
Hubungan Laba Bersih dan Arus Kas Operasi terhadap Dividen Kas pada Perusahaan Manufaktur
Informasi dokumen
Penulis | Evi Octaviana |
Sekolah | Universitas Sumatera Utara |
Jurusan | Akuntansi |
Jenis dokumen | Skripsi |
Bahasa | Indonesian |
Format | |
Ukuran | 1.92 MB |
- laba bersih
- arus kas operasi
- dividen kas
Ringkasan
I.Abstrak
Penelitian ini menganalisis hubungan antara laba bersih dan arus kas operasi dengan dividen kas pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) selama periode 2007-2009. Studi ini menggunakan sampel 29 perusahaan dari populasi 150 perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI. Analisis data meliputi pengujian asumsi klasik (normalitas, heteroskedastisitas, autokorelasi, dan multikolinieritas) dan pengujian hipotesis (uji t, uji F, dan uji determinasi) untuk menguji pengaruh laba bersih dan arus kas operasi terhadap dividen kas secara simultan dan parsial.
1. Tujuan Penelitian
Abstrak penelitian ini menjabarkan tujuan utama untuk mengkaji hubungan antara laba bersih dan arus kas operasi dengan dividen kas pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI). Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi apakah terdapat pengaruh yang signifikan, baik secara simultan maupun parsial, antara variabel independen (laba bersih dan arus kas operasi) terhadap variabel dependen (dividen kas). Dengan kata lain, penelitian ini ingin mengetahui seberapa besar kontribusi laba bersih dan arus kas operasi dalam menjelaskan variasi dividen kas yang diberikan oleh perusahaan manufaktur di BEI. Penggunaan perusahaan manufaktur sebagai fokus penelitian membatasi cakupan studi pada sektor industri tertentu, yang memungkinkan analisis yang lebih terarah pada karakteristik khusus perusahaan manufaktur terkait kebijakan dividennya. Rumusan masalah yang jelas dan terukur ini menjadi landasan bagi seluruh proses penelitian, dari metode pengumpulan data hingga analisis dan interpretasi hasil.
2. Populasi dan Sampel
Penelitian ini menggunakan populasi yang terdiri dari seluruh perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada tahun 2007-2009, berjumlah 150 perusahaan. Namun, untuk analisis lebih terfokus, penelitian ini menggunakan teknik purposive sampling, memilih sampel sejumlah 29 perusahaan manufaktur. Penggunaan purposive sampling memastikan bahwa sampel yang dipilih memenuhi kriteria tertentu yang relevan dengan penelitian, sehingga kualitas data dan hasil analisis dapat ditingkatkan. Meskipun jumlah sampel relatif kecil dibandingkan dengan populasi, teknik ini dirasa tepat untuk memberikan representasi yang akurat dari populasi dalam konteks penelitian yang berfokus pada hubungan laba bersih, arus kas operasi, dan dividen kas pada perusahaan manufaktur. Data yang dikumpulkan meliputi tiga tahun observasi (2007-2009), menghasilkan total 87 data poin (3 tahun x 29 perusahaan).
3. Metode Pengujian
Metodologi penelitian mencakup beberapa tahapan analisis data penting. Diawali dengan pengujian asumsi klasik, meliputi uji normalitas, uji heteroskedastisitas, uji autokorelasi, dan uji multikolinearitas. Tahapan ini krusial untuk memastikan bahwa model regresi yang digunakan valid dan andal. Setelah memenuhi asumsi klasik, penelitian kemudian melakukan pengujian hipotesis. Uji statistik yang digunakan mencakup uji t, uji F, dan uji determinasi (R-squared) untuk menganalisis pengaruh laba bersih dan arus kas operasi terhadap dividen kas. Uji t digunakan untuk menguji signifikansi pengaruh parsial masing-masing variabel independen, sedangkan uji F menguji signifikansi pengaruh simultan kedua variabel independen terhadap variabel dependen. Terakhir, uji determinasi (R-squared) akan mengukur seberapa besar kemampuan variabel independen (laba bersih dan arus kas operasi) dalam menjelaskan variasi variabel dependen (dividen kas).
II.Latar Belakang Masalah
Investor menggunakan laporan keuangan, termasuk informasi mengenai dividen kas, untuk mengevaluasi kinerja dan pengambilan keputusan investasi. Pembayaran dividen dipengaruhi oleh laba bersih dan arus kas operasi perusahaan. Perusahaan cenderung mempertahankan kebijakan dividen kas yang stabil, menaikkannya hanya jika yakin mampu mempertahankan kinerja. Penelitian ini mereplikasi studi sebelumnya (Hermi, 2004) namun berfokus pada sektor perusahaan manufaktur di BEI, berbeda dengan sektor perdagangan pada penelitian sebelumnya.
1. Informasi Laporan Keuangan dan Keputusan Investasi
Bagian ini menjelaskan pentingnya laporan keuangan bagi investor dalam pengambilan keputusan ekonomi. Perusahaan publik diwajibkan menyampaikan laporan keuangan tahunan yang memuat informasi penting, termasuk kinerja perusahaan dan pembayaran dividen. Investor menggunakan informasi ini untuk mengevaluasi potensi return investasi, baik berupa dividen maupun capital gain. Dividen kas menjadi daya tarik investasi bagi investor karena lebih disukai dibandingkan capital gain. Besarnya dividen yang dibayarkan juga menjadi indikator kinerja dan likuiditas perusahaan. Pembayaran dividen berdampak pada laba ditahan dan keputusan pembiayaan perusahaan secara keseluruhan. Manajemen cenderung meningkatkan dividen kas hanya jika yakin laba perusahaan akan naik dan kinerja dapat dipertahankan di masa depan. Kebijakan dividen yang konsisten menunjukkan kinerja perusahaan yang sehat dan stabil. Penelitian ini berfokus pada bagaimana laba bersih dan arus kas operasi mempengaruhi keputusan pembayaran dividen kas.
2. Laba Bersih Arus Kas Operasi dan Kebijakan Dividen
Laba bersih seringkali menjadi indikator kemampuan perusahaan membayar dividen. Perusahaan cenderung mempertahankan kebijakan dividen yang stabil dan enggan mengurangi pembayaran dividen. Peningkatan dividen kas menunjukkan ekspektasi positif terhadap arus kas masa depan perusahaan. Laba ditahan merupakan sumber dana penting untuk membiayai pertumbuhan perusahaan, sementara dividen merupakan arus kas yang dialokasikan untuk pemegang saham. Kebutuhan dana yang besar untuk investasi dapat mengurangi likuiditas dan kemampuan membayar dividen. Beban hutang yang tinggi juga mempengaruhi kebijakan dividen karena perusahaan perlu mengalokasikan sebagian labanya untuk pelunasan hutang. Oleh karena itu, penelitian ini mengkaji hubungan antara laba bersih dan arus kas operasi sebagai indikator kemampuan perusahaan membayar dividen kas.
3. Replikasi dan Perbedaan Penelitian
Penelitian ini merupakan replikasi dari penelitian Hermi (2004) yang meneliti hubungan laba bersih dan arus kas operasi dengan dividen kas. Namun, penelitian ini memperluas cakupan penelitian sebelumnya dengan berfokus pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI (Bursa Efek Indonesia) pada periode 2007-2009. Penelitian Hermi (2004) berfokus pada perusahaan di sektor perdagangan. Perbedaan sektor ini menjadi poin penting karena karakteristik perusahaan manufaktur dan perusahaan perdagangan mungkin berbeda dalam hal kebijakan dividennya. Dengan demikian, penelitian ini bertujuan untuk mengkonfirmasi dan memperkaya temuan penelitian sebelumnya dengan mempertimbangkan sektor industri yang berbeda. Laba bersih dan arus kas operasi tetap menjadi variabel utama yang dikaji dalam hubungannya dengan dividen kas, namun dalam konteks perusahaan manufaktur.
III.Perumusan Masalah
Penelitian ini menguji pengaruh laba bersih dan arus kas operasi terhadap dividen kas pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI, baik secara parsial maupun simultan.
1. Rumusan Masalah Utama
Bagian perumusan masalah secara eksplisit menanyakan pengaruh laba bersih dan arus kas operasi terhadap dividen kas pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI). Pertanyaan penelitian diformulasikan untuk menguji hubungan antara variabel independen (laba bersih dan arus kas operasi) dengan variabel dependen (dividen kas). Penelitian ini akan mengkaji pengaruh tersebut baik secara parsial (uji pengaruh masing-masing variabel independen terhadap dividen kas) maupun simultan (uji pengaruh gabungan kedua variabel independen terhadap dividen kas). Dengan kata lain, penelitian bertujuan untuk menjawab apakah laba bersih dan arus kas operasi secara individual dan bersama-sama berpengaruh signifikan terhadap besarnya dividen kas yang dibagikan oleh perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI. Pertanyaan ini menjadi fokus utama dan akan dijawab melalui analisis data dan pengujian hipotesis.
2. Manfaat Penelitian
Meskipun tidak secara eksplisit dijelaskan sebagai bagian dari perumusan masalah, dokumen tersebut menyebutkan manfaat penelitian bagi beberapa pihak. Pertama, penelitian ini diharapkan dapat menambah wawasan penulis tentang perilaku pasar modal, khususnya mengenai kebijakan dividen. Kedua, penelitian ini memberikan pertimbangan bagi investor dan calon investor dalam pengambilan keputusan investasi, khususnya dalam menilai saham berdasarkan harapan dividen kas yang dibagikan. Informasi laba akuntansi dan arus kas menjadi dasar pertimbangan. Manfaat lain meliputi kontribusi bagi pemerintah (terutama terkait pajak), departemen tenaga kerja, pemasok, dan pihak-pihak lain yang berkepentingan dengan kinerja perusahaan. Dengan demikian, manfaat penelitian ini meluas dan tidak terbatas pada aspek akademis saja, tetapi juga memiliki implikasi praktis bagi berbagai pemangku kepentingan.
IV.Metode Penelitian
Penelitian ini menggunakan data sekunder dari laporan keuangan 29 perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI pada tahun 2007-2009 (dari populasi 150 perusahaan). Teknik pengambilan sampel yang digunakan adalah purposive sampling. Analisis data meliputi pengujian asumsi klasik dan pengujian hipotesis menggunakan uji statistik seperti uji t, uji F, dan uji determinasi. Variabel dependen adalah dividen kas, sedangkan variabel independen adalah laba bersih dan arus kas operasi.
1. Jenis Data dan Teknik Pengambilan Sampel
Penelitian ini menggunakan data sekunder yang diperoleh dari laporan keuangan perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada periode 2007-2009. Populasi penelitian meliputi 150 perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI selama periode tersebut. Teknik pengambilan sampel yang digunakan adalah purposive sampling, di mana peneliti memilih sampel sebanyak 29 perusahaan yang memenuhi kriteria tertentu. Kriteria pemilihan sampel tidak dijelaskan secara detail dalam bagian ini, tetapi diimplikasikan bahwa kriteria tersebut berkaitan dengan ketersediaan dan kualitas data laporan keuangan yang dibutuhkan untuk analisis. Penggunaan data sekunder memudahkan pengumpulan data, tetapi juga membatasi cakupan penelitian dan bergantung pada akurasi data yang telah dilaporkan oleh perusahaan. Teknik purposive sampling dipilih karena memungkinkan peneliti untuk memilih sampel yang relevan dan representatif terhadap tujuan penelitian, meskipun tidak mewakili seluruh populasi perusahaan manufaktur di BEI.
2. Variabel Penelitian
Penelitian ini mendefinisikan variabel dependen sebagai dividen kas, yang diukur berdasarkan data pada laporan keuangan tahunan, tepatnya pada bagian laporan perubahan ekuitas. Variabel independen terdiri dari laba bersih dan arus kas operasi. Laba bersih, dalam konteks penelitian ini, telah disesuaikan dengan transaksi non-kas seperti penyusutan, amortisasi, dan piutang/hutang, untuk mencerminkan arus kas dari aktivitas operasi. Definisi variabel-variabel ini sangat penting untuk memastikan kejelasan dan konsistensi dalam pengukuran dan analisis data. Pemilihan variabel-variabel ini didasarkan pada landasan teori yang mendasari penelitian dan bertujuan untuk mengkaji pengaruh laba bersih dan arus kas operasi terhadap keputusan pembagian dividen kas oleh perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI.
3. Analisis Data dan Pengujian Statistik
Setelah pengumpulan data, dilakukan pengujian asumsi klasik untuk memastikan validitas model regresi yang digunakan. Pengujian tersebut meliputi uji normalitas data, uji heteroskedastisitas, uji autokorelasi, dan uji multikolinearitas. Tujuannya adalah untuk memastikan bahwa data memenuhi persyaratan yang diperlukan untuk analisis regresi. Setelah pengujian asumsi klasik, dilakukan pengujian hipotesis dengan menggunakan uji t, uji F, dan uji determinasi (R-squared). Uji t digunakan untuk menguji pengaruh parsial setiap variabel independen terhadap dividen kas, sedangkan uji F menguji pengaruh simultan kedua variabel independen secara bersama-sama. Uji determinasi digunakan untuk mengukur seberapa besar kemampuan variabel independen dalam menerangkan keragaman variabel dependen. Penggunaan metode statistik ini memungkinkan peneliti untuk menguji secara empiris hubungan antara laba bersih, arus kas operasi, dan dividen kas.
V.Pengujian Asumsi Klasik
Penelitian ini melakukan pengujian asumsi klasik untuk memastikan validitas model regresi, termasuk uji normalitas, multikolinieritas, heteroskedastisitas, dan autokorelasi. Hasil uji menunjukkan bahwa data memenuhi asumsi klasik yang diperlukan.
1. Pentingnya Pengujian Asumsi Klasik
Bagian ini menekankan pentingnya pengujian asumsi klasik dalam model regresi. Karena data yang digunakan adalah data sekunder, maka pengujian ini krusial untuk memastikan ketepatan dan validitas model. Pelanggaran terhadap asumsi klasik dapat menyebabkan penaksir yang tidak efisien dan hasil analisis yang bias. Oleh karena itu, penelitian ini secara eksplisit menyebutkan perlunya pengujian ini sebelum melanjutkan ke pengujian hipotesis. Ketepatan model regresi bergantung pada pemenuhan asumsi-asumsi ini. Jika asumsi klasik tidak terpenuhi, maka kesimpulan yang ditarik dari analisis mungkin tidak valid dan reliabel. Proses pengujian ini memastikan bahwa model regresi yang digunakan sesuai dengan karakteristik data dan menghasilkan estimasi parameter yang akurat dan tidak bias.
2. Jenis jenis Pengujian Asumsi Klasik
Disebutkan empat jenis pengujian asumsi klasik yang dilakukan dalam penelitian ini. Pertama, uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah data berdistribusi normal atau mendekati normal. Penggunaan histogram dan normal probability plot membantu dalam mendeteksi normalitas data. Kedua, uji multikolinearitas bertujuan untuk mendeteksi adanya korelasi yang tinggi antar variabel independen. Jika korelasi antar variabel independen di atas 0,90, maka mengindikasikan adanya multikolinearitas. Ketiga, uji heteroskedastisitas menguji kesamaan varians dari residual. Ketidaksamaan varians (heteroskedastisitas) dapat menyebabkan penaksir regresi menjadi tidak efisien. Keempat, uji autokorelasi memeriksa apakah terdapat korelasi antar residual. Autokorelasi sering terjadi pada data runtut waktu (time series data). Keempat pengujian ini memastikan bahwa data memenuhi asumsi-asumsi yang dibutuhkan untuk analisis regresi linier.
3. Kriteria Pemenuhan Asumsi Klasik
Dokumen menjelaskan kriteria yang harus dipenuhi agar data dapat dianggap memenuhi asumsi klasik. Data harus berdistribusi normal, tidak terjadi multikolinearitas (korelasi antar variabel independen tidak terlalu tinggi), tidak terjadi autokorelasi (tidak ada korelasi antar residual), dan homoskedastisitas (varians residual konstan). Pengujian dilakukan dengan menggunakan analisis statistik dan analisis grafik. Sebagai contoh, untuk uji normalitas, data yang mendekati distribusi normal ditunjukkan dengan bentuk lonceng pada histogram dan titik-titik data yang menyebar di sekitar garis diagonal pada P-P Plot. Untuk uji multikolinearitas, nilai Variance Inflation Factor (VIF) yang lebih kecil dari 5 dan tolerance value lebih besar dari 0,1 menunjukkan tidak adanya multikolinearitas. Pemenuhan asumsi klasik ini menjadi prasyarat untuk validitas dan reliabilitas hasil pengujian hipotesis.
VI.Pengujian Hipotesis
Pengujian hipotesis dilakukan untuk mengetahui pengaruh laba bersih dan arus kas operasi terhadap dividen kas. Uji koefisien determinasi (Adjusted R²) digunakan untuk mengukur seberapa besar variasi dividen kas yang dapat dijelaskan oleh laba bersih dan arus kas operasi.
1. Uji Koefisien Determinasi Adjusted R squared
Pengujian hipotesis diawali dengan uji koefisien determinasi (Adjusted R-squared). Adjusted R-squared digunakan untuk mengukur seberapa besar kemampuan variabel independen (laba bersih dan arus kas operasi) dalam menjelaskan variasi variabel dependen (dividen kas). Penggunaan Adjusted R-squared dianggap lebih baik daripada R-squared karena Adjusted R-squared memperhitungkan jumlah variabel independen dalam model. Nilai Adjusted R-squared yang tinggi menunjukkan bahwa variabel independen mampu menjelaskan sebagian besar variasi dividen kas. Dengan kata lain, uji ini menunjukkan kekuatan prediksi model regresi dalam menjelaskan fluktuasi dividen kas berdasarkan laba bersih dan arus kas operasi. Hasil uji ini memberikan gambaran awal tentang kekuatan hubungan antara variabel-variabel yang diteliti.
2. Uji F
Setelah uji koefisien determinasi, dilakukan uji F untuk menguji secara simultan pengaruh laba bersih dan arus kas operasi terhadap dividen kas. Uji F digunakan untuk melihat apakah secara bersama-sama kedua variabel independen memiliki pengaruh yang signifikan terhadap variabel dependen. Hasil uji F akan menunjukkan nilai F hitung dan nilai probabilitas (p-value). Jika p-value lebih kecil dari tingkat signifikansi yang telah ditentukan (misalnya, 0,05), maka hipotesis nol yang menyatakan tidak ada pengaruh simultan ditolak. Ini menunjukkan bahwa laba bersih dan arus kas operasi secara bersama-sama memiliki pengaruh signifikan terhadap dividen kas. Uji F memberikan gambaran menyeluruh tentang pengaruh kedua variabel independen secara bersamaan, melengkapi informasi yang diberikan oleh uji koefisien determinasi.
3. Uji t
Uji t digunakan untuk menguji pengaruh parsial masing-masing variabel independen (laba bersih dan arus kas operasi) terhadap dividen kas. Uji t akan menunjukkan nilai t hitung dan p-value untuk masing-masing variabel. Jika p-value kurang dari tingkat signifikansi yang ditentukan, maka hipotesis nol yang menyatakan tidak ada pengaruh parsial ditolak. Ini menunjukkan bahwa variabel independen tersebut memiliki pengaruh signifikan terhadap dividen kas. Uji t memberikan informasi yang lebih spesifik tentang pengaruh individual laba bersih dan arus kas operasi terhadap dividen kas, menambah detail pada gambaran yang diberikan oleh uji F dan uji koefisien determinasi. Dengan demikian, uji t memberikan analisis yang lebih rinci mengenai kontribusi masing-masing variabel independen terhadap besarnya dividen kas.
VII.Kesimpulan dan Saran
Kesimpulan penelitian didasarkan pada hasil pengujian hipotesis. Saran diberikan untuk penelitian selanjutnya, misalnya menambahkan variabel dan periode penelitian untuk generalisasi yang lebih luas.
1. Kesimpulan Penelitian
Bagian kesimpulan merangkum temuan penelitian mengenai hubungan antara laba bersih dan arus kas operasi dengan dividen kas pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) periode 2007-2009. Kesimpulan ini didasarkan pada hasil analisis data dan pengujian hipotesis yang telah dilakukan sebelumnya. Kesimpulan akan menjelaskan apakah terdapat pengaruh yang signifikan, baik secara parsial maupun simultan, antara variabel independen (laba bersih dan arus kas operasi) dengan variabel dependen (dividen kas). Kesimpulan tersebut akan menjawab pertanyaan penelitian yang dirumuskan di bagian awal dan memberikan interpretasi terhadap hasil uji statistik yang telah dilakukan. Detail angka-angka statistik mungkin tidak diulang di bagian kesimpulan, tetapi interpretasi dari hasil tersebut akan dijelaskan secara ringkas dan jelas.
2. Saran untuk Penelitian Selanjutnya
Bagian saran memberikan rekomendasi untuk penelitian selanjutnya yang dapat memperluas atau memperdalam temuan penelitian ini. Saran yang diberikan didasarkan pada keterbatasan penelitian yang telah dilakukan. Salah satu saran yang disebutkan adalah menambah jumlah variabel dan periode penelitian. Penambahan variabel dapat mencakup variabel-variabel kontrol lain yang dapat mempengaruhi kebijakan dividen, sehingga model penelitian menjadi lebih komprehensif. Penambahan periode penelitian memungkinkan generalisasi temuan penelitian pada periode yang lebih luas. Dengan demikian, saran-saran ini bertujuan untuk meningkatkan kualitas dan kelengkapan penelitian di masa mendatang, serta memberikan arah bagi penelitian selanjutnya yang ingin mengembangkan studi ini. Saran-saran ini menunjukkan kesadaran peneliti akan keterbatasan penelitiannya dan memberikan peluang bagi pengembangan lebih lanjut di bidang studi yang sama.