
Pengaruh Laba Bersih dan Arus Kas Operasi terhadap Dividen Tunai pada Perusahaan Manufaktur
Informasi dokumen
Penulis | Atma Natanael Sagala |
Sekolah | Universitas Sumatera Utara |
Jurusan | Akuntansi |
Tempat | Medan |
Jenis dokumen | Skripsi |
Bahasa | Indonesian |
Format | |
Ukuran | 1.91 MB |
- Laba Bersih
- Arus Kas Operasi
- Dividen Tunai
Ringkasan
I.Latar Belakang Penelitian Pengaruh Laba Bersih dan Arus Kas Operasi terhadap Dividen Kas
Penelitian ini menganalisis pengaruh laba bersih dan arus kas operasi terhadap kebijakan dividen kas pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) periode 2004-2006. Penelitian ini penting karena dividen kas merupakan salah satu faktor penentu bagi investor dalam menilai kinerja perusahaan. Pertanyaan utama adalah seberapa besar pengaruh masing-masing variabel independen (laba bersih dan arus kas operasi) terhadap variabel dependen (dividen kas), dan variabel manakah yang paling signifikan.
1. Pendahuluan Kebutuhan Dana Perusahaan dan Peranan Dividen
Bagian pendahuluan menjelaskan bahwa pertumbuhan perusahaan manufaktur membutuhkan dana yang cukup. Salah satu sumber pendanaan adalah penerbitan dan penjualan saham di Bursa Efek. Investor membeli saham dengan harapan mendapatkan keuntungan dari dividen yang dibagikan dan capital gain. Untuk memaksimalkan kekayaan pemegang saham, perusahaan perlu mengukur kinerja secara tepat. Beberapa tolak ukur yang digunakan meliputi arus kas operasi, earnings before extraordinary income, dan residual income. Penulis menyimpulkan bahwa pembagian dividen kas dipengaruhi oleh laba bersih dan ketersediaan kas (arus kas operasi). Laba bersih, dihasilkan dari proses akuntansi dan disajikan dalam laporan laba rugi, sering digunakan sebagai ukuran kinerja dan dasar untuk metrik lainnya, seperti return on investment (ROI) dan earnings per share (EPS). Informasi arus kas, yang diklasifikasikan berdasarkan aktivitas operasi, investasi, dan pendanaan, penting untuk menilai kemampuan perusahaan menghasilkan kas yang cukup untuk melunasi pinjaman, memelihara operasi, membayar dividen, dan berinvestasi tanpa sumber pendanaan eksternal. Perusahaan harus menganalisis faktor-faktor yang memengaruhi alokasi laba untuk dividen atau laba ditahan. Ketersediaan kas adalah faktor utama; meskipun laba tinggi, kurangnya kas dapat menyebabkan penahanan laba untuk reinvestasi daripada distribusi dividen. Penelitian ini secara empiris meneliti hubungan antara laba bersih dan arus kas operasi dengan dividen kas pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2004-2006. Penelitian ini merupakan replikasi dengan pembaruan data dan teknik analisis yang berbeda dari penelitian sebelumnya, menggunakan sampel yang lebih luas.
2. Tujuan Pembagian Dividen dan Peran Laporan Keuangan
Bagian ini membahas tujuan utama pembagian dividen yaitu untuk melipatgandakan kekayaan pemegang saham. Laporan keuangan, yang disusun berdasarkan prinsip akrual, memberikan informasi kepada pengguna, tidak hanya tentang transaksi masa lalu yang melibatkan penerimaan dan pengeluaran kas, tetapi juga kewajiban pembayaran kas di masa depan dan sumber daya yang mewakili kas yang akan diterima di masa depan. Tujuan laporan keuangan secara umum adalah untuk menyediakan informasi tentang posisi keuangan, kinerja, dan arus kas perusahaan yang bermanfaat bagi pengguna dalam pengambilan keputusan ekonomi dan menunjukkan pertanggungjawaban manajemen atas sumber daya yang dipercayakan kepada mereka. Penjelasan lebih lanjut diberikan tentang Neraca, yang mencantumkan aset, kewajiban, dan ekuitas pemilik pada suatu periode tertentu, dan Laporan Laba Rugi, yang menunjukkan penjualan bersih setelah berbagai biaya termasuk pajak dikurangi untuk mendapatkan laba bersih yang tersedia bagi pemegang saham biasa. Laba per saham (EPS) dianggap sebagai metrik yang paling penting dalam laporan laba rugi. Informasi arus kas, sebagaimana dijelaskan dalam PSAK No.2, memungkinkan pengguna mengevaluasi perubahan dalam aset bersih perusahaan, struktur keuangan (termasuk likuiditas dan solvabilitas), dan kemampuan untuk memengaruhi jumlah dan waktu arus kas. Laporan arus kas memberikan wawasan tentang kemampuan perusahaan dalam menghasilkan kas dan setara kas, yang membantu dalam memprediksi arus kas operasi masa depan.
3. Analisis Kebijakan Dividen dan Faktor Faktor yang Mempengaruhi
Bagian ini membahas kebijakan dividen sebagai keputusan pembayaran dividen yang mempertimbangkan maksimalisasi harga saham saat ini dan mendatang. Manajemen memiliki dua pilihan untuk laba bersih setelah pajak (EAT): membagikannya sebagai dividen atau menginvestasikannya kembali sebagai laba ditahan. Kebijakan dividen yang umum meliputi stable dividend policy (dividen tetap), fluctuating dividend policy (dividen fluktuatif), dan kombinasi keduanya. Faktor-faktor yang memengaruhi kebijakan dividen meliputi pembatasan hukum (undang-undang dan kontrak utang/saham preferen), kebutuhan modal perusahaan, kontrol kepemilikan, kemungkinan pendapatan yang dapat diramalkan, dan ketersediaan sumber pendanaan alternatif. Perusahaan dengan pendapatan yang dapat diramalkan cenderung membayar sebagian besar pendapatannya sebagai dividen. Perusahaan yang memiliki posisi likuiditas yang kuat dan laba ditahan yang besar cenderung memiliki kemampuan yang lebih baik untuk membayar dividen. Perusahaan kecil mungkin memiliki rasio pembayaran dividen yang lebih rendah karena keterbatasan akses ke pasar modal. Kesimpulannya, laba bersih memiliki hubungan positif terhadap dividen kas, tetapi dalam praktiknya, dividen lebih bergantung pada arus kas yang mencerminkan kemampuan perusahaan untuk membayar dividen daripada laba yang dipengaruhi oleh praktik akuntansi dan faktor lain yang tidak mencerminkan kemampuan tersebut. Arus kas dari aktivitas operasi menunjukkan kemampuan perusahaan menghasilkan kas yang cukup untuk membayar dividen yang telah ditetapkan.
II.Metodologi Penelitian Analisis Regresi untuk Dividen Kas
Penelitian ini menggunakan metode kuantitatif dengan analisis regresi linear berganda. Sampel penelitian terdiri dari 38 perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI dan memiliki data laporan keuangan yang lengkap periode 2004-2006. Data diolah menggunakan software SPSS versi 16. Variabel independen meliputi laba bersih dan arus kas operasi, sementara variabel dependen adalah dividen kas. Pengujian asumsi klasik dilakukan sebelum analisis regresi.
1. Pendekatan Kuantitatif dan Regresi Linear Berganda
Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif untuk menganalisis pengaruh laba bersih dan arus kas operasi terhadap dividen kas. Metode analisis yang dipilih adalah analisis regresi linear berganda. Pilihan ini didasarkan pada kebutuhan untuk menguji secara statistik hubungan antara variabel-variabel penelitian. Analisis regresi linear berganda memungkinkan peneliti untuk mengestimasi pengaruh simultan dan parsial dari laba bersih dan arus kas operasi terhadap dividen kas. Penggunaan metode ini dianggap tepat karena memungkinkan pengukuran pengaruh masing-masing variabel independen secara terpisah dan sekaligus secara bersama-sama terhadap variabel dependen. Dengan demikian, peneliti dapat mengetahui seberapa besar kontribusi masing-masing variabel terhadap besarnya dividen kas yang dibagikan. Proses analisis data dimulai dengan pengolahan data menggunakan Microsoft Excel, dilanjutkan dengan pengujian asumsi klasik untuk memastikan validitas model regresi yang digunakan. Setelah pengujian asumsi klasik terpenuhi, dilakukan analisis regresi berganda menggunakan software SPSS versi 16 for Windows. Software ini dipilih karena kemampuannya dalam melakukan analisis regresi dan pengujian statistik yang dibutuhkan.
2. Variabel Penelitian dan Definisi Operasional
Penelitian ini mendefinisikan laba bersih dan arus kas operasi sebagai variabel independen, dan dividen tunai sebagai variabel dependen. Laba bersih didefinisikan sebagai laba yang dihasilkan perusahaan setelah dikurangi semua beban dan pajak, mencerminkan kinerja perusahaan secara keseluruhan. Arus kas operasi diartikan sebagai arus kas yang dihasilkan dari aktivitas operasional perusahaan sehari-hari, indikator kemampuan perusahaan dalam menghasilkan kas dari kegiatan utamanya. Dividen tunai didefinisikan sebagai bagian dari laba yang dibagikan kepada pemegang saham dalam bentuk uang tunai. Pemilihan variabel-variabel ini didasarkan pada teori-teori yang relevan dan penelitian terdahulu yang telah dilakukan. Skala pengukuran untuk variabel-variabel tersebut sesuai dengan karakteristik data yang digunakan. Definisi operasional yang jelas ini penting untuk memastikan konsistensi dan kejelasan dalam pengukuran dan analisis data. Peneliti memastikan bahwa pengukuran variabel penelitian dilakukan dengan tepat dan akurat berdasarkan data laporan keuangan perusahaan yang dijadikan sampel.
3. Sumber Data dan Teknik Pengambilan Sampel
Sumber data utama penelitian ini adalah laporan keuangan perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) periode 2004-2006. Data tersebut diperoleh dari publikasi laporan keuangan di website perusahaan. Teknik pengambilan sampel yang digunakan adalah purposive sampling, di mana peneliti secara sengaja memilih sampel perusahaan yang memenuhi kriteria tertentu, yaitu perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI dan memiliki data laporan keuangan yang lengkap untuk periode penelitian. Kriteria ini digunakan untuk memastikan kualitas dan reliabilitas data yang akan digunakan dalam penelitian. Jumlah sampel yang diperoleh adalah 38 perusahaan. Ukuran sampel ini dianggap cukup representatif untuk menghasilkan kesimpulan yang generalisasikan, meskipun peneliti menyadari adanya keterbatasan dalam generalisasi karena sampel yang terbatas. Proses pengumpulan data dilakukan secara sistematis dan hati-hati untuk meminimalkan kesalahan dan bias dalam pengambilan data.
III.Hasil Penelitian Pengaruh Signifikan Laba Bersih terhadap Dividen Kas
Hasil analisis regresi menunjukkan bahwa secara simultan, baik laba bersih maupun arus kas operasi berpengaruh positif terhadap dividen kas. Namun, secara parsial hanya laba bersih yang berpengaruh signifikan dan positif terhadap dividen kas. Arus kas operasi tidak menunjukkan pengaruh signifikan. Nilai Adjusted R-Square sebesar 0,918 mengindikasikan bahwa 91,8% variasi dividen kas dapat dijelaskan oleh model regresi yang diusulkan. Laba bersih terbukti menjadi prediktor yang lebih signifikan dibandingkan arus kas operasi dalam menentukan dividen kas yang dibayarkan.
1. Analisis Korelasi dan Determinasi
Hasil analisis menunjukkan koefisien korelasi (R) sebesar 0,958, mengindikasikan hubungan yang sangat kuat antara dividen kas dengan laba bersih dan arus kas operasi. Angka ini mendekati 1, menunjukkan korelasi yang sangat tinggi. Koefisien determinasi (Adjusted R-Square) sebesar 0,918 menunjukkan bahwa 91,8% variasi dividen kas dapat dijelaskan oleh variasi laba bersih dan arus kas operasi. Sisanya (8,2%) dijelaskan oleh faktor lain di luar model penelitian. Hasil ini menunjukkan kekuatan prediksi model regresi yang digunakan dalam menjelaskan variabilitas dividen kas berdasarkan laba bersih dan arus kas operasi. Meskipun terdapat faktor lain yang mempengaruhi dividen kas, model regresi ini mampu menjelaskan sebagian besar variansinya, menunjukkan ketepatan model dalam menangkap hubungan antara variabel-variabel tersebut. Analisis ini penting untuk memahami seberapa baik model mampu menjelaskan variasi dividen kas berdasarkan variabel independen yang diteliti.
2. Pengaruh Parsial Laba Bersih dan Arus Kas Operasi
Pengujian secara parsial menunjukkan bahwa laba bersih berpengaruh positif dan signifikan terhadap dividen kas (t hitung 6,822 > t tabel 2,0345; signifikansi 0,000 < 0,05). Ini menunjukkan bahwa peningkatan laba bersih secara signifikan dikaitkan dengan peningkatan dividen kas yang dibayarkan. Sebaliknya, arus kas operasi tidak berpengaruh signifikan terhadap dividen kas. Hasil ini menunjukkan bahwa meskipun arus kas operasi penting untuk likuiditas perusahaan, keputusan pembagian dividen kas lebih dipengaruhi oleh laba bersih yang mencerminkan kinerja perusahaan secara keseluruhan. Temuan ini memiliki implikasi penting bagi manajemen perusahaan, yang harus mempertimbangkan laba bersih sebagai faktor utama dalam menentukan kebijakan dividen. Meskipun arus kas penting untuk likuiditas, laba bersih nampaknya memberikan sinyal yang lebih kuat tentang kemampuan dan kesediaan perusahaan untuk membagikan dividen kepada pemegang sahamnya.
3. Interpretasi Hasil dan Perbandingan dengan Penelitian Terdahulu
Hasil penelitian menunjukkan bahwa laba bersih memiliki pengaruh yang lebih signifikan terhadap dividen kas dibandingkan dengan arus kas operasi. Hal ini tidak sejalan dengan beberapa penelitian terdahulu (Murtanto, 2004; Pradhono, 2004; Barita, 2006) yang menyimpulkan bahwa arus kas operasi berpengaruh signifikan terhadap dividen kas. Perbedaan ini bisa disebabkan oleh berbagai faktor, termasuk perbedaan periode penelitian, metode pengambilan sampel, dan karakteristik sampel perusahaan. Namun, hasil penelitian ini mendukung teori smoothing yang menyatakan bahwa jumlah dividen bergantung pada keuntungan perusahaan saat ini dan dividen tahun sebelumnya. Temuan ini memberikan kontribusi pada pemahaman tentang faktor-faktor yang mempengaruhi kebijakan dividen, terutama dalam konteks perusahaan manufaktur di Indonesia. Lebih lanjut, hasil ini menyoroti pentingnya mempertimbangkan laba bersih sebagai tolak ukur yang lebih signifikan dibandingkan dengan arus kas operasi dalam pengambilan keputusan terkait pembagian dividen.
IV.Kesimpulan dan Implikasi Peran Laba Bersih dalam Kebijakan Dividen Kas
Penelitian ini menyimpulkan bahwa laba bersih memiliki pengaruh yang signifikan dan positif terhadap dividen kas pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI periode 2004-2006. Hasil ini mendukung teori smoothing, yang menyatakan bahwa dividen kas bergantung pada keuntungan perusahaan sekarang dan dividen tahun sebelumnya. Implikasi bagi perusahaan adalah pentingnya memperhatikan laba bersih dalam merumuskan kebijakan dividen kas untuk meningkatkan kepercayaan investor. Arus kas operasi, meskipun penting, ternyata kurang signifikan dalam menentukan dividen kas dalam konteks penelitian ini.
1. Kesimpulan Utama Dominasi Laba Bersih dalam Penentuan Dividen Kas
Kesimpulan utama dari penelitian ini adalah bahwa laba bersih memiliki pengaruh positif dan signifikan terhadap dividen kas yang dibayarkan oleh perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) periode 2004-2006. Meskipun arus kas operasi juga berpengaruh secara simultan, pengaruhnya tidak signifikan secara parsial. Ini menunjukkan bahwa keputusan manajemen untuk membagikan dividen kas lebih dipengaruhi oleh kinerja perusahaan yang tercermin dalam laba bersih daripada oleh likuiditas yang ditunjukkan oleh arus kas operasi. Temuan ini didukung oleh teori smoothing yang menjelaskan bahwa kebijakan dividen cenderung mempertimbangkan laba bersih saat ini dan dividen sebelumnya. Adjusted R-square sebesar 0,918 menunjukkan bahwa model regresi mampu menjelaskan sebagian besar variabilitas dividen kas. Namun, 8,2% sisanya dipengaruhi oleh faktor-faktor lain yang tidak termasuk dalam model penelitian ini, yang menjadi saran untuk penelitian selanjutnya.
2. Implikasi bagi Perusahaan Pentingnya Transparansi dan Kinerja yang Baik
Penelitian ini memiliki implikasi penting bagi perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI. Hasil penelitian menunjukkan bahwa manajemen perlu memperhatikan laba bersih sebagai faktor utama dalam menentukan kebijakan dividen kas. Kinerja perusahaan yang baik, yang tercermin dalam laba bersih yang tinggi, akan meningkatkan kepercayaan investor dan mendorong pengambilan keputusan yang tepat terkait pembagian dividen. Pengumuman dividen kas yang transparan dan konsisten, sejalan dengan kinerja laba bersih perusahaan, dapat meningkatkan kepercayaan investor dan secara positif mempengaruhi harga saham. Manajemen perlu menyampaikan informasi yang cukup dan akurat kepada investor mengenai kinerja perusahaan, khususnya terkait laba bersih dan arus kas operasi, untuk mendukung pengambilan keputusan investasi yang rasional. Dengan demikian, perusahaan dapat membangun hubungan yang kuat dengan pemegang saham dan menarik investasi lebih lanjut.
3. Perbedaan dengan Penelitian Terdahulu dan Saran untuk Penelitian Selanjutnya
Hasil penelitian ini berbeda dengan beberapa penelitian sebelumnya yang menemukan pengaruh signifikan arus kas operasi terhadap dividen kas. Perbedaan ini dapat disebabkan oleh faktor-faktor seperti periode penelitian, metodologi, dan karakteristik sampel. Penelitian selanjutnya dapat memperluas cakupan penelitian dengan mempertimbangkan faktor-faktor lain yang mungkin mempengaruhi kebijakan dividen, seperti ukuran perusahaan, leverage, dan kondisi ekonomi makro. Metode analisis yang lebih canggih juga dapat digunakan untuk memperkuat validitas dan reliabilitas temuan. Penelitian di masa depan juga dapat mempertimbangkan sektor industri lain selain manufaktur untuk melihat apakah temuan serupa berlaku di sektor industri yang berbeda. Lebih lanjut, memperluas rentang waktu penelitian juga dapat memberikan pemahaman yang lebih komprehensif mengenai dinamika hubungan antara laba bersih, arus kas operasi, dan kebijakan dividen kas.