Peranan Komunikasi dalam Meningkatkan Efektivitas Kerja pada PT. Shafira Laras Persada

Peranan Komunikasi dalam Meningkatkan Efektivitas Kerja pada PT. Shafira Laras Persada

Informasi dokumen

Penulis

Sri Wulandari B. S

Sekolah

Universitas Sumatera Utara

Jurusan Diploma III Keuangan
Perusahaan

PT. Shafira Laras Persada

Tempat Medan
Jenis dokumen Tugas Akhir
Bahasa Indonesian
Format | PDF
Ukuran 2.41 MB
  • komunikasi
  • efektivitas kerja
  • perusahaan

Ringkasan

I. Shafira Laras Persada Cabang Medan

Skripsi ini meneliti peran komunikasi dalam meningkatkan efektivitas kerja di PT. Shafira Laras Persada Cabang Medan. PT. Shafira Laras Persada, didirikan pada 22 Februari 1989, merupakan perusahaan ritel busana muslim yang produknya dipasarkan di dalam dan luar negeri, sebagian besar menyasar kelas menengah ke atas. Penelitian ini menemukan bahwa meskipun secara umum komunikasi berjalan, namun masih terdapat hambatan yang menghambat pencapaian efektivitas kerja yang maksimal. Hambatan tersebut antara lain komunikasi internal yang kurang efektif, hambatan psikologis pada karyawan, dan kurangnya kesadaran karyawan dalam penggunaan fasilitas perusahaan, yang berdampak pada komunikasi eksternal, khususnya hubungan dengan konsumen.

1. Gambaran Umum PT. Shafira Laras Persada Cabang Medan

Bagian ini memberikan gambaran umum tentang PT. Shafira Laras Persada Cabang Medan, sebuah perusahaan ritel yang memproduksi dan menjual busana muslim dan perlengkapannya. Perusahaan ini didirikan pada 22 Februari 1989 dan memiliki legalitas hukum sebagai PT, berdasarkan Akta Notaris Mohammad Said Tadjoedin Nomor: 216 tanggal 22 Februari 1989 di Jakarta, yang telah disetujui oleh Menteri Kehakiman Republik Indonesia Nomor: C2-15.407.HT.01.01.TH’94 tanggal 13 Oktober 1994, dengan SIUP Nomor: 01822/1.824.51. Produk-produknya sebagian besar dipasarkan di dalam negeri, dengan sebagian kecil diekspor. Target pasar utama perusahaan adalah masyarakat kelas menengah ke atas. Nama Shafira sendiri dipilih karena terinspirasi dari kata 'shaf' dalam shalat, melambangkan kerapihan dan keselarasan, serta dikaitkan dengan batu safir yang mewakili keanggunan dan kerendahan hati. Perusahaan juga memiliki visi untuk terus berkembang dan memperluas bisnisnya.

2. Pentingnya Komunikasi dalam Peningkatan Efektivitas Kerja

Bagian ini menjelaskan pentingnya komunikasi dalam mencapai tujuan organisasi. Komunikasi yang efektif dan efisien sangat krusial untuk keberhasilan kerjasama antar anggota organisasi dan unit kerja. Keberhasilan pencapaian tujuan dan sasaran perusahaan sangat bergantung pada komunikasi yang baik. Efektivitas kerja didefinisikan sebagai tercapainya tujuan yang diharapkan melalui penyelesaian pekerjaan sesuai rencana. Komunikasi yang efektif memastikan pesan sampai dan dipahami dengan benar oleh penerima, sehingga tugas karyawan dapat terlaksana dengan baik. Komunikasi yang baik juga menciptakan suasana kerja yang menyenangkan, meningkatkan semangat kerja, dan pada akhirnya meningkatkan penjualan dan citra perusahaan. Sebaliknya, komunikasi yang tidak efektif akan menyebabkan ketidaksesuaian antara harapan dan hasil, sehingga tujuan tidak tercapai.

3. Permasalahan Komunikasi di PT. Shafira Laras Persada Cabang Medan

Bagian ini mengidentifikasi beberapa masalah komunikasi di PT. Shafira Laras Persada Cabang Medan yang menghambat efektivitas kerja. Masalah internal meliputi kesalahpahaman antara pimpinan dan karyawan dalam menafsirkan instruksi, perbedaan pendapat dalam melaksanakan tugas, dan konflik antar karyawan. Pimpinan sering berasumsi bahwa komunikasi yang disampaikan selalu dipahami dengan baik. Selain itu, terdapat masalah komunikasi eksternal akibat kurangnya kesadaran karyawan dalam menggunakan fasilitas perusahaan untuk kepentingan pribadi, menyebabkan terhambatnya komunikasi dengan konsumen, pimpinan pusat, dan relasi bisnis. Hal ini menunjukkan bahwa komunikasi yang ada di perusahaan belum berjalan secara efektif dan optimal.

4. Struktur Organisasi dan Produk PT. Shafira Laras Persada

Bagian ini memberikan informasi tambahan mengenai struktur organisasi PT. Shafira Laras Persada. Penjelasan mengenai struktur organisasi mencakup bagaimana manajer mengalokasikan sumber daya dan bagaimana rencana organisasi dijalankan, dikoordinasikan, dan dikomunikasikan. Secara singkat dijelaskan juga produk-produk yang dihasilkan oleh perusahaan, yaitu berbagai macam busana muslim dan perlengkapannya, yang memiliki fungsi sebagai alat keindahan, identitas diri, dan juga kebutuhan spesifik seperti busana renang dan peci. Deskripsi ini memberikan konteks tentang jenis bisnis yang dijalankan dan kompleksitas komunikasi yang diperlukan di dalamnya.

II.Hambatan Komunikasi dan Dampaknya pada Efektivitas Kerja

Penelitian mengidentifikasi beberapa hambatan komunikasi di PT. Shafira Laras Persada. Komunikasi satu arah sering menyebabkan kesalahpahaman. Hambatan psikologis, seperti prasangka dan kondisi emosional karyawan, juga mempengaruhi efektivitas. Penggunaan fasilitas perusahaan untuk kepentingan pribadi mengganggu komunikasi eksternal, menyebabkan keterlambatan pekerjaan dan ketidakpuasan pelanggan. Kurangnya komunikasi yang baik dengan konsumen menyebabkan dampak negatif pada citra perusahaan dan peningkatan produktivitas yang terhambat. Ketidakjelasan pesan dan persepsi yang berbeda antara pengirim dan penerima pesan juga menjadi masalah krusial yang perlu ditangani.

1. Hambatan Komunikasi Internal

Salah satu hambatan utama yang diidentifikasi adalah masalah komunikasi internal di PT. Shafira Laras Persada Cabang Medan. Seringkali, pimpinan perusahaan berasumsi bahwa pesan yang disampaikan kepada karyawan akan selalu dipahami dengan baik. Namun, kenyataan menunjukkan adanya kesalahpahaman dalam penafsiran instruksi dari pimpinan. Hal ini menyebabkan perbedaan pendapat dan bahkan konflik di antara karyawan dalam melaksanakan tugas. Kurangnya kejelasan instruksi dan kurangnya umpan balik dari karyawan menyebabkan pekerjaan tidak berjalan sesuai rencana, menimbulkan inefisiensi dan penurunan efektivitas kerja. Ketidakjelasan komunikasi ini menciptakan lingkungan kerja yang kurang harmonis dan berpotensi menurunkan produktivitas secara keseluruhan. Sistem komunikasi internal yang kurang efektif ini menjadi hambatan signifikan dalam mencapai tujuan perusahaan.

2. Hambatan Komunikasi Eksternal

Selain hambatan internal, penelitian juga menemukan permasalahan pada komunikasi eksternal PT. Shafira Laras Persada Cabang Medan. Kurangnya kesadaran karyawan dalam menggunakan fasilitas perusahaan untuk kepentingan pribadi, seperti telepon dan internet, berdampak negatif pada hubungan dengan pihak luar. Penggunaan fasilitas perusahaan secara tidak bertanggung jawab ini menghambat komunikasi dengan konsumen, pimpinan pusat, dan relasi bisnis. Akibatnya, konsumen mengalami kesulitan dalam mendapatkan pelayanan, pekerjaan tidak selesai tepat waktu, dan volume pekerjaan bertambah. Ketidakpuasan pelanggan yang diakibatkan oleh hambatan komunikasi eksternal ini berpotensi merusak reputasi perusahaan dan menurunkan penjualan. Hal ini menunjukkan pentingnya kesadaran dan disiplin karyawan dalam menggunakan sumber daya perusahaan untuk menunjang kinerja perusahaan.

3. Hambatan Psikologis dalam Komunikasi

Faktor psikologis juga berperan sebagai hambatan komunikasi. Kondisi emosional penerima pesan, seperti kesedihan, kemarahan, atau kekecewaan, dapat mempengaruhi pemahaman dan penerimaan pesan. Prasangka dari penerima pesan terhadap pengirim juga merupakan hambatan yang signifikan. Prasangka negatif akan menyebabkan penerima pesan cenderung menolak atau menafsirkan pesan secara negatif, terlepas dari isi pesan yang sebenarnya. Selain itu, kesalahan dalam pemilihan kata atau bahasa yang terlalu cepat dan tidak terformulasi dengan baik dari pengirim juga dapat menyebabkan miskomunikasi dan kesalahpahaman. Hambatan semantik, seperti penggunaan kata-kata yang memiliki makna ganda atau konotatif, juga dapat menimbulkan interpretasi yang berbeda dan merusak proses komunikasi yang efektif.

4. Dampak Hambatan Komunikasi terhadap Efektivitas Kerja

Berbagai hambatan komunikasi yang telah dijelaskan di atas memiliki dampak yang signifikan terhadap efektivitas kerja di PT. Shafira Laras Persada Cabang Medan. Komunikasi yang kurang efektif menyebabkan inefisiensi dalam operasional perusahaan. Pekerjaan tidak diselesaikan tepat waktu, kualitas pekerjaan menurun, dan proses pengambilan keputusan menjadi terhambat. Hubungan dengan pelanggan dan relasi bisnis juga terganggu, berdampak pada penurunan penjualan dan citra perusahaan. Ketidakpuasan pelanggan akibat buruknya layanan yang disebabkan oleh miskomunikasi menyebar dari mulut ke mulut, memberikan dampak negatif bagi perusahaan. Oleh karena itu, penting bagi perusahaan untuk mengatasi hambatan komunikasi agar tujuan perusahaan dapat tercapai secara maksimal dan efektivitas kerja karyawan meningkat.

III.Jenis Jenis Komunikasi dan Peningkatan Efektivitas Kerja

Penelitian membandingkan komunikasi satu arah dan dua arah, menekankan pentingnya komunikasi dua arah untuk memastikan pemahaman yang tepat dan umpan balik yang efektif. Berbagai bentuk komunikasi, baik verbal maupun nonverbal, dibahas, dengan penekanan pada pentingnya komunikasi nonverbal dalam menyampaikan pesan. Peningkatan kualitas sumber daya manusia melalui pelatihan dan pengembangan karyawan juga diusulkan sebagai strategi untuk meningkatkan efektivitas kerja dan mencapai tujuan perusahaan secara maksimal.

1. Jenis jenis Komunikasi dan Efektivitasnya

Bagian ini membahas perbedaan antara komunikasi satu arah dan dua arah. Komunikasi satu arah, di mana pesan hanya disampaikan satu pihak tanpa adanya umpan balik, rentan terhadap miskomunikasi karena tidak adanya kesempatan untuk klarifikasi atau koreksi. Sebaliknya, komunikasi dua arah, yang melibatkan timbal balik dan umpan balik antara pengirim dan penerima pesan, memungkinkan untuk memastikan pemahaman yang tepat dan mengatasi kesalahpahaman. Dokumen tersebut menekankan pentingnya komunikasi dua arah untuk mencapai efektivitas yang lebih tinggi. Selain itu, dijelaskan pula perbedaan komunikasi verbal dan nonverbal. Komunikasi verbal meliputi komunikasi lisan dan tulisan, sementara komunikasi nonverbal meliputi ekspresi wajah, bahasa tubuh, dan isyarat. Baik komunikasi verbal maupun nonverbal berperan penting dalam menyampaikan pesan dan mencapai pemahaman yang komprehensif. Keefektifan komunikasi bergantung pada ketepatan pemilihan metode komunikasi yang sesuai dengan konteks dan tujuannya.

2. Komunikasi Tatap Muka Kelebihan dan Kekurangan

Komunikasi tatap muka, sebagai bentuk komunikasi verbal yang paling umum, dibahas lebih lanjut dalam dokumen ini. Komunikasi tatap muka memiliki kelebihan karena memungkinkan pengirim pesan untuk langsung mengetahui apakah pesan telah dipahami oleh penerima. Namun, komunikasi tatap muka juga memiliki kekurangan. Tanpa dokumentasi tertulis, pesan yang disampaikan bisa saja ditafsirkan berbeda oleh penerima pesan, yang berpotensi menyebabkan kesalahpahaman dalam pelaksanaan tugas. Dokumen ini menyoroti perlunya catatan tertulis sebagai pelengkap komunikasi tatap muka untuk meminimalkan risiko misinterpretasi dan memastikan pelaksanaan tugas sesuai dengan instruksi yang diberikan. Kejelasan pesan dan penggunaan bahasa sederhana sangat penting untuk memastikan efektivitas komunikasi tatap muka.

3. Komunikasi Nonverbal dan Pentingnya Umpan Balik

Dokumen ini juga menjelaskan peran penting komunikasi nonverbal dalam proses komunikasi. Komunikasi nonverbal, seperti ekspresi wajah, bahasa tubuh, dan kontak mata, seringkali menyampaikan informasi tambahan atau bahkan mendominasi aspek emosional dari suatu pesan. Meskipun efisien, komunikasi nonverbal membutuhkan kepekaan dan kemampuan membaca kode nonverbal dari kedua belah pihak untuk mencegah misinterpretasi. Umpan balik (feedback) juga dijelaskan sebagai komponen penting dalam proses komunikasi. Umpan balik memungkinkan pengirim pesan untuk menilai efektivitas pesan yang disampaikan dan membuat penyesuaian jika perlu. Umpan balik yang baik memungkinkan terciptanya komunikasi dua arah yang efektif dan memastikan pesan terkirim dan diterima dengan tepat. Keberadaan umpan balik sangat penting untuk meningkatkan kualitas dan efektivitas komunikasi.

4. Peningkatan Kualitas Sumber Daya Manusia dan Efektivitas Kerja

Peningkatan kualitas sumber daya manusia (SDM) merupakan kunci dalam meningkatkan efektivitas kerja. Dokumen ini menyoroti pentingnya pelatihan dan pengembangan karyawan untuk meningkatkan kemampuan komunikasi mereka dan pemahaman akan pentingnya komunikasi yang efektif dalam lingkungan kerja. Dengan meningkatkan kemampuan komunikasi karyawan, perusahaan dapat meningkatkan efisiensi operasional, produktivitas, dan mencapai tujuan organisasi secara maksimal. Komunikasi yang efektif berdampak positif pada berbagai aspek, mulai dari peningkatan pemahaman antar karyawan, terciptanya suasana kerja yang lebih harmonis, hingga dampak positif pada sikap dan tindakan karyawan yang berujung pada peningkatan penjualan dan laba perusahaan. Oleh karena itu, investasi dalam pengembangan SDM, khususnya dalam hal kemampuan komunikasi, merupakan investasi penting untuk keberhasilan jangka panjang perusahaan.

IV.Analisis dan Rekomendasi untuk Peningkatan Efektivitas Kerja

Kesimpulannya, komunikasi memegang peran yang sangat penting dalam meningkatkan efektivitas kerja di PT. Shafira Laras Persada. Sistem komunikasi yang ada perlu diperbaiki untuk mengurangi kesalahpahaman dan meningkatkan kejelasan pesan. Pentingnya peningkatan kesadaran karyawan dalam penggunaan fasilitas perusahaan dan memperbaiki komunikasi dengan konsumen juga ditekankan. Rekomendasi mencakup peningkatan fungsi alat-alat komunikasi perusahaan dan pelatihan untuk karyawan agar komunikasi yang lebih efektif dan efisien dapat tercapai, sehingga tujuan perusahaan dapat dicapai secara maksimal.

1. Analisis Peranan Komunikasi di PT. Shafira Laras Persada Cabang Medan

Analisis menunjukkan bahwa komunikasi memiliki peran penting dalam meningkatkan efektivitas kerja di PT. Shafira Laras Persada Cabang Medan. Namun, peran komunikasi tersebut belum sepenuhnya efektif dan maksimal. Masalah utama terletak pada kesalahpahaman persepsi antara pengirim dan penerima pesan, baik dalam komunikasi internal maupun eksternal. Komunikasi internal terhambat oleh kurangnya pemahaman antara pimpinan dan karyawan, yang menyebabkan misinterpretasi instruksi dan konflik. Komunikasi eksternal juga terhambat karena penyalahgunaan fasilitas perusahaan oleh karyawan untuk kepentingan pribadi, sehingga mengganggu hubungan dengan konsumen, pimpinan pusat, dan relasi bisnis. Kesimpulannya, tujuan komunikasi di PT. Shafira Laras Persada Cabang Medan belum tercapai secara optimal karena adanya kelemahan-kelemahan dalam sistem komunikasi yang ada. Efektivitas kerja karyawan juga terpengaruh oleh masalah komunikasi ini.

2. Faktor faktor yang Mempengaruhi Efektivitas Komunikasi

Beberapa faktor turut berkontribusi terhadap rendahnya efektivitas komunikasi di perusahaan. Pertama, terdapat kesalahpahaman persepsi atau pandangan dalam penerimaan pesan. Kedua, kurangnya kesadaran karyawan dalam menggunakan fasilitas perusahaan untuk kepentingan pribadi mengakibatkan terhambatnya komunikasi eksternal. Ketiga, seringkali karyawan menyepelekan upaya komunikasi yang baik dengan konsumen, yang menyebabkan pelayanan kurang memuaskan dan kekecewaan pelanggan. Faktor-faktor lain yang perlu diperhatikan adalah perbedaan gender, status sosial, latar belakang budaya, dan sikap temperamen para karyawan, yang dapat mempengaruhi cara mereka berkomunikasi dan berinteraksi. Semua faktor ini berinteraksi dan saling mempengaruhi, menciptakan hambatan dalam pencapaian efektivitas komunikasi yang optimal.

3. Rekomendasi untuk Peningkatan Efektivitas Kerja melalui Peningkatan Komunikasi

Berdasarkan analisis tersebut, beberapa rekomendasi diajukan untuk meningkatkan efektivitas kerja melalui perbaikan sistem komunikasi. Pertama, perlu ditingkatkan komunikasi dua arah antara pimpinan dan bawahan untuk memastikan pemahaman yang sama dan mengurangi kesalahpahaman. Kedua, diperlukan peningkatan kesadaran karyawan akan pentingnya menjaga etika dan tanggung jawab dalam penggunaan fasilitas perusahaan. Ketiga, karyawan perlu dilatih untuk berkomunikasi secara efektif dan sopan dengan konsumen untuk meningkatkan kepuasan pelanggan. Keempat, perusahaan perlu meningkatkan fungsi alat-alat komunikasi yang tersedia agar dapat digunakan secara maksimal untuk kepentingan perusahaan, bukan untuk kepentingan pribadi karyawan. Dengan demikian, sistem komunikasi yang lebih baik akan mendukung peningkatan efektivitas kerja dan pencapaian tujuan organisasi secara maksimal.