
Pengaruh Komunikasi dan Kompetensi Kerja terhadap Kinerja Karyawan di PT. Perkebunan Nusantara III
Informasi dokumen
Penulis | Vivi Lisnawati |
Sekolah | Universitas Sumatera Utara |
Jurusan | Manajemen |
Jenis dokumen | Skripsi |
Tempat | Medan |
Bahasa | Indonesian |
Format | |
Ukuran | 3.89 MB |
- Komunikasi
- Kompetensi Kerja
- Kinerja Karyawan
Ringkasan
I.Latar Belakang Penelitian Pengaruh Komunikasi dan Kompetensi Kerja terhadap Kinerja Karyawan
Penelitian ini mengkaji pengaruh komunikasi dan kompetensi kerja terhadap kinerja karyawan di PT. Perkebunan Nusantara III (Persero) Kantor Direksi Medan. Studi ini dilatarbelakangi oleh tantangan yang dihadapi perusahaan dalam mengaplikasikan model kompetensi, terutama terkait sikap karyawan dan dampaknya pada hasil penjualan. Populasi penelitian terdiri dari 395 karyawan, dengan sampel 87 karyawan yang dipilih menggunakan metode proportionate random sampling. Data dikumpulkan melalui kuesioner (data primer) dan studi literatur (data sekunder). Penelitian ini relevan bagi manajemen Sumber Daya Manusia (SDM) dalam meningkatkan efektivitas dan efisiensi organisasi.
1. Permasalahan Kinerja di PT. Perkebunan Nusantara III Persero Medan
Bagian ini menjelaskan latar belakang penelitian yang berfokus pada permasalahan kinerja karyawan di PT. Perkebunan Nusantara III (Persero) Kantor Direksi Medan. Disebutkan bahwa perusahaan menghadapi tantangan dalam penerapan model kompetensi yang berorientasi pada penilaian kerja. Masalah yang dominan adalah sikap karyawan, yang ditunjukkan melalui peningkatan pelanggaran disiplin kerja seperti penyalahgunaan wewenang, kelalaian tugas, yang berujung pada sanksi seperti teguran, peringatan, skorsing, degradasi, bahkan Pemutusan Hubungan Kerja (PHK). Data menunjukkan peningkatan jumlah karyawan yang mendapatkan sanksi dari tahun ke tahun, kecuali pada tahun 2012. Menariknya, penurunan laba penjualan perusahaan pada tahun 2011 beriringan dengan peningkatan jumlah karyawan yang mendapatkan sanksi, menunjukkan hubungan antara sikap karyawan dan kinerja perusahaan. Hal ini menjadi dasar pemikiran pentingnya komunikasi dan kompetensi kerja untuk meningkatkan kinerja karyawan, sesuai dengan beberapa penelitian sebelumnya. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi pengaruh komunikasi dan kompetensi kerja terhadap kinerja karyawan PT Perkebunan Nusantara III (Persero) Medan secara empiris.
2. Pentingnya Komunikasi dan Kompetensi Kerja
Bagian ini menekankan pentingnya komunikasi dan kompetensi kerja dalam organisasi. Komunikasi dijelaskan sebagai proses transfer pemahaman, gagasan, atau informasi dari satu orang ke orang lain, melibatkan lebih dari sekadar kata-kata tetapi juga ekspresi, intonasi, dan sebagainya. Komunikasi yang efektif membutuhkan keterampilan membaca, menulis, mendengar, dan berbicara. Dalam konteks organisasi, kerjasama yang baik antara karyawan dan atasan sangat penting, dan komunikasi menjadi alat utama dalam mencapai kerjasama tersebut. Proses komunikasi dijelaskan secara detail, termasuk unsur-unsur seperti pengirim pesan, pesan, saluran, penerima pesan, dan umpan balik. Berbagai jenis komunikasi, seperti komunikasi ke atas (upward communication), juga dibahas. Hambatan komunikasi organisasi, seperti tingkatan hierarki, status komunikator, ketidaktepatan bahasa, dan pendengaran yang lemah, juga dijelaskan. Kompetensi kerja didefinisikan sebagai gambaran tentang apa yang harus dilakukan seseorang agar dapat melaksanakan pekerjaannya dengan baik, meliputi pengetahuan, keterampilan, dan sikap. Sikap karyawan yang mendukung pencapaian organisasi, seperti kedisiplinan dan kepatuhan, sangat penting untuk kinerja yang optimal. Oleh karena itu, penelitian ini fokus pada bagaimana komunikasi dan kompetensi kerja mempengaruhi kinerja karyawan di PT Perkebunan Nusantara III (Persero) Medan.
3. Definisi Kinerja Karyawan dan Pengukurannya
Bagian ini mendefinisikan kinerja karyawan sebagai hasil kerja yang dicapai melalui serangkaian kegiatan dan tata cara tertentu dengan menggunakan sumber daya perusahaan untuk mencapai sasaran perusahaan. Kinerja dikaitkan dengan kualitas dan kuantitas hasil kerja karyawan dalam periode waktu tertentu. Beberapa definisi kinerja dan manajemen kinerja dari berbagai sumber (Mangkunegara, 2005; Moeheriono, 2009; Dharma, 2010; Sofyandi, 2008) diuraikan, menekankan pentingnya penilaian kinerja sebagai alat untuk meningkatkan kompetensi kerja dan mencapai kinerja yang baik. Evaluasi kinerja dijelaskan sebagai dasar penilaian terhadap kontribusi, kompetensi, dan pengembangan berkelanjutan. Evaluasi kinerja yang baik harus harmonis dengan budaya organisasi dan membantu mencapai perubahan kultural. Bagian ini juga menjelaskan pentingnya umpan balik kinerja bagi karyawan dan organisasi. Data dari laporan menunjukkan hubungan baik antara pimpinan dan karyawan di PT Perkebunan Nusantara III (Persero) Medan, ditunjukkan dengan persepsi positif karyawan terhadap komunikasi dan keputusan manajemen puncak. Dengan demikian, bagian ini membangun landasan teoritis untuk memahami kinerja karyawan dan bagaimana variabel komunikasi dan kompetensi berperan di dalamnya dalam konteks PT Perkebunan Nusantara III (Persero) Medan.
II.Metodologi Penelitian Analisis Deskriptif dan Regresi Berganda
Metode penelitian yang digunakan adalah analisis deskriptif dan analisis regresi berganda. Analisis deskriptif memberikan gambaran umum mengenai variabel komunikasi, kompetensi kerja, dan kinerja karyawan. Analisis regresi berganda, dengan bantuan software SPSS, digunakan untuk menguji pengaruh signifikansi dari variabel independen (komunikasi dan kompetensi kerja) terhadap variabel dependen (kinerja karyawan). Pengujian ini bertujuan untuk mengetahui seberapa besar kontribusi komunikasi dan kompetensi kerja terhadap peningkatan kinerja karyawan di PT. Perkebunan Nusantara III (Persero) Medan.
1. Populasi dan Sampel Penelitian
Penelitian ini dilakukan di PT. Perkebunan Nusantara III (Persero) Kantor Direksi Medan, dengan populasi sebanyak 395 karyawan. Pengambilan sampel dilakukan menggunakan metode proportionate random sampling, menghasilkan sampel sebanyak 87 karyawan. Pemilihan metode ini bertujuan untuk mewakili seluruh populasi karyawan secara proporsional. Ukuran sampel yang relatif kecil dibandingkan populasi besar perlu dipertimbangkan dalam interpretasi hasil penelitian. Data yang dikumpulkan terdiri dari data primer, berupa kuesioner yang disebar kepada sampel karyawan, dan data sekunder, yang diperoleh dari studi literatur terkait komunikasi, kompetensi kerja, dan kinerja karyawan. Penggunaan data primer dan sekunder ini diharapkan dapat memberikan gambaran yang komprehensif mengenai variabel-variabel yang diteliti. Data primer memberikan informasi langsung dari karyawan, sedangkan data sekunder memberikan landasan teori dan perspektif yang lebih luas.
2. Metode Analisis Data Analisis Deskriptif dan Regresi Berganda
Metode analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis deskriptif dan analisis regresi berganda. Analisis deskriptif digunakan untuk memberikan gambaran umum mengenai karakteristik data, meliputi frekuensi, rata-rata, dan standar deviasi dari setiap variabel yang diteliti, yaitu komunikasi, kompetensi kerja, dan kinerja karyawan. Analisis ini memberikan pemahaman awal tentang distribusi data dan hubungan antar variabel. Setelah analisis deskriptif, analisis regresi berganda digunakan untuk menguji pengaruh variabel independen (komunikasi dan kompetensi kerja) terhadap variabel dependen (kinerja karyawan). Metode regresi berganda dipilih karena memungkinkan peneliti untuk menguji pengaruh simultan dari dua variabel independen terhadap satu variabel dependen. Penggunaan software SPSS versi 17.0 for Windows membantu dalam perhitungan dan pengolahan data yang kompleks. Hasil analisis regresi akan menunjukkan koefisien regresi, nilai signifikansi, dan nilai R-squared, yang akan diinterpretasikan untuk menilai besarnya pengaruh dan tingkat signifikansi hubungan antara variabel-variabel tersebut. Dalam proses pengujian, uji asumsi klasik seperti uji multikolinearitas dan uji heteroskedastisitas dilakukan untuk memastikan validitas dan keandalan model regresi.
III.Variabel Penelitian dan Pengukurannya
Penelitian ini menggunakan tiga variabel utama: (1) Komunikasi, mengukur efektivitas komunikasi internal perusahaan; (2) Kompetensi Kerja, meliputi pengetahuan, keterampilan, dan sikap karyawan; dan (3) Kinerja Karyawan, yang merupakan variabel dependen yang diukur berdasarkan capaian kerja karyawan. Skala Likert digunakan untuk mengukur ketiga variabel tersebut.
1. Variabel Penelitian Komunikasi Kompetensi Kerja dan Kinerja Karyawan
Penelitian ini menggunakan tiga variabel utama. Pertama, variabel Komunikasi yang mengukur seberapa efektif komunikasi di lingkungan kerja. Ini mencakup aspek-aspek seperti kejelasan instruksi dari atasan, keterbukaan komunikasi antar karyawan, serta efektivitas penyampaian informasi perusahaan. Kedua, variabel Kompetensi Kerja yang terdiri dari tiga dimensi: pengetahuan, keterampilan, dan sikap. Kompetensi kerja mencerminkan kemampuan karyawan dalam melaksanakan tugasnya, meliputi penguasaan pengetahuan terkait pekerjaan, keterampilan teknis, dan sikap kerja yang positif seperti disiplin dan tanggung jawab. Ketiga, variabel Kinerja Karyawan sebagai variabel dependen, yang diukur berdasarkan hasil kerja karyawan, baik dari segi kualitas maupun kuantitas, serta ketepatan waktu penyelesaian tugas. Ketiga variabel ini saling terkait dan diduga saling mempengaruhi. Komunikasi yang efektif dan kompetensi kerja yang tinggi diyakini akan berdampak positif pada kinerja karyawan. Penelitian ini berusaha mengukur dan menganalisis hubungan tersebut secara kuantitatif.
2. Skala Pengukuran Skala Likert
Untuk mengukur ketiga variabel penelitian – Komunikasi, Kompetensi Kerja, dan Kinerja Karyawan – peneliti menggunakan skala Likert. Skala Likert dipilih karena kemampuannya untuk mengukur sikap, pendapat, dan persepsi responden secara kuantitatif. Setiap pertanyaan dalam kuesioner yang digunakan untuk pengumpulan data diberi skala dari Sangat Setuju hingga Sangat Tidak Setuju, dengan bobot nilai yang telah ditentukan. Penggunaan skala Likert memungkinkan analisis statistik lebih lanjut, terutama dalam analisis regresi berganda untuk mengetahui pengaruh variabel independen terhadap variabel dependen. Dengan demikian, skala Likert dipilih untuk mengukur tingkat persepsi karyawan terhadap komunikasi, kompetensi kerja mereka sendiri, dan juga kinerja mereka, serta selanjutnya dianalisis secara kuantitatif untuk menguji hipotesis penelitian. Penggunaan skala ini memberikan data numerik yang dapat diproses secara statistik untuk menganalisis pengaruh dari variabel komunikasi dan kompetensi kerja terhadap kinerja karyawan.
IV.Hasil Penelitian Pengaruh Positif dan Signifikan
Hasil penelitian menunjukkan bahwa komunikasi dan kompetensi kerja secara bersama-sama memiliki pengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja karyawan di PT. Perkebunan Nusantara III (Persero) Medan. Temuan ini menunjukkan pentingnya peningkatan kualitas komunikasi dan pengembangan kompetensi kerja untuk meningkatkan kinerja karyawan. Analisis lebih lanjut mengungkapkan detail temuan pada masing-masing variabel.
1. Pengaruh Gabungan Komunikasi dan Kompetensi Kerja terhadap Kinerja
Hasil penelitian menunjukkan bahwa komunikasi dan kompetensi kerja secara simultan memiliki pengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja karyawan PT. Perkebunan Nusantara III (Persero) Medan. Temuan ini mendukung hipotesis penelitian yang diajukan, membuktikan bahwa peningkatan kualitas komunikasi dan kompetensi kerja di perusahaan dapat meningkatkan kinerja karyawan. Analisis lebih lanjut akan diperlukan untuk mengetahui besarnya kontribusi masing-masing variabel terhadap kinerja karyawan. Temuan ini memiliki implikasi penting bagi manajemen perusahaan dalam upaya meningkatkan kinerja karyawan, menunjukkan bahwa investasi dalam peningkatan kualitas komunikasi internal dan pengembangan kompetensi karyawan merupakan strategi yang efektif.
2. Analisis Deskriptif Variabel Komunikasi
Analisis deskriptif terhadap variabel komunikasi menunjukkan bahwa sebagian besar responden setuju dengan pernyataan bahwa pimpinan menjelaskan prosedur kerja dengan baik. Hal ini menunjukkan bahwa perusahaan telah berupaya untuk memberikan arahan yang jelas kepada karyawan mengenai tugas dan tanggung jawab mereka. Namun, perusahaan disarankan untuk mempertahankan dan meningkatkan pengarahan dan pengawasan yang intensif agar karyawan dapat lebih mampu melaksanakan pekerjaan sesuai standar dan mencapai kinerja yang maksimal. Analisis lebih mendalam dibutuhkan untuk mengidentifikasi aspek-aspek komunikasi lainnya yang perlu ditingkatkan, mengingat komunikasi merupakan faktor kunci dalam mempengaruhi kinerja karyawan. Temuan ini menyoroti pentingnya komunikasi yang efektif dan transparan dalam menciptakan lingkungan kerja yang produktif.
3. Analisis Deskriptif Variabel Kompetensi Kerja
Analisis deskriptif variabel kompetensi kerja menunjukkan bahwa sebagian besar responden setuju dengan pernyataan bahwa mereka mampu mematuhi norma-norma sosial dalam melaksanakan pekerjaan. Ini menunjukkan bahwa karyawan di perusahaan telah menunjukkan kesadaran dan kepatuhan terhadap aturan dan etika kerja yang berlaku. Kepatuhan terhadap norma-norma sosial, seperti kedisiplinan, ketepatan waktu, dan kerapian dalam bekerja, merupakan indikator penting dari kompetensi kerja. Namun, perlu evaluasi lebih lanjut terkait aspek-aspek lain dari kompetensi kerja, seperti penguasaan pengetahuan dan keterampilan teknis, untuk memastikan kesesuaian dengan tuntutan pekerjaan dan optimalisasi kinerja. Penting untuk terus menjaga dan meningkatkan kepatuhan pada norma sosial, serta meningkatkan kompetensi teknis karyawan guna mencapai kinerja optimal.
4. Analisis Deskriptif Variabel Kinerja Karyawan
Analisis deskriptif variabel kinerja karyawan menunjukkan bahwa sebagian besar responden setuju bahwa mereka mampu menyelesaikan pekerjaan sesuai batas waktu yang ditentukan. Hal ini menunjukkan bahwa karyawan secara umum mampu memenuhi standar kinerja perusahaan dalam hal ketepatan waktu. Namun, perusahaan perlu terus melakukan pengawasan dan memberikan perhatian serta dukungan yang cukup kepada karyawan. Ketersediaan bantuan dan arahan dari atasan dalam setiap pekerjaan penting untuk meningkatkan kecepatan dan kualitas penyelesaian tugas. Penting untuk memastikan agar setiap karyawan merasa didukung dan mendapatkan bimbingan yang memadai dalam menyelesaikan tugasnya, sehingga kinerja karyawan dapat mencapai optimal. Perusahaan perlu memperhatikan hal ini dan terus berupaya menciptakan lingkungan kerja yang suportif.
V.Kesimpulan dan Saran
Penelitian menyimpulkan bahwa peningkatan komunikasi dan kompetensi kerja sangat penting untuk meningkatkan kinerja karyawan di PT. Perkebunan Nusantara III (Persero) Medan. Saran diberikan kepada manajemen untuk meningkatkan kualitas komunikasi, misalnya dengan memberikan instruksi yang jelas dan menghargai kontribusi karyawan. Penting juga untuk meningkatkan kompetensi kerja karyawan melalui pelatihan dan pengembangan, terutama terkait pemecahan masalah dan pemanfaatan teknologi. Hal ini akan mendukung pencapaian tujuan perusahaan dan peningkatan daya saing di pasar global. Penelitian ini memberikan kontribusi penting bagi literatur Manajemen Sumber Daya Manusia (SDM) dan praktik manajemen di Indonesia, khususnya dalam konteks perusahaan perkebunan.
1. Kesimpulan Pengaruh Positif dan Signifikan Komunikasi dan Kompetensi Kerja
Kesimpulan utama penelitian ini adalah komunikasi dan kompetensi kerja secara bersama-sama berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja karyawan di PT. Perkebunan Nusantara III (Persero) Medan. Artinya, peningkatan kualitas komunikasi dan peningkatan kompetensi karyawan akan berdampak pada peningkatan kinerja mereka. Temuan ini memiliki implikasi penting bagi manajemen perusahaan dalam merancang strategi peningkatan kinerja. Perusahaan perlu memperhatikan dan menginvestasikan sumber daya untuk meningkatkan kedua faktor tersebut guna mencapai tujuan organisasi yang lebih efektif dan efisien. Penelitian ini memberikan bukti empiris mengenai pentingnya peran komunikasi dan kompetensi kerja dalam konteks peningkatan kinerja karyawan di perusahaan perkebunan di Indonesia.
2. Saran Peningkatan Kompetensi Kerja dan Komunikasi
Berdasarkan hasil penelitian, beberapa saran diberikan kepada manajemen PT. Perkebunan Nusantara III (Persero) Medan. Pertama, perlu peningkatan perhatian terhadap kompetensi kerja karyawan, khususnya peningkatan pengetahuan dan kemampuan pemecahan masalah. Hal ini dapat dilakukan melalui program pelatihan dan pengembangan yang terarah dan berkelanjutan. Kedua, peningkatan kualitas komunikasi internal perusahaan perlu dilakukan, terutama dalam memberikan instruksi dan arahan kerja yang lebih jelas dan mudah dipahami oleh seluruh karyawan. Manajemen juga disarankan untuk memberikan apresiasi dan penghargaan atas kinerja karyawan untuk meningkatkan motivasi dan produktivitas. Penerapan saran-saran ini diharapkan dapat meningkatkan kinerja karyawan secara keseluruhan dan mendukung pencapaian tujuan perusahaan. Penelitian lebih lanjut dapat dilakukan untuk mengkaji aspek-aspek spesifik dari komunikasi dan kompetensi kerja yang lebih detail, serta mempertimbangkan faktor-faktor lain yang mungkin mempengaruhi kinerja karyawan.