Analisis Profitabilitas dan Strategi Pengembangan Usaha pada Dian Aquatik Indonesia

Analisis Profitabilitas dan Strategi Pengembangan Usaha pada Dian Aquatik Indonesia

Informasi dokumen

Penulis

Anna Yesri Lubis

instructor Melanthon Rumapea S.E, M.Si.Ak,CA
Sekolah

Universitas Sumatera Utara

Jurusan Ilmu Administrasi Niaga/Bisnis
Tempat Medan
Jenis dokumen Skripsi
Bahasa Indonesian
Format | PDF
Ukuran 1.11 MB
  • analisis profitabilitas
  • pengembangan usaha
  • strategi bisnis

Ringkasan

I.Analisis Profitabilitas Dian Aquatik Indonesia dan Strategi Pengembangan Usaha

Skripsi ini menganalisis profitabilitas dan strategi pengembangan usaha Dian Aquatik Indonesia, sebuah usaha budidaya ikan tawar di Medan, Sumatera Utara, yang berdiri sejak 1985. Penelitian ini menggunakan analisis rasio keuangan, termasuk Gross Profit Margin (GPM), Net Profit Margin (NPM), Return on Investment (ROI), dan Return on Equity (ROE), untuk mengukur kinerja keuangan perusahaan selama periode 2013-2014. Dian Aquatik Indonesia, berlokasi di Lingkungan III, Jln. Bunga Kardiol No.49, Kel. Baru Ladang Bambu, Kec. Medan Tuntungan, Medan, Sumatera Utara, menunjukkan peningkatan profitabilitas selama periode tersebut. Selain analisis profitabilitas, skripsi ini juga menerapkan analisis SWOT untuk mengidentifikasi kekuatan, kelemahan, peluang, dan ancaman yang dihadapi usaha ini dalam rangka pengembangan usaha ke depannya. Mitra usaha Dian Aquatik Indonesia tersebar di daerah lokal (Deli Serdang, Simalungun, Langkat, Binjai, Aceh) dan nasional (Bogor, Sukabumi, Padang), dengan jumlah mitra mencapai lebih dari 120 orang. Usaha ini pernah mengalami kerugian besar tahun 2006 akibat banjir yang merusak usaha ikan keramba seluas 9 Ha. Modal awal usaha tahun 1985 sebesar Rp 10.000.000, kemudian berkembang hingga mendapatkan suntikan modal dari pihak swasta (bank) sebesar Rp 50.000.000.

1. Gambaran Umum Dian Aquatik Indonesia

Bagian ini memperkenalkan Dian Aquatik Indonesia, sebuah usaha budidaya ikan tawar yang berlokasi di Lingkungan III, Jalan Bunga Kardiol No.49, Kelurahan Baru Ladang Bambu, Kecamatan Medan Tuntungan, Kota Medan, Sumatera Utara. Usaha yang berdiri sejak tahun 1985 ini mengalami peningkatan penjualan dan keuntungan secara bertahap. Lokasi usaha yang berada di ketinggian kurang dari 300 meter di atas permukaan laut dengan suhu udara sekitar 27-28 derajat Celcius sangat mendukung kegiatan budidaya ikan. Meskipun awalnya dianggap tidak penting oleh sebagian masyarakat, usaha ini terbukti mampu berkembang dan memberikan kontribusi bagi perekonomian keluarga pemilik, yang juga berprofesi sebagai dosen Ilmu Tanah di Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara. Dian Aquatik memiliki mitra usaha baik lokal (Deli Serdang, Simalungun, Langkat, Binjai, Aceh) maupun nasional (Bogor, Sukabumi, Padang), berjumlah lebih dari 120 mitra. Mereka berperan sebagai pemasok dan penerima pelatihan budidaya ikan secara gratis. Strategi pemasaran Dian Aquatik meliputi penjualan langsung dan melalui mitra, dengan fokus pada pasar pelaku usaha perikanan di Medan. Sistem keuangan masih manual dan sederhana, belum sepenuhnya memisahkan keuangan pribadi dan usaha. Perusahaan pernah mengalami kerugian besar tahun 2006 (Rp 1.000.000.000) akibat banjir yang merusak usaha keramba ikan seluas 9 Ha. Modal awal tahun 1985 sebesar Rp 10.000.000, berkembang hingga mendapatkan tambahan modal dari pihak swasta (bank) menjadi Rp 50.000.000.

2. Analisis Kinerja Keuangan Profitabilitas

Bagian ini menganalisis kinerja keuangan Dian Aquatik Indonesia periode 2013-2014 menggunakan beberapa rasio keuangan untuk mengukur profitabilitas. Data sekunder diolah untuk menghitung Gross Profit Margin (GPM), Net Profit Margin (NPM), Return on Investment (ROI), dan Return on Equity (ROE). Hasilnya menunjukkan peningkatan GPM dari 32,37% di tahun 2013 menjadi 39,90% di tahun 2014, mengindikasikan peningkatan efisiensi operasional dan semakin baiknya kondisi operasi perusahaan. Penjualan juga meningkat dari rata-rata Rp 40.335.381,25 per bulan menjadi Rp 42.242.000, dan laba kotor meningkat dari rata-rata Rp 16.131.335,83 menjadi Rp 16.856.314,16. Meskipun demikian, perlu diperhatikan bahwa peningkatan NPM tidak signifikan, menunjukkan perlunya efisiensi biaya operasional dan pajak. ROI juga meningkat dari 27,11% menjadi 28,23%, menunjukkan kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba dari total aset yang baik. ROE juga menunjukkan peningkatan laba atas modal yang diinvestasikan, dari 24,21% menjadi 25,21%. Secara keseluruhan, analisis menunjukkan profitabilitas Dian Aquatik Indonesia dalam kondisi baik dan cenderung meningkat.

3. Analisis SWOT dan Strategi Pengembangan Usaha

Bagian ini mengkaji faktor internal dan eksternal yang mempengaruhi Dian Aquatik Indonesia melalui analisis SWOT. Kekuatan utama perusahaan meliputi kualitas benih ikan yang baik, produksi yang kontinyu, dan jaringan mitra yang luas (lebih dari 120 mitra). Kelemahan yang ditemukan antara lain keterbatasan stok ikan, pencatatan keuangan yang belum optimal, keterbatasan modal, dan pemasaran yang kurang maksimal. Peluang pengembangan usaha meliputi pengolahan pakan sendiri, pemanfaatan obat-obatan untuk penyakit ikan, penggunaan media sosial untuk pemasaran, penambahan modal dari investor, dan peningkatan konsumsi per kapita. Ancaman utama datang dari persaingan yang ketat di bisnis budidaya ikan Medan dan munculnya pendatang baru. Berdasarkan analisis SWOT, strategi pengembangan yang disarankan meliputi mempertahankan dan meningkatkan kualitas benih ikan, serta pengembangan strategi pemasaran yang lebih efektif dan efisien untuk menghadapi persaingan. Penelitian sebelumnya yang telah dilakukan oleh peneliti lain seperti F.D Perwitasari dkk (2009), Ruth Dameria Haloho dkk (2012), dan Edward H. Yanah dan Lili (2013), memberikan referensi penting dalam mengembangkan strategi pengembangan usaha.

II.Temuan Analisis Profitabilitas

Hasil analisis profitabilitas menunjukkan peningkatan yang signifikan. GPM meningkat dari 32,37% menjadi 39,90%, menunjukkan peningkatan efisiensi operasional. NPM, ROI, dan ROE juga menunjukkan tren peningkatan, mengindikasikan kinerja keuangan yang sehat dan prospektif. Meskipun demikian, terdapat ruang untuk peningkatan efisiensi biaya, terlihat dari margin laba bersih yang relatif stabil dan kebutuhan pengembangan usaha yang lebih terencana untuk mengurangi risiko kerugian seperti yang terjadi pada tahun 2006.

1. Analisis Gross Profit Margin GPM

Analisis GPM menunjukkan peningkatan signifikan dari 32,37% pada tahun 2013 menjadi 39,90% pada tahun 2014. Ini mengindikasikan peningkatan efisiensi operasional Dian Aquatik Indonesia. Setiap rupiah penjualan menghasilkan laba yang lebih besar di tahun 2014 dibandingkan tahun 2013. Peningkatan ini juga sejalan dengan peningkatan penjualan rata-rata per bulan dari Rp 40.335.381,25 menjadi Rp 42.242.000, dan peningkatan laba kotor rata-rata per bulan dari Rp 16.131.335,83 menjadi Rp 16.856.314,16. Hasil ini menunjukkan kondisi operasi usaha yang layak dan menguntungkan. Semakin besar GPM, semakin baik kondisi operasi perusahaan, sehingga temuan ini menunjukkan perkembangan positif dalam kinerja Dian Aquatik Indonesia.

2. Analisis Net Profit Margin NPM Return on Investment ROI dan Return on Equity ROE

Selain GPM, penelitian ini juga menganalisis NPM, ROI, dan ROE untuk memberikan gambaran menyeluruh tentang profitabilitas Dian Aquatik Indonesia. Meskipun detail perhitungan tidak sepenuhnya dijelaskan, hasil penelitian menunjukkan peningkatan pada ROI (dari 27,11% menjadi 28,23%) dan ROE (dari 24,21% menjadi 25,21%). Peningkatan ROI menunjukkan kemampuan perusahaan yang lebih baik dalam menghasilkan laba dari total asetnya. Peningkatan ROE menunjukkan peningkatan laba yang diperoleh atas modal yang diinvestasikan. Namun, perlu dicatat bahwa peningkatan NPM relatif kecil (dari 34,96% menjadi 34,90%), yang mengindikasikan perlunya efisiensi biaya lebih lanjut, terutama terkait pajak dan beban operasional. Kesimpulannya, meskipun terdapat beberapa area yang perlu ditingkatkan, indikator-indikator profitabilitas secara umum menunjukkan kondisi keuangan Dian Aquatik Indonesia yang positif dan menjanjikan.

III.Analisis SWOT dan Strategi Pengembangan

Analisis SWOT mengidentifikasi beberapa kekuatan Dian Aquatik Indonesia, antara lain kualitas benih ikan yang baik, kemampuan produksi yang kontinyu, dan jaringan mitra usaha yang luas. Kelemahannya termasuk keterbatasan stok ikan, pencatatan keuangan yang belum maksimal, modal yang terbatas, dan pemasaran yang belum optimal. Peluang pengembangan usaha terdapat pada pengolahan pakan sendiri, penggunaan media sosial untuk pemasaran, penambahan modal dari investor, dan peningkatan konsumsi per kapita. Ancaman utama berasal dari persaingan yang ketat dari usaha budidaya ikan lainnya dan munculnya pendatang baru. Strategi pengembangan usaha yang disarankan berfokus pada mempertahankan dan meningkatkan kualitas benih ikan, serta meningkatkan efisiensi operasional dan pemasaran.

1. Identifikasi Kekuatan Kelemahan Peluang dan Ancaman SWOT

Analisis SWOT dilakukan untuk mengidentifikasi faktor internal dan eksternal yang mempengaruhi Dian Aquatik Indonesia. Dari sisi internal, kekuatan utama perusahaan adalah kualitas benih ikan yang unggul, kemampuan produksi yang berkelanjutan, dan jaringan mitra usaha yang luas, mencakup lebih dari 120 mitra di daerah lokal dan nasional. Namun, terdapat beberapa kelemahan, seperti keterbatasan stok ikan, sistem pencatatan keuangan yang belum maksimal (masih manual), keterbatasan modal, dan strategi pemasaran yang belum optimal. Sementara itu, peluang pengembangan usaha meliputi pengolahan sebagian pakan sendiri, ketersediaan obat-obatan ikan, potensi penggunaan media sosial untuk memperluas jangkauan pasar, kemungkinan penambahan modal dari investor, serta peningkatan konsumsi per kapita. Ancaman utama berasal dari persaingan yang ketat dari bisnis budidaya ikan di Medan dan potensi munculnya pesaing baru. Analisis ini memberikan gambaran komprehensif tentang posisi kompetitif Dian Aquatik Indonesia.

2. Strategi Pengembangan Usaha Berdasarkan Analisis SWOT

Berdasarkan temuan analisis SWOT, beberapa strategi pengembangan usaha diusulkan untuk Dian Aquatik Indonesia. Prioritas utama adalah mempertahankan dan meningkatkan kualitas benih ikan yang menjadi kekuatan utama perusahaan. Hal ini dapat dilakukan dengan pengolahan pakan yang lebih baik serta menjaga hubungan baik dengan pelanggan dan pemasok. Untuk mengatasi kelemahan dalam hal keterbatasan stok dan pemasaran, perlu dilakukan peningkatan sistem pencatatan keuangan dan strategi pemasaran yang lebih efektif, misalnya dengan memanfaatkan media sosial. Pemanfaatan peluang seperti pengolahan pakan sendiri dan akses obat-obatan dapat meningkatkan efisiensi dan daya saing. Untuk menghadapi ancaman persaingan, perlu dikembangkan inovasi produk dan peningkatan kualitas pelayanan untuk membedakan Dian Aquatik dari kompetitor. Strategi-strategi ini difokuskan pada penguatan keunggulan kompetitif dan meminimalisasi dampak ancaman eksternal untuk memastikan keberlanjutan dan pertumbuhan usaha.