
Dampak Perubahan Iklim Terhadap Usahatani Kentang di Dataran Tinggi Tengger
Informasi dokumen
Penulis | Sandi Indriantoro |
Sekolah | Universitas Muhammadiyah Malang |
Jurusan | Agribisnis |
Jenis dokumen | Skripsi |
Tempat | Malang |
Bahasa | Indonesian |
Format | |
Ukuran | 583.98 KB |
- Perubahan Iklim
- Usahatani Kentang
- Agribisnis
Ringkasan
I.Pendahuluan Dampak Perubahan Iklim terhadap Usahatani Kentang di Dataran Tinggi Tengger
Skripsi ini meneliti dampak perubahan iklim terhadap usahatani kentang di Desa Ngadisari, Kecamatan Sukapura, Kabupaten Probolinggo, khususnya di Dataran Tinggi Tengger. Penelitian membandingkan data usahatani kentang tahun 2004 (sebelum dampak signifikan perubahan iklim terasa) dan 2010 (setelah dampak terasa). Produksi kentang di daerah ini sangat bergantung pada kondisi iklim, dan perubahan iklim telah mempengaruhi biaya produksi dan pendapatan petani. Penelitian ini bertujuan menganalisis perubahan tersebut dan memberikan gambaran mengenai dampak ekonomi dan lingkungan dari perubahan iklim terhadap agribisnis kentang di wilayah tersebut.
1. Latar Belakang Penelitian Dampak Perubahan Iklim terhadap Usahatani Kentang
Bagian pendahuluan menjelaskan latar belakang pentingnya penelitian mengenai dampak perubahan iklim terhadap usahatani kentang di Dataran Tinggi Tengger. Penelitian ini difokuskan pada Desa Ngadisari, Kecamatan Sukapura, Kabupaten Probolinggo, Jawa Timur. Usahatani kentang dipilih karena komoditas ini sangat rentan terhadap perubahan iklim, khususnya perubahan pola hujan dan suhu. Studi kasus ini membandingkan data usahatani kentang tahun 2004 (sebelum dampak perubahan iklim signifikan) dengan tahun 2010 (setelah dampak perubahan iklim dirasakan). Tujuan penelitian adalah menganalisis dampak perubahan iklim terhadap produksi kentang, biaya produksi, dan pendapatan petani, memberikan gambaran komprehensif mengenai agribisnis kentang di wilayah tersebut. Kata kunci: perubahan iklim, usahatani kentang, Dataran Tinggi Tengger, produksi kentang, pendapatan petani, agribisnis kentang, Kabupaten Probolinggo, Desa Ngadisari.
2. Rumusan Masalah dan Tujuan Penelitian
Bagian ini merumuskan permasalahan yang akan diteliti. Permasalahan utama adalah menganalisis dampak perubahan iklim terhadap usahatani kentang di Desa Ngadisari, meliputi analisis biaya produksi (biaya tetap dan biaya variabel) dan pendapatan petani. Tujuan penelitian adalah untuk mengetahui secara spesifik bagaimana perubahan iklim mempengaruhi aspek-aspek produksi kentang, mulai dari input (bibit, pupuk, pestisida, tenaga kerja) hingga output (hasil panen). Penelitian juga bertujuan untuk mengidentifikasi kendala yang dihadapi petani akibat perubahan iklim dan memberikan rekomendasi untuk strategi adaptasi dan mitigasi. Kata kunci: Rumusan masalah, Tujuan penelitian, Analisis biaya produksi, Analisis pendapatan, Input dan Output, Strategi adaptasi, Mitigasi.
3. Metode Penelitian dan Lokasi Penelitian
Bagian ini menjelaskan metodologi yang digunakan dalam penelitian. Penelitian menggunakan metode komparatif, membandingkan data usahatani kentang tahun 2004 dan 2010 di Desa Ngadisari, Kecamatan Sukapura, Kabupaten Probolinggo. Responden penelitian adalah petani kentang di Desa Ngadisari. Data yang dikumpulkan mencakup biaya produksi (termasuk biaya tetap seperti sewa lahan dan biaya variabel seperti pupuk, pestisida, dan tenaga kerja), serta pendapatan petani. Lokasi penelitian secara spesifik disebutkan sebagai Desa Ngadisari, yang terletak di Dataran Tinggi Tengger, sehingga karakteristik wilayah tersebut juga menjadi pertimbangan dalam analisis dampak perubahan iklim. Kata kunci: Metodologi Penelitian, Studi Komparatif, Biaya Produksi, Desa Ngadisari, Kecamatan Sukapura, Kabupaten Probolinggo, Dataran Tinggi Tengger.
4. Signifikansi Penelitian
Bagian ini menjelaskan pentingnya penelitian ini bagi pengembangan agribisnis kentang di Indonesia, khususnya di daerah Dataran Tinggi Tengger. Hasil penelitian diharapkan memberikan kontribusi bagi pemerintah dan pihak terkait dalam perencanaan dan pengambilan kebijakan terkait pertanian yang berkelanjutan di tengah perubahan iklim. Penelitian juga diharapkan memberikan pengetahuan dan pemahaman bagi petani kentang dalam menghadapi tantangan perubahan iklim dan mengadaptasi teknik budidaya yang lebih efisien dan tahan terhadap perubahan iklim. Kata kunci: Signifikansi Penelitian, Pengembangan Agribisnis Kentang, Kebijakan Pertanian, Adaptasi Perubahan Iklim, Ketahanan Pangan.
II.Metodologi Penelitian Analisis Usahatani Kentang
Metode penelitian menggunakan analisis usahatani komparatif. Data dikumpulkan dari petani kentang di Desa Ngadisari, yang menjadi responden penelitian. Data yang dianalisis meliputi biaya produksi, termasuk biaya tetap (penyusutan alat, sewa lahan) dan biaya variabel (bibit, pupuk, pestisida, tenaga kerja), serta pendapatan atau total revenue petani. Perbandingan data tahun 2004 dan 2010 memungkinkan identifikasi dampak perubahan iklim terhadap aspek-aspek produksi kentang.
1. Jenis Penelitian dan Pendekatan Analisis
Penelitian ini menggunakan pendekatan analisis usahatani komparatif untuk meneliti dampak perubahan iklim terhadap usahatani kentang. Penelitian ini bersifat kuantitatif, menggunakan data sekunder dan primer. Data dikumpulkan dari petani kentang di Desa Ngadisari, Kecamatan Sukapura, Kabupaten Probolinggo, sebagai studi kasus. Data yang dibandingkan berasal dari dua periode waktu, yaitu tahun 2004 (sebelum dampak perubahan iklim signifikan) dan 2010 (setelah dampak dirasakan). Analisis komparatif ini memungkinkan peneliti untuk membandingkan aspek produksi kentang, biaya produksi, dan pendapatan petani di kedua periode tersebut. Kata kunci: Analisis Usahatani, Penelitian Kuantitatif, Studi Kasus, Biaya Produksi, Pendapatan Petani, Desa Ngadisari, Kabupaten Probolinggo.
2. Jenis Data dan Teknik Pengumpulan Data
Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data usahatani kentang. Data tersebut terdiri dari data primer dan data sekunder. Data primer dikumpulkan langsung dari petani kentang di Desa Ngadisari melalui wawancara dan pengamatan langsung di lokasi. Data sekunder diperoleh dari literatur, dokumen, dan laporan terkait usahatani kentang di wilayah tersebut. Data primer yang dikumpulkan meliputi: biaya produksi (termasuk biaya tetap dan biaya variabel), pendapatan petani, luas lahan, dan faktor produksi lainnya seperti bibit, pupuk, pestisida, dan tenaga kerja. Data sekunder digunakan untuk mendukung dan melengkapi data primer. Data dianalisis secara komparatif untuk melihat perubahan yang terjadi antara tahun 2004 dan 2010. Kata kunci: Data Primer, Data Sekunder, Teknik Pengumpulan Data, Wawancara, Pengamatan, Biaya Produksi, Pendapatan Petani, Faktor Produksi.
3. Teknik Analisis Data
Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini difokuskan pada perbandingan data usahatani kentang tahun 2004 dan 2010. Analisis meliputi perhitungan dan perbandingan biaya produksi (termasuk biaya tetap dan biaya variabel), serta pendapatan petani. Perbandingan ini bertujuan untuk mengidentifikasi dampak perubahan iklim terhadap efisiensi dan profitabilitas usahatani kentang. Analisis juga akan mempertimbangkan faktor-faktor lain yang mungkin mempengaruhi produksi kentang, seperti teknologi budidaya dan harga jual. Hasil analisis akan disajikan dalam bentuk tabel dan grafik untuk memudahkan interpretasi. Kata kunci: Analisis Data, Analisis Komparatif, Biaya Produksi, Pendapatan Petani, Efisiensi Usahatani, Profitabilitas.
4. Populasi dan Sampel Penelitian
Populasi penelitian adalah seluruh petani kentang di Desa Ngadisari, Kecamatan Sukapura, Kabupaten Probolinggo yang melakukan usahatani kentang pada tahun 2004 dan 2010. Pengambilan sampel dilakukan dengan teknik purposive sampling, memilih petani yang dianggap mewakili karakteristik petani kentang di wilayah tersebut. Jumlah sampel yang dipilih disesuaikan dengan ketersediaan data dan kemampuan peneliti dalam melakukan pengumpulan dan analisis data. Data dari sampel yang terpilih kemudian direpresentasikan sebagai gambaran umum dari populasi petani kentang di Desa Ngadisari. Kata kunci: Populasi Penelitian, Sampel Penelitian, Purposive Sampling, Petani Kentang, Desa Ngadisari.
III.Kondisi Iklim dan Tanaman Kentang
Tanaman kentang membutuhkan kondisi iklim spesifik, terutama curah hujan yang cukup tetapi tidak berlebihan. Hujan lebat yang berkepanjangan dapat menghambat fotosintesis, mengakibatkan umbi kentang kecil dan produksi kentang rendah. Desa Ngadisari, yang berada di Dataran Tinggi Tengger, memiliki kondisi iklim yang mempengaruhi pertumbuhan kentang. Perubahan pola hujan dan suhu akibat perubahan iklim menjadi fokus analisis dampaknya pada produksi kentang.
1. Kebutuhan Iklim Tanaman Kentang
Bagian ini membahas tentang kondisi iklim yang ideal untuk budidaya kentang. Tanaman kentang membutuhkan cukup air, terutama pada fase berbunga, tetapi tidak menyukai hujan lebat yang terus-menerus. Hujan lebat yang berkepanjangan dapat menghalangi sinar matahari, mengurangi energi surya, dan menghambat proses fotosintesis. Akibatnya, umbi kentang yang terbentuk menjadi kecil dan produksi kentang menurun (Sunarjono, 2007). Tanaman kentang hanya tumbuh baik pada kondisi iklim tertentu, sehingga tidak semua wilayah di Indonesia cocok untuk budidayanya. Provinsi-provinsi yang berpotensi untuk pengembangan kentang antara lain Sumatra Utara, Sumatra Barat, Jambi, Bengkulu (Sumatra), Jawa Barat, Jawa Tengah (Jawa), dan Sulawesi Utara serta Sulawesi Selatan (Sulawesi) (Anonymous, 1999). Kata kunci: Kondisi Iklim, Tanaman Kentang, Fotosintesis, Produksi Kentang, Curah Hujan, Sinar Matahari.
2. Kondisi Spesifik Dataran Tinggi Tengger
Bagian ini menjelaskan kondisi spesifik Dataran Tinggi Tengger sebagai lokasi penelitian. Dataran Tinggi Tengger memiliki karakteristik topografi yang cenderung miring, sehingga pengolahan tanah intensif diperlukan untuk budidaya kentang. Selain topografi, jenis tanah dan kondisi iklim di Dataran Tinggi Tengger juga sangat berpengaruh terhadap pertumbuhan dan produksi kentang. Tanaman kentang membutuhkan tanah yang ringan, sedikit mengandung pasir, dan kaya akan bahan organik. Oleh karena itu, karakteristik tanah dan iklim di Desa Ngadisari, lokasi penelitian, akan menjadi faktor kunci dalam menganalisis dampak perubahan iklim terhadap usahatani kentang. Kata kunci: Dataran Tinggi Tengger, Topografi, Jenis Tanah, Kondisi Iklim, Desa Ngadisari, Kabupaten Probolinggo, Produksi Kentang.
3. Dampak Perubahan Iklim terhadap Pertumbuhan Kentang
Bagian ini menghubungkan kondisi iklim dengan pertumbuhan kentang. Perubahan iklim, yang ditandai dengan perubahan pola curah hujan dan suhu, secara signifikan dapat memengaruhi pertumbuhan dan hasil panen kentang. Hujan yang berlebihan atau kekeringan dapat mengganggu proses pertumbuhan umbi, dan perubahan suhu ekstrem dapat memengaruhi kualitas dan kuantitas hasil panen. Oleh karena itu, penelitian ini menganalisis bagaimana perubahan iklim telah mempengaruhi produksi kentang di Desa Ngadisari, dengan membandingkan data tahun 2004 dan 2010. Tujuannya adalah untuk mengidentifikasi dampak spesifik dari perubahan iklim terhadap usahatani kentang di wilayah tersebut. Kata kunci: Perubahan Iklim, Produksi Kentang, Pertumbuhan Kentang, Kekeringan, Curah Hujan, Suhu Ekstrem.
IV.Kesimpulan dan Saran Implikasi Perubahan Iklim terhadap Agribisnis Kentang
Kesimpulan penelitian akan menjelaskan secara detail bagaimana perubahan iklim telah mempengaruhi usahatani kentang di Desa Ngadisari, Probolinggo. Saran-saran yang diberikan akan berfokus pada strategi adaptasi bagi petani kentang untuk menghadapi tantangan perubahan iklim, termasuk langkah-langkah untuk meningkatkan ketahanan dan efisiensi produksi kentang, serta rekomendasi kebijakan untuk mendukung agribisnis kentang di wilayah Dataran Tinggi Tengger.
1. Kesimpulan Dampak Perubahan Iklim terhadap Usahatani Kentang
Kesimpulan penelitian ini akan memaparkan temuan mengenai dampak perubahan iklim terhadap usahatani kentang di Desa Ngadisari, Kecamatan Sukapura, Kabupaten Probolinggo, khususnya di Dataran Tinggi Tengger. Kesimpulan akan merangkum hasil analisis komparatif data tahun 2004 dan 2010, yang meliputi biaya produksi (biaya tetap dan biaya variabel), pendapatan petani, dan produksi kentang. Kesimpulan ini akan menjelaskan secara kuantitatif bagaimana perubahan pola iklim, seperti curah hujan dan suhu, telah memengaruhi aspek-aspek usahatani kentang. Analisis akan menunjukkan apakah terjadi peningkatan atau penurunan produksi kentang, perubahan biaya produksi, dan dampaknya terhadap pendapatan petani. Kata kunci: Kesimpulan, Perubahan Iklim, Usahatani Kentang, Biaya Produksi, Pendapatan Petani, Produksi Kentang, Dataran Tinggi Tengger, Kabupaten Probolinggo.
2. Saran untuk Adaptasi dan Mitigasi
Berdasarkan kesimpulan, bagian saran akan memberikan rekomendasi bagi petani dan pemangku kepentingan untuk mengadaptasi dan mengurangi dampak negatif perubahan iklim terhadap usahatani kentang. Saran-saran tersebut dapat meliputi strategi adaptasi teknis, seperti penggunaan varietas kentang yang tahan terhadap perubahan iklim, pengelolaan air yang lebih efisien, dan penerapan teknologi pertanian yang tepat guna. Selain itu, saran juga dapat mencakup aspek non-teknis, seperti diversifikasi usaha, peningkatan akses ke informasi dan teknologi, serta kebijakan pemerintah untuk mendukung agribisnis kentang yang berkelanjutan di tengah perubahan iklim. Saran-saran ini bertujuan untuk meningkatkan ketahanan dan keberlanjutan usahatani kentang di Desa Ngadisari dan daerah sekitarnya di Dataran Tinggi Tengger. Kata kunci: Saran, Adaptasi, Mitigasi, Perubahan Iklim, Agribisnis Kentang, Varietas Kentang, Teknologi Pertanian, Kebijakan Pemerintah, Ketahanan Pangan.
V.Informasi Tambahan
Penelitian dilakukan oleh Sandi Indriantoro (NIM 05720005), mahasiswa Jurusan Agribisnis, Fakultas Pertanian dan Peternakan, Universitas Muhammadiyah Malang. Penelitian difokuskan pada Desa Ngadisari, Kecamatan Sukapura, Kabupaten Probolinggo, Jawa Timur, Indonesia. Periode penelitian membandingkan data tahun 2004 dan 2010.
1. Identitas Peneliti dan Penelitian
Penelitian ini dilakukan oleh Sandi Indriantoro dengan NIM 05720005. Beliau adalah mahasiswa Jurusan Agribisnis, Fakultas Pertanian dan Peternakan, Universitas Muhammadiyah Malang. Skripsi ini berjudul "Dampak Perubahan Iklim terhadap Usahatani Kentang Dataran Tinggi Tengger", dengan studi kasus di Desa Ngadisari, Kecamatan Sukapura, Kabupaten Probolinggo. Penelitian ini diselesaikan dan dinyatakan lulus pada tanggal 19 Juni 2010. Sandi Indriantoro lahir di Probolinggo, 10 Januari 1987, dan besar di Desa Ngadisari, yang terletak di lereng Gunung Tengger. Informasi ini memberikan konteks penting bagi penelitian, menghubungkan peneliti dengan lokasi studi dan menunjukkan latar belakangnya di bidang pertanian. Kata kunci: Sandi Indriantoro, Universitas Muhammadiyah Malang, Agribisnis, Usahatani Kentang, Desa Ngadisari, Kabupaten Probolinggo.
2. Lokasi Penelitian Desa Ngadisari Kabupaten Probolinggo
Penelitian ini berfokus pada Desa Ngadisari, Kecamatan Sukapura, Kabupaten Probolinggo, Jawa Timur. Desa ini terletak di Dataran Tinggi Tengger, wilayah yang rentan terhadap dampak perubahan iklim. Penelitian membandingkan data usahatani kentang tahun 2004 dan 2010 di desa ini untuk mengukur dampak perubahan iklim pada pertanian lokal. Kepala Desa Ngadisari dan perangkat desa lainnya turut membantu penelitian. Mencantumkan informasi lokasi spesifik ini penting untuk konteks geografis studi dan membantu pembaca memahami lingkungan di mana penelitian ini berlangsung. Kata kunci: Desa Ngadisari, Kecamatan Sukapura, Kabupaten Probolinggo, Jawa Timur, Dataran Tinggi Tengger, Lokasi Penelitian.