Pengaruh Likuiditas dan Manajemen Modal Kerja terhadap Profitabilitas Perusahaan

Pengaruh Likuiditas dan Manajemen Modal Kerja terhadap Profitabilitas Perusahaan

Informasi dokumen

Penulis

Yessy Debora S

Sekolah

Universitas Sumatera Utara

Jurusan Akuntansi
Tempat Medan
Jenis dokumen Skripsi
Bahasa Indonesian
Format | PDF
Ukuran 3.71 MB
  • Likuiditas
  • Manajemen Modal Kerja
  • Profitabilitas

Ringkasan

I.Latar Belakang Penelitian Pengaruh Likuiditas dan Manajemen Modal Kerja terhadap Profitabilitas Perusahaan Industri Tekstil dan Garmen di Indonesia

Penelitian ini meneliti pengaruh likuiditas dan manajemen modal kerja terhadap profitabilitas perusahaan industri tekstil dan garmen yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) periode 2009-2012. Industri tekstil dan garmen di Indonesia memiliki peran penting dalam perekonomian, namun juga rentan terhadap krisis. Studi ini bertujuan untuk menganalisis bagaimana likuiditas, diukur dengan Current Ratio, dan manajemen modal kerja, diukur melalui perputaran modal kerja (WCT) dan perputaran persediaan (ITO), mempengaruhi profitabilitas yang diwakilkan oleh Return on Assets (ROA). Kinerja ekspor industri ini mengalami penurunan sekitar 5% pada tahun 2012, menunjukkan perlunya penelitian lebih lanjut tentang faktor-faktor yang mempengaruhi keberlanjutan bisnis.

1. Peranan Industri Tekstil dan Garmen dalam Perekonomian Indonesia

Industri tekstil dan garmen memegang peranan penting dalam perekonomian Indonesia, berkontribusi signifikan terhadap pembukaan lapangan kerja dan PDB serta ekspor. Namun, sektor ini juga rentan terhadap guncangan ekonomi. Krisis moneter 1997 mengakibatkan kebangkrutan 121 perusahaan tekstil dan garmen, yang disebabkan oleh iklim usaha yang kurang kondusif dan daya saing yang rendah dibandingkan perusahaan sejenis di negara lain. Meskipun periode 1985-1992 menunjukan peningkatan kinerja, dengan kontribusi sekitar 35% terhadap ekspor manufaktur (Karseno & Adjie, 2001), kinerja ekspor pada tahun 2012 justru mengalami penurunan sekitar 5%, menunjukkan ketidakstabilan dan perlunya pemahaman lebih dalam tentang faktor-faktor penentu keberhasilan perusahaan di sektor ini. Kemampuan perusahaan untuk mempertahankan diri dan berkembang sangat bergantung pada pengelolaan keuangan yang efektif, termasuk manajemen likuiditas dan modal kerja.

2. Profitabilitas sebagai Fokus Utama dan Peran Likuiditas serta Manajemen Modal Kerja

Profitabilitas menjadi faktor dominan penentu keberlangsungan hidup perusahaan. Untuk mempertahankan dan meningkatkan daya saing, perusahaan perlu memantau tingkat likuiditasnya dengan baik, terutama dalam mengelola kewajiban jangka pendek. Manajemen modal kerja yang efektif sangat penting karena kebijakan dan pelaksanaannya secara langsung mempengaruhi profitabilitas. Manajemen modal kerja yang baik akan menekan bahkan menghilangkan risiko jangka panjang, seperti investasi berlebihan. Pengelolaan persediaan yang efisien juga berkontribusi pada profitabilitas, karena persediaan yang cepat berputar akan menghasilkan keuntungan lebih cepat melalui penjualan. Profitabilitas, sebagai indikator kemampuan perusahaan dalam mencapai keuntungan dan keefektifan manajemen, diukur melalui laba bersih dan Return on Assets (ROA), yang mencerminkan tingkat pengembalian aset. Tingkat efisiensi perusahaan dapat diukur melalui perbandingan laba yang diperoleh dari modal sendiri dan modal asing. ROA dipilih sebagai indikator karena erat kaitannya dengan efektivitas dan intensitas aktivitas dalam menghasilkan penjualan, serta karena aset (persediaan) dianggap sebagai faktor paling likuid. Peneliti menekankan pentingnya memperhatikan likuiditas dan manajemen modal kerja untuk menilai kelayakan investasi, karena manajemen modal kerja yang baik berdampak besar terhadap profitabilitas. Meskipun terdapat beberapa indikator penilaian modal kerja, penelitian ini memfokuskan pada perputaran modal kerja dan perputaran persediaan karena dianggap paling efektif dalam menilai profitabilitas perusahaan.

3. Konsep Likuiditas dan Manajemen Modal Kerja

Likuiditas merupakan masalah penting bagi perusahaan, dan perusahaan dengan likuiditas tinggi belum tentu menunjukkan kinerja manajemen yang baik. Likuiditas tinggi dapat mengindikasikan adanya saldo kas yang menganggur, persediaan berlebihan, atau kebijakan kredit yang buruk. Current ratio yang tinggi menunjukkan posisi kreditor yang baik, tetapi belum tentu menguntungkan dari sudut pandang pemegang saham, terutama jika terdapat saldo kas berlebih, piutang tinggi, atau persediaan yang terlalu besar. Kebutuhan kas bergantung pada ukuran perusahaan dan kewajiban yang harus dibayar (Tunggal, 1995). Current ratio 200% hanya merupakan patokan umum (Munawir, 2001), dan penelitian ini akan melakukan analisis lebih lanjut. Konsep kualitatif modal kerja mengaitkan modal kerja dengan besarnya utang lancar yang harus segera dibayar. Modal kerja dalam konsep ini adalah kelebihan aktiva lancar di atas utang lancar. Pemenuhan kebutuhan modal kerja dipengaruhi oleh berbagai faktor, dan manajemen perlu memperhatikan faktor-faktor kebijakan seperti tipe perusahaan, perputaran persediaan dan piutang, siklus bisnis, waktu produksi, dan credit rating. Manajemen modal kerja sangat penting karena aset lancar perusahaan membentuk sebagian besar aset totalnya, dan tujuannya adalah untuk mengelola aset dan utang lancar guna memperoleh modal kerja netto yang layak dan menjamin profitabilitas. Dua prinsip mendasar dalam pendanaan operasional adalah kemampuan memperoleh laba berbanding terbalik dengan likuiditas, dan kemampuan memperoleh laba searah dengan risiko (Horne, 2005). Manajemen modal kerja yang tepat menjamin kelangsungan operasi yang efisien dan ekonomis, mencegah dana menganggur, dan memaksimalkan laba. Manajemen modal kerja sangat penting, terutama bagi perusahaan kecil (Weston & Copeland, 1999).

II.Metodologi Penelitian

Penelitian ini menggunakan pendekatan penelitian kausal dengan metode pengambilan sampel purposive sampling. Data sekunder berupa laporan keuangan dari 9 perusahaan industri tekstil dan garmen yang terdaftar di BEI selama periode 2009-2012 (total 36 sampel) dikumpulkan dari situs web BEI. Analisis data menggunakan regresi berganda untuk menguji hipotesis, disertai dengan uji asumsi klasik seperti uji normalitas, heteroskedastisitas, dan autokorelasi. Uji statistik yang digunakan meliputi uji t dan F untuk menguji signifikansi pengaruh variabel independen terhadap variabel dependen.

1. Jenis Penelitian dan Pengambilan Sampel

Penelitian ini menggunakan pendekatan penelitian kausal, bertujuan untuk menguji hubungan sebab-akibat antara variabel independen (likuiditas, perputaran modal kerja, dan perputaran persediaan) dan variabel dependen (profitabilitas). Metode pengambilan sampel yang digunakan adalah purposive sampling, dimana peneliti memilih sampel berdasarkan kriteria tertentu. Sampel penelitian terdiri dari 9 perusahaan industri tekstil dan garmen yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI), menghasilkan total 36 sampel data (karena periode penelitian 2009-2012). Data yang digunakan adalah data sekunder berupa laporan keuangan perusahaan yang dipublikasikan melalui situs web BEI. Data kuantitatif dalam skala rasio dikumpulkan untuk analisis lebih lanjut. Pemilihan purposive sampling memungkinkan peneliti untuk memfokuskan analisis pada perusahaan yang memenuhi kriteria spesifik, sehingga meningkatkan kualitas dan relevansi data yang dikumpulkan.

2. Teknik Analisis Data

Analisis data dalam penelitian ini menggunakan teknik regresi berganda, yang memungkinkan peneliti untuk menguji pengaruh simultan dari beberapa variabel independen terhadap variabel dependen. Sebelum melakukan analisis regresi, uji asumsi klasik dilakukan untuk memastikan bahwa model regresi memenuhi persyaratan Best Linear Unbiased Estimator (BLUE). Uji asumsi klasik ini meliputi: uji normalitas untuk memeriksa apakah data berdistribusi normal; uji heteroskedastisitas untuk memastikan tidak adanya ketidaksamaan varians dari residual; dan uji autokorelasi untuk memastikan tidak ada korelasi antar residual. Uji statistik yang digunakan meliputi uji t untuk menguji pengaruh parsial setiap variabel independen terhadap variabel dependen, dan uji F untuk menguji pengaruh simultan seluruh variabel independen. Hasil uji ini kemudian diinterpretasikan untuk menguji hipotesis yang diajukan dalam penelitian. Penggunaan uji statistik ini memungkinkan peneliti untuk mengukur secara kuantitatif pengaruh dari variabel independen terhadap variabel dependen dan menarik kesimpulan yang objektif.

III.Hasil Penelitian Pengaruh Likuiditas dan Manajemen Modal Kerja terhadap Profitabilitas

Hasil analisis regresi berganda menunjukkan bahwa secara parsial, likuiditas (diukur dengan Current Ratio) dan manajemen modal kerja (diukur dengan WCT dan ITO) tidak berpengaruh signifikan terhadap profitabilitas (ROA). Namun, secara simultan, variabel independen memiliki pengaruh yang tidak signifikan terhadap profitabilitas. Koefisien determinasi (Adjusted R Square) sebesar 0,124 (12,4%) menunjukkan bahwa hanya sebagian kecil variasi profitabilitas yang dapat dijelaskan oleh variabel-variabel independen yang diteliti.

1. Pengaruh Parsial Variabel Independen terhadap Profitabilitas

Hasil analisis menunjukkan bahwa secara parsial, baik likuiditas (diukur dengan Current Ratio), perputaran modal kerja (Working Capital Turnover - WCT), maupun perputaran persediaan (Inventory Turnover - ITO) tidak berpengaruh signifikan terhadap profitabilitas (ROA). Uji t menunjukkan bahwa nilai t hitung untuk masing-masing variabel lebih kecil dari t tabel pada tingkat signifikansi 0,05. Untuk WCT, t hitung sebesar -1,333 dengan signifikansi 0,192, sedangkan untuk ITO, t hitung sebesar 1,063 dengan signifikansi 0,296. Hasil ini mengindikasikan bahwa peningkatan Current Ratio, WCT, atau ITO tidak secara konsisten diiringi oleh peningkatan profitabilitas perusahaan tekstil dan garmen yang diteliti. Temuan ini perlu diinterpretasikan dengan hati-hati, mengingat kompleksitas faktor-faktor yang memengaruhi profitabilitas suatu bisnis. Meskipun rasio-rasio tersebut secara teoritis terkait dengan profitabilitas, studi ini menunjukkan bahwa dalam konteks spesifik perusahaan tekstil dan garmen yang diteliti, pengaruhnya tidak signifikan secara statistik.

2. Pengaruh Simultan Variabel Independen terhadap Profitabilitas

Analisis simultan (global) juga menunjukkan bahwa likuiditas dan manajemen modal kerja (WCT dan ITO) secara bersama-sama tidak berpengaruh signifikan terhadap profitabilitas (ROA). Nilai F hitung (2,659) lebih kecil dari F tabel (2,90112) pada tingkat signifikansi 0,05. Ini berarti bahwa model regresi yang dibangun tidak mampu menjelaskan secara signifikan variasi profitabilitas yang terjadi. Koefisien determinasi (Adjusted R Square) yang rendah, yaitu 0,124 atau 12,4%, menunjukkan bahwa hanya 12,4% variasi profitabilitas yang dapat dijelaskan oleh variabel independen dalam model. Sisanya, 87,6%, dipengaruhi oleh faktor-faktor lain yang tidak termasuk dalam model penelitian ini. Temuan ini menyoroti keterbatasan model dan menggarisbawahi pentingnya mempertimbangkan faktor-faktor lain yang mungkin berperan dalam menentukan profitabilitas perusahaan di industri tekstil dan garmen.

IV.Kesimpulan dan Saran

Kesimpulannya, penelitian ini menemukan bahwa likuiditas dan manajemen modal kerja tidak memiliki pengaruh signifikan terhadap profitabilitas perusahaan industri tekstil dan garmen yang terdaftar di BEI periode 2009-2012. Penelitian ini memiliki keterbatasan karena hanya menggunakan 9 perusahaan sampel. Penelitian selanjutnya disarankan untuk memperluas sampel dan mempertimbangkan variabel lain yang mungkin mempengaruhi profitabilitas, seperti strategi pemasaran, teknologi, dan kondisi ekonomi makro. Penting juga untuk mempertimbangkan faktor kualitatif yang tidak tercakup dalam penelitian ini.

1. Kesimpulan Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk menguji pengaruh likuiditas (Current Ratio), perputaran modal kerja (WCT), dan perputaran persediaan (ITO) terhadap profitabilitas (ROA) pada perusahaan industri tekstil dan garmen yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) periode 2009-2012. Hasil penelitian menunjukkan bahwa secara parsial, likuiditas, perputaran modal kerja, dan perputaran persediaan tidak berpengaruh signifikan terhadap profitabilitas. Pengujian secara simultan juga menghasilkan kesimpulan yang sama, yaitu likuiditas dan manajemen modal kerja secara bersama-sama tidak berpengaruh signifikan terhadap profitabilitas. Koefisien determinasi (Adjusted R Square) yang rendah (12,4%) menunjukkan bahwa variabel independen yang diteliti hanya mampu menjelaskan sebagian kecil variasi profitabilitas. Artinya, faktor-faktor lain di luar model penelitian ini memiliki peran yang lebih dominan dalam menentukan profitabilitas perusahaan industri tekstil dan garmen yang diteliti.

2. Keterbatasan Penelitian dan Saran untuk Penelitian Selanjutnya

Penelitian ini memiliki keterbatasan utama yaitu jumlah sampel yang relatif kecil, hanya mencakup 9 emiten perusahaan industri tekstil dan garmen yang terdaftar di BEI pada periode 2009-2012. Oleh karena itu, hasil penelitian ini mungkin tidak dapat digeneralisasikan secara luas ke seluruh perusahaan industri tekstil dan garmen di Indonesia. Penelitian selanjutnya disarankan untuk memperluas jumlah sampel dan periode penelitian untuk meningkatkan generalisasi hasil. Selain itu, disarankan untuk memasukkan variabel independen lain yang berpotensi memengaruhi profitabilitas, seperti faktor ekonomi makro, strategi pemasaran, inovasi teknologi, dan faktor kualitatif lainnya yang mungkin tidak tercakup dalam model penelitian ini. Dengan mempertimbangkan faktor-faktor tersebut, penelitian selanjutnya dapat memberikan gambaran yang lebih komprehensif tentang faktor-faktor penentu profitabilitas dalam industri tekstil dan garmen di Indonesia.