
Pengaruh Lingkungan Kerja Fisik Terhadap Kinerja Karyawan di Bank Perkreditan Rakyat Solider
Informasi dokumen
Penulis | Elyas S Pitoyo |
instructor | Dra. Elita Dewi, M.Si |
Sekolah | Universitas Sumatera Utara, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Departemen Ilmu Administrasi Negara |
Jurusan | Ilmu Administrasi Negara |
Tempat | Medan |
Jenis dokumen | Skripsi |
Bahasa | Indonesian |
Format | |
Ukuran | 4.80 MB |
- Lingkungan Kerja
- Kinerja Karyawan
- Bank Perkreditan Rakyat
Ringkasan
I.Pengaruh Lingkungan Kerja Fisik terhadap Kinerja Karyawan di BPR Solider Cabang Pematangsiantar
Penelitian ini menganalisis pengaruh lingkungan kerja fisik terhadap kinerja karyawan di Bank Perkreditan Rakyat (BPR) Solider Cabang Pematangsiantar. Analisis regresi sederhana menunjukkan korelasi positif dan signifikan (r hitung = 0,661; r tabel = 0,444) antara kedua variabel. Hasil ini mengindikasikan bahwa peningkatan kualitas lingkungan kerja fisik, seperti pencahayaan, temperatur, kelembaban, dan keamanan, berdampak positif pada peningkatan kinerja karyawan. Studi ini melibatkan 20 responden karyawan BPR Solider Cabang Pematangsiantar. Koefisien determinasi (R²) sebesar 43,69% menunjukkan bahwa 43,69% kinerja karyawan dipengaruhi oleh lingkungan kerja fisik, sementara sisanya dipengaruhi faktor lain.
1. Analisis Regresi Sederhana dan Korelasi Lingkungan Kerja Fisik dan Kinerja Karyawan
Bagian ini menyajikan hasil analisis regresi sederhana yang menunjukkan hubungan positif dan signifikan antara lingkungan kerja fisik dan kinerja karyawan di BPR Solider Cabang Pematangsiantar. Koefisien korelasi (r hitung) sebesar 0,661 yang berada di kategori tinggi, dibandingkan dengan r tabel 0,444, membuktikan adanya pengaruh positif yang signifikan. Temuan ini menunjukkan bahwa semakin baik lingkungan kerja fisik, semakin meningkat pula kinerja karyawan. Kesimpulan ini didasarkan pada data kuantitatif yang dianalisis dengan metode statistik. Penjelasan lebih lanjut mengenai metode analisis dan interpretasi data akan dijelaskan secara rinci di bagian selanjutnya. Penting untuk dicatat bahwa korelasi bukan berarti kausalitas; faktor-faktor lain mungkin juga berkontribusi pada kinerja karyawan. Penelitian ini memberikan gambaran awal tentang kekuatan hubungan antara kedua variabel tersebut dalam konteks BPR Solider Cabang Pematangsiantar.
2. Definisi Lingkungan Kerja Fisik dan Kinerja Karyawan
Dokumen menjelaskan definisi operasional dari lingkungan kerja fisik dan kinerja karyawan yang digunakan dalam penelitian ini. Lingkungan kerja fisik didefinisikan secara luas, meliputi aspek-aspek seperti pencahayaan, temperatur, kelembaban, sirkulasi udara, kebisingan, bau, warna, musik, dan keamanan. Definisi ini mengacu pada beberapa literatur yang relevan, menunjukkan pemahaman komprehensif atas konsep tersebut. Sementara itu, kinerja karyawan didefinisikan sebagai tingkat pencapaian hasil kerja dan kontribusinya terhadap tujuan organisasi. Definisi ini menekankan pentingnya kinerja sebagai tolok ukur keberhasilan organisasi. Kedua definisi ini menjadi dasar bagi pengumpulan dan analisis data, memastikan kerangka kerja yang konsisten dan terukur dalam mengevaluasi hubungan antara lingkungan kerja fisik dan kinerja karyawan di BPR Solider Cabang Pematangsiantar. Pemahaman yang jelas atas definisi ini sangat krusial untuk interpretasi hasil penelitian secara akurat.
3. Pengaruh Lingkungan Kerja Fisik terhadap Kinerja Karyawan Implikasi bagi BPR Solider Cabang Pematangsiantar
Bagian ini membahas implikasi dari temuan penelitian terhadap BPR Solider Cabang Pematangsiantar. Hubungan positif antara lingkungan kerja fisik dan kinerja karyawan menyoroti pentingnya manajemen untuk memperhatikan aspek-aspek fisik tempat kerja. Meningkatkan kualitas lingkungan kerja fisik dapat menjadi strategi untuk meningkatkan kinerja karyawan secara keseluruhan. Temuan ini memberikan rekomendasi konkret bagi manajemen BPR Solider Cabang Pematangsiantar untuk berinvestasi dalam peningkatan fasilitas dan infrastruktur yang mendukung kenyamanan dan produktivitas karyawan. Perbaikan ini bisa meliputi peningkatan sistem pencahayaan, pengaturan suhu ruangan yang optimal, perbaikan sistem ventilasi udara, dan peningkatan keamanan. Penerapan rekomendasi ini diharapkan dapat meningkatkan efisiensi dan efektivitas operasional BPR, yang pada akhirnya berdampak positif pada pencapaian tujuan organisasi.
II.Kondisi Lingkungan Kerja Fisik di BPR Solider Cabang Pematangsiantar
Penelitian mengidentifikasi beberapa aspek lingkungan kerja fisik di BPR Solider Cabang Pematangsiantar. Aspek yang diteliti meliputi pencahayaan (tergantung pada lampu, perlu penambahan), temperatur dan kelembaban udara (mayoritas responden merasa nyaman, namun ada beberapa yang merasa perlu peningkatan fasilitas pendingin ruangan dan ventilasi), kebisingan (dari dalam dan luar ruangan, mengganggu konsentrasi sebagian besar responden), bau tidak sedap (mengganggu kenyamanan sebagian besar responden), dan keamanan (mayoritas responden merasa aman, namun ada yang menyarankan peningkatan fasilitas keamanan).
1. Pencahayaan di BPR Solider Cabang Pematangsiantar
Berdasarkan observasi dan kuesioner, pencahayaan di BPR Solider Cabang Pematangsiantar menjadi perhatian. Sinar matahari sulit masuk ke ruangan, sehingga ketergantungan pada lampu penerangan menjadi tinggi. Sebagian responden (45% menjawab sangat memadai dan 50% memadai) merasa penerangan lampu sudah cukup, namun ada juga yang merasa kurang memadai (5%). Kurangnya pencahayaan memadai berpotensi menyebabkan kelelahan mata, kantuk, sakit kepala, dan berkurangnya kemampuan melihat, bahkan berisiko kecelakaan kerja. Kondisi ini membutuhkan perhatian serius dari manajemen BPR Solider Cabang Pematangsiantar untuk evaluasi dan perbaikan sistem pencahayaan demi kenyamanan dan keselamatan kerja karyawan. Hal ini juga penting untuk dipertimbangkan dalam konteks produktivitas dan kinerja karyawan.
2. Temperatur Kelembaban dan Sirkulasi Udara
Aspek temperatur, kelembaban, dan sirkulasi udara juga dievaluasi dalam penelitian ini. Mayoritas responden (60% sangat setuju dan 40% setuju) menyatakan temperatur ruangan mendukung kenyamanan kerja. Fasilitas pendingin ruangan (AC) dinilai baik oleh sebagian besar responden (90% menjawab baik dan 10% sangat baik). Namun, terkait ventilasi, terdapat perbedaan persepsi. Sebagian responden (10% sangat mencukupi dan 50% mencukupi) merasa ventilasi sudah memadai, memberikan udara segar yang meningkatkan kenyamanan kerja. Namun, 40% responden menganggap ventilasi udara kurang mencukupi dan perlu penambahan. Perluasan atas temuan ini menunjukkan kebutuhan akan keseimbangan antara pendinginan ruangan dan sirkulasi udara segar untuk menciptakan lingkungan kerja yang optimal di BPR Solider Cabang Pematangsiantar. Manajemen perlu mempertimbangkan aspek ini untuk memastikan kenyamanan dan kesehatan karyawan.
3. Kebisingan dan Bau Tidak Sedap
Penelitian juga meneliti dampak kebisingan dan bau tidak sedap pada lingkungan kerja BPR Solider Cabang Pematangsiantar. Hasil kuesioner menunjukkan bahwa kebisingan, baik dari dalam maupun luar ruangan, sangat mengganggu konsentrasi kerja sebagian besar responden (80% sangat terganggu dan 15% terganggu). Begitu pula dengan bau tidak sedap yang juga dinilai sangat mengganggu (70% sangat mengganggu dan 25% mengganggu) kenyamanan kerja. Hanya sebagian kecil responden yang menyatakan tidak terganggu oleh kebisingan atau bau tersebut. Kondisi ini menunjukkan perlunya upaya untuk mengurangi sumber-sumber kebisingan dan bau tidak sedap di lingkungan kerja. Perbaikan ini dapat berupa penambahan peredam suara, perawatan rutin untuk menjaga kebersihan lingkungan, dan tindakan lain untuk meningkatkan kualitas udara di tempat kerja. Lingkungan kerja yang bebas dari gangguan kebisingan dan bau tidak sedap akan meningkatkan konsentrasi dan produktivitas karyawan.
4. Keamanan di BPR Solider Cabang Pematangsiantar
Aspek keamanan juga menjadi fokus penelitian. Mayoritas responden (70% sangat setuju dan 30% setuju) menyatakan bahwa tempat kerja perlu menyediakan fasilitas keamanan yang memadai bagi karyawannya. Sebagian besar responden (60% menjawab aman dan 25% sangat aman) merasa aman untuk meninggalkan barang berharga di ruangan kerja. Namun, masih terdapat sebagian kecil responden yang merasa kurang aman atau tidak aman. Temuan ini menyoroti pentingnya keamanan sebagai bagian integral dari lingkungan kerja yang kondusif. Manajemen BPR Solider Cabang Pematangsiantar perlu memastikan bahwa sistem keamanan terjaga dengan baik, misalnya dengan meningkatkan pengawasan dan sistem keamanan fisik untuk memberikan rasa aman dan nyaman bagi seluruh karyawan. Lingkungan kerja yang aman akan meningkatkan produktivitas dan semangat kerja karyawan.
III. Kinerja Karyawan dan Faktor faktor yang Mempengaruhi
Penelitian mendefinisikan kinerja karyawan sebagai pencapaian hasil kerja dan tingkat pencapaian tujuan organisasi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kinerja karyawan di BPR Solider Cabang Pematangsiantar berkaitan erat dengan lingkungan kerja fisik. Responden yang merasa nyaman dengan lingkungan kerja fisik cenderung menunjukkan kinerja yang lebih baik. Penelitian juga menyoroti bahwa penundaan pekerjaan merupakan salah satu indikator kinerja, dimana 8 dari 20 responden (40%) menyatakan tidak pernah menunda pekerjaan.
1. Definisi Kinerja Karyawan
Dokumen mendefinisikan kinerja karyawan berdasarkan pandangan Pamungkas dalam Tjandra (2005:38) sebagai penampilan cara-cara untuk menghasilkan sesuatu hasil yang dicapai dengan suatu unjuk rasa. Kinerja juga diartikan sebagai tingkat pencapaian hasil dan tingkat pencapaian tujuan organisasi secara berkesinambungan. Definisi ini menekankan pentingnya kinerja sebagai penentu keberhasilan organisasi, baik pemerintah maupun swasta. Kinerja karyawan yang baik merupakan kunci pencapaian tujuan organisasi. Oleh karena itu, menciptakan kinerja karyawan yang baik memerlukan penciptaan lingkungan kerja fisik yang baik pula. Dokumen juga menyinggung bahwa meskipun faktor ekonomi dan teknologi modern tersedia, peran karyawan tetap krusial bagi keberhasilan perusahaan. Motivasi berprestasi juga menjadi karakteristik penting yang memengaruhi kinerja karyawan.
2. Pengukuran Kinerja Karyawan Penilaian Kinerja dan Prinsipnya
Dokumen menjelaskan tentang evaluasi atau penilaian kinerja karyawan. Mengutip Mengginson dalam A.A. Anwar Prabu Mangkunegara (2006:10), penilaian kinerja adalah proses yang digunakan pimpinan untuk menentukan apakah seorang karyawan melakukan pekerjaannya sesuai tugas dan tanggung jawabnya. Sikula, yang juga dikutip dalam Mangkunegara (2006:10), mengemukakan bahwa penilaian kinerja merupakan evaluasi sistematis dari pekerjaan pegawai dan potensi yang dapat dikembangkan. Lebih lanjut, Mangkunegara (2010:13) menjelaskan prinsip dasar evaluasi kinerja, yaitu fokus pada pembinaan kekuatan untuk menyelesaikan persoalan dalam pelaksanaan evaluasi kinerja, bukan hanya menyelesaikan persoalan itu sendiri. Pimpinan dan karyawan diharapkan mampu menyelesaikan persoalan dengan baik setiap saat. Dokumen juga menyinggung penelitian Septianto (2010) yang meneliti pengaruh lingkungan kerja dan stres kerja terhadap kinerja karyawan, dan studi lain yang membahas pengaruh insentif dan lingkungan kerja terhadap semangat kerja karyawan.
3. Indikator Kinerja Karyawan dalam Penelitian
Penelitian ini meneliti kinerja karyawan di BPR Solider Cabang Pematangsiantar dengan salah satu indikatornya yaitu kecenderungan menunda pekerjaan. Data menunjukkan bahwa mayoritas responden (40%) menyatakan tidak pernah menunda pekerjaan yang dibebankan oleh pimpinan, sementara sisanya (60%) memiliki frekuensi menunda pekerjaan yang bervariasi, mulai dari kadang-kadang hingga sering. Data ini menunjukkan bahwa sebagian besar karyawan di BPR Solider Cabang Pematangsiantar memiliki komitmen dan kedisiplinan dalam menyelesaikan tugas. Namun, persentase responden yang pernah atau kadang-kadang menunda pekerjaan juga perlu diperhatikan sebagai potensi masalah yang dapat mempengaruhi efisiensi dan produktivitas kerja. Analisis lebih lanjut mengenai faktor-faktor yang menyebabkan penundaan pekerjaan perlu dilakukan untuk intervensi yang tepat guna meningkatkan kinerja karyawan.
IV.Kesimpulan dan Saran
Penelitian ini menyimpulkan bahwa terdapat pengaruh positif dan signifikan antara lingkungan kerja fisik dan kinerja karyawan di BPR Solider Cabang Pematangsiantar. Diperlukan peningkatan kualitas lingkungan kerja fisik untuk meningkatkan kinerja karyawan. Saran yang diberikan meliputi peningkatan pencahayaan, pengaturan temperatur dan kelembaban, perbaikan sirkulasi udara, pengurangan kebisingan, dan peningkatan fasilitas keamanan.
1. Kesimpulan Penelitian
Penelitian ini menyimpulkan bahwa terdapat pengaruh positif dan signifikan antara lingkungan kerja fisik dan kinerja karyawan di BPR Solider Cabang Pematangsiantar. Analisis regresi sederhana menunjukkan koefisien korelasi (r hitung) sebesar 0,661, yang termasuk dalam kategori tinggi, mengindikasikan hubungan yang kuat antara kedua variabel. Koefisien determinasi (R²) sebesar 43,69% menunjukkan bahwa sekitar 43,69% dari varians kinerja karyawan dapat dijelaskan oleh lingkungan kerja fisik, sementara sisanya dipengaruhi faktor lain di luar lingkup penelitian ini. Secara keseluruhan, temuan ini mendukung hipotesis bahwa peningkatan kualitas lingkungan kerja fisik berkontribusi pada peningkatan kinerja karyawan di BPR Solider Cabang Pematangsiantar. Penelitian ini memberikan bukti empiris tentang pentingnya memperhatikan aspek lingkungan kerja fisik untuk meningkatkan kinerja karyawan dalam konteks perbankan.
2. Saran untuk Peningkatan Kinerja Karyawan di BPR Solider Cabang Pematangsiantar
Berdasarkan hasil penelitian, beberapa saran diberikan untuk meningkatkan kinerja karyawan di BPR Solider Cabang Pematangsiantar. Pertama, manajemen disarankan untuk meningkatkan kualitas lingkungan kerja fisik, meliputi perbaikan pencahayaan, pengaturan suhu dan kelembaban ruangan yang lebih optimal, peningkatan sistem ventilasi udara, serta pengurangan kebisingan dan bau tidak sedap. Kedua, perbaikan sistem keamanan juga perlu dipertimbangkan untuk memberikan rasa aman dan nyaman bagi karyawan. Ketiga, penelitian lebih lanjut dapat dilakukan untuk mengkaji faktor-faktor lain yang mempengaruhi kinerja karyawan di luar lingkungan kerja fisik, seperti faktor motivasi, pelatihan, dan sistem insentif. Dengan memperhatikan saran-saran ini, diharapkan kinerja karyawan di BPR Solider Cabang Pematangsiantar dapat meningkat lebih signifikan. Penelitian ini memberikan landasan bagi upaya peningkatan kinerja karyawan melalui perbaikan lingkungan kerja fisik dan langkah-langkah pendukung lainnya.