
Dampak Kerjasama Indonesia-Japan Economic Partnership Agreement Terhadap Industri Manufaktur Indonesia
Informasi dokumen
Penulis | Muhammad Azmi Mubarak |
instructor/editor | Tonny Dian Effendi, M.Si |
school/university | Universitas Muhammadiyah Malang |
subject/major | Ilmu Hubungan Internasional |
Jenis dokumen | Skripsi |
city_where_the_document_was_published | Malang |
Bahasa | Indonesian |
Format | |
Ukuran | 314.73 KB |
- Kerjasama Ekonomi
- Industri Manufaktur
- Hubungan Internasional
Ringkasan
I.Latar Belakang Masalah dan Rumusan Masalah
Skripsi ini meneliti dampak Perjanjian Kemitraan Ekonomi Indonesia-Jepang (IJ-EPA) terhadap industri manufaktur Indonesia. Penelitian difokuskan pada bagaimana IJ-EPA, sebagai bentuk kerjasama bilateral ekonomi antara Indonesia dan Jepang, mempengaruhi investasi Jepang di sektor manufaktur Indonesia dan akses pasar bagi produk-produk Indonesia. Pertanyaan utama yang dikaji adalah: bagaimana dampak kerjasama ekonomi Indonesia-Jepang terhadap industri manufaktur Indonesia?
1. Latar Belakang Masalah
Latar belakang masalah skripsi ini berfokus pada dampak Perjanjian Kemitraan Ekonomi Indonesia-Jepang (IJ-EPA) terhadap industri manufaktur Indonesia. Dijelaskan bahwa EPA merupakan kerangka kerja sama ekonomi berbasis Free Trade Agreement (FTA), yang bertujuan menghapus tarif dan regulasi investasi asing di sektor perdagangan barang dan jasa. Dokumen menyinggung konsep 'WTO-plus', yang mencakup isu-isu di luar lingkup WTO seperti investasi dan penanaman modal. IJ-EPA sendiri, sebagai bentuk kerjasama bilateral, bertujuan meningkatkan volume perdagangan antara Indonesia dan Jepang, menciptakan kondisi saling menguntungkan ('win-win condition'). Lebih lanjut dijelaskan bahwa akses pasar yang lebih mudah, melalui penurunan atau penghapusan tarif, akan memudahkan ekspor produk-produk industri Indonesia. Esensi dari latar belakang ini adalah untuk menunjukkan konteks dan pentingnya menganalisis dampak IJ-EPA, khususnya terhadap industri manufaktur Indonesia, dalam kerangka kerja sama ekonomi internasional yang lebih luas. Dokumen juga menyebutkan bahwa Jepang merupakan mitra dagang utama Indonesia dan memberikan bantuan pembangunan (ODA). Akses pasar Indonesia ke Jepang juga telah meningkat signifikan, mencapai 13 persen pada saat penulisan skripsi.
2. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang tersebut, rumusan masalah skripsi diformulasikan secara spesifik. Skripsi ini bertujuan untuk menjawab pertanyaan: "Bagaimana dampak kerjasama kemitraan ekonomi Indonesia-Jepang terhadap industri manufaktur Indonesia?" Rumusan masalah ini langsung menargetkan dampak IJ-EPA pada sektor manufaktur, menunjukkan fokus penelitian pada analisis dampak konkrit kerjasama ekonomi bilateral tersebut terhadap sektor industri penting di Indonesia. Pertanyaan ini mengarahkan penelitian untuk mengungkap hubungan kausal antara IJ-EPA dan perubahan yang terjadi di industri manufaktur Indonesia, baik dalam hal investasi, produksi, maupun ekspor. Dengan demikian, rumusan masalah ini memberikan batasan yang jelas untuk penelitian dan membantu dalam membatasi ruang lingkup penelitian agar tetap fokus dan terukur.
II.Tujuan dan Manfaat Penelitian
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengukur sejauh mana IJ-EPA memberikan keuntungan bagi Indonesia, khususnya pada industri manufaktur. Penelitian ini diharapkan memberikan pemahaman tentang dampak positif IJ-EPA terhadap pertumbuhan ekonomi Indonesia melalui peningkatan investasi Jepang di sektor manufaktur dan perluasan akses pasar ekspor Indonesia.
1. Tujuan Penelitian
Tujuan utama penelitian ini adalah untuk mengkaji sejauh mana kerjasama bilateral, khususnya Indonesia-Japan Economic Partnership Agreement (IJ-EPA), memberikan keuntungan bagi kedua negara yang terlibat. Lebih spesifik lagi, penelitian ini bertujuan untuk mengungkap dampak kerjasama IJ-EPA terhadap industri manufaktur di Indonesia. Tujuan ini menekankan pada aspek kuantitatif dan kualitatif dari dampak kerjasama tersebut. Penelitian tidak hanya bertujuan untuk mengidentifikasi adanya keuntungan atau kerugian, tetapi juga untuk memahami besarnya dampak dan mekanisme kerja IJ-EPA terhadap industri manufaktur. Dengan kata lain, penelitian ini bertujuan untuk menjawab pertanyaan tentang seberapa besar kontribusi positif IJ-EPA terhadap pertumbuhan dan perkembangan industri manufaktur Indonesia, serta menganalisis faktor-faktor yang mendukung atau menghambat dampak tersebut. Tujuan ini menunjukkan ambisi penelitian untuk memberikan kontribusi pengetahuan yang signifikan mengenai dampak kerjasama ekonomi internasional terhadap sektor industri di Indonesia.
2. Manfaat Penelitian
Manfaat penelitian ini bersifat akademik dan praktis. Secara akademik, penelitian ini diharapkan dapat memperkaya khasanah pengetahuan tentang dampak kerjasama ekonomi bilateral terhadap perkembangan industri manufaktur di Indonesia, khususnya dalam konteks IJ-EPA. Penelitian ini juga dapat memberikan kontribusi pada pengembangan teori hubungan internasional, khususnya yang berkaitan dengan ekonomi politik internasional dan dampak perjanjian perdagangan bebas. Secara praktis, hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi yang bermanfaat bagi pemerintah Indonesia dalam merumuskan kebijakan yang lebih efektif untuk mendukung pertumbuhan industri manufaktur. Temuan penelitian juga dapat dijadikan referensi bagi kalangan usaha dan investor untuk mengambil keputusan bisnis yang lebih terinformasi dalam konteks kerjasama ekonomi dengan Jepang. Dengan kata lain, penelitian ini diharapkan memiliki relevansi baik dalam konteks akademik maupun dalam konteks kebijakan dan praktik bisnis di Indonesia.
III.Tinjauan Pustaka dan Penelitian Terdahulu
Penelitian ini meninjau berbagai studi terdahulu mengenai Perjanjian Kemitraan Ekonomi (EPA), termasuk IJ-EPA, dan kerjasama ekonomi bilateral antara Jepang dengan negara-negara ASEAN lainnya. Penelitian terdahulu yang relevan meliputi studi tentang strategi perdagangan Jepang dalam IJ-EPA, manfaat IJ-EPA bagi ekspor komoditi non-migas Indonesia ke Jepang, dan dampak EPA terhadap investasi asing di sektor manufaktur di negara lain. Studi-studi ini digunakan sebagai landasan teori untuk menganalisis dampak IJ-EPA terhadap industri manufaktur Indonesia.
1. Tinjauan Pustaka
Bagian tinjauan pustaka merujuk pada beberapa karya ilmiah yang relevan dengan topik penelitian, yaitu dampak Perjanjian Kemitraan Ekonomi (EPA) antara Indonesia dan Jepang terhadap industri manufaktur Indonesia. Dokumen menyebutkan beberapa referensi, termasuk karya Serope Kalpakjian (2006) tentang Manufacturing Engineering and Technology, Kamaruddin Ahmad (1996) tentang Dasar-dasar Manajemen Investasi, dan Trixsaningtiyas Gayatri (2008) yang menganalisis kepentingan ekonomi-politik Indonesia dan Jepang dalam Indonesia-Japan Economic Partnership Agreement (IJ-EPA). Selain itu, penelitian Intan Octavia Satiti (2009) mengenai strategi perdagangan Jepang dalam IJ-EPA dan penelitian Betha Landes (2011) tentang manfaat IJ-EPA bagi ekspor komoditi non-migas Indonesia ke Jepang juga dikutip. Referensi-referensi ini menunjukkan kerangka teoritis dan empiris yang digunakan dalam penelitian untuk mendukung analisis dampak IJ-EPA terhadap industri manufaktur Indonesia. Penulis mempertimbangkan berbagai sudut pandang mengenai EPA dan kerjasama ekonomi bilateral untuk memperkuat landasan teoritis penelitiannya.
2. Penelitian Terdahulu
Bagian penelitian terdahulu membahas studi-studi sebelumnya yang berkaitan dengan EPA, khususnya yang dilakukan oleh Intan Anandani Wandayu (2008) tentang Japan-Malaysia Economic Partnership Agreement (JM-EPA). Penelitian Wandayu dianalisis untuk memperoleh pemahaman mengenai strategi dan kepentingan negara dalam perjanjian EPA. Selain itu, penelitian Betha Landes (2011) tentang manfaat IJ-EPA bagi Indonesia, khususnya peningkatan investasi Jepang dan peningkatan daya saing, juga dijadikan sebagai referensi. Dengan mempertimbangkan studi terdahulu ini, penelitian saat ini berusaha untuk memberikan fokus yang lebih spesifik pada dampak IJ-EPA terhadap industri manufaktur di Indonesia. Perbandingan dengan penelitian lain, seperti studi mengenai EPA antara Jepang dan Malaysia, membantu dalam menempatkan penelitian ini dalam konteks yang lebih luas dan memberikan pemahaman yang lebih mendalam mengenai dinamika kerjasama ekonomi bilateral antara Jepang dan negara-negara ASEAN.
IV.Metode Penelitian
Metode penelitian yang digunakan adalah deskriptif, dengan pengumpulan data melalui studi pustaka (buku, artikel online, dan skripsi relevan) terkait IJ-EPA, investasi Jepang, dan industri manufaktur Indonesia. Periode penelitian difokuskan pada tahun 2008-2010, periode implementasi awal IJ-EPA.
1. Jenis Penelitian
Penelitian ini menggunakan metode deskriptif. Metode deskriptif dipilih karena sesuai dengan tujuan penelitian yang ingin menggambarkan dampak dari Perjanjian Kemitraan Ekonomi Indonesia-Jepang (IJ-EPA) terhadap industri manufaktur Indonesia. Metode ini cocok untuk menganalisis data sekunder yang diperoleh dari berbagai sumber pustaka. Penelitian deskriptif akan menjelaskan secara sistematis dan terperinci tentang dampak IJ-EPA pada berbagai aspek industri manufaktur, tanpa melakukan pengujian hipotesis secara statistik. Pilihan metode ini didasarkan pada keterbatasan data primer dan kesesuaiannya dengan tujuan penelitian yang bersifat eksploratif dan deskritif. Dengan menggunakan metode deskriptif, penelitian ini bertujuan untuk memberikan gambaran yang jelas dan komprehensif mengenai dampak IJ-EPA terhadap industri manufaktur Indonesia.
2. Pengumpulan Data
Metode pengumpulan data yang digunakan adalah studi pustaka. Penulis mengumpulkan data dari berbagai sumber, termasuk buku-buku, artikel internet, dan skripsi yang relevan dengan objek penelitian. Sumber data ini dipilih karena relevan dan menyediakan informasi yang dibutuhkan untuk menganalisis dampak IJ-EPA terhadap industri manufaktur Indonesia. Data dikumpulkan dari media elektronik dan media cetak untuk melengkapi kebutuhan penelitian. Penelitian ini terbatas pada data sekunder karena keterbatasan waktu dan sumber daya penelitian. Meskipun demikian, penggunaan berbagai sumber pustaka diharapkan dapat memberikan data yang cukup representatif untuk mendukung analisis dampak IJ-EPA terhadap industri manufaktur Indonesia. Studi pustaka ini dilakukan secara sistematis dan kritis untuk memastikan kualitas data yang diperoleh.
3. Batasan Penelitian
Penelitian ini memiliki batasan materi dan waktu. Batasan materi fokus pada dampak investasi Jepang terhadap industri manufaktur Indonesia dalam kerjasama IJ-EPA. Penelitian tidak membahas aspek lain dari IJ-EPA di luar investasi Jepang dan dampaknya pada industri manufaktur. Batasan waktu penelitian ditetapkan pada tahun 2008 hingga 2010, karena tahun 2008 merupakan awal pelaksanaan IJ-EPA setelah penandatanganan perjanjian. Pembatasan waktu ini dilakukan untuk memfokuskan penelitian pada dampak awal dari IJ-EPA. Dengan adanya batasan ini, penelitian dapat dijalankan secara efisien dan hasil penelitian akan lebih terfokus dan terukur. Batasan ini juga memudahkan dalam pengumpulan data dan analisis data yang relevan.
V.Manfaat IJ EPA bagi Perekonomian Indonesia
Penelitian menemukan dampak positif IJ-EPA pada industri manufaktur Indonesia, terutama melalui peningkatan investasi Jepang. Program seperti Manufacturing Industry Development Center (MIDEC) berperan dalam peningkatan kapasitas industri. Peningkatan investasi Jepang diiringi dengan akses pasar yang lebih mudah ke Jepang karena penurunan tarif bea cukai, yang meningkatkan ekspor produk manufaktur Indonesia. Beberapa sektor industri yang mendapat manfaat signifikan dari investasi Jepang meliputi otomotif, alat berat, dan elektronik.
1. Investasi Jepang dan Peningkatan Kapasitas Industri
Salah satu manfaat utama IJ-EPA bagi perekonomian Indonesia adalah peningkatan investasi dari Jepang, terutama di sektor manufaktur. Investasi ini diterapkan melalui program Manufacturing Industry Development Center (MIDEC), yang difokuskan untuk meningkatkan kapasitas industri di Indonesia. Peningkatan kapasitas ini mencakup berbagai aspek, mulai dari teknologi produksi hingga efisiensi penggunaan energi. Hal ini kemudian berdampak pada peningkatan kualitas dan daya saing produk manufaktur Indonesia di pasar internasional, termasuk pasar Jepang. Dengan kata lain, investasi Jepang tidak hanya meningkatkan jumlah produksi, tetapi juga meningkatkan kualitas dan standar produk sehingga mampu bersaing di pasar global. Ini menunjukkan dampak positif IJ-EPA yang melampaui sekedar peningkatan investasi asing langsung (FDI), melainkan juga mencakup transfer teknologi dan peningkatan kapasitas industri.
2. Akses Pasar dan Ekspor Produk Manufaktur
Manfaat lain yang signifikan dari IJ-EPA adalah akses pasar yang lebih mudah bagi produk-produk Indonesia di pasar Jepang. Penurunan hingga penghapusan tarif bea cukai mempermudah kegiatan ekspor, khususnya untuk produk-produk hasil industri manufaktur. Hal ini mendorong peningkatan aktivitas ekspor dan memberikan peluang bagi Indonesia untuk meningkatkan pendapatan negara. Peningkatan ekspor ini merupakan konsekuensi langsung dari peningkatan kapasitas industri dan peningkatan daya saing produk manufaktur Indonesia akibat investasi Jepang. Dengan akses pasar yang lebih mudah, perusahaan Indonesia dapat memperluas jangkauan pasar dan meningkatkan volume penjualan produknya. Ini menunjukkan sinergi antara peningkatan investasi dan perluasan akses pasar sebagai dampak positif IJ-EPA.
3. Sektor Industri yang Diuntungkan
Beberapa sektor industri di Indonesia mendapatkan keuntungan signifikan dari kerjasama IJ-EPA. Dokumen menyebutkan beberapa sektor yaitu industri otomotif, industri alat-alat berat dan konstruksi, serta industri elektrik dan elektronik. Investasi Jepang di sektor-sektor ini meningkatkan kapasitas produksi dan mendorong peningkatan kualitas produk. Hal ini menunjukkan bahwa dampak positif IJ-EPA tidak merata pada semua sektor industri, tetapi terkonsentrasi pada sektor-sektor tertentu yang memiliki potensi dan keunggulan komparatif. Fokus investasi Jepang pada sektor-sektor ini menunjukkan prioritas dan strategi pemanfaatan kesempatan yang disediakan oleh IJ-EPA. Penelitian lebih lanjut diperlukan untuk menganalisis secara mendalam dampak IJ-EPA pada sektor-sektor industri lainnya.
VI.Kesimpulan
Skripsi ini menyimpulkan bahwa IJ-EPA memberikan dampak positif terhadap industri manufaktur Indonesia. Peningkatan investasi Jepang dan perluasan akses pasar telah berkontribusi pada pertumbuhan ekonomi dan peningkatan daya saing industri manufaktur Indonesia di pasar global. Penelitian ini merekomendasikan kajian lebih lanjut mengenai dampak jangka panjang IJ-EPA dan strategi untuk memaksimalkan manfaatnya bagi Indonesia.
1. Dampak Positif IJ EPA terhadap Industri Manufaktur Indonesia
Kesimpulan utama dari penelitian ini adalah bahwa Indonesia-Japan Economic Partnership Agreement (IJ-EPA) memberikan dampak positif yang signifikan terhadap industri manufaktur Indonesia. Penelitian menunjukkan bahwa peningkatan investasi dari Jepang, khususnya melalui program Manufacturing Industry Development Center (MIDEC), telah berhasil meningkatkan kapasitas produksi dan daya saing industri manufaktur di Indonesia. Selain itu, IJ-EPA juga memberikan akses pasar yang lebih mudah ke Jepang, yang memungkinkan peningkatan ekspor produk-produk manufaktur Indonesia. Kesimpulan ini didasarkan pada analisis data sekunder yang diperoleh melalui studi pustaka dan menunjukkan hubungan positif antara IJ-EPA dengan perkembangan industri manufaktur Indonesia. Kesimpulan ini juga menegaskan kembali tujuan awal penelitian yaitu menganalisis dampak IJ-EPA terhadap perekonomian Indonesia, khususnya pada sektor manufaktur.
2. Rekomendasi Penelitian Lanjutan
Meskipun penelitian ini menemukan dampak positif IJ-EPA, penelitian lebih lanjut direkomendasikan untuk menganalisis dampak jangka panjang dari perjanjian ini. Kajian lebih mendalam diperlukan untuk mengevaluasi secara komprehensif semua aspek dampak IJ-EPA, termasuk dampak yang mungkin tidak terlihat secara langsung. Penelitian lebih lanjut juga diperlukan untuk mengevaluasi sektor-sektor industri lainnya yang mungkin juga terpengaruh oleh IJ-EPA, serta untuk mengembangkan strategi yang lebih efektif dalam memaksimalkan manfaat dari kerjasama ini. Rekomendasi ini menunjukkan bahwa penelitian ini hanya merupakan langkah awal dalam memahami dampak IJ-EPA, dan masih banyak aspek yang perlu dikaji lebih lanjut untuk mendapatkan pemahaman yang lebih lengkap dan komprehensif.