Hubungan Kegiatan Employee Relations dan Kepuasan Komunikasi Karyawan di PT INALUM

Hubungan Kegiatan Employee Relations dan Kepuasan Komunikasi Karyawan di PT INALUM

Informasi dokumen

Penulis

Ardiansyah

instructor Drs. Safrin, M.Si
Sekolah

Universitas Sumatera Utara

Jurusan Ilmu Komunikasi
Jenis dokumen Skripsi
Tempat Medan
Bahasa Indonesian
Format | PDF
Ukuran 3.95 MB
  • Kepuasan Komunikasi
  • Employee Relations
  • Skripsi

Ringkasan

I.Abstrak Abstract

Skripsi ini meneliti korelasi antara Employee Relations dan kepuasan komunikasi karyawan di PT INALUM, khususnya pengaruh rapat rutin sebagai salah satu bentuk Employee Relations. Hasil penelitian menunjukkan korelasi positif yang kuat (koefisien 0,763, signifikan pada taraf kepercayaan 90%) antara kedua variabel. Employee Relations, dalam hal ini rapat rutin, memberikan pengaruh sebesar 58,22% terhadap kepuasan komunikasi karyawan, sementara 41,78% dipengaruhi faktor lain.

1.1. Definisi Employee Relations dan Rapat Rutin

Abstrak diawali dengan menjelaskan bahwa rapat rutin merupakan salah satu bentuk kunci dari employee relations dalam sebuah perusahaan. Rapat rutin didefinisikan sebagai aktivitas komunikasi tatap muka antara manajemen dan karyawan yang bertujuan menciptakan iklim komunikasi positif. Penjelasan ini langsung mengarahkan pembaca pada fokus utama penelitian, yaitu hubungan antara employee relations, yang diwakilkan oleh rapat rutin, dan kepuasan komunikasi karyawan. Dengan mendefinisikan secara singkat namun jelas konsep inti ini, abstrak langsung membangun pondasi pemahaman bagi pembaca tentang ruang lingkup penelitian.

1.2. Tujuan dan Metode Penelitian

Abstrak kemudian menyatakan bahwa penelitian ini bertujuan untuk menyelidiki korelasi antara variabel employee relations dan kepuasan komunikasi karyawan. Metode penelitian yang digunakan tidak secara eksplisit disebutkan, tetapi implisit tersirat melalui penggunaan istilah 'korelasi', menunjukkan pendekatan kuantitatif. Fokus abstrak pada hasil penelitian, bukan metodologi detail, sesuai dengan fungsinya sebagai ringkasan singkat. Ini efektif karena langsung menyajikan inti temuan penelitian tanpa menghambat alur pembaca.

1.3. Hasil Penelitian dan Kesimpulan

Bagian inti abstrak menyajikan hasil penelitian berupa korelasi positif yang kuat antara employee relations dan kepuasan komunikasi, ditunjukkan oleh koefisien korelasi sebesar 0,763 yang signifikan pada taraf kepercayaan 90%. Angka ini memberikan gambaran kuantitatif yang jelas tentang kekuatan hubungan antara kedua variabel. Kesimpulan yang tegas menyatakan bahwa employee relations memberikan pengaruh sebesar 58,22% terhadap kepuasan komunikasi karyawan. Dengan demikian, abstrak dengan ringkas dan tepat menyampaikan inti temuan penelitian dan implikasinya.

1.4. Pengaruh Variabel Lain

Abstrak secara singkat juga menyebutkan bahwa 41,78% dari kepuasan komunikasi dipengaruhi oleh variabel di luar lingkup penelitian ini. Penyebutan ini penting karena memberikan konteks yang lebih lengkap, mengakui bahwa faktor lain juga berperan dalam kepuasan komunikasi karyawan, dan tidak mengklaim hasil penelitian sebagai penjelasan menyeluruh. Hal ini menambah kredibilitas abstrak dengan menunjukkan kesadaran peneliti akan keterbatasan penelitian.

II.Tinjauan Pustaka Literature Review

Bagian ini membahas definisi dan pentingnya komunikasi organisasi, peran Employee Relations sebagai bagian dari Public Relations, serta berbagai teori yang mendukung penelitian, termasuk peran rapat rutin dalam membangun komunikasi efektif dan kepuasan kerja. Diuraikan berbagai pendapat ahli seperti Jefkins, McNamara, dan lainnya tentang pentingnya komunikasi tatap muka (dalam rapat) untuk membangun hubungan baik antara manajemen dan karyawan, serta pentingnya Employee Relations untuk mencapai tujuan organisasi. Ditinjau pula definisi kepuasan komunikasi dari berbagai perspektif, termasuk pendapat Arni Muhammad dan Pace & Faules.

2.1. Pentingnya Komunikasi dalam Organisasi

Tinjauan pustaka mengawali dengan menekankan peran krusial komunikasi dalam keberhasilan organisasi, baik profit maupun non-profit. Komunikasi yang efektif, baik verbal maupun non-verbal, antara manajemen dan karyawan dinilai sebagai kunci peningkatan kualitas kerja dan pencapaian tujuan perusahaan. Ketiadaan komunikasi yang baik dapat menghambat koordinasi kerja dan menghasilkan kinerja yang kurang maksimal. Bagian ini membangun landasan teoretis untuk memahami pentingnya komunikasi sebagai faktor penentu dalam konteks employee relations dan kepuasan kerja.

2.2. Employee Relations sebagai Bagian dari Public Relations

Selanjutnya, tinjauan pustaka membahas employee relations sebagai bagian integral dari public relations. Disebutkan berbagai jenis hubungan publik yang dikelola oleh public relations, termasuk community relations, government relations, dan employee relations. Employee relations, dijelaskan, bertujuan membangun pengertian publik, kepercayaan publik, dukungan publik, dan kerjasama publik. Penjelasan ini memperjelas posisi employee relations dalam konteks yang lebih luas, menekankan pentingnya hubungan harmonis antara organisasi dan karyawannya sebagai kunci keberhasilan.

2.3. Peran Rapat Rutin dalam Komunikasi Efektif

Tinjauan pustaka kemudian membahas secara spesifik peran rapat rutin dalam membangun komunikasi efektif. Pendapat McNamara (1997) dan Jefkins (2005) dikutip untuk menunjukkan bahwa pengelolaan rapat yang baik merupakan kunci komunikasi efektif dalam organisasi. Jefkins khususnya menekankan manfaat pertemuan tatap muka, seperti rapat, untuk membangun kebersamaan, keakraban, dan hubungan baik antara manajemen dan karyawan. Hal ini menghubungkan praktik rapat rutin dengan teori komunikasi yang telah dibahas sebelumnya, memperkuat argumen penelitian.

2.4. Definisi dan Dimensi Kepuasan Komunikasi

Bagian ini membahas definisi kepuasan komunikasi dari berbagai perspektif. Pace dan Faules (2001) dijelaskan menghubungkan kepuasan komunikasi dengan kenyamanan karyawan dalam berinteraksi dan menerima pesan di organisasi. Arni Muhammad (2002) memberikan definisi yang lebih komprehensif. Tinjauan pustaka juga menyinggung analisis Downs dan Hanzen tentang delapan dimensi kepuasan komunikasi organisasi, termasuk sejauh mana karyawan merasa kinerja mereka dihargai. Dengan membahas berbagai definisi ini, tinjauan pustaka membangun kerangka konseptual yang kuat untuk memahami variabel dependen dalam penelitian.

2.5. Employee Relations dan Kepuasan Kerja Pandangan Para Ahli

Tinjauan pustaka juga menjabarkan pentingnya employee relations berdasarkan pendapat para ahli seperti Jefkins dan Cutlip, Center, dan Broom. Jefkins menekankan peran employee relations sebagai kunci manajemen yang sukses, yang membutuhkan pengelolaan terbuka dan menutup celah antara manajemen dan karyawan. Cutlip dkk. menyatakan bahwa tidak ada hubungan yang lebih penting daripada hubungan dengan karyawan di semua tingkatan. Tujuan employee relations dijelaskan untuk membangun dan memelihara hubungan harmonis antara organisasi dan karyawan, yang menguntungkan kedua belah pihak. Bagian ini membuat hubungan yang kuat antara tinjauan literatur dan fokus penelitian.

III.Metodologi Penelitian Research Methodology

Penelitian ini dilakukan di Smelter PT INALUM Kuala Tanjung, Kabupaten Batu Bara, Sumatera Utara. Metode penelitian yang digunakan adalah survei, dengan sampel sebanyak 95 responden. Teknik analisis data menggunakan korelasi Pearson Product Moment untuk menguji korelasi antara variabel Employee Relations (diukur melalui frekuensi dan efektivitas rapat rutin) dan kepuasan komunikasi karyawan. Uji validitas dan reliabilitas instrumen menggunakan SPSS 15.0, dengan nilai alpha Cronbach 0,949 yang menunjukkan reliabilitas sangat tinggi.

3.1. Lokasi dan Populasi Penelitian

Penelitian dilakukan di Smelter PT INALUM Kuala Tanjung, Kecamatan Sei Suka, Kabupaten Batu Bara, Sumatera Utara, dengan alasan lokasi ini memiliki konsentrasi populasi dan intensitas rapat rutin yang lebih tinggi dibandingkan lokasi lain seperti Medan atau Jakarta. Pemilihan lokasi ini didasarkan pada pertimbangan praktis untuk memperoleh data yang representatif dan relevan dengan fokus penelitian, yaitu pengaruh rapat rutin terhadap kepuasan komunikasi karyawan. Informasi lokasi yang spesifik ini penting untuk konteks dan validitas temuan penelitian.

3.2. Metode Pengumpulan Data

Metode penelitian yang digunakan adalah survei, yang dipilih karena dianggap sesuai untuk mengumpulkan fakta-fakta dan keterangan secara faktual terkait permasalahan yang diteliti. Penelitian ini bersifat deskriptif, fokus pada penggambaran kondisi yang ada daripada pengujian hipotesis yang mendalam. Metode survei dipilih karena dianggap efektif untuk mengumpulkan data dari sejumlah responden dalam waktu relatif singkat. Alasan pemilihan metode ini dijelaskan untuk memperkuat kredibilitas metodologi penelitian.

3.3. Teknik Analisis Data

Analisis data menggunakan teknik korelasi Pearson Product Moment, dipilih karena cocok untuk mengukur hubungan antara dua variabel interval atau rasio, yaitu employee relations dan kepuasan komunikasi. Korelasi Pearson Product Moment memungkinkan peneliti untuk mengukur kekuatan dan arah hubungan antara kedua variabel tersebut. Pemilihan metode analisis ini dijelaskan dengan mengutip pendapat Riduwan (2004) dan Sutrisno Hadi (2004) tentang kegunaan dan interpretasi hasil uji korelasi. Software SPSS 15.0 digunakan sebagai alat bantu analisis.

3.4. Uji Validitas dan Reliabilitas Instrumen

Metodologi penelitian juga menjelaskan proses pengujian validitas dan reliabilitas instrumen kuesioner. Validitas diukur menggunakan software SPSS 15.0, dengan mengacu pada penjelasan Santosa dan Ashari (2005). Reliabilitas diukur menggunakan metode Alpha Cronbach, dengan nilai alpha sebesar 0.949, yang menunjukkan reliabilitas sangat tinggi (berdasarkan jumlah butir pertanyaan, N of Items, 32 dan jumlah responden, N=95). Penjelasan ini menunjukkan komitmen peneliti untuk memastikan kualitas data yang dikumpulkan dan dianalisis.

IV.Hasil dan Pembahasan Results and Discussion

Hasil uji validitas dan reliabilitas menunjukkan instrumen kuesioner valid dan reliabel. Analisis korelasi Pearson Product Moment menunjukkan korelasi positif yang signifikan antara Employee Relations (melalui rapat rutin) dan kepuasan komunikasi karyawan PT INALUM. Koefisien korelasi sebesar 0,763 menunjukkan hubungan yang kuat. Hal ini mendukung hipotesis penelitian yang menyatakan adanya hubungan positif antara Employee Relations dan kepuasan komunikasi. Temuan ini selaras dengan teori-teori yang telah dibahas sebelumnya tentang pentingnya komunikasi efektif dalam organisasi. PT INALUM yang berdiri sejak 1976, menunjukkan peningkatan produksi yang berdampak pada keuntungan perusahaan, yang tentunya tak lepas dari kontribusi karyawan.

4.1. Hasil Uji Validitas dan Reliabilitas Instrumen

Bagian ini membahas hasil pengujian validitas dan reliabilitas instrumen kuesioner yang digunakan dalam penelitian. Uji validitas dilakukan menggunakan software SPSS 15.0, dengan mengacu pada pendapat Santosa dan Ashari (2005) tentang definisi validitas. Hasil uji menunjukkan bahwa semua butir pertanyaan dalam kuesioner dinyatakan valid. Uji reliabilitas menggunakan metode Alpha Cronbach menghasilkan nilai alpha sebesar 0.949, yang menunjukkan reliabilitas sangat tinggi. Nilai ini dibandingkan dengan r tabel pada taraf kepercayaan 90% (p=0.1) dan derajat bebas 93 (N-2, dengan N=95 responden), yang menghasilkan r tabel sebesar 0.93. Karena nilai alpha Cronbach (0.949) lebih besar dari r tabel (0.93), instrumen dinyatakan reliabel. Case Processing Summary menunjukkan 100% data diproses, memastikan tidak ada kehilangan data yang signifikan.

4.2. Analisis Korelasi antara Employee Relations dan Kepuasan Komunikasi

Bagian ini mempresentasikan hasil analisis korelasi antara variabel employee relations (dalam bentuk rapat rutin) dan kepuasan komunikasi karyawan PT INALUM. Analisis menggunakan teknik korelasi Pearson Product Moment dengan bantuan software SPSS 15.0. Hasil analisis menunjukkan korelasi positif yang kuat dan signifikan antara kedua variabel pada taraf kepercayaan 90%, ditunjukkan oleh koefisien korelasi (r) sebesar 0,763. Nilai probabilitas (Sig. (2-tailed)) sebesar 0,000 (<0,05) menunjukkan signifikansi hasil. Ini berarti hipotesis nol (H0) yang menyatakan tidak ada hubungan antara variabel ditolak, mengkonfirmasi adanya hubungan positif antara employee relations (rapat rutin) dan kepuasan komunikasi karyawan PT INALUM.

4.3. Pembahasan Hasil Penelitian

Bagian pembahasan menjelaskan implikasi dari hasil analisis korelasi. Korelasi positif yang kuat menunjukkan bahwa pelaksanaan employee relations dalam bentuk rapat rutin di PT INALUM berpengaruh signifikan terhadap peningkatan kepuasan komunikasi karyawan. Temuan ini diperkuat oleh pendapat I.G. Wasanto (1987) tentang tujuan employee relations untuk menciptakan saling pengertian dan kerjasama antar karyawan dan antara pimpinan dengan karyawan. Selain itu, dijelaskan bahwa komunikasi tatap muka, seperti yang terjadi dalam rapat rutin, merupakan cara efektif untuk membangun hubungan baik antara manajemen dan karyawan, sesuai dengan pendapat Frank Jefkins (2005). Besarnya pengaruh employee relations terhadap kepuasan komunikasi karyawan, berdasarkan koefisien determinan, adalah sebesar 58,22%, sementara 41,78% dipengaruhi faktor lain di luar penelitian.