Pengaruh Rasio Keuangan terhadap Return on Investment Perusahaan Makanan dan Minuman

Pengaruh Rasio Keuangan terhadap Return on Investment Perusahaan Makanan dan Minuman

Informasi dokumen

Penulis

Valentina Hutagalol

Sekolah

Universitas Sumatera Utara

Jurusan Manajemen
Tempat Medan
Jenis dokumen Skripsi
Bahasa Indonesian
Format | PDF
Ukuran 3.57 MB
  • Rasio Likuiditas
  • Rasio Leverage
  • Return on Investment

Ringkasan

I.Pengaruh Rasio Keuangan terhadap Return on Investment ROI Perusahaan Makanan dan Minuman di Bursa Efek Indonesia BEI

Penelitian ini menganalisis pengaruh beberapa rasio keuangan terhadap Return on Investment (ROI) dari 9 perusahaan makanan dan minuman yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) periode tertentu. Analisis menggunakan metode regresi linear berganda dan analisis deskriptif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa rasio likuiditas (current ratio), rasio leverage (debt to equity ratio), dan rasio aktivitas (inventory turnover) secara signifikan mempengaruhi ROI. Namun, cash ratio, debt ratio, fixed asset turnover, dan account receivable turnover tidak menunjukkan pengaruh signifikan secara parsial terhadap ROI. Penelitian ini memberikan implikasi penting bagi manajemen perusahaan dalam pengambilan keputusan terkait kebijakan keuangan untuk meningkatkan profitabilitas.

1. Metodologi Penelitian

Penelitian ini meneliti pengaruh rasio keuangan terhadap Return on Investment (ROI) pada 9 perusahaan makanan dan minuman di Bursa Efek Indonesia (BEI). Metode pengumpulan data yang digunakan adalah studi dokumentasi, dengan analisis data menggunakan analisis deskriptif dan analisis regresi linear berganda. Populasi penelitian adalah 11 perusahaan, namun sampel yang digunakan adalah 9 perusahaan dengan teknik purposive sampling. Analisis regresi linear berganda digunakan untuk menguji pengaruh simultan variabel independen (rasio keuangan) terhadap variabel dependen (ROI), sementara uji t digunakan untuk menguji pengaruh parsial masing-masing variabel. Penelitian ini bertujuan untuk mengungkap bagaimana rasio likuiditas, leverage, dan aktivitas secara individual dan bersama-sama mempengaruhi kinerja keuangan perusahaan yang diukur melalui ROI. Penelitian ini merupakan studi kasus yang berfokus pada analisis data internal perusahaan. Penggunaan metode regresi linear berganda memungkinkan untuk mengidentifikasi variabel-variabel yang signifikan dan yang tidak signifikan dalam mempengaruhi ROI.

2. Variabel Penelitian dan Definisi Operasional

Penelitian ini menggunakan Return on Investment (ROI) sebagai variabel dependen. Variabel independen terdiri dari rasio likuiditas (current ratio dan cash ratio), rasio leverage (debt ratio dan debt to equity ratio), dan rasio aktivitas (fixed asset turnover, account receivable turnover, dan inventory turnover). Setiap rasio didefinisikan secara operasional berdasarkan rumus-rumus akuntansi standar. Current ratio, misalnya, dihitung sebagai rasio antara aset lancar dan kewajiban lancar, menunjukkan kemampuan perusahaan memenuhi kewajiban jangka pendek. Debt to equity ratio menunjukkan proporsi pembiayaan hutang terhadap ekuitas, mengindikasikan struktur permodalan perusahaan. Inventory turnover menunjukkan efisiensi manajemen dalam mengelola persediaan. Definisi operasional ini memastikan konsistensi dan pemahaman yang jelas mengenai setiap variabel yang digunakan dalam analisis. Pemilihan rasio-rasio tersebut didasarkan pada teori keuangan dan literatur terdahulu yang relevan.

3. Hasil dan Pembahasan Pengaruh Simultan Rasio Keuangan terhadap ROI

Hasil uji F menunjukkan bahwa secara simultan, variabel-variabel independen (current ratio, cash ratio, debt ratio, debt to equity ratio, fixed asset turnover, account receivable turnover, dan inventory turnover) berpengaruh signifikan terhadap Return on Investment (ROI). Artinya, seluruh rasio keuangan yang diuji secara bersama-sama memberikan pengaruh yang signifikan terhadap ROI perusahaan makanan dan minuman yang diteliti. Hal ini menandakan bahwa pengelolaan aset, likuiditas, dan struktur permodalan secara bersama-sama berperan penting dalam pencapaian ROI. Namun, temuan ini merupakan pengaruh simultan, dan masih perlu dikaji lebih lanjut mengenai pengaruh parsial masing-masing variabel. Temuan ini menjadi dasar untuk melakukan pengujian lebih lanjut secara parsial menggunakan uji t, untuk mengidentifikasi rasio mana yang paling signifikan memprediksi ROI.

4. Hasil dan Pembahasan Pengaruh Parsial Rasio Keuangan terhadap ROI

Hasil uji t menunjukkan bahwa hanya current ratio, debt to equity ratio, dan inventory turnover yang berpengaruh signifikan secara parsial terhadap ROI. Ini berarti, dari seluruh rasio keuangan yang diteliti, hanya ketiga rasio ini yang secara individual memberikan pengaruh yang signifikan terhadap ROI. Current ratio menunjukkan pentingnya likuiditas dalam menunjang profitabilitas perusahaan. Debt to equity ratio menunjukkan peran struktur modal dalam mempengaruhi pengembalian investasi. Inventory turnover menunjukkan bagaimana efisiensi pengelolaan persediaan berdampak pada ROI. Sementara itu, cash ratio, debt ratio, fixed asset turnover, dan account receivable turnover tidak berpengaruh signifikan secara parsial terhadap ROI, meskipun berpengaruh secara simultan. Hal ini menunjukkan bahwa efek dari rasio-rasio ini mungkin tertutupi atau dimediasi oleh rasio-rasio yang signifikan secara parsial. Temuan ini memberikan pemahaman yang lebih spesifik tentang rasio-rasio keuangan yang perlu diperhatikan oleh manajemen dalam meningkatkan ROI.

II.Rasio Likuiditas Leverage dan Aktivitas

Penelitian ini mengeksplorasi tiga jenis rasio keuangan: rasio likuiditas (mengukur kemampuan perusahaan membayar kewajiban jangka pendek), rasio leverage (mengukur proporsi pembiayaan hutang), dan rasio aktivitas (mengukur efisiensi penggunaan aset). Rasio-rasio spesifik yang diteliti termasuk current ratio, cash ratio, debt ratio, debt to equity ratio, fixed asset turnover, account receivable turnover, dan inventory turnover. Pengaruh masing-masing rasio terhadap ROI dianalisis secara individual dan simultan.

1. Rasio Likuiditas

Rasio likuiditas mencerminkan kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajiban jangka pendeknya. Dokumen ini menjelaskan bahwa rasio likuiditas dihitung berdasarkan perbandingan antara aktiva lancar dan hutang lancar. Semakin tinggi rasio ini, semakin besar kemampuan perusahaan melunasi hutang jangka pendek. Penelitian ini menggunakan current ratio dan cash ratio sebagai indikator likuiditas. Harahap (2004:301) mendukung konsep ini dengan menyatakan bahwa perbandingan aktiva lancar dan hutang lancar menunjukkan kemampuan pelunasan hutang lancar. Syamsuddin (2004:41) dan Van Horne dan Wachowicz (2006:205) juga mendefinisikan rasio likuiditas sebagai indikator kemampuan perusahaan membayar kewajiban finansial jangka pendek. Analisis lebih lanjut menunjukkan bahwa current ratio memiliki pengaruh signifikan terhadap Return on Investment (ROI), sedangkan cash ratio tidak menunjukkan pengaruh yang signifikan secara parsial.

2. Rasio Leverage

Rasio leverage mengukur seberapa besar aset perusahaan dibiayai oleh hutang. Dokumen ini menjelaskan bahwa rasio leverage sangat sensitif terhadap perubahan nilai perusahaan dan ditentukan oleh struktur modal. Penggunaan hutang dapat meningkatkan pengembalian, tetapi juga meningkatkan risiko, terutama dalam kondisi ekonomi yang buruk. Penelitian ini menggunakan debt ratio dan debt to equity ratio sebagai indikator leverage. Sawir (2005:13) mendefinisikan rasio leverage yang terdiri dari debt ratio dan debt to equity ratio. Brigham dan Weston (2005:5) menjelaskan bahwa penggunaan hutang yang lebih besar meningkatkan risiko, tetapi juga dapat meningkatkan tingkat pengembalian yang diharapkan. Hasil analisis menunjukkan bahwa debt to equity ratio berpengaruh signifikan terhadap ROI, sedangkan debt ratio tidak menunjukkan pengaruh yang signifikan secara parsial.

3. Rasio Aktivitas

Rasio aktivitas mengukur efektivitas manajemen dalam mengelola aset-asetnya. Rasio ini menunjukkan seberapa efisien perusahaan menggunakan asetnya untuk menghasilkan penjualan. Dokumen ini menjelaskan bahwa rasio aktivitas yang tinggi mengindikasikan penggunaan sumber daya yang efektif. Penelitian ini menggunakan fixed asset turnover, account receivable turnover, dan inventory turnover sebagai indikator rasio aktivitas. Martono dan Harjito (2001:56-58) menyatakan rasio aktivitas mengukur efektivitas manajemen dalam mengelola aset. Warsono (2003:35) juga menekankan bahwa rasio aktivitas yang tinggi menunjukkan efektivitas perusahaan dalam mendayagunakan sumber dananya. Hasil analisis menunjukkan bahwa hanya inventory turnover yang berpengaruh signifikan terhadap ROI, sedangkan fixed asset turnover dan account receivable turnover tidak berpengaruh signifikan secara parsial.

III.Hasil Analisis Regresi Linear Berganda

Analisis regresi linear berganda menunjukkan pengaruh simultan dari rasio likuiditas, leverage, dan aktivitas terhadap ROI. Secara parsial, hanya current ratio, debt to equity ratio, dan inventory turnover yang berpengaruh signifikan terhadap ROI. Hasil ini memberikan bukti empiris tentang rasio-rasio keuangan yang paling relevan dalam memprediksi ROI pada perusahaan makanan dan minuman di BEI.

1. Pengaruh Simultan Rasio Keuangan terhadap ROI

Analisis regresi linear berganda digunakan untuk menguji pengaruh simultan tujuh rasio keuangan (current ratio, cash ratio, debt ratio, debt to equity ratio, fixed asset turnover, account receivable turnover, dan inventory turnover) terhadap Return on Investment (ROI). Hasil uji F menunjukkan bahwa secara simultan, seluruh variabel independen (ketujuh rasio keuangan) berpengaruh signifikan terhadap ROI. Ini mengindikasikan bahwa kinerja keuangan perusahaan, yang diukur dengan ROI, dipengaruhi secara signifikan oleh kombinasi rasio likuiditas, leverage, dan aktivitas. Temuan ini menunjukkan hubungan yang kompleks antar rasio dan ROI, di mana pengaruh satu rasio mungkin dipengaruhi oleh rasio lainnya. Namun, hasil uji F ini hanya menunjukkan pengaruh simultan, dan tidak memberikan informasi mengenai kekuatan pengaruh masing-masing rasio secara individual. Oleh karena itu, diperlukan uji lanjutan untuk mengkaji pengaruh parsial setiap rasio.

2. Pengaruh Parsial Rasio Keuangan terhadap ROI

Uji t digunakan untuk menguji pengaruh parsial masing-masing rasio keuangan terhadap ROI. Hasil uji t menunjukkan bahwa hanya tiga rasio yang berpengaruh signifikan secara parsial terhadap ROI: current ratio, debt to equity ratio, dan inventory turnover. Ini menunjukkan bahwa peningkatan current ratio, debt to equity ratio, dan inventory turnover dikaitkan dengan peningkatan ROI. Rasio-rasio lainnya (cash ratio, debt ratio, fixed asset turnover, dan account receivable turnover) tidak menunjukkan pengaruh signifikan secara parsial, meskipun secara simultan berpengaruh. Hal ini bisa mengindikasikan bahwa pengaruh rasio-rasio yang tidak signifikan secara parsial tertutupi oleh pengaruh rasio-rasio lainnya yang lebih dominan. Temuan ini memberikan wawasan yang lebih spesifik mengenai faktor-faktor keuangan yang paling berpengaruh terhadap ROI perusahaan makanan dan minuman di BEI. Hasil ini penting bagi manajemen untuk fokus pada peningkatan rasio-rasio yang signifikan secara parsial.

IV.Kesimpulan dan Saran

Kesimpulannya, penelitian ini membuktikan bahwa beberapa rasio keuangan secara signifikan mempengaruhi Return on Investment (ROI) perusahaan makanan dan minuman di Bursa Efek Indonesia (BEI). Penelitian selanjutnya disarankan untuk memperluas cakupan sampel, mempertimbangkan variabel eksternal, dan menganalisis periode waktu yang lebih panjang untuk mendapatkan hasil yang lebih komprehensif. Informasi ini penting bagi manajemen dalam meningkatkan profitabilitas perusahaan dan pengambilan keputusan yang efektif.

1. Kesimpulan Penelitian

Kesimpulan penelitian ini menyatakan bahwa terdapat pengaruh signifikan antara rasio keuangan terhadap Return on Investment (ROI) perusahaan makanan dan minuman di Bursa Efek Indonesia (BEI). Analisis regresi linear berganda menunjukkan pengaruh simultan dari current ratio, cash ratio, debt ratio, debt to equity ratio, fixed asset turnover, account receivable turnover, dan inventory turnover terhadap ROI. Namun, analisis lebih lanjut dengan uji t menunjukkan bahwa hanya current ratio, debt to equity ratio, dan inventory turnover yang berpengaruh signifikan secara parsial. Artinya, kemampuan likuiditas, struktur permodalan (leverage), dan efisiensi pengelolaan persediaan secara individual memiliki dampak signifikan terhadap ROI. Rasio lainnya tidak menunjukkan pengaruh signifikan secara individual meskipun secara bersama-sama berpengaruh. Temuan ini memberikan pemahaman yang lebih detail tentang faktor-faktor kunci yang mempengaruhi profitabilitas perusahaan makanan dan minuman di BEI.

2. Saran untuk Penelitian Selanjutnya

Penelitian ini menyarankan agar penelitian selanjutnya mempertimbangkan variabel eksternal sebagai variabel independen selain variabel internal (rasio keuangan) yang telah diteliti. Hal ini dikarenakan penelitian ini hanya terbatas pada informasi internal perusahaan. Dengan memasukkan variabel eksternal, penelitian selanjutnya dapat memberikan pemahaman yang lebih komprehensif mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi ROI. Variabel eksternal tersebut dapat mencakup faktor makro ekonomi, kondisi pasar, dan persaingan industri. Selain itu, perlu dipertimbangkan pula untuk memperluas cakupan sampel dan periode penelitian guna memperoleh generalisasi yang lebih kuat dan memperkaya hasil temuan. Penelitian yang lebih luas dan komprehensif dapat memberikan implikasi yang lebih bermakna bagi para pemangku kepentingan dalam meningkatkan profitabilitas perusahaan makanan dan minuman di Indonesia.

V.Data Perusahaan

Penelitian ini melibatkan 9 perusahaan makanan dan minuman di Bursa Efek Indonesia (BEI). Data rasio keuangan perusahaan dianalisis untuk periode tertentu (tahun tidak disebutkan secara eksplisit, tetapi data tercantum mencakup tahun 2006-2009). Nama-nama perusahaan seperti PT Tiga Pilar Sejahtera Food, PT. Mayora Indah, PT. Indofood Sukses Makmur, PT. Multi Bintang Indonesia, dan lain-lain disebutkan dalam analisis rasio individual. Data debt ratio, debt to equity ratio, fixed asset turnover, account receivable turnover, dan inventory turnover untuk setiap perusahaan di tahun yang berbeda disajikan dalam dokumen, tetapi tidak dijelaskan secara rinci dalam ringkasan ini.

1. Jumlah dan Periode Data Perusahaan

Penelitian ini menggunakan data dari 9 perusahaan makanan dan minuman yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI). Meskipun populasi awal berjumlah 11 perusahaan, penelitian hanya mengambil sampel 9 perusahaan dengan metode purposive sampling. Data yang digunakan mencakup periode Januari 2006 sampai Desember 2009, mencakup data rasio keuangan yang relevan untuk menganalisis pengaruhnya terhadap Return on Investment (ROI). Dokumen mencantumkan beberapa nama perusahaan seperti PT Tiga Pilar Sejahtera Food, PT Mayora Indah, PT Indofood Sukses Makmur, PT Multi Bintang Indonesia, PT Davomas Abadi, PT Cahaya Kalbar, PT Delta Djakarta, PT Sekar Laut, dan PT Prasida Aneka Niaga. Namun, detail data dari masing-masing perusahaan hanya disajikan sebagian, terutama berupa nilai-nilai rata-rata dan perbandingan antar perusahaan untuk beberapa rasio keuangan tertentu di tahun-tahun berbeda (misalnya, data debt ratio pada tahun 2007 dan 2009).

2. Analisis Data Perusahaan

Analisis data perusahaan difokuskan pada perhitungan dan perbandingan beberapa rasio keuangan, termasuk rasio likuiditas (current ratio dan cash ratio), rasio leverage (debt ratio dan debt to equity ratio), dan rasio aktivitas (fixed asset turnover, account receivable turnover, dan inventory turnover). Data rasio keuangan ini kemudian digunakan dalam analisis regresi linear berganda dan uji t untuk menguji pengaruhnya terhadap ROI. Dokumen menyajikan informasi perbandingan antar perusahaan, misalnya, perusahaan mana yang memiliki debt ratio di atas atau di bawah rata-rata pada tahun tertentu. Informasi sejenis juga disajikan untuk debt to equity ratio, fixed asset turnover, account receivable turnover, dan inventory turnover. Meskipun nama-nama perusahaan disebutkan, data mentah (data mendetail dari masing-masing perusahaan) tidak dilampirkan secara lengkap dalam dokumen ini, hanya ringkasan dan hasil analisisnya saja yang dijelaskan.