
Pengaruh Jaringan Kewirausahaan dan Lingkungan Bisnis Eksternal terhadap Kinerja Usaha UMKM
Informasi dokumen
Penulis | M. Reza Azmi |
Sekolah | Universitas Sumatera Utara |
Jurusan | Manajemen |
Jenis dokumen | Skripsi |
city | Medan |
Bahasa | Indonesian |
Format | |
Ukuran | 611.42 KB |
- Jaringan Kewirausahaan
- Lingkungan Bisnis Eksternal
- Kinerja Usaha UMKM
Ringkasan
I.Latar Belakang Penelitian Pengaruh Entrepreneurial Networking dan Lingkungan Bisnis terhadap Kinerja UMKM Kuliner di Medan
Penelitian ini mengkaji pengaruh entrepreneurial networking dan lingkungan bisnis eksternal terhadap kinerja usaha UMKM di sektor kuliner di sekitar Kampus USU dan Jalan Halat, Medan. Penelitian ini dilatarbelakangi oleh meningkatnya persaingan usaha, terutama pasca ACFTA, dan dominasi UMKM kuliner di Medan (sekitar 40% menurut UKM Center). Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis bagaimana jaringan usaha dan faktor-faktor eksternal (seperti persaingan, pemasok, dan kebijakan pemerintah) mempengaruhi keberhasilan UMKM kuliner di wilayah tersebut. Populasi penelitian mencakup seluruh UMKM kuliner yang telah beroperasi minimal dua tahun di area tersebut, dengan menggunakan teknik sampling jenuh.
1. Konteks UMKM Kuliner di Medan dan Dampak ACFTA
Bagian ini menjelaskan latar belakang penelitian yang berfokus pada UMKM kuliner di sekitar Kampus USU dan Jalan Halat, Medan. Ditekankan pada meningkatnya jumlah UMKM kuliner di Medan, diperkirakan mencapai 40% dari total UMKM di kota tersebut menurut UKM Center. Perjanjian Perdagangan Bebas ASEAN-China (ACFTA) yang dimulai pada 1 Januari 2010 menjadi sorotan, karena berpotensi mengancam atau memberi peluang bagi UMKM di Indonesia. Kementerian Perdagangan dan Industri memperingatkan potensi UMKM Indonesia kalah bersaing akibat produk impor yang lebih murah. Industri makanan dan minuman termasuk dalam sektor yang rentan terhadap dampak ACFTA. Meskipun UMKM di Indonesia memiliki jumlah yang signifikan (56,5 juta unit, dengan 98,9% merupakan usaha mikro), tantangan persaingan dan keterbatasan sumber daya (modal, tenaga kerja, teknologi) menjadi poin penting yang diangkat. Keberhasilan UMKM, yang diukur dari kinerjanya, menjadi fokus utama penelitian ini, khususnya dalam konteks lingkungan kompetitif pasca ACFTA dan kebutuhan dasar manusia akan pangan yang memicu tingginya jumlah usaha kuliner di sekitar kampus USU dan Jalan Halat.
2. Definisi Kinerja UMKM dan Faktor faktor yang Mempengaruhi
Definisi kinerja usaha dijelaskan sebagai ukuran keberhasilan pengusaha, mencakup pencapaian hasil dari aktivitas bisnis (Kader, dkk 2009). Pelham dan Wilson (1996) mendefinisikan kinerja melalui pertumbuhan penjualan dan pangsa pasar. Dua faktor utama yang mempengaruhi kinerja UMKM dibahas: faktor internal (SDM, keuangan, produksi, pemasaran) dan faktor eksternal (kebijakan pemerintah, sosial budaya, ekonomi, peran lembaga terkait). Entrepreneurial networking dijabarkan sebagai modal sosial yang penting, memberikan akses informasi dan memperluas peluang usaha (Burt, 1992; Grave dan Salaff, 2003; Hansen, 2001). Jaringan sosial dijelaskan sebagai penghubung individu, kelompok, atau organisasi yang dapat memfasilitasi atau menghambat aktivitas kewirausahaan (Dubini dan Aldrich, 1991; Aldrich dan Zimmer, 1986). Lingkungan bisnis eksternal meliputi aspek seperti hambatan masuk pasar, kekuatan pemasok dan pembeli, produk substitusi, persaingan, serta hubungan dengan kompetitor, kreditor, konsumen, tenaga kerja, dan pemasok. Penelitian Wisardja (2000) menekankan pengaruh signifikan lingkungan usaha terhadap keberhasilan UKM. Studi lain (Wilkinson, 2002; Brehm dan Rahm dalam Rajbianto, 2010; Cohen dan Prusak dalam Rajbianto, 2010; Anderson et al., 2005; Barnir dan Smith, 2002; Brush et al., 2001; Arenius, 2006) menguatkan pentingnya networking dan lingkungan yang kondusif untuk pertumbuhan UMKM. Singkatnya, penelitian ini berfokus pada bagaimana entrepreneurial networking dan lingkungan bisnis eksternal secara langsung memengaruhi kinerja UMKM.
3. Rumusan Masalah dan Tujuan Penelitian
Bagian ini secara eksplisit menyatakan tujuan penelitian: untuk mengetahui pengaruh entrepreneurial networking dan lingkungan bisnis eksternal terhadap kinerja usaha UMKM di bidang kuliner di sekitar Kampus USU dan Jalan Halat, Medan. Penelitian ini bersifat asosiatif, menguji hubungan antara variabel-variabel yang telah diidentifikasi. Populasi penelitian mencakup seluruh UMKM kuliner yang telah berdiri minimal dua tahun, dengan teknik sampling jenuh digunakan untuk memastikan semua anggota populasi menjadi sampel. Analisis regresi berganda digunakan dengan nilai signifikansi 10% untuk menguji hipotesis. Hasil penelitian menunjukkan pengaruh signifikan secara simultan dan parsial dari entrepreneurial networking dan lingkungan bisnis eksternal terhadap kinerja UMKM kuliner. Dengan kata lain, penelitian ini bertujuan untuk menjawab pertanyaan bagaimana entrepreneurial networking dan lingkungan eksternal secara individual dan bersama-sama berkontribusi terhadap keberhasilan UMKM kuliner di area studi.
II.Metodologi Penelitian Analisis Regresi Berganda untuk Mengukur Kinerja UMKM Kuliner
Penelitian ini menggunakan pendekatan asosiatif dengan analisis regresi berganda untuk menguji hipotesis. Tingkat signifikansi yang digunakan adalah 10%. Data dikumpulkan menggunakan kuesioner yang disebar kepada 58 UMKM kuliner (sampel jenuh) di sekitar Kampus USU dan Jalan Halat Medan. Kuesioner mengukur entrepreneurial networking, lingkungan bisnis eksternal, dan kinerja usaha UMKM. Uji validitas dan reliabilitas instrumen penelitian dilakukan dengan melibatkan 30 responden tambahan. Uji normalitas data juga dilakukan untuk memastikan keakuratan analisis.
1. Pendekatan Penelitian dan Teknik Pengambilan Sampel
Penelitian ini menggunakan pendekatan asosiatif untuk mengkaji hubungan antara entrepreneurial networking, lingkungan bisnis eksternal, dan kinerja UMKM kuliner. Teknik pengambilan sampel yang digunakan adalah sampling jenuh, di mana seluruh populasi UMKM kuliner di sekitar Kampus USU dan Jalan Halat Medan yang telah berdiri minimal dua tahun dilibatkan sebagai sampel. Hal ini memastikan generalisasi hasil penelitian dengan tingkat kesalahan yang sangat kecil. Jumlah UMKM kuliner yang menjadi sampel dalam penelitian ini adalah 58 unit usaha. Pilihan teknik sampling jenuh ini dipilih agar penelitian dapat mencakup seluruh UMKM kuliner yang memenuhi kriteria, memungkinkan generalisasi hasil penelitian secara lebih akurat dan representatif untuk populasi UMKM kuliner di area tersebut.
2. Metode Analisis Data Regresi Berganda dan Uji uji Statistik
Metode analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis regresi berganda. Metode ini dipilih untuk menguji pengaruh simultan dan parsial dari entrepreneurial networking dan lingkungan bisnis eksternal terhadap kinerja UMKM kuliner. Analisis regresi berganda memungkinkan peneliti untuk menguji pengaruh beberapa variabel independen terhadap satu variabel dependen. Tingkat signifikansi yang digunakan dalam pengujian hipotesis adalah 10%. Selain analisis regresi berganda, penelitian ini juga melakukan beberapa uji statistik lain untuk memastikan kualitas data dan validitas hasil analisis. Uji validitas dilakukan untuk memastikan bahwa alat ukur (kuesioner) mampu mengukur konsep yang ingin diukur secara akurat. Uji reliabilitas dilakukan untuk mengukur konsistensi dan keandalan alat ukur. Uji normalitas data juga dilakukan untuk memastikan bahwa data memenuhi asumsi analisis regresi berganda. Uji normalitas dilakukan menggunakan grafik histogram, Normal P-P Plot of Regression Standardized Residual, dan pendekatan Kolmogorov-Smirnov. Hasil uji-uji ini memastikan keabsahan dan keandalan hasil analisis regresi berganda.
3. Instrumen Pengumpulan Data dan Pengolahan Data
Instrumen pengumpulan data utama dalam penelitian ini adalah kuesioner. Kuesioner berisi pernyataan-pernyataan yang dirancang untuk mengukur variabel entrepreneurial networking, lingkungan bisnis eksternal, dan kinerja usaha UMKM kuliner. Kuesioner disebar kepada 58 responden yang merupakan pemilik UMKM kuliner di wilayah penelitian. Jumlah pernyataan dalam kuesioner secara keseluruhan adalah 23 butir, dengan rincian 11 butir untuk mengukur entrepreneurial networking, 5 butir untuk lingkungan bisnis eksternal, dan 7 butir untuk kinerja usaha UMKM. Data yang dikumpulkan kemudian diolah menggunakan program SPSS untuk analisis regresi berganda. Selain data primer dari kuesioner, penelitian ini juga mungkin menggunakan data sekunder dari literatur dan sumber lain untuk mendukung analisis dan memperkaya interpretasi hasil. Penggunaan SPSS memungkinkan analisis statistik yang komprehensif dan efisien untuk menjawab pertanyaan penelitian.
III.Hasil Penelitian Pengaruh Signifikan Jaringan Usaha dan Lingkungan Eksternal terhadap Kinerja UMKM Kuliner Medan
Hasil penelitian menunjukkan bahwa secara simultan, entrepreneurial networking dan lingkungan bisnis eksternal berpengaruh signifikan terhadap kinerja usaha UMKM kuliner di Medan. Secara parsial, kedua variabel independen tersebut juga berpengaruh positif dan signifikan terhadap variabel dependen (kinerja usaha). Temuan ini mengindikasikan pentingnya membangun hubungan baik dengan mitra bisnis dan mempersiapkan diri terhadap perubahan dalam lingkungan bisnis untuk meningkatkan keberhasilan UMKM kuliner. Analisis deskriptif menunjukkan mayoritas responden setuju bahwa membangun komunikasi dengan pelanggan, sikap ramah, dan inovasi produk penting untuk kinerja usaha. Begitu pula, faktor-faktor lingkungan eksternal seperti harga bahan baku dan persaingan juga diakui sebagai faktor penting yang memengaruhi kinerja.
1. Pengaruh Simultan _Entrepreneurial Networking_ dan Lingkungan Bisnis Eksternal
Hasil penelitian menunjukkan pengaruh signifikan secara simultan dari entrepreneurial networking dan lingkungan bisnis eksternal terhadap kinerja UMKM kuliner di area penelitian. Artinya, kedua faktor tersebut secara bersama-sama memberikan dampak yang signifikan terhadap kinerja usaha. Temuan ini menguatkan pentingnya kedua aspek, baik internal (jaringan usaha) maupun eksternal (kondisi lingkungan bisnis), untuk keberhasilan UMKM. Pengaruh simultan ini menunjukkan bahwa kinerja UMKM bukan hanya ditentukan oleh satu faktor saja, tetapi oleh interaksi kompleks antara faktor internal dan eksternal. Kesimpulan ini penting karena menggarisbawahi kebutuhan bagi pemilik UMKM untuk memperhatikan dan mengelola baik jaringan usaha mereka (networking) maupun mempersiapkan diri untuk menghadapi tantangan dari lingkungan bisnis yang dinamis dan kompetitif. Dengan demikian, keberhasilan UMKM tidak hanya bergantung pada faktor internal seperti kualitas produk atau manajemen, tetapi juga pada faktor eksternal yang berada di luar kendali langsung mereka.
2. Pengaruh Parsial _Entrepreneurial Networking_ dan Lingkungan Bisnis Eksternal
Secara parsial, baik entrepreneurial networking maupun lingkungan bisnis eksternal menunjukkan pengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja UMKM kuliner. Ini berarti, peningkatan dalam entrepreneurial networking berkorelasi positif dengan peningkatan kinerja usaha. Begitu pula, lingkungan bisnis eksternal yang kondusif juga berkontribusi positif terhadap kinerja. Temuan ini menggarisbawahi pentingnya strategi entrepreneurial networking yang kuat bagi para pelaku usaha. Membangun hubungan yang baik dengan pelanggan, pemasok, dan mitra bisnis lainnya terbukti memberikan dampak positif terhadap kinerja. Selain itu, kemampuan UMKM dalam beradaptasi dan merespon perubahan dalam lingkungan bisnis eksternal, seperti fluktuasi harga bahan baku atau persaingan, sangat penting untuk keberhasilan usaha. Analisis deskriptif memberikan gambaran lebih detail, menunjukkan mayoritas responden setuju tentang pentingnya membangun hubungan baik dengan pelanggan, bersikap ramah, serta inovasi produk dalam mendukung kinerja usaha mereka. Hal ini sejalan dengan temuan tentang pengaruh positif dan signifikan dari kedua variabel secara parsial.
3. Analisis Deskriptif dan Implikasi Temuan
Analisis deskriptif memberikan wawasan lebih dalam tentang persepsi responden terhadap variabel-variabel yang diteliti. Mayoritas responden setuju bahwa membangun komunikasi yang baik dengan pelanggan, menunjukkan sikap ramah dan sopan, serta inovasi produk, berkontribusi pada keberhasilan usaha mereka. Hal ini mendukung temuan utama penelitian tentang pengaruh positif entrepreneurial networking. Terkait lingkungan bisnis eksternal, mayoritas responden juga mengakui dampak faktor-faktor seperti kenaikan harga bahan baku, gaji pegawai, dan persaingan terhadap kinerja usaha. Temuan ini menunjukkan pentingnya antisipasi dan strategi adaptasi terhadap perubahan dinamika lingkungan bisnis. Scatterplot yang dihasilkan tidak menunjukkan heteroskedastisitas, menunjukkan kesesuaian model regresi yang digunakan dan validitas hasil prediksi. Kesimpulannya, hasil penelitian menyoroti pentingnya entrepreneurial networking dan adaptasi terhadap lingkungan eksternal untuk meningkatkan kinerja UMKM kuliner di Medan, khususnya di sekitar Kampus USU dan Jalan Halat. Temuan ini memberikan implikasi praktis bagi pengembangan strategi usaha UMKM di wilayah tersebut.
IV.Kesimpulan dan Saran Strategi Peningkatan Kinerja UMKM Kuliner di Medan
Kesimpulannya, penelitian ini menegaskan pentingnya entrepreneurial networking dan pengelolaan lingkungan bisnis eksternal yang efektif bagi kinerja UMKM kuliner di Medan. Penelitian menyarankan peningkatan kemampuan entrepreneurial networking pada pemilik UMKM dan persiapan yang lebih matang terhadap dinamika lingkungan bisnis eksternal untuk keberlangsungan dan peningkatan kinerja usaha. Penelitian ini memberikan implikasi praktis bagi pengembangan UMKM di Medan dan sekitarnya, khususnya dalam sektor kuliner yang sangat kompetitif.
1. Kesimpulan Utama Pengaruh Signifikan _Entrepreneurial Networking_ dan Lingkungan Eksternal
Penelitian ini menyimpulkan bahwa entrepreneurial networking dan lingkungan bisnis eksternal berpengaruh signifikan terhadap kinerja UMKM kuliner di sekitar Kampus USU dan Jalan Halat, Medan. Pengaruh ini berlaku secara simultan dan parsial, artinya baik secara bersama-sama maupun individual, kedua faktor tersebut secara signifikan meningkatkan kinerja UMKM kuliner. Temuan ini memberikan bukti empiris tentang pentingnya strategi networking yang efektif dan kemampuan adaptasi terhadap dinamika lingkungan bisnis bagi keberhasilan usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) di sektor kuliner. Hasil ini menunjukkan bahwa strategi usaha yang hanya berfokus pada aspek internal saja tidak cukup, perlu juga diimbangi dengan kemampuan untuk memanfaatkan jaringan dan beradaptasi dengan perubahan eksternal. Kesimpulan ini relevan dengan kondisi UMKM kuliner di Medan yang sangat kompetitif, khususnya mengingat dampak dari perjanjian perdagangan bebas seperti ACFTA.
2. Saran untuk Peningkatan Kinerja UMKM Kuliner
Berdasarkan hasil penelitian, beberapa saran diberikan untuk meningkatkan kinerja UMKM kuliner di Medan. Pertama, peningkatan pengetahuan dan kemampuan entrepreneurial networking sangat penting. Pemilik UMKM perlu lebih aktif membangun dan memelihara hubungan dengan pelanggan, pemasok, dan mitra bisnis lainnya. Hal ini dapat dilakukan melalui pelatihan dan pengembangan kapasitas yang berfokus pada strategi networking yang efektif. Kedua, pemilik UMKM perlu lebih proaktif dalam mempersiapkan diri menghadapi perubahan di lingkungan bisnis eksternal. Ini meliputi memantau perkembangan ekonomi, kebijakan pemerintah, dan tren pasar, serta mengembangkan strategi adaptasi yang tepat untuk menghadapi tantangan dan memanfaatkan peluang yang ada. Dengan kemampuan beradaptasi yang baik, UMKM dapat mengurangi dampak negatif dari perubahan eksternal dan meningkatkan daya saing mereka. Saran ini didasarkan pada temuan penelitian yang menunjukkan pengaruh signifikan lingkungan bisnis eksternal terhadap kinerja UMKM.