Pengaruh Efektivitas Kepemimpinan Terhadap Motivasi Kerja Karyawan di PDAM Tirtauli Pematangsiantar

Pengaruh Efektivitas Kepemimpinan Terhadap Motivasi Kerja Karyawan di PDAM Tirtauli Pematangsiantar

Informasi dokumen

Penulis

Mufti Fadhilah Siregar

instructor Gustriati Leila, M.Psi., M.Kes., Psikolog
Sekolah

Universitas Sumatera Utara

Jurusan Psikologi
Tempat Medan
Jenis dokumen Skripsi
Bahasa Indonesian
Format | PDF
Ukuran 4.17 MB
  • efektivitas kepemimpinan
  • motivasi kerja
  • PDAM Tirtauli

Ringkasan

I.Latar Belakang Penelitian Pengaruh Efektivitas Kepemimpinan terhadap Motivasi Kerja Karyawan PDAM

Penelitian ini mengkaji pengaruh efektivitas kepemimpinan terhadap motivasi kerja karyawan di PDAM Tirtauli, Pematangsiantar. Studi ini dilatarbelakangi oleh keinginan untuk memahami faktor-faktor yang meningkatkan semangat kerja karyawan, khususnya di perusahaan daerah seperti PDAM yang memiliki target kinerja berkelanjutan. Karyawan PDAM Tirtauli, yang berjumlah ratusan, membutuhkan dorongan dan arahan yang efektif dari pemimpin agar dapat mencapai target perusahaan. Perusahaan ini berperan penting dalam pengelolaan dan distribusi air minum di kota Pematangsiantar.

1. Definisi Motivasi Kerja

Bagian ini mendefinisikan motivasi kerja sebagai upaya atau dorongan untuk menyelesaikan pekerjaan guna mencapai prestasi, pengakuan, tanggung jawab, dan pengembangan diri. Motivasi kerja merupakan faktor pendorong utama dalam perilaku seseorang untuk mencapai tujuan. Kebutuhan dan keinginan karyawan menjadi dasar pendorong untuk melakukan sesuatu, sehingga jika karyawan membutuhkan dan menginginkan sesuatu, ia akan berusaha untuk mendapatkannya. Definisi ini membentuk landasan pemahaman penelitian tentang pengaruh faktor eksternal, khususnya kepemimpinan, terhadap motivasi internal karyawan.

2. Motivasi Kerja Karyawan PDAM Tirtauli Pematangsiantar

Bagian ini menjabarkan kondisi motivasi kerja karyawan PDAM Tirtauli Pematangsiantar berdasarkan hasil komunikasi personal peneliti. Karyawan mengungkapkan keinginan untuk dipromosikan, mendapatkan kenaikan gaji, serta memiliki tanggung jawab dan pekerjaan yang menantang sebagai faktor penambah motivasi. Mereka juga melihat prestasi kerja sebagai jalur menuju promosi dan jenjang karir yang lebih baik. Hal ini menunjukkan bahwa motivasi karyawan terkait erat dengan kesempatan untuk berkembang dan mendapatkan pengakuan atas kinerja mereka di perusahaan. PDAM Tirtauli, sebagai Badan Usaha Milik Daerah (BUMD) yang mengelola dan mendistribusikan air minum, memiliki ratusan karyawan yang perlu termotivasi untuk mencapai target kinerja perusahaan secara berkelanjutan.

3. Peran Kepemimpinan dalam Motivasi Kerja

Bagian ini menjelaskan peran kepemimpinan dalam meningkatkan motivasi kerja. Mengutip Ruky (2001), pemimpin yang baik berperan sebagai motivator dan menciptakan iklim kerja yang nyaman. Pemimpin juga perlu memberikan kesempatan bagi karyawan untuk berkembang dan berprestasi. Karyawan yang giat, disiplin, dan tepat waktu dalam bekerja akan mendorong pemimpin untuk memberikan peluang sesuai harapan mereka. Pemimpin yang efektif juga memperhatikan kebutuhan karyawan, termasuk menyediakan fasilitas penunjang pekerjaan. Penelitian ini juga mengutip Schein (1991) yang membandingkan ciri-ciri karyawan dengan motivasi kerja tinggi dan rendah, serta pendapat dari karyawan PDAM Tirtauli mengenai faktor-faktor yang memengaruhi motivasi mereka, seperti penilaian kinerja dan tugas yang menarik dan menantang. Yukl (1998) juga menekankan pentingnya hubungan yang baik dan saling membantu antara pemimpin dan karyawan, di mana pemimpin bukan hanya sebagai otoritas, tetapi juga sebagai inspirator dan motivator.

4. Konsep Motivator dan Hygiene Factor

Bagian ini menjelaskan konsep motivator factor dan hygiene factor menurut Herzberg. Motivator factor merupakan kebutuhan internal yang jika terpenuhi akan meningkatkan kepuasan kerja, contohnya achievement, recognition, responsibility, advancement, and growth. Hygiene factor terkait dengan kondisi lingkungan kerja; jika tidak terpenuhi, akan menimbulkan ketidakpuasan. Penelitian ini memilih untuk fokus pada motivator factor karena lebih relevan dalam mengukur motivasi kerja karyawan PDAM Tirtauli secara menyeluruh, mengingat hubungan langsung antara pemimpin dan karyawan dalam konteks efektivitas kepemimpinan. Artinya, pemimpin efektif dapat memotivasi karyawan untuk berprestasi tanpa bergantung sepenuhnya pada lingkungan kerja.

II.Metodologi Penelitian Mengukur Motivasi Kerja dan Efektivitas Kepemimpinan

Penelitian ini menggunakan metode kuantitatif dengan pendekatan korelasional, melibatkan 100 karyawan PDAM Tirtauli yang dipilih menggunakan teknik disproportionate stratified random sampling. Instrumen pengukuran yang digunakan adalah skala efektivitas kepemimpinan dan skala motivasi kerja, yang diadaptasi dari teori Hezberg (meliputi achievement, recognition, responsibility, advancement, and growth). Analisis data dilakukan menggunakan regresi linear sederhana untuk menguji hubungan antara kedua variabel tersebut. Hasil analisis menunjukkan adanya pengaruh positif yang signifikan antara efektivitas kepemimpinan dan motivasi kerja (r = 0,560 dan p = 0,000).

1. Desain Penelitian dan Populasi

Penelitian ini menggunakan metode kuantitatif dengan pendekatan korelasional untuk mendeteksi hubungan antara efektivitas kepemimpinan dan motivasi kerja. Populasi penelitian adalah seluruh karyawan PDAM Tirtauli Pematangsiantar, dengan sampel sebanyak 100 karyawan yang dipilih menggunakan teknik disproportionate stratified random sampling. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui seberapa besar pengaruh efektivitas kepemimpinan terhadap motivasi kerja karyawan di PDAM Tirtauli. Ukuran sampel yang digunakan memungkinkan generalisasi hasil penelitian terhadap populasi, mengingat teknik sampling yang dipilih memungkinkan representasi dari berbagai strata dalam populasi karyawan PDAM Tirtauli.

2. Instrumen Pengukuran

Instrumen pengukuran yang digunakan terdiri dari dua skala psikologi: skala efektivitas kepemimpinan dan skala motivasi kerja. Skala motivasi kerja mengukur faktor-faktor motivasional berdasarkan teori Hezberg, meliputi achievement, recognition, responsibility, advancement, and growth. Kedua skala ini digunakan untuk mengukur variabel independen (efektivitas kepemimpinan) dan variabel dependen (motivasi kerja). Sebelum digunakan pada sampel utama, skala-skala tersebut diujicobakan dan direvisi berdasarkan hasil uji coba dan masukan dari professional judgement. Proses ini memastikan validitas dan reliabilitas instrumen pengukuran yang digunakan dalam penelitian.

3. Analisis Data

Analisis data dilakukan menggunakan analisis regresi linear sederhana untuk mengetahui arah dan kekuatan hubungan antara efektivitas kepemimpinan dan motivasi kerja. Analisis regresi linear sederhana dipilih karena bertujuan untuk mengukur hubungan linear antara satu variabel independen (efektivitas kepemimpinan) dengan satu variabel dependen (motivasi kerja). Software SPSS 16.0 for windows digunakan untuk proses analisis data. Sebelum melakukan analisis, dilakukan uji asumsi untuk memastikan data memenuhi syarat analisis regresi. Hasil analisis regresi ditunjukkan oleh nilai koefisien korelasi (r) dan nilai signifikansi (p) yang mengindikasikan adanya pengaruh signifikan antara variabel independen dan dependen. Hasil analisis regresi menunjukkan koefisien korelasi r=0.560 dan p=0.000 yang menunjukkan adanya pengaruh positif dan signifikan efektivitas kepemimpinan terhadap motivasi kerja.

4. Uji Reliabilitas dan Validitas Instrumen

Uji reliabilitas instrumen menggunakan pendekatan konsistensi internal dengan rumus Alpha Cronbach. Pendekatan ini dipilih karena efisien dan praktis. Uji validitas dilakukan melalui uji coba (try out) pada karyawan PDAM Tirtauli dan juga melalui penilaian professional judgement untuk memeriksa kesesuaian butir-butir pertanyaan dengan variabel yang diukur. Penggunaan SPSS 16.0 for windows dalam revisi item setelah uji coba menjamin kualitas dan ketepatan pengukuran. Penggunaan teknik reliabilitas dan validitas yang tepat ini menjamin hasil penelitian dapat dipercaya dan akurat dalam mengukur pengaruh efektivitas kepemimpinan terhadap motivasi kerja.

III.Hasil Penelitian Hubungan Positif antara Kepemimpinan dan Motivasi di PDAM Tirtauli

Analisis regresi linear sederhana menunjukkan adanya hubungan positif dan signifikan antara efektivitas kepemimpinan dan motivasi kerja karyawan PDAM Tirtauli Pematangsiantar. Persamaan regresi yang dihasilkan adalah Y = 21,637 + 0,525X, di mana Y mewakili motivasi kerja dan X mewakili efektivitas kepemimpinan. Hasil ini sejalan dengan penelitian sebelumnya yang menekankan pentingnya peran pemimpin dalam memotivasi karyawan. Studi ini juga mengkategorikan tingkat motivasi kerja karyawan berdasarkan skor yang diperoleh.

1. Hasil Analisis Regresi

Analisis regresi linear sederhana menunjukkan adanya pengaruh positif dan signifikan antara efektivitas kepemimpinan (X) dan motivasi kerja (Y) karyawan PDAM Tirtauli Pematangsiantar. Hasil analisis menunjukkan nilai koefisien korelasi (r) sebesar 0,560 dan nilai signifikansi (p) sebesar 0,000. Nilai p yang kurang dari 0,05 menunjukkan bahwa hubungan antara kedua variabel tersebut signifikan secara statistik. Persamaan regresi yang diperoleh adalah Y = 21,637 + 0,525X. Konstanta sebesar 21,637 menunjukkan nilai motivasi kerja jika efektivitas kepemimpinan bernilai nol. Koefisien regresi 0,525 mengindikasikan bahwa setiap peningkatan satu satuan skor pada efektivitas kepemimpinan akan meningkatkan skor motivasi kerja sebesar 0,525 satuan. Temuan ini menguatkan hipotesis penelitian tentang adanya pengaruh positif efektivitas kepemimpinan terhadap motivasi kerja.

2. Interpretasi Persamaan Regresi

Persamaan regresi Y = 21,637 + 0,525X memberikan gambaran kuantitatif tentang hubungan antara efektivitas kepemimpinan dan motivasi kerja. Konstanta 21,637 menunjukkan nilai dasar motivasi kerja, bahkan jika efektivitas kepemimpinan dianggap nol. Koefisien regresi 0,525 merupakan kemiringan garis regresi, menunjukkan peningkatan motivasi kerja seiring peningkatan efektivitas kepemimpinan. Artinya, semakin tinggi efektivitas kepemimpinan, semakin tinggi pula motivasi kerja karyawan. Interpretasi ini penting dalam memahami dampak kepemimpinan yang efektif terhadap peningkatan kinerja dan semangat kerja karyawan di PDAM Tirtauli. Hasil ini memberikan bukti empiris tentang pentingnya peran kepemimpinan dalam meningkatkan motivasi kerja.

3. Perbandingan dengan Penelitian Terdahulu dan Kesimpulan

Hasil penelitian ini sejalan dengan temuan Danim (2004) tentang keterkaitan kepemimpinan dan motivasi kerja, di mana kompetensi bawahan tercermin dari motivasi kerjanya. Karyawan bekerja karena merasa terpanggil atau karena tuntutan tugas. Penelitian ini juga mendukung pendapat Bass (1998) dan Arep & Tanjung (2003) yang menyatakan kepemimpinan sebagai sumber motivasi, di mana pemimpin diharapkan mampu menguasai, mempengaruhi, dan memotivasi karyawan. Sinungan (1987) juga mengemukakan bahwa kepemimpinan merupakan faktor potensial dalam meningkatkan motivasi kerja dalam lingkungan organisasi. Secara keseluruhan, temuan ini menunjukkan pengaruh positif dan signifikan dari efektivitas kepemimpinan terhadap motivasi kerja karyawan di PDAM Tirtauli Pematangsiantar, memberikan implikasi penting bagi praktik manajemen perusahaan.

IV.Kesimpulan dan Implikasi Meningkatkan Motivasi Kerja melalui Kepemimpinan yang Efektif

Penelitian ini menyimpulkan bahwa efektivitas kepemimpinan memiliki pengaruh positif terhadap motivasi kerja karyawan PDAM Tirtauli Pematangsiantar. Pemimpin yang efektif mampu memotivasi karyawan, bukan hanya melalui insentif materiil, tetapi juga melalui apresiasi, tanggung jawab, dan kesempatan pengembangan diri. Hasil penelitian ini memberikan implikasi penting bagi manajemen PDAM Tirtauli untuk meningkatkan program pengembangan kepemimpinan dan strategi peningkatan motivasi kerja karyawan guna mencapai tujuan organisasi secara efektif.

1. Kesimpulan Penelitian

Penelitian ini menyimpulkan bahwa terdapat pengaruh positif dan signifikan antara efektivitas kepemimpinan dan motivasi kerja karyawan PDAM Tirtauli Pematangsiantar. Hasil analisis regresi linear sederhana menunjukkan hubungan yang kuat antara kedua variabel, dibuktikan dengan nilai koefisien korelasi dan signifikansi yang tinggi. Kesimpulan ini menegaskan pentingnya peran kepemimpinan yang efektif dalam meningkatkan motivasi kerja karyawan. Kepemimpinan yang baik tidak hanya memberikan arahan dan tugas, tetapi juga berperan sebagai motivator dan inspirator yang mampu mendorong karyawan untuk mencapai prestasi dan mengembangkan diri. Temuan ini sejalan dengan berbagai teori dan penelitian sebelumnya mengenai peran kepemimpinan dalam konteks motivasi kerja.

2. Implikasi bagi PDAM Tirtauli

Hasil penelitian ini memberikan implikasi penting bagi manajemen PDAM Tirtauli dalam upaya meningkatkan motivasi kerja karyawan. Manajemen perlu memperhatikan dan meningkatkan efektivitas kepemimpinan di semua level organisasi. Hal ini dapat dilakukan melalui program pelatihan kepemimpinan, pengembangan sistem penilaian kinerja yang lebih objektif, dan peningkatan komunikasi yang efektif antara pemimpin dan karyawan. Selain itu, perlu diciptakan iklim kerja yang kondusif dan memberikan kesempatan bagi karyawan untuk berkembang, baik melalui peningkatan jenjang karir maupun program pelatihan dan pengembangan. Dengan meningkatkan efektivitas kepemimpinan, diharapkan motivasi kerja karyawan akan meningkat, yang pada akhirnya akan berdampak positif pada peningkatan kinerja dan pencapaian target perusahaan. PDAM Tirtauli dapat memanfaatkan temuan ini untuk merancang strategi peningkatan motivasi kerja yang lebih efektif dan terarah.