
Pengaruh Kebisingan Terhadap Semangat Kerja Karyawan di PTP. Nusantara 4 Sidamanik
Informasi dokumen
Penulis | Winda D.J Pratiwi |
instructor | Emmy Mariatin |
Sekolah | Fakultas Psikologi Universitas Sumatera Utara |
Jurusan | Psikologi |
Jenis dokumen | Skripsi |
Tempat | Medan |
Bahasa | Indonesian |
Format | |
Ukuran | 2.19 MB |
- Kebisingan
- Semangat Kerja
- Psikologi Karyawan
Ringkasan
I.Latar Belakang Penelitian Pengaruh Kebisingan terhadap Semangat Kerja Karyawan
Penelitian ini meneliti pengaruh kebisingan terhadap semangat kerja karyawan di PTP Nusantara 4 Sidamanik, Sumatera Utara. PTP Nusantara 4 merupakan perusahaan BUMN di bidang pertanian (sawit, teh, cokelat) dengan banyak karyawan di berbagai divisi, termasuk 32 karyawan di kantor pusat Sidamanik. Semangat kerja yang tinggi sangat penting untuk pencapaian tujuan perusahaan, dan kebisingan di tempat kerja merupakan salah satu faktor yang berpotensi menurunkan semangat kerja karyawan. Penelitian ini ingin mengungkap dampak nyata kebisingan terhadap semangat kerja di lingkungan kerja spesifik ini.
1. Gambaran Umum PTP Nusantara 4 Sidamanik
Bagian ini menjelaskan latar belakang perusahaan PTP Nusantara 4, sebuah Badan Usaha Milik Negara (BUMN) yang bergerak di bidang pertanian, khususnya perkebunan sawit, teh, dan cokelat di Sumatera Utara. Salah satu lokasi perkebunan utama adalah Sidamanik, yang juga menjadi fokus penelitian ini. Perusahaan mempekerjakan sejumlah besar karyawan yang tersebar di berbagai bagian, seperti pabrik, teknik, bengkel, gudang, dan kantor pusat. Penelitian ini berfokus pada 32 karyawan yang bekerja di kantor pusat Sidamanik, dengan jam kerja dari pukul 07.00 WIB hingga 15.00 WIB, termasuk waktu istirahat. Pentingnya peran karyawan sebagai aset berharga bagi perusahaan dan kaitannya dengan pencapaian tujuan bisnis ditekankan. Studi ini dibangun di atas landasan bahwa semangat kerja karyawan merupakan faktor krusial untuk menghadapi tantangan global dan persaingan bisnis, sebagaimana diungkapkan oleh beberapa ahli seperti Dessler (2002) dan Sukendar (2004).
2. Pengertian dan Faktor Faktor yang Mempengaruhi Semangat Kerja
Bagian ini menjabarkan berbagai definisi semangat kerja (employee morale) dari berbagai sumber literatur. Semangat kerja didefinisikan sebagai sikap individu dalam bekerja yang ditandai dengan antusiasme, kerja keras, dan rasa percaya diri untuk mencapai tujuan organisasi. Beberapa faktor yang mempengaruhi semangat kerja karyawan dibahas secara detail, termasuk kompensasi, penempatan kerja, pelatihan, rasa aman, promosi, dan lingkungan kerja. Sumber-sumber seperti Kosen (1993), Strauss dan Sayless (1999), Winardi (2004), Chaplin (1999), Carlaw dkk. (2002), Davis (2000), Kasali (1998), dan Sastrohadiwiryo (2002) memberikan berbagai perspektif tentang konsep ini. Studi ini juga menyinggung faktor-faktor lain, seperti rasa kebersamaan, kejelasan tujuan, harapan keberhasilan, kerjasama tim, dan dukungan pemimpin (Pattanayak, 2002), serta pentingnya lingkungan kerja yang kondusif, khususnya dalam konteks potensi gangguan seperti kebisingan (Pulat, 1992).
3. Kebisingan sebagai Faktor Pengganggu Semangat Kerja
Bagian ini fokus pada kebisingan sebagai faktor lingkungan kerja yang dapat secara signifikan mempengaruhi semangat kerja. Penjelasan rinci diberikan mengenai dampak negatif kebisingan terhadap berbagai aspek, termasuk kinerja kognitif, komunikasi, dan kesejahteraan emosional karyawan. Penelitian merujuk pada pandangan Pulat (1992, 1998) dan Bell (1998) mengenai efek fisiologis dan psikologis kebisingan, seperti gangguan tidur, peningkatan tekanan darah, stres, dan penurunan motivasi. Gangguan komunikasi akibat kebisingan juga dibahas, menunjukkan bagaimana hal ini dapat menyebabkan kesalahan interpretasi dan ketidaknyamanan bagi karyawan. Studi ini juga menyoroti bahwa kebisingan dapat menciptakan lingkungan kerja yang tidak menyenangkan dan menjadi beban mental bagi karyawan, sehingga menurunkan semangat kerja mereka. Dengan demikian, penelitian ini bermaksud untuk menyelidiki pengaruh signifikan kebisingan terhadap semangat kerja karyawan di PTP Nusantara 4 Sidamanik.
II.Metodologi Penelitian Pengukuran Semangat Kerja dan Pengaruh Kebisingan
Penelitian menggunakan desain Quasi Eksperimental dengan jenis One-Group Pretest-Posttest Design. 32 karyawan di kantor pusat PTP Nusantara 4 Sidamanik menjadi subjek penelitian. Diukur menggunakan skala semangat kerja (morale scale) sebelum dan sesudah diberikan treatment berupa peningkatan kebisingan di lingkungan kerja (dari 80-89 dB menjadi 110-120 dB selama 2 jam). Analisis data menggunakan Paired Samples T-Test untuk menguji hipotesis pengaruh kebisingan terhadap semangat kerja.
1. Desain Penelitian dan Sampel
Penelitian ini menggunakan desain quasi-experimental dengan pendekatan one-group pretest-posttest design. Penelitian ini tidak menggunakan kelompok kontrol. Subjek penelitian terdiri dari 32 karyawan di kantor pusat PTP Nusantara 4 Sidamanik. Penggunaan desain ini memungkinkan peneliti untuk mengamati perubahan tingkat semangat kerja (morale) karyawan sebelum dan sesudah diberikan perlakuan (treatment) berupa paparan kebisingan. Dengan kata lain, kelompok yang sama diukur dua kali; sebelum dan setelah diberikan treatment. Peneliti memilih desain ini karena dinilai efektif untuk mengamati perubahan pada kelompok subjek yang sama dalam konteks penelitian yang terbatas pada satu lokasi kerja spesifik.
2. Pengukuran Semangat Kerja
Semangat kerja karyawan diukur menggunakan skala Likert. Skala ini terdiri dari sejumlah pernyataan yang merepresentasikan berbagai aspek semangat kerja, baik yang bersifat positif (favorabel) maupun negatif (unfavorabel). Karyawan diminta untuk memberikan penilaian pada setiap pernyataan berdasarkan seberapa sesuai pernyataan tersebut dengan kondisi diri mereka, dengan pilihan jawaban: SS (Sangat Sesuai), S (Sesuai), TS (Tidak Sesuai), dan STS (Sangat Tidak Sesuai). Sebelum digunakan dalam penelitian utama, skala semangat kerja ini diuji coba terlebih dahulu untuk memastikan validitas dan reliabilitasnya. Uji coba dilakukan pada responden yang memiliki karakteristik serupa dengan subjek penelitian. Reliabilitas dihitung menggunakan koefisien alpha melalui program SPSS versi 17.0 for Windows. Proses seleksi item dalam skala dilakukan dengan menggunakan kriteria corrected item total correlation minimal 0.3, menurut kriteria Azwar (2000), untuk memastikan daya pembeda item yang memuaskan.
3. Prosedur Pengumpulan Data dan Pengaruh Kebisingan
Pengumpulan data dilakukan dalam dua tahap. Tahap pertama (pretest) dilakukan sebelum diberikan perlakuan (treatment), yaitu dengan memberikan skala semangat kerja kepada karyawan dalam kondisi tingkat kebisingan normal (sekitar 72 dB). Tahap kedua (posttest) dilakukan setelah karyawan terpapar kebisingan yang ditingkatkan (110-120 dB) selama kurang lebih 2 jam per hari selama 2 hari berturut-turut (23-24 Juni 2011). Pada tahap kedua, skala semangat kerja diberikan kembali untuk mengukur perubahan yang terjadi setelah karyawan terpapar kebisingan. Jeda waktu dua minggu antara pretest dan posttest diberikan untuk menghindari faktor kebiasaan dan memastikan bahwa perubahan yang terukur signifikan dipengaruhi oleh treatment kebisingan dan bukan faktor lain. Sebelum menganalisis data, uji normalitas (Kolmogorov-Smirnov) dan uji homogenitas (Levene's Test) dilakukan menggunakan SPSS versi 17.0 for Windows untuk memenuhi asumsi analisis statistik yang akan digunakan.
III.Hasil Penelitian Dampak Kebisingan pada Semangat Kerja
Hasil penelitian menunjukkan penurunan semangat kerja karyawan setelah terpapar kebisingan yang ditingkatkan. Analisis statistik (Paired Samples T-Test) menunjukkan t-hitung sebesar 7.398 dengan Sig (2-tailed) = 0.000 (df=31), signifikan secara statistik (t-tabel = 2.021). Kesimpulannya, terdapat pengaruh signifikan kebisingan terhadap penurunan semangat kerja karyawan PTP Nusantara 4 Sidamanik. Ini mendukung hipotesis bahwa kebisingan di tempat kerja berdampak negatif pada employee morale.
1. Temuan Utama Penurunan Semangat Kerja Akibat Kebisingan
Hasil penelitian menunjukkan penurunan semangat kerja pada karyawan PTP Nusantara 4 Sidamanik setelah terpapar kebisingan yang ditingkatkan. Temuan ini didasarkan pada pengukuran menggunakan skala semangat kerja yang dilakukan sebelum dan sesudah paparan kebisingan. Perubahan tingkat semangat kerja karyawan yang teramati secara empiris menjadi bukti awal adanya dampak kebisingan terhadap variabel dependen, yaitu semangat kerja. Penggunaan skala Likert sebagai alat ukur memungkinkan peneliti untuk mengkuantifikasi tingkat semangat kerja dan membandingkannya antara kondisi sebelum dan sesudah paparan kebisingan. Hasil ini memberikan indikasi awal tentang hubungan kausal antara variabel independen (kebisingan) dan variabel dependen (semangat kerja), yang akan diuji lebih lanjut secara statistik.
2. Analisis Statistik Uji Paired Samples T Test
Untuk menguji secara statistik pengaruh kebisingan terhadap semangat kerja, peneliti menggunakan uji Paired Samples T-Test. Uji ini dipilih karena sesuai dengan desain penelitian one-group pretest-posttest design, di mana data yang dibandingkan berasal dari kelompok subjek yang sama. Hasil uji Paired Samples T-Test menunjukkan nilai t-hitung sebesar 7.398 dengan signifikansi (Sig. 2-tailed) 0.000 pada derajat kebebasan (df) 31 (N-1 = 32-1 = 31). Nilai t-hitung ini jauh lebih besar daripada nilai t-tabel (2.021), menunjukkan bahwa perbedaan tingkat semangat kerja antara kondisi sebelum dan sesudah paparan kebisingan signifikan secara statistik. Dengan demikian, hipotesis nol (H0) yang menyatakan tidak ada pengaruh kebisingan terhadap semangat kerja ditolak, dan hipotesis alternatif (Ha) yang menyatakan adanya pengaruh kebisingan terhadap semangat kerja diterima.
3. Interpretasi Hasil Konfirmasi Pengaruh Negatif Kebisingan
Hasil analisis statistik mengkonfirmasi adanya pengaruh signifikan kebisingan terhadap penurunan semangat kerja karyawan PTP Nusantara 4 Sidamanik. Nilai signifikansi yang sangat kecil (Sig. 2-tailed = 0.000) menunjukkan bahwa probabilitas untuk mendapatkan hasil tersebut secara kebetulan sangat rendah. Oleh karena itu, kesimpulan yang dapat ditarik adalah bahwa kebisingan di lingkungan kerja secara signifikan berpengaruh negatif terhadap semangat kerja karyawan. Temuan ini sejalan dengan literatur yang telah dikaji sebelumnya yang membahas dampak negatif kebisingan terhadap berbagai aspek psikologis dan fisiologis, yang pada akhirnya memengaruhi kinerja dan motivasi kerja. Hasil ini memberikan landasan empiris untuk merekomendasikan strategi pengelolaan kebisingan di tempat kerja guna meningkatkan semangat dan produktivitas karyawan.
IV.Kesimpulan dan Implikasi Mitigasi Kebisingan untuk Meningkatkan Semangat Kerja
Penelitian ini menegaskan dampak negatif kebisingan terhadap semangat kerja karyawan. Temuan ini memiliki implikasi penting bagi manajemen PTP Nusantara 4 Sidamanik untuk mengambil langkah-langkah mengurangi kebisingan di tempat kerja, guna meningkatkan semangat kerja dan produktivitas karyawan. Strategi pengelolaan kebisingan yang efektif dapat meningkatkan employee morale dan berkontribusi pada peningkatan kinerja perusahaan secara keseluruhan. Penelitian lebih lanjut dapat dilakukan untuk meneliti metode mitigasi kebisingan yang paling efektif dan terukur.
1. Kesimpulan Penelitian Dampak Signifikan Kebisingan
Penelitian ini menyimpulkan bahwa terdapat pengaruh signifikan kebisingan terhadap penurunan semangat kerja karyawan di PTP Nusantara 4 Sidamanik. Temuan ini didukung oleh hasil analisis statistik yang menunjukkan perbedaan signifikan secara statistik antara tingkat semangat kerja sebelum dan setelah paparan kebisingan. Kesimpulan ini memberikan bukti empiris tentang dampak negatif kebisingan di lingkungan kerja terhadap variabel dependen, yaitu semangat kerja karyawan. Hasil penelitian menekankan pentingnya memperhatikan faktor lingkungan kerja, khususnya tingkat kebisingan, dalam upaya meningkatkan produktivitas dan kesejahteraan karyawan.
2. Implikasi bagi PTP Nusantara 4 Sidamanik Strategi Mitigasi Kebisingan
Temuan penelitian memiliki implikasi penting bagi manajemen PTP Nusantara 4 Sidamanik untuk menerapkan strategi mitigasi kebisingan di lingkungan kerja. Penurunan semangat kerja yang signifikan akibat paparan kebisingan menunjukkan perlunya upaya untuk mengurangi atau mengendalikan tingkat kebisingan di area kerja. Implikasi praktisnya, manajemen perlu mempertimbangkan implementasi berbagai strategi pengendalian kebisingan, seperti penggunaan alat pelindung diri (APD), rekayasa lingkungan kerja yang lebih kedap suara, atau pengaturan waktu kerja yang lebih efektif untuk meminimalisir paparan kebisingan yang berlebih. Hal ini diharapkan dapat meningkatkan semangat kerja karyawan dan pada akhirnya meningkatkan produktivitas dan efisiensi perusahaan.
3. Rekomendasi untuk Penelitian Selanjutnya Pengembangan dan Pengayaan Penelitian
Penelitian ini membuka peluang untuk penelitian lebih lanjut di bidang yang sama. Penelitian selanjutnya dapat difokuskan pada pengujian berbagai metode mitigasi kebisingan untuk mengukur efektivitasnya dalam meningkatkan semangat kerja karyawan. Penelitian juga dapat diperluas dengan melibatkan sampel yang lebih besar dan beragam serta lokasi kerja yang berbeda untuk menggeneralisasi temuan. Selain itu, penelitian lanjutan dapat meneliti faktor-faktor lain yang berinteraksi dengan kebisingan dalam mempengaruhi semangat kerja, serta mengeksplorasi metode pengukuran semangat kerja yang lebih komprehensif. Penelitian yang lebih mendalam dan komprehensif akan memberikan pemahaman yang lebih baik tentang hubungan antara kebisingan, semangat kerja, dan faktor-faktor lain yang relevan di lingkungan kerja.