Pengaruh Stres Kerja Terhadap Kinerja Pegawai di RSUD Tengku Mansyur Tanjungbalai

Pengaruh Stres Kerja Terhadap Kinerja Pegawai di RSUD Tengku Mansyur Tanjungbalai

Informasi dokumen

Penulis

Ricky Franklin Simangunsong

instructor Dra. Elita Dewi, M.SP
Sekolah

Universitas Sumatera Utara

Jurusan Ilmu Administrasi Negara
Tempat Medan
Jenis dokumen Skripsi
Bahasa Indonesian
Format | PDF
Ukuran 563.00 KB
  • Stres Kerja
  • Kinerja Pegawai
  • Rumah Sakit

Ringkasan

I. Mansyur

Penelitian ini meneliti pengaruh stres kerja terhadap kinerja pegawai di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) T. Mansyur, Kota Tanjungbalai. Rendahnya kinerja pegawai di Indonesia, seperti yang ditunjukkan oleh World Investment Report (WIR) tahun 2003, menjadi latar belakang penelitian ini. RSUD T. Mansyur, sebagai rumah sakit rujukan di Kota Tanjungbalai, memiliki berbagai tantangan yang berpotensi menimbulkan stres kerja pada para pegawai, baik tenaga medis maupun non-medis. Faktor-faktor stres kerja yang diamati meliputi beban kerja, hubungan antar pegawai, dan lingkungan kerja yang menantang.

1. Kinerja Pegawai dan Tantangannya

Dokumen ini mengawali dengan menekankan tuntutan kinerja pegawai yang tinggi sebagai kunci keberhasilan organisasi. Kinerja pegawai, yang didefinisikan sebagai hasil kerja berkualitas dan kuantitatif sesuai tanggung jawab, dipengaruhi oleh berbagai faktor, salah satunya stres kerja. Stres kerja dijelaskan sebagai tekanan akibat ketidakmampuan memenuhi tuntutan pekerjaan, yang berpotensi meningkatkan atau menurunkan kinerja, bergantung pada tingkat keparahannya. Dokumen tersebut mencatat bahwa masih banyak pegawai dengan kinerja rendah di Indonesia, berdasarkan peringkat indeks kinerja World Investment Report (WIR) 2003 yang menempatkan Indonesia di urutan 138 dari 140 negara. Rendahnya kinerja ini menyoroti masalah kualitas pekerjaan, profesionalisme, dan kuantitas pekerjaan. Penelitian ini difokuskan untuk menganalisis pengaruh stres kerja terhadap kinerja pegawai di RSUD T. Mansyur, Kota Tanjungbalai, untuk memahami dinamika ini di konteks pelayanan kesehatan.

2. Profesionalisme Tenaga Kesehatan dan Stres Kerja

Dokumen tersebut selanjutnya membahas pentingnya profesionalisme tenaga kesehatan, termasuk kemampuan intelektual, teknis, dan interpersonal, untuk menjaga citra dan kinerja yang sesuai standar. Stres kerja menjadi isu penting karena dapat mengganggu interaksi positif pegawai dengan lingkungan kerja dan luar kerja. Jika tidak dikelola dengan baik, stres dapat menyebabkan penurunan kinerja. Sebaliknya, stres dalam kadar tertentu dapat menjadi pendorong kinerja, tetapi jika berkelanjutan akan menurunkan produktivitas. Rumah sakit sebagai lembaga kesehatan perlu menunjukkan kinerja positif, dengan peningkatan kinerja individu berdampak pada produktivitas secara keseluruhan. Kinerja tinggi meningkatkan loyalitas, motivasi, dan kepuasan kerja, yang pada akhirnya meningkatkan produktivitas. Oleh karena itu, perhatian, pemeliharaan, dan pengembangan sumber daya manusia sangat krusial.

3. Beban Kerja dan Faktor faktor Stres Kerja di RSUD T. Mansyur

Dokumen ini mengkaji berbagai aspek beban kerja di rumah sakit, termasuk jumlah pasien, kapasitas kerja sesuai pendidikan, sistem shift kerja, dan kelengkapan fasilitas. Keberagaman disiplin ilmu di rumah sakit (dokter, perawat, apoteker, administrator, dll.) dapat memicu konflik antar pegawai, yang berdampak pada stres kerja dan penurunan kinerja. RSUD Tengku Mansyur Kota Tanjungbalai, sebagai rumah sakit pemerintah, menghadapi tantangan spesifik. Selain beban kerja, faktor-faktor lain yang menimbulkan stres pada pegawai di RSUD T. Mansyur diamati, antara lain hubungan yang kurang baik dengan atasan, rekan kerja, pasien, dan keluarga pasien; pekerjaan rutin yang berulang; perpindahan pegawai; bahaya fisik seperti penggunaan jarum suntik dan paparan radiasi; dan paparan terhadap bau dan pemandangan yang tidak menyenangkan. Semua faktor ini berpotensi memicu stres dan penurunan kinerja.

II.Metodologi Penelitian Pengukuran Stres Kerja dan Kinerja Pegawai

Penelitian ini menggunakan metode kuantitatif dengan pendekatan survei. Data dikumpulkan melalui kuesioner yang disebar kepada 224 pegawai RSUD T. Mansyur. Skala Likert digunakan untuk mengukur stres kerja dan kinerja pegawai. Analisis data meliputi uji reliabilitas dan uji hipotesis menggunakan uji t untuk mengetahui pengaruh stres kerja terhadap kinerja pegawai.

1. Pendekatan Penelitian dan Populasi

Penelitian ini menggunakan metode regresi dengan analisis data kuantitatif, bertujuan untuk mengetahui pengaruh antara variabel stres kerja (X) dan kinerja pegawai (Y). Metode survei dipilih, dengan penyebaran kuesioner kepada responden untuk memperoleh data objektif dan valid. Penelitian ini mengklasifikasikan sebagai penelitian survei yang mengumpulkan data primer melalui kuesioner. Populasi penelitian adalah seluruh pegawai RSUD T. Mansyur Kota Tanjungbalai, berjumlah 224 orang. Teknik pengumpulan data dilakukan dengan menyebarkan kuesioner kepada responden, di mana responden memilih alternatif jawaban yang tersedia. Informasi demografis responden seperti jenis kelamin, usia, pendidikan, jabatan, divisi, dan masa kerja dikumpulkan untuk identifikasi.

2. Pengukuran Variabel dengan Skala Likert

Skala Likert digunakan sebagai alat ukur sikap, pendapat, dan persepsi responden mengenai stres kerja dan kinerja pegawai. Variabel dijabarkan menjadi indikator, dan indikator tersebut dijadikan dasar penyusunan item-item pertanyaan atau pernyataan dalam kuesioner. Setiap jawaban diberi skor untuk analisis data. Validitas kuesioner diuji dengan membandingkan r hitung dan r tabel; jika r hitung negatif dan kurang dari r tabel, maka butir pertanyaan dinyatakan tidak valid. Uji reliabilitas menggunakan rumus Alpha Cronbach untuk mengukur konsistensi alat ukur, dengan nilai alpha Cronbach > 0,6 dianggap reliabel. Penggunaan skala Likert memungkinkan pengukuran yang sistematis dan kuantitatif terhadap persepsi dan sikap pegawai terkait stres kerja dan kinerja mereka di RSUD T. Mansyur.

III. Mansyur

Hasil uji t menunjukkan bahwa terdapat pengaruh positif dan signifikan antara stres kerja dan kinerja pegawai di RSUD T. Mansyur (t hitung > t tabel: 1,331 > 0,68249). Namun, besarnya pengaruh stres kerja hanya sebesar 5,4%, sementara 94,6% dipengaruhi oleh faktor lain. Ini menunjukkan bahwa meskipun stres kerja berpengaruh, faktor lain juga memainkan peran penting dalam menentukan kinerja pegawai.

1. Pengujian Hipotesis dan Hasil Uji t

Hasil penelitian diuji menggunakan uji hipotesis dengan uji t. Nilai t hitung (1,331) lebih besar daripada t tabel (0,68249) pada derajat kebebasan 2,5% (0,05). Ini menunjukkan bahwa hipotesis kerja (Ha) diterima. Artinya, terdapat pengaruh positif dan signifikan antara stres kerja terhadap kinerja pegawai RSUD T. Mansyur Kota Tanjungbalai. Temuan ini mendukung adanya hubungan antara tingkat stres kerja dan kinerja pegawai di rumah sakit tersebut. Hasil uji t memberikan bukti empiris yang mendukung hipotesis penelitian, mengkonfirmasi pengaruh positif stres kerja terhadap kinerja. Namun penting untuk dicatat bahwa besarnya pengaruh stres kerja yang signifikan ini perlu dipertimbangkan dalam konteks keseluruhan. Ukuran efeknya perlu diperjelas lebih lanjut.

2. Besarnya Pengaruh Stres Kerja dan Faktor Lain

Meskipun terdapat pengaruh positif dan signifikan, besarnya pengaruh stres kerja terhadap kinerja pegawai di RSUD T. Mansyur Kota Tanjungbalai hanya sebesar 5,4%. Sisanya, 94,6%, dipengaruhi oleh faktor-faktor lain yang tidak diukur dalam penelitian ini. Temuan ini menyoroti kompleksitas faktor-faktor yang menentukan kinerja pegawai dan bahwa stres kerja hanyalah salah satu dari banyak variabel yang berperan. Hasil ini menekankan perlunya penelitian lebih lanjut untuk mengidentifikasi dan menganalisis faktor-faktor lain yang lebih dominan tersebut. Pemahaman yang komprehensif tentang kinerja pegawai membutuhkan pertimbangan berbagai aspek, dan hasil ini menunjukkan bahwa stres kerja bukanlah satu-satunya faktor penentu.

IV. Mansyur

Penelitian menyimpulkan bahwa stres kerja memiliki pengaruh positif terhadap kinerja pegawai di RSUD T. Mansyur, Kota Tanjungbalai, meskipun pengaruhnya relatif kecil. Saran yang diberikan meliputi upaya menjaga tingkat stres kerja pada level yang optimal, peningkatan program peningkatan kinerja pegawai, dan kajian lebih lanjut terhadap faktor-faktor lain yang memengaruhi kinerja, seperti lingkungan kerja, kepemimpinan, dan budaya organisasi. RSUD T. Mansyur, yang merupakan rumah sakit kelas C berdasarkan SK Menkes RI No. 303/Menkes/SK/IV/1987, memiliki 115 tempat tidur dan melayani pasien dari berbagai daerah, termasuk Kabupaten Labuhan Batu dan Provinsi Riau.

1. Kesimpulan tentang Pengaruh Stres Kerja terhadap Kinerja

Penelitian ini menyimpulkan adanya pengaruh positif dan signifikan stres kerja terhadap kinerja pegawai di RSUD T. Mansyur Kota Tanjungbalai. Hasil uji t menunjukkan t hitung lebih besar dari t tabel (1,331 > 0,68249), mendukung penerimaan hipotesis alternatif. Namun, penting untuk dicatat bahwa besarnya pengaruh stres kerja relatif kecil, hanya sebesar 5,4%. Artinya, meskipun stres kerja terbukti berpengaruh positif terhadap kinerja, faktor lain yang tidak diteliti dalam studi ini berperan jauh lebih besar (94,6%). Kesimpulan ini menunjukkan kompleksitas faktor-faktor yang mempengaruhi kinerja pegawai rumah sakit, dan stres kerja hanya menjadi salah satu elemen dari sistem yang lebih luas.

2. Saran untuk Peningkatan Kinerja dan Manajemen Stres Kerja

Berdasarkan hasil penelitian, beberapa saran diajukan. Pertama, tingkat stres kerja pegawai di RSUD T. Mansyur sebaiknya dijaga agar tetap pada level yang optimal, karena stres dalam kadar tertentu dapat meningkatkan kinerja. Kedua, RSUD T. Mansyur perlu menyusun, melaksanakan, dan mengevaluasi program peningkatan kinerja secara berkelanjutan, termasuk peningkatan inovasi pegawai. Ketiga, Rumah sakit juga perlu meneliti lebih dalam faktor-faktor selain stres kerja yang mempengaruhi kinerja, seperti lingkungan kerja, kepemimpinan, budaya organisasi, motivasi, dan kompetensi pegawai. Saran ini menekankan pentingnya pendekatan holistik untuk meningkatkan kinerja pegawai yang tidak hanya berfokus pada pengurangan stres kerja saja, tetapi juga pada perbaikan berbagai aspek lingkungan kerja dan manajemen sumber daya manusia.