga akan menjadi kunci keberhasilan bisnis ini.
2. Strategi Pemasaran dan Promosi
Strategi pemasaran Martabak Manis Butet melibatkan berbagai saluran, termasuk brosur, poster, dan media internet seperti Facebook, Twitter, dan blog. Strategi promosi akan menekankan pada informasi yang jelas dan akurat tentang produk (informative advertising). Promosi dari mulut ke mulut juga dianggap sebagai metode yang efektif meskipun sederhana. Strategi ini bertujuan untuk membangun kesadaran merek (brand awareness) dan meningkatkan permintaan konsumen. Kombinasi berbagai media promosi ini diharapkan dapat menjangkau target pasar yang luas dan efektif dalam membangun citra positif bagi Martabak Manis Butet di benak konsumen.
3. Pemanfaatan Teknologi Informasi IT
Dalam era persaingan bisnis yang ketat, pemanfaatan teknologi informasi (IT) memegang peranan penting. Dokumen ini menyoroti pentingnya strategi bisnis yang terintegrasi dengan teknologi. Walaupun detailnya tidak dijelaskan secara rinci, penggunaan media sosial seperti Facebook dan Twitter untuk promosi menunjukkan upaya memanfaatkan IT dalam strategi pemasaran. Pemanfaatan IT yang efektif dapat meningkatkan efisiensi operasional, memperluas jangkauan pasar, dan memberikan keunggulan kompetitif dalam bisnis martabak manis ini. Ke depan, perlu dikaji lebih lanjut bagaimana teknologi dapat dioptimalkan untuk meningkatkan semua aspek bisnis, mulai dari produksi hingga pemasaran.
VI. Risiko Usaha dan Kesimpulan
Risiko usaha meliputi risiko sistematis (seperti inflasi yang mempengaruhi harga bahan baku) dan risiko nonsistematis (seperti kesalahan manusia dalam produksi). Kesimpulannya, perencanaan bisnis martabak manis ini dinilai layak karena potensi pasar yang menjanjikan, target pasar yang spesifik (mahasiswa), dan strategi yang terencana dengan baik. Usaha ini diharapkan dapat memberikan keuntungan yang signifikan bagi para pelaku usaha.
1. Analisis Risiko Usaha Martabak Manis Butet
Rencana bisnis ini mempertimbangkan dua jenis risiko utama: risiko sistematis dan risiko nonsistematis. Risiko sistematis yang diidentifikasi adalah dampak inflasi terhadap harga bahan baku dan biaya operasional, yang berpotensi mengurangi laba dan permintaan konsumen. Konsumen mungkin akan lebih memprioritaskan barang kebutuhan pokok daripada membeli martabak manis jika harga kebutuhan pokok meningkat secara signifikan. Risiko nonsistematis utamanya berasal dari kesalahan manusia (human error), seperti pengawasan yang kurang terhadap proses produksi, yang dapat menyebabkan kerusakan produk dan kerugian finansial. Mengelola kedua jenis risiko ini perlu menjadi fokus utama agar usaha tetap berjalan lancar dan berkelanjutan.
2. Kesimpulan dan Kelayakan Usaha
Berdasarkan analisis keuangan yang komprehensif, meliputi perhitungan modal, Break Even Point (BEP), laporan laba rugi, laporan arus kas, neraca, dan proyeksi arus kas, perencanaan bisnis Martabak Manis Butet dinyatakan layak untuk dijalankan. Martabak manis merupakan produk yang memiliki potensi pasar yang baik, terutama di kalangan mahasiswa yang menyukai makanan ringan dan praktis. Meskipun terdapat risiko yang perlu diantisipasi, potensi keuntungan yang besar, strategi pemasaran yang terencana, serta penggunaan modal sendiri membuat usaha ini dinilai memiliki prospek yang menjanjikan. Oleh karena itu, usaha ini disimpulkan sebagai peluang usaha yang menguntungkan bagi para wirausahawan baru.