Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Minat Beli Konsumen terhadap Produk Tempe

Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Minat Beli Konsumen terhadap Produk Tempe

Informasi dokumen

Penulis

Moly Yolanda Hsb

school/university Universitas Sumatera Utara
subject/major Manajemen
Jenis dokumen Skripsi
city_where_the_document_was_published Medan
Bahasa Indonesian
Format | PDF
Ukuran 1.94 MB
  • minat beli
  • produk tempe
  • faktor-faktor yang mempengaruhi

Ringkasan

I.Metodologi Penelitian Research Methodology

Penelitian ini merupakan penelitian eksplanasi kuantitatif yang bertujuan menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi minat beli konsumen terhadap produk tempe di Pabrik Tempe H.M. Yasin, Medan. Populasi penelitian adalah seluruh konsumen yang membeli tempe minimal sekali. Data dikumpulkan menggunakan kuesioner, observasi, dan studi dokumentasi, lalu diproses menggunakan SPSS 16.0. Analisis data menggunakan metode deskriptif dan regresi linear berganda untuk mengukur pengaruh harga, kualitas, pelayanan, dan faktor psikologis terhadap minat beli. Sampel penelitian sebanyak 71 responden yang dipilih dengan purposive sampling, yaitu konsumen yang minimal membeli tempe sekali seminggu dan berusia 20-50 tahun.

1. Jenis Penelitian dan Populasi

Penelitian ini dikategorikan sebagai penelitian eksplanasi, yang bertujuan menjelaskan hubungan antara variabel-variabel tertentu. Penelitian ini bersifat asosiatif, menghubungkan beberapa variabel untuk melihat pengaruhnya terhadap minat beli. Populasi penelitian mencakup seluruh konsumen di Medan yang minimal pernah membeli produk tempe sekali. Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif untuk menganalisis data yang dikumpulkan. Tujuannya adalah untuk mengukur pengaruh variabel-variabel independen seperti harga, kualitas, pelayanan, dan faktor psikologis terhadap minat beli konsumen tempe di Medan. Dengan memahami hubungan ini, penelitian ini bertujuan untuk memberikan pemahaman yang lebih komprehensif tentang faktor-faktor yang mendorong konsumen untuk membeli tempe.

2. Pengumpulan dan Pengolahan Data

Metode pengumpulan data yang digunakan bersifat multi-metode, menggabungkan kuesioner, observasi langsung, dan studi dokumentasi. Kuesioner digunakan untuk memperoleh data primer dari responden, sedangkan observasi langsung memberikan informasi kualitatif tentang proses produksi dan pelayanan di pabrik tempe. Studi dokumentasi melengkapi data dengan informasi pendukung dari berbagai sumber. Data yang telah dikumpulkan kemudian diproses menggunakan perangkat lunak SPSS 16.0 for Windows. Proses pengolahan data ini meliputi pengkodean, entri data, dan pembersihan data untuk memastikan akurasi dan reliabilitas analisis. Setelah pengolahan data, analisis dilakukan untuk menguji hipotesis yang telah dirumuskan dalam penelitian.

3. Metode Analisis Data

Analisis data dalam penelitian ini menggabungkan metode deskriptif dan kuantitatif. Metode deskriptif digunakan untuk mendeskripsikan karakteristik responden dan variabel-variabel penelitian. Metode kuantitatif utama yang digunakan adalah analisis regresi linear berganda. Teknik ini digunakan untuk mengukur kekuatan dan arah pengaruh variabel-variabel independen (harga, kualitas, pelayanan, dan faktor psikologis) terhadap variabel dependen (minat beli). Analisis regresi linear berganda memungkinkan peneliti untuk menguji secara simultan pengaruh beberapa variabel independen terhadap minat beli. Hasil analisis regresi linear berganda kemudian diinterpretasi untuk menentukan seberapa besar pengaruh masing-masing variabel independen terhadap minat beli dan untuk menguji signifikansi statistik dari pengaruh tersebut. Penggunaan SPSS 16.0 memfasilitasi perhitungan dan pengujian statistik yang diperlukan dalam analisis regresi linear berganda.

4. Penentuan Sampel

Penelitian ini menggunakan teknik purposive sampling untuk menentukan sampel penelitian. Teknik ini memungkinkan peneliti untuk memilih sampel berdasarkan kriteria tertentu yang relevan dengan objek penelitian. Dalam penelitian ini, kriteria sampel meliputi pelanggan yang minimal telah membeli produk tempe lebih dari satu kali dalam seminggu di Pabrik Tempe H.M. Yasin dan berusia antara 20 hingga 50 tahun. Pemilihan sampel dengan kriteria tersebut bertujuan untuk memastikan bahwa data yang dikumpulkan relevan dan representatif dari populasi yang diteliti. Jumlah sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah 71 responden. Ukuran sampel ini dipilih setelah mempertimbangkan berbagai faktor, termasuk ketersediaan waktu dan sumber daya, serta tingkat kepercayaan yang diinginkan dalam hasil penelitian. Dengan menggunakan purposive sampling, penelitian ini bertujuan untuk meminimalkan bias dalam pengambilan sampel dan meningkatkan akurasi hasil penelitian.

II.Tinjauan Pustaka Literature Review

Tinjauan pustaka membahas definisi dan klasifikasi produk tempe (mencakup harga, kualitas, dan pelayanan), serta faktor-faktor yang mempengaruhi minat beli konsumen, termasuk faktor psikologis. Dirujuk beberapa teori dari Kotler, Armstrong, Tjiptono, Bilson, dan Duriyanto mengenai minat beli, harga, kualitas, dan pelayanan sebagai dasar analisis. Penelitian ini juga merujuk pada penelitian sebelumnya oleh Harahap (2006) tentang minat beli konsumen roti di Medan.

1. Definisi Produk dan Faktor Faktor yang Mempengaruhi Minat Beli

Bagian ini menjabarkan definisi produk menurut Kotler dan Armstrong (2001:346) sebagai segala sesuatu yang dapat ditawarkan ke pasar untuk memenuhi kebutuhan dan keinginan. Lebih lanjut, klasifikasi produk berdasarkan Tjiptono (2002:98) dibahas, meliputi kualitas, harga, pelayanan, dan faktor psikologis. Kualitas produk dijelaskan sebagai karakteristik mutu yang meliputi warna, ukuran, dan kadar zat kimia, yang sangat penting dalam keputusan pembelian. Harga didefinisikan sebagai nilai tukar konsumen atas manfaat produk/jasa, berpengaruh signifikan pada aspek penjualan dan keuntungan perusahaan. Pelayanan dijelaskan sebagai kegiatan atau manfaat yang ditawarkan, berwujud atau tidak, untuk memberikan kepuasan pelanggan. Faktor psikologis, meliputi kebutuhan akan pengakuan, penghargaan, dan rasa memiliki (Kotler, 2001:212), juga diuraikan sebagai faktor penting dalam mempengaruhi minat beli, bersama motivasi, persepsi, pembelajaran, keyakinan, dan sikap (Sunarto, 2006:92). Minat beli sendiri didefinisikan sebagai rencana konsumen untuk membeli produk tertentu dalam periode tertentu (Duriyanto, 2003:109), yang merefleksikan rencana pembelian produk dengan merek tertentu. Pemahaman minat beli sangat penting bagi pemasar untuk memprediksi permintaan di masa mendatang.

2. Tinjauan Penelitian Terdahulu

Bagian ini mencantumkan penelitian Ilham Harahap (2006) yang berjudul “Analisis Faktor-faktor yang mempengaruhi minat beli konsumen roti di Al-Anshar Bakery Medan”. Penelitian tersebut menggunakan analisis deskriptif dan regresi berganda, menemukan bahwa kualitas, harga, dan merek berpengaruh positif dan signifikan terhadap minat beli konsumen roti, dengan kualitas sebagai faktor dominan. Penelitian ini menggunakan temuan tersebut sebagai acuan dan memperluas cakupan dengan mempertimbangkan faktor psikologis sebagai faktor tambahan yang mempengaruhi minat beli dalam konteks pabrik tempe. Bagian ini juga mencantumkan pendapat Setiadi (2003:25) yang mendefinisikan harga sebagai nilai tukar konsumen untuk manfaat barang dan jasa; kualitas sebagai atribut produk yang dipertimbangkan dari segi manfaat fisiknya; dan pelayanan sebagai kegiatan atau manfaat yang ditawarkan yang tidak berwujud. Tinjauan pustaka ini berfungsi sebagai landasan teoritis dan empiris bagi penelitian tentang faktor-faktor yang mempengaruhi minat beli konsumen terhadap produk tempe, khususnya di Pabrik Tempe H.M. Yasin Medan.

III.Hasil Penelitian dan Pembahasan Results and Discussion

Pabrik Tempe H.M. Yasin di Jl. Kenanga Raya, Medan, berdiri sejak 1988 dan memiliki 48 karyawan. Hasil analisis regresi berganda menunjukkan bahwa secara bersama-sama, harga, kualitas, dan pelayanan tidak berpengaruh signifikan terhadap minat beli. Namun, faktor psikologis berpengaruh positif dan signifikan. Koefisien korelasi (R) menunjukkan hubungan yang kuat (70%) antara variabel independen dan minat beli. Analisis lebih lanjut menunjukkan bahwa faktor psikologis memiliki pengaruh paling dominan terhadap minat beli konsumen tempe di Pabrik H.M. Yasin, Medan.

1. Profil Pabrik Tempe H.M. Yasin Medan

Bagian ini menjelaskan sejarah singkat berdirinya Pabrik Tempe H.M. Yasin di Medan pada tahun 1988, yang berlokasi di Jl. Kenanga Raya Psr. 6 Gg. Bahagia No.5 Tanjung Sari Medan. Pabrik ini telah beroperasi selama bertahun-tahun dan dikenal dengan kualitas produknya yang baik. Keberhasilan pabrik ini dikaitkan dengan kerja keras pemilik dan karyawannya. Pabrik mempekerjakan 48 karyawan yang terlibat dalam berbagai proses, mulai dari produksi, pengemasan, pelayanan hingga keuangan dan kebersihan. Pemilihan lokasi yang strategis di tepi jalan yang ramai memudahkan akses bagi konsumen. Sumber modal awal usaha ini berasal dari modal pribadi pemilik, Bapak H.M. Yasin, yang merupakan pensiunan dari PTP 9 (Perkebunan Tembakau Deli). Ide mendirikan pabrik tempe muncul atas saran keponakannya yang telah sukses di bidang yang sama.

2. Analisis Pengaruh Faktor Faktor Terhadap Minat Beli

Hasil analisis regresi berganda menunjukkan bahwa secara simultan, variabel harga, kualitas, dan pelayanan tidak berpengaruh signifikan terhadap minat beli konsumen. Namun, faktor psikologis menunjukkan pengaruh yang positif dan signifikan terhadap minat beli. Uji t menunjukkan bahwa hanya faktor psikologis yang memiliki pengaruh positif dan signifikan (nilai signifikansi 0,000 < 0,05 dan nilai t hitung > t tabel). Koefisien korelasi (R) sebesar 70% menunjukkan hubungan yang cukup kuat antara variabel independen (harga, kualitas, pelayanan, dan faktor psikologis) dengan variabel dependen (minat beli). Hal ini mengindikasikan bahwa faktor psikologis memiliki peran dominan dalam mempengaruhi keputusan pembelian tempe di Pabrik Tempe H.M. Yasin. Dengan demikian, meskipun kualitas produk dan pelayanan yang baik serta harga yang kompetitif tetap penting, faktor psikologis, seperti citra merek dan kepuasan pelanggan, memiliki pengaruh yang lebih besar.

IV.Kesimpulan dan Saran Conclusion and Suggestion

Penelitian menyimpulkan bahwa faktor psikologis merupakan faktor dominan yang mempengaruhi minat beli konsumen tempe di Pabrik H.M. Yasin, Medan. Meskipun harga, kualitas, dan pelayanan penting, pengaruhnya terhadap minat beli relatif kecil. Pabrik Tempe H.M. Yasin disarankan untuk meningkatkan strategi pemasaran yang berfokus pada faktor psikologis dan mempertimbangkan peningkatan kualitas dan pelayanan serta menetapkan harga yang terjangkau untuk meningkatkan kepuasan konsumen dan minat beli.

1. Kesimpulan Penelitian

Kesimpulan penelitian ini menekankan bahwa faktor psikologis memiliki pengaruh paling dominan terhadap minat beli konsumen tempe di Pabrik Tempe H.M. Yasin, Medan. Meskipun harga, kualitas, dan pelayanan juga merupakan faktor yang penting, pengaruhnya secara parsial (uji t) terhadap minat beli relatif kecil dan tidak signifikan. Temuan ini menunjukkan bahwa persepsi konsumen terhadap Pabrik Tempe H.M. Yasin, citra merek, dan kepuasan pelanggan memiliki peran yang jauh lebih besar dalam mempengaruhi keputusan pembelian daripada faktor-faktor yang lebih tangible seperti harga atau kualitas produk semata. Tingkat korelasi (R) sebesar 70% menunjukkan hubungan yang cukup kuat antara faktor-faktor yang diteliti dengan minat beli, menegaskan pentingnya memahami aspek psikologis dalam strategi pemasaran produk tempe.

2. Saran untuk Pabrik Tempe H.M. Yasin

Berdasarkan temuan penelitian, beberapa saran diberikan kepada Pabrik Tempe H.M. Yasin untuk meningkatkan minat beli konsumen. Pertama, karena pengaruh harga, kualitas, dan pelayanan terhadap minat beli relatif kecil, pabrik disarankan untuk fokus meningkatkan kualitas produk dan menetapkan harga yang lebih terjangkau agar lebih kompetitif dan memuaskan konsumen. Kedua, mengingat faktor psikologis yang dominan, pabrik dianjurkan untuk memperkuat citra positif di mata konsumen melalui berbagai strategi pemasaran yang efektif, termasuk peningkatan pelayanan dan menciptakan pengalaman pembelian yang positif. Ketiga, penambahan fasilitas atau program tambahan, seperti pengadaan bonus atau potongan harga untuk pembelian dalam partai besar, dapat menjadi pertimbangan untuk meningkatkan kepuasan dan minat beli konsumen. Dengan demikian, kombinasi strategi yang mempertimbangkan baik aspek tangible maupun intangible, khususnya faktor psikologis, dapat memaksimalkan kesuksesan pabrik tempe dalam menarik dan mempertahankan konsumen.