
Pengaruh Fungsi Pengawasan Terhadap Disiplin Kerja Karyawan di PT. Bona Trans Persada Cabang Medan
Informasi dokumen
Penulis | Adelina Akhirani Sihotang |
instructor | Dra. Elita Dewi, M.SP |
Sekolah | Universitas Sumatera Utara |
Jurusan | Ilmu Administrasi Negara |
Jenis dokumen | Skripsi |
city | Medan |
Bahasa | Indonesian |
Format | |
Ukuran | 558.18 KB |
- Fungsi Pengawasan
- Disiplin Kerja
- Sumber Daya Manusia
Ringkasan
I. Bona Trans Persada
Penelitian ini mengkaji pengaruh fungsi pengawasan terhadap disiplin kerja karyawan di PT. Bona Trans Persada Cabang Medan. Hasil pengujian menunjukkan bahwa fungsi pengawasan berpengaruh signifikan (sig. 0.023 < α = 0.05) terhadap disiplin kerja karyawan. Analisis regresi linear sederhana menunjukkan bahwa 25.5% disiplin kerja karyawan dipengaruhi oleh fungsi pengawasan, sementara 74.5% dipengaruhi faktor lain. Penelitian ini menggunakan sampel 20 karyawan PT. Bona Trans Persada Cabang Medan, dengan metode pengumpulan data berupa angket dan studi dokumentasi, serta diolah menggunakan SPSS versi 16.0.
1. Pengaruh Fungsi Pengawasan terhadap Disiplin Kerja
Hasil penelitian menunjukkan adanya pengaruh signifikan fungsi pengawasan terhadap disiplin kerja karyawan di PT. Bona Trans Persada Cabang Medan. Nilai signifikansi (sig) sebesar 0.023 lebih kecil dari alpha (α) 0.05, yang berarti hipotesis nol (H0) ditolak dan hipotesis alternatif (Ha) diterima. Ini mengkonfirmasi bahwa fungsi pengawasan (X) berpengaruh signifikan terhadap disiplin kerja karyawan (Y). Lebih lanjut, perhitungan koefisien determinasi menunjukkan bahwa fungsi pengawasan menjelaskan 25.5% dari varians disiplin kerja karyawan, sementara sisanya (74.5%) dipengaruhi oleh faktor-faktor lain di luar lingkup penelitian ini. Temuan ini memberikan bukti empiris mengenai pentingnya fungsi pengawasan yang efektif dalam meningkatkan disiplin kerja di perusahaan. Metodologi penelitian melibatkan pengumpulan data melalui angket dan studi dokumentasi pada sampel 20 karyawan di PT. Bona Trans Persada Cabang Medan, dengan analisis data menggunakan regresi linear sederhana dan software SPSS versi 16.0. Kesimpulannya, peningkatan pengawasan berkorelasi positif dengan peningkatan disiplin kerja, meskipun faktor lain juga berperan penting.
2. Metodologi Penelitian dan Populasi
Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif dengan analisis regresi linear sederhana untuk menguji pengaruh fungsi pengawasan terhadap disiplin kerja karyawan. Populasi penelitian adalah seluruh karyawan PT. Bona Trans Persada Cabang Medan. Namun, karena keterbatasan waktu dan sumber daya, peneliti menggunakan teknik pengambilan sampel non-probability sampling dengan jumlah sampel sebanyak 20 karyawan. Data dikumpulkan melalui dua metode, yaitu penyebaran angket kepada responden untuk memperoleh data primer terkait persepsi karyawan tentang fungsi pengawasan dan disiplin kerja, serta studi dokumentasi untuk mendapatkan data sekunder yang relevan dari perusahaan. Data yang telah terkumpul kemudian diolah menggunakan software SPSS versi 16.0 untuk melakukan analisis regresi linear sederhana, guna menguji hipotesis yang diajukan. Teknik analisis ini dipilih karena cocok untuk mengukur hubungan linier antara dua variabel, yaitu fungsi pengawasan sebagai variabel independen dan disiplin kerja sebagai variabel dependen. Hasil analisis kemudian diinterpretasikan untuk menarik kesimpulan mengenai pengaruh fungsi pengawasan terhadap disiplin kerja karyawan di perusahaan yang diteliti.
3. Definisi Operasional Disiplin Kerja dan Fungsi Pengawasan
Penelitian ini mendefinisikan disiplin kerja sebagai sikap dan perilaku karyawan yang menunjukkan ketaatan terhadap peraturan organisasi, baik tertulis maupun tidak tertulis. Disiplin kerja diukur berdasarkan beberapa indikator seperti kepatuhan terhadap peraturan, ketaatan pada tata tertib, ketelitian dalam bekerja, kehematan, kesopanan, kesadaran akan pentingnya tugas, dan kualitas pelayanan. Sementara itu, fungsi pengawasan didefinisikan sebagai serangkaian tindakan yang dilakukan oleh pimpinan untuk memantau, memeriksa, membimbing, mengarahkan, dan melakukan tindakan koreksi terhadap bawahan agar pekerjaan berjalan lancar dan tercapai tujuan organisasi secara efektif dan efisien. Definisi ini merangkum berbagai pandangan para ahli, menekankan aspek sistematis dan proaktif dalam pengawasan, bukan hanya sekedar hukuman. Pengawasan yang efektif, menurut beberapa teori manajemen, memerlukan kepemimpinan yang tinggi, pembentukan moral, kerjasama yang baik, dan pemahaman terhadap sifat manusia. Kejelasan definisi operasional ini penting untuk memastikan konsistensi dan validitas pengukuran variabel dalam penelitian.
4. Analisis Data dan Interpretasi Hasil
Analisis data menggunakan uji t untuk menguji signifikansi pengaruh fungsi pengawasan terhadap disiplin kerja. Hasil uji t menunjukkan nilai signifikansi sebesar 0.023, yang lebih kecil dari tingkat signifikansi 0.05. Ini mengindikasikan bahwa pengaruh fungsi pengawasan terhadap disiplin kerja secara statistik signifikan. Dengan kata lain, hipotesis alternatif (Ha) yang menyatakan terdapat pengaruh signifikan fungsi pengawasan terhadap disiplin kerja karyawan diterima, sementara hipotesis nol (H0) ditolak. Selain uji t, penelitian juga menghitung koefisien determinasi (R-Square) untuk mengetahui besarnya pengaruh fungsi pengawasan terhadap disiplin kerja. Hasilnya menunjukkan bahwa fungsi pengawasan menjelaskan sebesar 25.5% varians disiplin kerja, yang berarti masih terdapat 74.5% varians yang dijelaskan oleh faktor lain di luar variabel yang diteliti. Interpretasi hasil menunjukkan bahwa meskipun fungsi pengawasan memiliki pengaruh yang signifikan, faktor-faktor lain juga berperan penting dalam menentukan tingkat disiplin kerja karyawan. Hasil analisis ini memberikan informasi penting bagi manajemen PT. Bona Trans Persada dalam merancang strategi peningkatan disiplin kerja yang lebih komprehensif.
II.Definisi dan Konsep Disiplin Kerja dan Fungsi Pengawasan
Penelitian mendefinisikan disiplin kerja sebagai ketaatan karyawan pada peraturan organisasi. Fungsi pengawasan didefinisikan sebagai rangkaian kegiatan pemantauan, pemeriksaan, bimbingan, pengarahan, dan tindakan koreksi untuk memastikan kelancaran pekerjaan dan pencapaian tujuan organisasi. Berbagai teori dan pendapat ahli tentang disiplin kerja dan fungsi pengawasan diulas untuk memperkuat kerangka konseptual penelitian.
1. Definisi Disiplin Kerja
Dokumen ini mendefinisikan disiplin kerja sebagai sikap dan tingkah laku yang mencerminkan ketaatan karyawan terhadap peraturan organisasi. Beberapa sumber merujuk pada disiplin kerja sebagai latihan atau pendidikan kesopanan dan kerohanian (Susilo Martoyo, 2000), kegiatan manajemen untuk menjalankan standar organisasi (T. Hani Handoko, 2001), dan tingkah laku sesuai peraturan tertulis maupun tidak tertulis (Nitisemito, 2001). Definisi tersebut menekankan pentingnya kepatuhan terhadap aturan perusahaan dan norma sosial sebagai elemen kunci disiplin kerja. Ketaatan ini meliputi pelaksanaan tugas dengan baik, mematuhi seluruh peraturan perusahaan, dan norma sosial yang berlaku. Sikap disiplin juga dikaitkan dengan pengorbanan waktu, perasaan, dan kenikmatan demi mencapai tujuan. Dokumen ini juga menyoroti bahwa disiplin bukan tujuan akhir, melainkan sarana untuk mencapai tujuan organisasi. Ketegasan dalam penerapan sanksi terhadap pelanggaran sangat penting untuk menjaga efektivitas aturan dan mencegah pelanggaran berulang. Disiplin yang efektif juga harus mempertimbangkan tujuan perusahaan dan kemampuan karyawan, menghindari aturan yang terlalu berat atau tidak realistis.
2. Definisi Fungsi Pengawasan
Dokumen ini mendefinisikan fungsi pengawasan sebagai serangkaian tindakan, kegiatan, atau usaha yang dilakukan pimpinan untuk mengawasi dan mengendalikan bawahan serta organisasi secara berkelanjutan. Pengawasan mencakup pemantauan, pemeriksaan, bimbingan, pengarahan, tindakan disiplin, dan koreksi. Tujuannya adalah untuk menciptakan tata tertib, kelancaran pekerjaan, dan pencapaian hasil atau tujuan organisasi secara efektif dan efisien. Berbagai perspektif ahli mengenai pengawasan diuraikan. Herujito (2001) mendefinisikan pengawasan sebagai pengamatan dan alokasi penyimpangan, sementara Fayol menekankan pemeriksaan kesesuaian dengan rencana dan prinsip yang ditetapkan. Kadarman (2001) menganggap pengawasan sebagai upaya sistematis untuk menetapkan standar kinerja, merancang umpan balik informasi, dan mengambil tindakan perbaikan. Mokler mendefinisikan pengawasan manajemen sebagai usaha sistematis untuk menetapkan standar pelaksanaan, merancang sistem umpan balik, membandingkan kegiatan nyata dengan standar, dan mengambil tindakan koreksi. Kesimpulannya, pengawasan yang efektif memerlukan pemantauan yang konsisten, tindakan korektif yang tepat waktu, dan kepemimpinan yang kuat untuk menanamkan disiplin dan kerjasama.
III.Hasil Analisis Regresi Linear Sederhana
Analisis regresi linear sederhana membuktikan hipotesis bahwa terdapat pengaruh positif dan signifikan antara fungsi pengawasan (X) dan disiplin kerja karyawan (Y). Nilai signifikansi sebesar 0.023 menunjukkan bahwa fungsi pengawasan berpengaruh signifikan terhadap disiplin kerja pada tingkat kepercayaan 95%. Koefisien regresi menunjukkan bahwa peningkatan fungsi pengawasan sebesar 100% akan meningkatkan disiplin kerja sebesar 0.618 kali.
1. Uji Signifikansi Pengaruh Fungsi Pengawasan
Analisis regresi linear sederhana digunakan untuk menguji hipotesis pengaruh fungsi pengawasan terhadap disiplin kerja karyawan. Hasil pengujian menunjukkan nilai signifikansi (sig) sebesar 0.023. Karena nilai ini lebih kecil dari tingkat signifikansi α = 0.05, hipotesis nol (H0) yang menyatakan tidak ada pengaruh signifikan ditolak, dan hipotesis alternatif (Ha) yang menyatakan adanya pengaruh signifikan diterima. Ini membuktikan bahwa fungsi pengawasan berpengaruh signifikan terhadap disiplin kerja karyawan pada PT. Bona Trans Persada. Penggunaan analisis regresi linear sederhana memungkinkan peneliti untuk mengukur kekuatan dan arah hubungan antara variabel independen (fungsi pengawasan) dan variabel dependen (disiplin kerja). Temuan ini mendukung pentingnya pengawasan yang efektif dalam konteks peningkatan disiplin kerja di lingkungan kerja.
2. Koefisien Determinasi dan Besarnya Pengaruh
Selain uji signifikansi, analisis juga menghitung koefisien determinasi (R-squared) untuk menentukan besarnya pengaruh fungsi pengawasan terhadap disiplin kerja. Hasil perhitungan menunjukkan bahwa koefisien determinasi sebesar 25.5%, yang berarti fungsi pengawasan menjelaskan 25.5% dari variasi dalam disiplin kerja karyawan. Sisanya, 74.5%, dijelaskan oleh faktor-faktor lain yang tidak termasuk dalam penelitian ini. Angka 25.5% menunjukkan pengaruh sedang dari fungsi pengawasan terhadap disiplin kerja. Hal ini mengindikasikan bahwa meskipun pengawasan terbukti berpengaruh signifikan, faktor-faktor lain seperti motivasi intrinsik karyawan, budaya perusahaan, sistem reward and punishment, dan faktor eksternal lainnya juga memiliki peran yang cukup besar dalam menentukan tingkat disiplin kerja. Penelitian ini menyoroti kompleksitas faktor yang mempengaruhi disiplin kerja dan perlunya pendekatan yang holistik dalam upaya peningkatannya.
3. Interpretasi Hasil Regresi dan Kesimpulan
Berdasarkan hasil analisis regresi linear sederhana, dapat disimpulkan bahwa peningkatan fungsi pengawasan di PT. Bona Trans Persada secara signifikan berkontribusi pada peningkatan disiplin kerja karyawan. Hasil uji t yang signifikan (p<0.05) dan koefisien determinasi sebesar 25.5% mendukung kesimpulan ini. Meskipun hanya menjelaskan 25.5% varians disiplin kerja, pengaruh signifikan yang ditemukan menegaskan peran penting fungsi pengawasan dalam konteks ini. Sisa 74.5% varians dapat dijelaskan oleh faktor-faktor lain yang perlu diteliti lebih lanjut dalam studi selanjutnya. Kesimpulan ini memberikan informasi yang berguna bagi manajemen PT. Bona Trans Persada dalam memahami faktor-faktor yang mempengaruhi disiplin kerja dan merumuskan strategi peningkatannya. Penelitian ini menyarankan agar manajemen memperhatikan tidak hanya aspek pengawasan, tetapi juga faktor-faktor lain yang dapat mempengaruhi disiplin kerja karyawan agar dapat menciptakan lingkungan kerja yang produktif dan disiplin.
IV. Bona Trans Persada Cabang Medan
PT. Bona Trans Persada, didirikan tahun 2004, adalah perusahaan freight forwarder di Indonesia dengan kantor pusat di Jakarta dan cabang di beberapa kota, termasuk Medan. Penelitian ini berfokus pada cabang Medan dengan populasi 20 karyawan yang menjadi sampel penelitian. Visi perusahaan adalah menjadi bagian dari pembangunan Indonesia melalui pelayanan prima dan jaringan kerja yang luas. Perusahaan menerapkan pengawasan melalui peraturan dan tata tertib untuk meningkatkan disiplin kerja karyawan.
1. Gambaran Umum PT. Bona Trans Persada
PT. Bona Trans Persada adalah perusahaan freight forwarder terkemuka di Indonesia yang bergerak di bidang jasa pengurusan transportasi barang domestik. Didirikan pada tahun 2004 oleh Amperahadi Lubis, perusahaan ini berpusat di Jakarta dengan alamat di Jl. Mardani Putih Raya No. 4 RT.03 RW.05 Cempaka Putih Barat, Jakarta Pusat. PT. Bona Trans Persada memiliki jaringan cabang yang luas di berbagai wilayah Indonesia, termasuk Medan, Dumai, Pekanbaru, Surabaya, Pontianak, Sampit, Banjarmasin, Samarinda, dan Makassar. Visi perusahaan adalah berkontribusi pada pembangunan Indonesia melalui layanan prima di bidang jasa pengurusan transportasi dan didukung oleh jaringan kerja yang luas. Untuk mencapai visi tersebut, PT. Bona Trans Persada menerapkan pengawasan yang ketat melalui peraturan dan tata tertib perusahaan guna meningkatkan disiplin kerja karyawan. Hal ini menjadi latar belakang pentingnya penelitian ini yang fokus pada pengaruh fungsi pengawasan terhadap disiplin kerja karyawan di cabang Medan.
2. PT. Bona Trans Persada Cabang Medan dan Sampel Penelitian
Penelitian ini berfokus pada cabang PT. Bona Trans Persada di Medan. Populasi penelitian adalah seluruh karyawan PT. Bona Trans Persada Cabang Medan. Namun, penelitian ini menggunakan sampel sebanyak 20 orang karyawan. Penggunaan sampel ini didasarkan pada pertimbangan praktis seperti keterbatasan waktu dan sumber daya. Meskipun jumlah sampel relatif kecil, penelitian ini tetap memberikan gambaran yang relevan mengenai pengaruh fungsi pengawasan terhadap disiplin kerja di perusahaan tersebut. Metode pengumpulan data yang digunakan adalah angket dan studi dokumentasi. Angket diberikan kepada sampel karyawan untuk mengukur persepsi mereka mengenai fungsi pengawasan dan disiplin kerja, sedangkan studi dokumentasi dilakukan untuk memperoleh data pendukung dari dokumen-dokumen perusahaan. Data yang terkumpul kemudian dianalisis menggunakan analisis regresi linear sederhana dengan bantuan perangkat lunak SPSS versi 16.0.
V.Indikator Pengukuran Disiplin Kerja
Delapan indikator digunakan untuk mengukur disiplin kerja, meliputi kepatuhan terhadap peraturan organisasi, ketaatan terhadap tata tertib, ketelitian dalam bekerja, kehematan, kesopanan, kesadaran akan pentingnya tugas, dan pelayanan kepada masyarakat. Indikator-indikator ini dijabarkan dalam 12 pertanyaan di kuesioner.
1. Indikator Utama Disiplin Kerja
Penelitian ini menggunakan delapan indikator utama untuk mengukur disiplin kerja karyawan di PT. Bona Trans Persada Cabang Medan. Indikator-indikator tersebut kemudian dijabarkan lebih lanjut menjadi 12 pertanyaan dalam kuesioner yang disebar kepada responden. Delapan indikator utama tersebut meliputi: kepatuhan terhadap peraturan organisasi; ketaatan terhadap tata tertib perusahaan; ketelitian dan ketentuan dalam bekerja; kehematan dalam penggunaan sumber daya perusahaan; kesopanan dalam berinteraksi dengan rekan kerja dan atasan; kesadaran akan pentingnya tugas dan tanggung jawab; serta kualitas pelayanan yang diberikan kepada masyarakat (jika berlaku). Pemilihan indikator ini didasarkan pada pemahaman komprehensif mengenai aspek-aspek penting yang membentuk disiplin kerja karyawan. Penggunaan beberapa indikator ini bertujuan untuk memperoleh gambaran yang lebih lengkap dan akurat mengenai tingkat disiplin kerja karyawan di PT. Bona Trans Persada Cabang Medan. Data yang dikumpulkan melalui kuesioner kemudian dianalisis untuk menguji hubungan antara indikator-indikator tersebut dengan variabel fungsi pengawasan.
2. Penggunaan Kuesioner dan Jumlah Pertanyaan
Untuk mengukur disiplin kerja karyawan, penelitian ini menggunakan kuesioner yang berisi 12 pertanyaan. Ke-12 pertanyaan ini dirancang berdasarkan delapan indikator utama disiplin kerja yang telah dijelaskan sebelumnya. Setiap indikator utama dijabarkan lebih rinci dalam beberapa pertanyaan di kuesioner, sehingga memungkinkan pengukuran yang lebih spesifik dan komprehensif. Desain kuesioner ini bertujuan untuk memastikan bahwa setiap aspek penting dari disiplin kerja dapat diukur secara akurat. Jumlah pertanyaan yang relatif banyak ini diperlukan untuk mendapatkan data yang cukup dan terpercaya dalam menganalisis hubungan antara disiplin kerja dan fungsi pengawasan. Pertanyaan-pertanyaan dalam kuesioner diformulasikan dengan jelas dan mudah dipahami oleh responden untuk meminimalisir misinterpretasi dan memastikan validitas data yang dikumpulkan. Data dari kuesioner ini kemudian diolah menggunakan analisis statistik untuk menguji hipotesis penelitian.