
Analisis Fungsi Komunikasi dan Budaya Organisasi Terhadap Kepuasan Kerja Karyawan di Perum BULOG Divre Sumut
Informasi dokumen
Penulis | Ayuni Asri |
instructor | Dra. Friska Sipayung, M.Si |
Sekolah | Universitas Sumatera Utara |
Jurusan | Diploma III Kesejahteraan |
Jenis dokumen | Tugas Akhir |
Tempat | Medan |
Bahasa | Indonesian |
Format | |
Ukuran | 2.22 MB |
- Fungsi Komunikasi
- Budaya Organisasi
- Kepuasan Kerja
Ringkasan
I.Latar Belakang dan Rumusan Masalah
Penelitian ini meneliti pengaruh komunikasi organisasi dan budaya organisasi terhadap kepuasan kerja karyawan di Perum BULOG Divre Sumut. Studi ini berangkat dari pentingnya komunikasi efektif dan budaya kerja yang positif dalam mencapai tujuan organisasi. Rumusan masalahnya adalah: Bagaimana fungsi komunikasi dan budaya organisasi meningkatkan kepuasan kerja karyawan di Perum BULOG Divre Sumut? Penelitian ini relevan karena kepuasan kerja berdampak langsung pada kinerja karyawan dan keberhasilan organisasi.
1.1 Latar Belakang Kebutuhan Komunikasi dan Budaya Organisasi
Bagian latar belakang menjelaskan pentingnya komunikasi dalam kehidupan manusia dan dalam konteks organisasi. Komunikasi dua arah antara atasan dan bawahan sangat krusial untuk mencapai tujuan organisasi, baik pribadi maupun kelompok. Kerja sama yang efektif bergantung pada hubungan sosial dan budaya dalam organisasi. Dokumen tersebut juga menekankan peran budaya organisasi dalam mempengaruhi kepuasan kerja karyawan. Jerome Want (2006:42) diacu untuk mendefinisikan budaya organisasi sebagai sistem keyakinan kolektif tentang kemampuan bersaing di pasar dan bagaimana bertindak untuk memberikan nilai tambah. Wirawan (2007:7) juga dikutip, yang menyatakan bahwa setiap organisasi memiliki budaya organisasi unik yang mempengaruhi semua aspek organisasi dan perilaku anggotanya. Di Perum BULOG Divre Sumut, komunikasi formal (surat, fax, email, rapat) dan informal (komunikasi langsung, telepon, SMS) digunakan. Budaya organisasi di BULOG cenderung mengacu pada perintah atasan dan kebijakan pusat. Hubungan erat antara budaya organisasi, komunikasi, dan kepuasan kerja karyawan ditekankan, karena dapat meningkatkan atau menurunkan kinerja karyawan. Kepemimpinan yang efektif dalam mengkoordinir kegiatan perusahaan bergantung pada komunikasi dan budaya organisasi yang baik.
1.2 Rumusan Masalah Meningkatkan Kepuasan Kerja Karyawan di Perum BULOG Divre Sumut
Bagian rumusan masalah secara eksplisit menanyakan bagaimana fungsi komunikasi dan budaya organisasi dapat meningkatkan kepuasan kerja karyawan di Perum BULOG Divre Sumut. Ini menjadi fokus utama penelitian. Selain itu, dokumen juga menjabarkan tujuan penulisan tugas akhir ini, yaitu untuk menganalisis bagaimana komunikasi dan budaya organisasi berkontribusi pada peningkatan kepuasan kerja. Bagian ini juga menyoroti manfaat penelitian bagi penulis, yaitu sebagai bahan perbandingan antara teori dan praktik di lapangan mengenai peningkatan kepuasan kerja melalui komunikasi dan budaya organisasi yang efektif dalam suatu instansi atau perusahaan. Secara keseluruhan, bagian ini memperjelas fokus penelitian yang terarah pada hubungan antara komunikasi, budaya organisasi, dan kepuasan kerja karyawan di perusahaan yang spesifik, yaitu Perum BULOG Divre Sumut, dengan tujuan untuk memberikan kontribusi praktis dan teoritis dalam konteks manajemen sumber daya manusia.
II.Profil Perum BULOG Divre Sumut
Perum BULOG Divre Sumut memiliki sejarah panjang dalam stabilisasi harga pangan di Sumatera Utara. Tugas utamanya meliputi pengadaan, penyaluran, dan stabilisasi harga bahan pangan pokok. Struktur organisasi dan personalia (informasi spesifik seperti jumlah karyawan perlu ditambahkan di sini jika tersedia di dokumen asli) serta kegiatan operasionalnya akan diuraikan lebih lanjut. Perusahaan ini memiliki peran krusial dalam menjaga ketahanan pangan di wilayah tersebut.
2.1 Sejarah Singkat dan Perkembangan Perum BULOG Divre Sumut
Bagian ini membahas sejarah singkat Perum BULOG Divre Sumut, menelusuri perubahan tugas dan tanggung jawabnya dari waktu ke waktu. Dokumen tersebut menyebutkan beberapa Keppres yang merevisi tugas pokok BULOG, mulai dari Keppres No. 114/U/Kep/5/1967 yang bertujuan mengamankan penyediaan pangan hingga Keppres No. 7 tahun 2003 yang mengubah status BULOG menjadi Perusahaan Umum (Perum). Perubahan-perubahan tersebut mencerminkan adaptasi BULOG terhadap perubahan kebijakan pemerintah dan perkembangan kebutuhan pangan. Pada awalnya, fokus utama BULOG adalah stabilisasi harga beras, namun kemudian diperluas mencakup koordinasi pembangunan pangan dan peningkatan mutu gizi. Ada periode di mana komoditas yang dikelola BULOG dikurangi, tetapi kemudian kembali seperti semula. Sejarah ini menunjukkan evolusi peran BULOG dalam menjaga ketahanan pangan dan kesejahteraan masyarakat, khususnya di Sumatera Utara.
2.2 Struktur Organisasi Personalia dan Tugas Pokok
Bagian ini menjelaskan struktur organisasi Perum BULOG Divre Sumut, meskipun detailnya tidak diberikan secara lengkap dalam cuplikan teks yang tersedia. Dokumen tersebut hanya menyebutkan secara umum tugas-tugas pokoknya, yang meliputi pembinaan sumber daya manusia, pelaksanaan kebijakan teknis di bidang pelayanan publik, perencanaan dan pengembangan usaha, administrasi dan keuangan, serta kerjasama dengan badan usaha lain atau instansi pemerintah. Selain itu, disebutkan pula tugas-tugas yang berkaitan dengan pengelolaan administrasi sumber daya manusia, urusan hukum dan klaim, serta pengelolaan surat menyurat, arsip, ekspedisi, hubungan masyarakat, dan pengelolaan aset kantor. Informasi lebih lengkap mengenai struktur organisasi, jumlah personil, dan deskripsi jabatan (job description) karyawan diperlukan untuk memahami secara komprehensif organisasi Perum BULOG Divre Sumut dan bagaimana struktur tersebut memengaruhi komunikasi dan budaya organisasi.
2.3 Kinerja Usaha dan Rencana Kegiatan
Bagian ini menyentuh kinerja usaha terkini dan rencana kegiatan Perum BULOG Divre Sumut, namun detailnya tidak tercantum dalam cuplikan teks yang disediakan. Informasi ini sangat relevan untuk konteks penelitian karena kinerja usaha mungkin terkait dengan kepuasan kerja karyawan. Untuk analisis yang komprehensif, dibutuhkan data yang lebih rinci mengenai kinerja keuangan, volume penjualan, dan capaian target perusahaan. Rencana kegiatan perusahaan juga penting untuk memahami konteks operasional dan bagaimana strategi perusahaan dapat mempengaruhi komunikasi dan budaya kerja, yang pada gilirannya berpengaruh pada kepuasan kerja karyawan. Data tambahan tersebut dibutuhkan untuk membangun gambaran yang utuh mengenai profil Perum BULOG Divre Sumut dan konteks penelitian.
III.Komunikasi di Perum BULOG Divre Sumut
Perum BULOG Divre Sumut menggunakan sistem komunikasi formal (surat, email, rapat) dan komunikasi informal (telepon, SMS, komunikasi langsung). Efektivitas komunikasi internal sangat penting untuk mencapai kepuasan kerja karyawan. Penelitian akan menganalisis bagaimana kedua jenis komunikasi ini berkontribusi pada kepuasan kerja.
3.1 Jenis jenis Komunikasi di Perum BULOG Divre Sumut
Di Perum BULOG Divre Sumut, terdapat dua jenis komunikasi utama: formal dan informal. Komunikasi formal mencakup metode-metode seperti memorandum, nota internal, surat, fax, email, dan komunikasi selama rapat. Ini menunjukkan adanya saluran komunikasi resmi yang terstruktur. Sementara itu, komunikasi informal melibatkan interaksi langsung antara atasan dan bawahan, penggunaan telepon, dan SMS. Ini menunjukkan adanya saluran komunikasi yang lebih fleksibel dan personal. Penggunaan kedua jenis komunikasi ini menunjukkan upaya perusahaan untuk mencapai keseimbangan antara komunikasi yang terstruktur dan komunikasi yang lebih personal. Kedua jenis komunikasi ini memiliki peran yang berbeda namun saling melengkapi dalam dinamika kerja di perusahaan. Kajian lebih lanjut mengenai efektifitas kedua jenis komunikasi ini terhadap kepuasan kerja karyawan di Perum BULOG Divre Sumut sangat penting untuk memahami lanskap komunikasi di perusahaan tersebut.
3.2 Komunikasi Internal Antar Karyawan Karyawan Atasan dan Atasan Atasan
Komunikasi internal di Perum BULOG Divre Sumut terjadi antara karyawan dengan karyawan, karyawan dengan atasan, dan atasan dengan atasan. Ini menunjukan adanya interaksi di berbagai tingkatan hierarki. Komunikasi internal dibagi lagi menjadi formal dan informal, menunjukkan adanya variasi metode komunikasi yang digunakan untuk tujuan dan konteks yang berbeda. Efektivitas komunikasi internal ini sangat penting untuk koordinasi kerja, penyampaian informasi, dan pemeliharaan hubungan antar karyawan. Komunikasi internal yang efektif dapat meningkatkan kolaborasi dan rasa kebersamaan, yang pada akhirnya dapat memengaruhi kepuasan kerja. Penelitian lebih lanjut harus dilakukan untuk menganalisis bagaimana kualitas dan kuantitas komunikasi internal, baik formal maupun informal, berdampak pada kepuasan kerja karyawan di Perum BULOG Divre Sumut.
3.3 Hambatan Komunikasi Manipulasi dan Persepsi Selektif
Dokumen ini juga menyebutkan potensi hambatan komunikasi, seperti manipulasi pesan oleh pengirim agar terlihat menyenangkan penerima, dan persepsi selektif dari penerima pesan berdasarkan kebutuhan, motivasi, pengalaman, dan ciri pribadi. Hal ini menunjukkan bahwa efektivitas komunikasi tidak hanya bergantung pada metode yang digunakan, tetapi juga pada faktor psikologis dan konteks sosial. Persepsi selektif dapat menyebabkan misinterpretasi informasi, sedangkan manipulasi pesan dapat merusak kepercayaan dan transparansi. Pemahaman mengenai hambatan-hambatan ini penting untuk meningkatkan efektifitas komunikasi di Perum BULOG Divre Sumut dan memastikan bahwa informasi yang disampaikan dipahami dengan benar dan tidak menimbulkan misinterpretasi. Mempelajari hambatan komunikasi akan memberikan wawasan yang berharga untuk meningkatkan strategi komunikasi di perusahaan.
IV.Budaya Organisasi di Perum BULOG Divre Sumut
Perum BULOG Divre Sumut menerapkan budaya organisasi constructive culture, yang mendorong interaksi dan kolaborasi antar karyawan. Karakteristik budaya ini, seperti inovasi dan perhatian pada detail, akan dikaji pengaruhnya terhadap kepuasan kerja. Penelitian akan menelaah bagaimana budaya organisasi ini berkontribusi pada kepuasan kerja karyawan dan kinerja mereka.
4.1 Pengertian Budaya Organisasi dan Fungsinya
Bagian ini mendefinisikan budaya organisasi sebagai sistem makna bersama yang dianut anggota suatu organisasi, membedakannya dari organisasi lain. Robbins (2008:256-266) dikutip sebagai sumber definisi ini. Budaya organisasi juga dijelaskan memiliki fungsi sebagai penentu batas, menciptakan keunikan dan perbedaan antar organisasi (Robbins, 2008:226). Penjelasan ini memberikan dasar teoritis untuk memahami bagaimana budaya organisasi dapat memengaruhi perilaku dan kinerja karyawan. Berbagai tipe budaya organisasi dijelaskan, termasuk constructive culture yang mendorong interaksi dan pertumbuhan karyawan, dan aggressive-defensive culture yang menekankan persaingan dan perlindungan diri. Pemahaman tentang definisi dan fungsi budaya organisasi ini sangat penting dalam menganalisis pengaruhnya terhadap kepuasan kerja karyawan di Perum BULOG Divre Sumut.
4.2 Karakteristik Budaya Organisasi di Perum BULOG Divre Sumut Constructive Culture
Perum BULOG Divre Sumut diidentifikasi memiliki constructive culture, dimana karyawan didorong berinteraksi dan bekerja pada tugas yang membantu pemenuhan kebutuhan pertumbuhan mereka. Ini merupakan tipe budaya organisasi yang berfokus pada kolaborasi, inovasi, dan pengembangan diri. Tujuh karakteristik utama budaya organisasi menurut Robbins (2007:256:257) yang relevan dengan constructive culture dibahas, meliputi inovasi dan pengambilan risiko, perhatian pada detail, dan orientasi pada hasil. Karakteristik-karakteristik ini penting untuk dianalisis lebih lanjut karena dapat memengaruhi cara kerja karyawan dan tingkat kepuasan kerja mereka. Tipe budaya organisasi ini dikontraskan dengan aggressive-defensive culture, yang menekankan persaingan dan perlindungan diri. Perbandingan ini penting untuk memahami perbedaan dalam pendekatan kerja dan dampaknya pada kepuasan kerja.
4.3 Pengaruh Budaya Organisasi terhadap Kepuasan Kerja
Bagian ini menjelaskan bagaimana budaya organisasi, khususnya constructive culture, berpengaruh pada kepuasan kerja karyawan. Budaya organisasi yang mendukung interaksi, pertumbuhan, dan kolaborasi, seperti constructive culture, cenderung menciptakan lingkungan kerja yang lebih positif dan kondusif, yang berdampak pada peningkatan kepuasan kerja. Sebaliknya, budaya organisasi yang kompetitif dan menekankan pada perlindungan diri dapat menyebabkan tekanan dan menurunkan kepuasan kerja. Penelitian ini akan menganalisis bagaimana budaya organisasi constructive culture di Perum BULOG Divre Sumut mempengaruhi persepsi karyawan terhadap pekerjaan mereka dan memberikan hal yang bernilai penting, sesuai dengan definisi kepuasan kerja menurut Luthans (2006:243). Ini termasuk menganalisis enam dimensi kepuasan kerja yaitu pekerjaan itu sendiri, gaji, promosi, pengawasan, kelompok kerja dan kondisi kerja.
V.Kepuasan Kerja Karyawan
Penelitian ini menggunakan teori keadilan (equity theory) dan teori ketidaksesuaian (discrepancy theory) untuk mengukur kepuasan kerja. Keenam dimensi kepuasan kerja (pekerjaan itu sendiri, gaji, promosi, pengawasan, kelompok kerja, dan kondisi kerja) akan dianalisis kaitannya dengan komunikasi dan budaya organisasi. Hasil penelitian akan menunjukkan faktor-faktor yang mempengaruhi kepuasan kerja karyawan di Perum BULOG Divre Sumut.
5.1 Definisi dan Dimensi Kepuasan Kerja
Kepuasan kerja didefinisikan sebagai persepsi karyawan tentang seberapa baik pekerjaan mereka memberikan hal-hal yang bernilai penting (Luthans, 2006:243). Keenam dimensi yang digunakan untuk mengukur kepuasan kerja meliputi pekerjaan itu sendiri, gaji, promosi, pengawasan, kelompok kerja, dan kondisi kerja. Ini menunjukkan bahwa kepuasan kerja merupakan konsep multidimensional, bukan hanya bergantung pada satu faktor saja. Dokumen ini menjelaskan bahwa kepuasan kerja tidak selalu homogen; seorang karyawan bisa merasa puas dengan satu aspek namun tidak puas dengan aspek lainnya. Pemahaman mengenai dimensi-dimensi ini penting untuk menganalisis faktor-faktor yang berkontribusi pada kepuasan kerja karyawan di Perum BULOG Divre Sumut. Analisis yang komprehensif perlu mempertimbangkan seluruh dimensi ini untuk memperoleh gambaran yang utuh.
5.2 Teori Teori yang Mendasari Pengukuran Kepuasan Kerja
Dua teori utama digunakan untuk mengukur kepuasan kerja: teori keadilan (equity theory) dan teori ketidaksesuaian (discrepancy theory). Teori keadilan, dikembangkan oleh Adams (1963), Zalzenik (1958), dan Locke (1969), berprinsip pada persepsi keadilan atau ketidakadilan dalam perbandingan dengan orang lain (Rivai dan Sagala, 2009:856). Kepuasan atau ketidakpuasan bergantung pada persepsi keadilan ini. Sementara itu, teori ketidaksesuaian, yang pertama kali dikemukakan oleh Porter (1961) dan dijelaskan oleh Rivai dan Sagala (2009:856), mengukur kepuasan kerja berdasarkan selisih antara harapan dan kenyataan. Selisih positif menunjukkan kepuasan yang lebih tinggi. Penggunaan kedua teori ini menunjukkan pendekatan yang komprehensif dalam mengukur kepuasan kerja, mempertimbangkan baik aspek keadilan maupun kesesuaian antara harapan dan kenyataan.
5.3 Aspek Kepuasan Kerja dan Pengaruh Kepemimpinan
Aspek kepuasan kerja yang dibahas meliputi kepuasan terhadap perlakuan di tempat kerja, termasuk evaluasi pekerjaan, seleksi, fasilitas, tunjangan, insentif, dan pemberhentian (Rivai dan Sagala, 2009:856). Ini menunjukkan bahwa kepuasan kerja dipengaruhi oleh berbagai faktor yang terkait dengan manajemen sumber daya manusia dan lingkungan kerja. Dokumen tersebut juga menyebutkan bahwa kepemimpinan yang baik berkontribusi pada kepuasan kerja. Karyawan yang merasa didukung oleh pimpinan cenderung lebih puas dengan pekerjaan mereka. Ini menunjukkan pentingnya faktor kepemimpinan dalam menciptakan lingkungan kerja yang positif dan kondusif untuk meningkatkan kepuasan kerja. Analisis lebih lanjut dibutuhkan untuk mengetahui sejauh mana faktor-faktor ini berkontribusi terhadap kepuasan kerja karyawan di Perum BULOG Divre Sumut.
VI.Kesimpulan dan Saran
Kesimpulan penelitian akan membahas pengaruh komunikasi organisasi dan budaya organisasi terhadap kepuasan kerja karyawan di Perum BULOG Divre Sumut. Saran-saran akan diberikan berdasarkan temuan penelitian untuk meningkatkan kepuasan kerja dan kinerja karyawan, serta untuk meningkatkan efektivitas komunikasi dan budaya organisasi di perusahaan tersebut.
6.1 Kesimpulan Dampak Komunikasi dan Budaya Organisasi terhadap Kepuasan Kerja
Kesimpulan penelitian menyimpulkan bahwa komunikasi yang baik berdampak positif pada produktivitas karyawan di Perum BULOG Divre Sumut, menekankan perlunya mempertahankan dan meningkatkan komunikasi sesuai perkembangan zaman. Hal ini menunjukkan pentingnya komunikasi efektif sebagai faktor pendukung kinerja dan produktivitas. Penelitian ini juga menyoroti peran budaya organisasi constructive culture yang diadopsi perusahaan. Budaya ini, yang mendorong interaksi dan kolaborasi, memberikan implikasi positif pada hasil kerja, khususnya dengan peningkatan interaksi dengan masyarakat sekitar. Kesimpulan ini menekankan pentingnya komunikasi yang efektif dan budaya organisasi yang mendukung kolaborasi dan partisipasi karyawan untuk mencapai hasil yang optimal. Penelitian ini menyimpulkan bahwa strategi komunikasi yang efektif dan budaya organisasi yang mendukung sangat berperan dalam meningkatkan kepuasan kerja karyawan di Perum BULOG Divre Sumut.
6.2 Saran Peningkatan Komunikasi dan Interaksi di Perum BULOG Divre Sumut
Berdasarkan kesimpulan penelitian, saran yang diberikan menekankan pentingnya mempertahankan dan meningkatkan kualitas komunikasi di Perum BULOG Divre Sumut seiring perkembangan zaman. Ini menunjukkan adanya kebutuhan untuk beradaptasi dengan teknologi dan metode komunikasi terkini untuk memastikan efektivitas penyampaian informasi. Saran juga menyoroti peran budaya organisasi constructive culture. Agar budaya ini lebih efektif, disarankan agar karyawan lebih sering berinteraksi dengan masyarakat sekitar. Hal ini menunjukkan bahwa perusahaan perlu mendorong partisipasi karyawan dalam kegiatan yang melibatkan interaksi dengan stakeholder eksternal. Saran-saran ini menunjukkan adanya kebutuhan akan peningkatan dan adaptasi dalam strategi komunikasi dan pengembangan budaya organisasi untuk lebih meningkatkan kepuasan kerja karyawan di Perum BULOG Divre Sumut dan mencapai tujuan perusahaan secara lebih efektif.