Komunikasi Organisasi dalam Memperkuat Budaya Perusahaan di PT. Parit Padang Global Cabang Malang

Komunikasi Organisasi dalam Memperkuat Budaya Perusahaan di PT. Parit Padang Global Cabang Malang

Informasi dokumen

Penulis

M. Faris Yordan

instructor Nurudin, S.Sos., M.Si
Sekolah

Universitas Muhammadiyah Malang

Jurusan Ilmu Komunikasi
Tempat Malang
Jenis dokumen Skripsi
Bahasa Indonesian
Format | PDF
Ukuran 187.72 KB
  • Komunikasi Organisasi
  • Budaya Perusahaan
  • Skripsi

Ringkasan

I.Latar Belakang Budaya Perusahaan dan Komunikasi Organisasi

Penelitian ini meneliti peran komunikasi organisasi dalam memperkuat budaya perusahaan di PT. Parit Padang Global Cabang Malang. Studi ini berangkat dari pentingnya budaya organisasi yang positif untuk meningkatkan komitmen dan motivasi karyawan. Budaya perusahaan yang kuat membentuk identitas, nilai, dan pedoman perilaku karyawan, mempengaruhi produktivitas dan kesetiaan mereka pada organisasi. Sebaliknya, budaya yang lemah dapat menurunkan motivasi kerja. Penelitian ini bertujuan untuk memahami bagaimana komunikasi organisasi, baik formal maupun informal, di PT. Parit Padang Global Cabang Malang berkontribusi pada pembentukan dan penguatan budaya perusahaan.

1. Pentingnya Budaya Perusahaan yang Kuat

Bagian ini menjelaskan pentingnya mengembangkan budaya organisasi yang kuat bagi keberlangsungan sebuah perusahaan. Budaya perusahaan didefinisikan sebagai pendekatan, nilai, dan kepercayaan bersama yang dianut di semua level organisasi. Budaya yang positif, yang diinternalisasi oleh karyawan, akan mendorong komitmen dan motivasi untuk mencapai tujuan organisasi. Sebaliknya, budaya yang negatif akan berdampak buruk pada motivasi dan produktivitas karyawan. Teks tersebut menekankan bahwa budaya perusahaan yang kuat menciptakan komitmen karyawan yang tinggi, membuat mereka setia dan tidak mudah terpengaruh faktor eksternal maupun internal. Budaya perusahaan yang baik berfungsi sebagai motivator, sedangkan budaya yang buruk akan menyebabkan kemalasan dan penurunan kinerja. Oleh karena itu, pemupukan budaya perusahaan yang positif sangatlah penting untuk menciptakan suasana kerja yang kondusif dan memotivasi karyawan.

2. Aspek Aspek yang Membentuk Budaya Perusahaan

Dokumen tersebut menyinggung beberapa aspek yang mempengaruhi kekuatan budaya organisasi. Dipaparkan beberapa faktor kunci yang menentukan kuat lemahnya budaya perusahaan, termasuk sistem imbalan berdasarkan kinerja, toleransi konflik, dan toleransi risiko. Seberapa baik karyawan menghayati dan mengamalkan nilai-nilai dalam budaya perusahaan sangat menentukan kekuatan budaya tersebut. Meskipun setiap individu dalam organisasi unik, baik secara biologis maupun psikologis, tujuannya adalah agar nilai-nilai perusahaan diinternalisasi dan dipraktikkan secara konsisten oleh seluruh anggota organisasi. Perbedaan individual ini menjadi tantangan tersendiri dalam membangun dan menjaga konsistensi budaya perusahaan. Keberhasilan dalam membangun budaya perusahaan yang kuat bergantung pada seberapa efektif perusahaan mengelola dan mengkomunikasikan nilai-nilai tersebut kepada seluruh karyawannya.

3. Tujuan Penelitian Peran Komunikasi dalam Memperkuat Budaya Perusahaan

Tujuan utama penelitian ini adalah untuk memahami bagaimana komunikasi organisasi di PT. Parit Padang Global Cabang Malang berkontribusi dalam memperkuat budaya perusahaan. Penulis, sebagai karyawan, tertarik untuk menyelidiki bagaimana budaya perusahaan tersebut dikomunikasikan secara efektif. Ini menunjukkan adanya kesenjangan atau kebutuhan untuk memahami proses komunikasi internal yang lebih baik agar budaya perusahaan dapat tertanam kuat di kalangan karyawan. Penelitian ini secara spesifik menargetkan PT. Parit Padang Global Cabang Malang sebagai objek studi kasus untuk mengungkap dinamika komunikasi dan pengaruhnya terhadap budaya kerja di perusahaan tersebut. Hasil penelitian diharapkan memberikan gambaran nyata tentang bagaimana komunikasi yang baik dapat menciptakan budaya perusahaan yang positif dan produktif.

II. Parit Padang Global

Permasalahan utama yang dikaji adalah: bagaimana komunikasi organisasi di PT. Parit Padang Global Cabang Malang berperan dalam memperkuat budaya perusahaan? Penelitian ini akan menyelidiki mekanisme komunikasi internal yang diterapkan perusahaan tersebut untuk mencapai tujuan tersebut.

1. Perumusan Masalah Utama

Rumusan masalah inti penelitian ini difokuskan pada bagaimana komunikasi organisasi yang terjadi di PT. Parit Padang Global Cabang Malang berperan dalam memperkuat budaya perusahaan. Pertanyaan ini menjadi landasan utama penelitian, mengarahkan seluruh proses investigasi untuk menjawab bagaimana mekanisme komunikasi internal perusahaan tersebut berkontribusi terhadap pembentukan dan penguatan budaya kerja. Dengan demikian, penelitian ini tidak hanya sekedar menjelaskan komunikasi organisasi secara umum, tetapi secara spesifik menyelidiki perannya dalam konteks budaya perusahaan di PT. Parit Padang Global Cabang Malang. Hal ini menunjukkan adanya fokus yang terarah dan spesifik untuk mencapai tujuan penelitian, yaitu memahami hubungan timbal balik antara komunikasi dan budaya perusahaan dalam perusahaan yang telah ditentukan tersebut.

2. Definisi Komunikasi Organisasi dalam Penelitian

Bagian ini menjabarkan pandangan beberapa ahli tentang definisi komunikasi organisasi. Redding dan Sanborn, seperti yang dikutip, mendefinisikan komunikasi organisasi sebagai pengiriman dan penerimaan informasi dalam organisasi yang kompleks, meliputi komunikasi internal, hubungan antar manusia, komunikasi vertikal (downward dan upward), dan komunikasi horizontal. Sementara itu, Arni Muhammad (2005) juga memberikan penjabaran mengenai aspek-aspek komunikasi organisasi. Pemaparan definisi ini bertujuan untuk memberikan kerangka teoritis yang jelas tentang apa yang dimaksud dengan komunikasi organisasi dalam konteks penelitian ini. Dengan memberikan beberapa definisi dari berbagai sumber, penulis berupaya untuk memberikan pemahaman yang komprehensif dan menghindari ambiguitas terkait pengertian komunikasi organisasi yang akan diteliti.

III.Tinjauan Pustaka Definisi dan Teori Komunikasi Organisasi dan Budaya Perusahaan

Bagian ini meninjau berbagai definisi dan teori terkait komunikasi organisasi, mencakup komunikasi formal dan informal, komunikasi vertikal (atas-bawah dan bawah-atas), dan komunikasi horizontal. Studi ini juga menelaah berbagai definisi dan dimensi budaya perusahaan, termasuk berbagai model budaya organisasi (misalnya, birokrasi, clan, kewirausahaan). Penelitian ini merujuk pada berbagai sumber seperti Joseph A. Devito, Redding dan Sanborn, serta penelitian lain yang relevan tentang komunikasi organisasi dan budaya perusahaan.

1. Definisi Komunikasi Organisasi

Bagian ini menjabarkan beberapa definisi komunikasi organisasi dari berbagai sumber. Joseph A. Devito (1997) mendefinisikan komunikasi organisasi sebagai pesan yang dikirim dan diterima dalam organisasi, baik dalam kelompok formal maupun informal. Semakin besar dan kompleks organisasi, semakin kompleks pula komunikasinya. Komunikasi organisasi tidak hanya sekadar penyampaian informasi, tetapi juga pembentukan makna dan harapan antar individu melalui pertukaran simbol. Komunikasi dibedakan menjadi formal dan informal, berdasarkan gaya, tatakrama, dan pola aliran informasi. Komunikasi formal mengikuti hirarki organisasi, sedangkan komunikasi informal lebih fleksibel. Definisi-definisi ini memberikan pemahaman yang komprehensif tentang konsep komunikasi organisasi yang relevan dengan penelitian ini, mencakup berbagai aspek, dari penyampaian informasi hingga pembentukan makna dan harapan.

2. Teori Teori Komunikasi Organisasi

Tinjauan pustaka ini merangkum berbagai teori terkait komunikasi organisasi. Diskusi mencakup fungsi komunikasi organisasi menurut Thayer (memberi informasi, mengatur, membujuk, dan mengintegrasikan), serta klasifikasi Goldhaber yang menambahkan fungsi inovasi. Bagian ini juga membahas konsep-konsep kunci dalam komunikasi organisasi seperti proses, pesan, keadaan saling tergantung, dan jaringan komunikasi. Diuraikan berbagai jenis jaringan komunikasi, yaitu komunikasi ke bawahan, ke atasan, dan horizontal, serta proses serial dari pesan. Peran tingkah laku dalam organisasi dan berbagai macam tipe komunikasi (dyadic, serial, kelompok kecil, dan audience) juga dibahas. Secara keseluruhan, bagian ini memberikan landasan teoritis yang kuat untuk menganalisis komunikasi organisasi dalam konteks penelitian, dengan mempertimbangkan berbagai perspektif dan model komunikasi.

3. Definisi dan Dimensi Budaya Perusahaan

Bagian ini mendefinisikan budaya perusahaan berdasarkan beberapa sumber. Jacques (dalam Nimran, 1997) menjelaskan budaya perusahaan sebagai cara berpikir dan bertindak yang tradisional, dianut bersama oleh anggota organisasi, dan dipelajari oleh anggota baru. Whellen dan Hunger (1986) mendefinisikannya sebagai himpunan kepercayaan, harapan, dan nilai yang diwariskan antar generasi karyawan. Griffin dan Ebert (1989) menyebutnya sebagai pengalaman, cerita, kepercayaan, dan norma yang mencirikan organisasi. Berbagai jenis budaya organisasi seperti birokrasi, clan, dan kewirausahaan juga dibahas. Unsur-unsur budaya perusahaan menurut Pfau (1998) meliputi teamwork, fokus konsumen, perlakuan adil, dan inovasi. Recardo dan Jolly (1997) mengemukakan delapan dimensi untuk menilai budaya perusahaan: komunikasi, pelatihan, imbalan, pengambilan keputusan, pengambilan risiko, perencanaan, kerja tim, dan praktik manajemen. Capozzoli (1997) menjelaskan pentingnya menciptakan lingkungan yang memotivasi karyawan melalui standar tinggi, tujuan yang jelas, pelatihan memadai, dan lain sebagainya. Tinjauan ini menyediakan kerangka konseptual untuk menganalisis budaya perusahaan dalam penelitian.

IV. Parit Padang Global Cabang Malang

Penelitian ini bertujuan mendeskripsikan secara sistematis, faktual, dan akurat bagaimana komunikasi organisasi di PT. Parit Padang Global Cabang Malang membentuk dan memperkuat budaya perusahaan. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan metode wawancara terstruktur kepada supervisor dan karyawan PT. Parit Padang Global Cabang Malang. Teknik pengambilan sampel yang digunakan adalah purposive sampling.

1. Tujuan Deskripsi Budaya Organisasi

Fokus penelitian ini adalah untuk memberikan deskripsi sistematis, faktual, dan akurat mengenai budaya organisasi di PT. Parit Padang Global Cabang Malang. Penelitian ini bertujuan untuk menggambarkan fakta-fakta dan hubungan antar fenomena yang berkaitan dengan budaya organisasi di perusahaan tersebut. Deskripsi ini akan mencakup bagaimana budaya organisasi tersebut dihayati dan diamalkan oleh karyawan. Dengan kata lain, penelitian ini ingin memberikan gambaran yang jelas dan komprehensif tentang bagaimana budaya organisasi tersebut terwujud dalam praktik sehari-hari di perusahaan. Informasi yang dikumpulkan akan memberikan pemahaman mendalam tentang elemen-elemen kunci yang membentuk budaya organisasi di PT. Parit Padang Global Cabang Malang dan bagaimana elemen tersebut saling berkaitan satu sama lain.

2. Metode Penelitian Pendekatan Kualitatif

Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif untuk mendeskripsikan budaya organisasi di PT. Parit Padang Global Cabang Malang. Penelitian kualitatif dipilih karena memungkinkan peneliti untuk menggali secara mendalam informasi dan pemahaman tentang fenomena yang sedang diteliti, khususnya mengenai aspek-aspek budaya organisasi yang kompleks dan multi-dimensi. Penelitian ini tidak bertujuan untuk menggeneralisasi temuan pada populasi yang lebih luas, tetapi untuk memahami secara spesifik konteks budaya organisasi dalam perusahaan yang diteliti. Metode pengumpulan data yang digunakan adalah wawancara terstruktur yang akan diarahkan kepada supervisor dan karyawan PT. Parit Padang Global Cabang Malang. Teknik purposive sampling digunakan untuk memilih informan yang relevan dengan tujuan penelitian.

V.Metodologi Penelitian Pengumpulan dan Analisis Data

Data dikumpulkan melalui wawancara terstruktur dengan supervisor dan karyawan PT. Parit Padang Global Cabang Malang. Analisis data dilakukan secara deskriptif kualitatif untuk mengidentifikasi hubungan antara komunikasi organisasi dan budaya perusahaan di perusahaan tersebut. Hasil analisis akan menggambarkan kondisi aktual komunikasi organisasi di perusahaan dan dampaknya terhadap budaya perusahaan.

1. Pengumpulan Data Wawancara Terstruktur

Metode pengumpulan data utama dalam penelitian ini adalah wawancara terstruktur. Wawancara ini dilakukan secara lisan antara peneliti dan responden, dimana peneliti telah menetapkan sendiri masalah dan pertanyaan yang akan diajukan. Responden yang terlibat dalam wawancara ini adalah supervisor dan karyawan PT. Parit Padang Global Cabang Malang. Penggunaan wawancara terstruktur memungkinkan peneliti untuk mengumpulkan data yang sistematis dan terarah, memfokuskan pada aspek-aspek komunikasi organisasi dan budaya perusahaan yang relevan dengan rumusan masalah. Jenis wawancara ini dipilih karena cocok untuk menggali informasi spesifik dan terstruktur terkait dengan bagaimana komunikasi dijalankan di dalam perusahaan dan dampaknya pada budaya organisasi.

2. Analisis Data Pendekatan Deskriptif Kualitatif

Setelah data dikumpulkan melalui wawancara terstruktur, tahap selanjutnya adalah analisis data. Analisis data dalam penelitian ini dilakukan dengan pendekatan deskriptif kualitatif. Proses ini bertujuan untuk menemukan jawaban atas pertanyaan penelitian dan menyederhanakan data ke dalam bentuk yang lebih mudah dipahami dan diinterpretasikan. Analisis deskriptif kualitatif akan fokus pada penguraian data yang diperoleh untuk menggambarkan kondisi dan hubungan antar fenomena yang diteliti. Data yang diperoleh akan dianalisis untuk memahami bagaimana komunikasi organisasi di PT. Parit Padang Global Cabang Malang berdampak pada budaya perusahaan. Proses analisis ini menekankan pada pemahaman konteks, nuansa, dan makna di balik data yang dikumpulkan, bukan hanya pada angka atau data kuantitatif.

3. Teknik Pengambilan Sampel Purposive Sampling

Teknik pengambilan sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah purposive sampling. Teknik ini dipilih karena memungkinkan peneliti untuk secara sengaja memilih responden yang dianggap paling relevan dan informatif untuk menjawab pertanyaan penelitian. Responden yang dipilih akan memenuhi kriteria tertentu yang telah ditetapkan oleh peneliti berdasarkan tujuan penelitian. Purposive sampling cocok untuk penelitian kualitatif yang bertujuan untuk memahami secara mendalam suatu kasus tertentu, tanpa perlu menggeneralisasi temuan pada populasi yang lebih besar. Dalam konteks penelitian ini, purposive sampling akan membantu peneliti untuk memperoleh data yang kaya dan mendalam dari informan yang paling mengetahui dan berpengalaman mengenai komunikasi organisasi dan budaya di PT. Parit Padang Global Cabang Malang.