
Pengaruh Faktor-Faktor Terhadap Pemilihan Metode Akuntansi Persediaan pada Perusahaan Manufaktur
Informasi dokumen
Penulis | Thresya Memoriana Hutahaean |
Sekolah | Universitas Sumatera Utara |
Jurusan | Akuntansi |
Jenis dokumen | Skripsi |
Tempat | Medan |
Bahasa | Indonesian |
Format | |
Ukuran | 3.75 MB |
- akuntansi persediaan
- perusahaan manufaktur
- analisis regresi
Ringkasan
I.Tujuan Penelitian dan Variabel
Penelitian ini menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi pemilihan metode akuntansi persediaan, khususnya metode FIFO dan rata-rata, pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) selama tahun 2010-2012. Variabel independen yang diteliti meliputi ukuran perusahaan, variabilitas persediaan, variabilitas harga pokok penjualan, laba sebelum pajak, dan financial leverage. Variabel dependen adalah metode akuntansi persediaan yang dipilih, sesuai dengan PSAK No. 14 (2008). Penelitian ini bertujuan untuk menguji pengaruh masing-masing variabel independen terhadap pemilihan metode persediaan, dan berdasarkan teori akuntansi positif yang menjelaskan tentang kebijakan akuntansi dan prediksi pilihan manajer dalam kondisi tertentu.
1. Tujuan Penelitian
Tujuan utama penelitian ini adalah untuk menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi pemilihan metode akuntansi persediaan pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada periode 2010-2012. Penelitian ini fokus pada dua metode utama akuntansi persediaan, yaitu metode First In First Out (FIFO) dan metode rata-rata (average), yang sesuai dengan PSAK No. 14 (2008). Dengan memahami faktor-faktor penentu ini, penelitian diharapkan memberikan kontribusi pada pemahaman yang lebih baik mengenai praktik akuntansi persediaan di Indonesia dan bagaimana perusahaan membuat keputusan terkait metode pencatatan persediaan yang paling tepat bagi kondisi dan karakteristik masing-masing perusahaan. Secara spesifik, penelitian ini bertujuan untuk menguji secara empiris seberapa besar pengaruh variabel-variabel yang dipilih terhadap keputusan manajemen dalam menentukan metode akuntansi persediaan yang akan digunakan. Kejelasan tujuan ini sangat penting untuk membatasi cakupan penelitian dan memastikan analisis yang terfokus dan terarah.
2. Variabel Penelitian
Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif dengan mengidentifikasi variabel dependen dan independen. Variabel dependen yang digunakan adalah metode akuntansi persediaan yang dipilih perusahaan, yaitu metode FIFO dan metode rata-rata, sesuai dengan standar akuntansi PSAK No. 14 (2008). Pemilihan variabel dependen ini didasarkan pada kerangka konseptual yang digunakan dalam penelitian yang telah dikaji dari berbagai literatur dan penelitian terdahulu. Sedangkan variabel-variabel independen yang akan diuji pengaruhnya terhadap pilihan metode akuntansi persediaan meliputi lima faktor utama: ukuran perusahaan, variabilitas persediaan, variabilitas harga pokok penjualan, laba sebelum pajak, dan financial leverage. Variabel-variabel independen ini dipilih berdasarkan tinjauan pustaka dan teori-teori yang relevan dalam bidang akuntansi dan keuangan. Masing-masing variabel diukur dengan menggunakan rasio-rasio keuangan yang umum digunakan dalam literatur akuntansi. Dengan menguji pengaruh variabel-variabel ini, penelitian diharapkan dapat memberikan pemahaman yang lebih komprehensif tentang faktor-faktor yang berperan dalam pengambilan keputusan terkait metode akuntansi persediaan.
II.Tinjauan Pustaka dan Hipotesis
Tinjauan pustaka membahas berbagai teori dan penelitian terdahulu terkait metode akuntansi persediaan, termasuk metode FIFO dan metode rata-rata. Penelitian sebelumnya menunjukkan hasil yang beragam mengenai pengaruh ukuran perusahaan, leverage, dan profitabilitas terhadap pilihan metode. Hipotesis penelitian diajukan berdasarkan beberapa teori, termasuk hipotesis program bonus dan hipotesis biaya politik, yang mencoba menjelaskan bagaimana faktor-faktor tersebut dapat mempengaruhi keputusan perusahaan dalam pemilihan metode penilaian persediaan. Diskusi juga mencakup keunggulan dan kekurangan masing-masing metode persediaan, khususnya dalam konteks PSAK No. 14 (2008).
1. Tinjauan Pustaka Metode Persediaan
Bagian tinjauan pustaka membahas definisi persediaan menurut berbagai sumber, termasuk Kieso & Weygandt (2008), Smith & Skousen (1987), dan PSAK No. 14 (2008). Penjelasan rinci diberikan mengenai metode FIFO (First In, First Out) dan metode rata-rata (average), meliputi cara perhitungan, keunggulan, dan kekurangan masing-masing metode dalam konteks penilaian persediaan dan perhitungan harga pokok penjualan (HPP). Pengaruh penggunaan metode FIFO dan rata-rata terhadap neraca dan laba perusahaan dijelaskan, termasuk dampaknya pada perhitungan pajak penghasilan. Studi empiris sebelumnya yang meneliti faktor-faktor yang mempengaruhi pemilihan metode akuntansi persediaan juga diulas, termasuk temuan-temuan penelitian Taqwa (2001) dan Shofaa (2012) yang membahas pengaruh ukuran perusahaan, leverage, likuiditas, dan laba sebelum pajak. Perbedaan hasil penelitian terdahulu dibahas untuk memberikan konteks bagi penelitian yang sedang dilakukan. Teori akuntansi positif Watts dan Zimmerman (1960) juga dijelaskan sebagai landasan teori yang relevan dalam memahami perilaku manajemen dalam menentukan kebijakan akuntansi, termasuk pilihan metode persediaan. Tinjauan pustaka ini membentuk landasan teoretis dan empiris untuk hipotesis yang diajukan.
2. Hipotesis Penelitian
Berdasarkan tinjauan pustaka, penelitian ini mengembangkan beberapa hipotesis. Hipotesis Program Bonus menjelaskan bahwa perusahaan yang ingin memberikan bonus kepada manajer cenderung akan memilih metode akuntansi yang dapat meningkatkan laba, misalnya menggunakan metode FIFO. Sebaliknya, Hipotesis Biaya Politik mengusulkan bahwa perusahaan dengan laba besar akan cenderung memilih metode yang menurunkan laba guna mengurangi potensi biaya politik, seperti pengenaan pajak yang tinggi dan tuntutan tanggung jawab sosial yang lebih besar, sehingga mungkin memilih metode rata-rata. Terkait dengan financial leverage, terdapat hipotesis yang menyebutkan bahwa perusahaan dengan leverage tinggi cenderung memilih metode FIFO untuk meningkatkan laba dan menghindari pelanggaran debt covenant. Hipotesis-hipotesis ini mencerminkan berbagai pertimbangan yang dapat mempengaruhi pemilihan metode akuntansi persediaan, baik yang berorientasi pada peningkatan laba maupun pengurangan risiko dan biaya. Hipotesis-hipotesis ini kemudian diuji secara empiris menggunakan data dari perusahaan manufaktur di BEI pada periode 2010-2012.
III.Metodologi Penelitian
Penelitian ini menggunakan analisis regresi logistik untuk menguji pengaruh variabel independen terhadap variabel dependen. Data sekunder digunakan, bersumber dari laporan keuangan perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI pada periode 2010-2012. Uji statistik dilakukan untuk memastikan tidak ada multikolinearitas dan autokorelasi dalam model regresi.
1. Jenis Penelitian dan Sumber Data
Penelitian ini dikategorikan sebagai penelitian dasar (fundamental research), bertujuan untuk memverifikasi teori yang sudah ada atau menggali lebih dalam suatu konsep. Metode yang digunakan adalah penelitian kuantitatif. Sumber data yang digunakan adalah data sekunder yang diperoleh dari laporan keuangan dan catatan atas laporan keuangan perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) periode 2010-2012. Data sekunder ini meliputi informasi yang dibutuhkan untuk mengukur variabel-variabel penelitian, baik variabel dependen maupun independen. Penggunaan data sekunder dipilih karena ketersediaan data yang relatif mudah didapatkan. Data yang dikumpulkan mencakup informasi yang relevan dengan metode akuntansi persediaan yang digunakan perusahaan dan karakteristik perusahaan yang mempengaruhi pilihan tersebut. Pengolahan data dilakukan dengan metode statistik untuk menganalisis hubungan antar variabel.
2. Teknik Analisis Data
Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis regresi logistik. Metode ini dipilih karena variabel dependennya bersifat dikotomi (metode FIFO atau metode rata-rata). Regresi logistik digunakan untuk menguji pengaruh variabel-variabel independen (ukuran perusahaan, variabilitas persediaan, variabilitas harga pokok penjualan, laba sebelum pajak, dan financial leverage) terhadap variabel dependen (metode akuntansi persediaan). Sebelum melakukan analisis regresi logistik, dilakukan uji asumsi klasik untuk memastikan bahwa model regresi yang digunakan memenuhi syarat. Uji asumsi klasik tersebut meliputi uji multikolinearitas dan uji autokorelasi. Uji multikolinearitas bertujuan untuk memastikan tidak adanya korelasi yang tinggi antar variabel independen, sedangkan uji autokorelasi bertujuan untuk memeriksa ada tidaknya korelasi antar error term dalam model regresi. Setelah uji asumsi klasik terpenuhi, barulah analisis regresi logistik dilakukan untuk menguji hipotesis yang telah diajukan.
IV.Hasil Penelitian dan Pembahasan
Hasil penelitian menunjukkan bahwa hanya variabilitas persediaan dan variabilitas harga pokok penjualan yang berpengaruh signifikan terhadap pemilihan metode akuntansi persediaan. Variabel lainnya, seperti ukuran perusahaan, laba sebelum pajak, dan financial leverage, tidak menunjukkan pengaruh signifikan. Pembahasan hasil penelitian membandingkan temuan ini dengan penelitian terdahulu, menjelaskan konsistensi dan perbedaan temuan, dan menawarkan interpretasi atas hasil yang didapat, serta menjelaskan implikasi temuan bagi praktik akuntansi di Indonesia.
1. Hasil Pengujian Regresi Logistik
Hasil analisis regresi logistik menunjukkan bahwa dari kelima variabel independen yang diuji, hanya dua variabel yang berpengaruh signifikan terhadap pemilihan metode akuntansi persediaan, yaitu variabilitas persediaan dan variabilitas harga pokok penjualan. Variabel ukuran perusahaan, laba sebelum pajak, dan financial leverage tidak berpengaruh signifikan terhadap pilihan metode FIFO atau rata-rata. Temuan ini menunjukkan bahwa fluktuasi dalam persediaan dan harga pokok penjualan menjadi pertimbangan utama perusahaan dalam memilih metode pencatatan persediaan. Lebih lanjut, hasil pengujian menunjukkan bahwa variabilitas harga pokok penjualan memiliki koefisien regresi negatif dan signifikan, yang artinya semakin tinggi variabilitas harga pokok penjualan, semakin kecil kemungkinan perusahaan akan memilih metode FIFO. Ini menunjukkan bahwa perusahaan cenderung menghindari metode FIFO ketika menghadapi ketidakpastian dalam perhitungan harga pokok penjualan. Sementara itu, variabilitas persediaan berpengaruh positif dan signifikan, menunjukkan semakin tinggi variabilitas persediaan, semakin besar kemungkinan perusahaan akan menggunakan metode FIFO. Hasil ini memberikan gambaran penting mengenai faktor-faktor kunci yang mempengaruhi keputusan perusahaan dalam memilih metode akuntansi persediaan.
2. Pembahasan Hasil Penelitian
Pembahasan hasil penelitian dilakukan dengan membandingkan temuan ini dengan hasil penelitian terdahulu. Hasil penelitian ini sejalan dengan beberapa penelitian sebelumnya yang menemukan pengaruh signifikan variabilitas persediaan terhadap pemilihan metode persediaan. Namun, penelitian ini berbeda dengan beberapa studi lain yang menunjukkan hasil yang tidak signifikan untuk variabel tersebut. Perbedaan ini dapat disebabkan oleh perbedaan kondisi ekonomi dan karakteristik sampel perusahaan. Temuan mengenai pengaruh tidak signifikan ukuran perusahaan, laba sebelum pajak, dan financial leverage konsisten dengan beberapa penelitian sebelumnya. Namun, hal ini berbeda dengan hasil beberapa penelitian lain yang menunjukkan pengaruh signifikan dari beberapa variabel tersebut. Perbedaan ini kembali ditekankan disebabkan oleh perbedaan metodologi, sampel, dan konteks ekonomi. Pembahasan ini juga menyinggung implikasi dari temuan penelitian terhadap praktik akuntansi di Indonesia dan pentingnya mempertimbangkan faktor variabilitas dalam memilih metode akuntansi persediaan yang tepat.
V.Kesimpulan
Kesimpulan penelitian menegaskan bahwa variabilitas persediaan dan variabilitas harga pokok penjualan merupakan faktor kunci yang mempengaruhi pemilihan metode akuntansi persediaan pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI selama periode 2010-2012. Temuan ini memberikan kontribusi bagi pemahaman lebih lanjut tentang praktik akuntansi persediaan di Indonesia dan relevansi PSAK No. 14 (2008) dalam konteks tersebut. Penelitian menyoroti pentingnya mempertimbangkan variabilitas dalam pengambilan keputusan terkait metode akuntansi persediaan.
1. Kesimpulan Utama
Kesimpulan utama dari penelitian ini adalah bahwa hanya variabilitas persediaan dan variabilitas harga pokok penjualan yang berpengaruh signifikan terhadap pemilihan metode akuntansi persediaan pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) periode 2010-2012. Variabel lainnya, yaitu ukuran perusahaan, laba sebelum pajak, dan financial leverage, tidak menunjukkan pengaruh yang signifikan. Temuan ini menunjukkan bahwa fluktuasi dalam persediaan dan biaya produksi menjadi faktor penentu utama dalam keputusan perusahaan terkait metode pencatatan persediaan yang digunakan. Penelitian ini memberikan kontribusi pada pemahaman faktor-faktor yang mempengaruhi pemilihan metode akuntansi persediaan, khususnya dalam konteks perusahaan manufaktur di Indonesia dan penerapan PSAK No. 14 (2008).
2. Implikasi dan Perbandingan dengan Penelitian Terdahulu
Hasil penelitian ini memberikan beberapa implikasi. Pertama, perusahaan manufaktur perlu memperhatikan tingkat variabilitas persediaan dan harga pokok penjualan saat memilih metode akuntansi persediaan. Kedua, temuan ini dapat digunakan oleh pembuat kebijakan dalam menyempurnakan standar akuntansi dan regulasi terkait. Hasil penelitian ini sebagian konsisten dengan penelitian Taqwa (2001) yang menemukan pengaruh signifikan variabilitas persediaan, serta penelitian Mukhlasin (yang tahunnya tidak disebutkan) yang menemukan pengaruh signifikan variabilitas harga pokok penjualan. Namun, penelitian ini berbeda dengan temuan Srimonah (2007) dan Mukhlasin (tahun tidak disebutkan) yang menemukan hasil tidak signifikan untuk variabilitas persediaan. Perbedaan ini mungkin disebabkan oleh perbedaan metodologi, periode penelitian, dan karakteristik sampel perusahaan. Penelitian ini juga konsisten dengan Niheaus (1989) dan Abdullah (1999) yang menemukan tidak adanya pengaruh signifikan ukuran perusahaan, dan dengan Taqwa (2001) dan Shofaa (2012) yang menemukan tidak adanya pengaruh signifikan financial leverage terhadap pemilihan metode akuntansi persediaan. Perbedaan hasil penelitian ini dengan penelitian lainnya mungkin dipengaruhi oleh kondisi ekonomi yang berbeda pada setiap periode penelitian.