Pengaruh Audit Quality, Audit Tenure, Audit Report Lag, dan Profitabilitas terhadap Opini Audit Going Concern

Pengaruh Audit Quality, Audit Tenure, Audit Report Lag, dan Profitabilitas terhadap Opini Audit Going Concern

Informasi dokumen

Penulis

Hermin Grace

Sekolah

Universitas Sumatera Utara

Jurusan Akuntansi
Jenis dokumen Skripsi
Bahasa Indonesian
Format | PDF
Ukuran 4.95 MB
  • Audit Quality
  • Opini Going Concern
  • Perusahaan Manufaktur

Ringkasan

I.Tujuan Penelitian Metodologi

Penelitian ini bertujuan menguji pengaruh kualitas audit (diukur melalui spesialisasi industri auditor, audit tenure, dan audit report lag) dan profitabilitas (net profit margin ratio) terhadap opini audit going concern pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) periode 2010-2013. Studi ini menggunakan metode deskriptif kuantitatif dengan analisis regresi logistik. Sampel terdiri dari 20 perusahaan manufaktur yang dipilih menggunakan purposive sampling, dengan total 80 unit analisis (20 perusahaan x 4 tahun). Data sekunder berupa laporan keuangan dan laporan auditor independen dari situs www.idx.co.id digunakan dalam analisis.

1. Rumusan Masalah Tujuan Penelitian

Penelitian ini difokuskan pada pengujian pengaruh kualitas audit terhadap opini audit going concern. Kualitas audit diproksikan melalui beberapa variabel, yaitu spesialisasi industri auditor, audit tenure, audit report lag, dan profitabilitas yang diukur menggunakan net profit margin ratio. Populasi penelitian adalah perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada periode 2010-2013. Tujuan utama penelitian ini adalah untuk menguji secara empiris hubungan antara variabel-variabel tersebut dengan opini audit going concern. Dengan kata lain, penelitian ini ingin mengetahui seberapa besar pengaruh kualitas audit (yang diwakilkan oleh spesialisasi auditor, lamanya masa kerja auditor, keterlambatan laporan audit, dan profitabilitas perusahaan) terhadap pemberian opini going concern oleh auditor independen. Penelitian ini relevan karena memberikan pemahaman yang lebih baik tentang faktor-faktor yang dapat mempengaruhi keputusan auditor dalam memberikan opini audit going concern, yang merupakan informasi penting bagi investor dan pemangku kepentingan lainnya.

2. Metode Penelitian

Penelitian ini menggunakan pendekatan deskriptif kuantitatif dengan metode analisis regresi logistik. Penggunaan regresi logistik dipilih karena variabel dependen, yaitu opini audit going concern, bersifat dikotomis (ya/tidak). Sampel penelitian diambil sebanyak 20 perusahaan manufaktur dari BEI periode 2010-2013 melalui purposive sampling. Data yang digunakan adalah data sekunder yang diperoleh dari laporan keuangan dan laporan auditor independen yang dipublikasikan di situs www.idx.co.id. Data yang dikumpulkan mencakup data time series dan cross section, sehingga memberikan gambaran yang komprehensif mengenai kinerja keuangan dan kualitas audit perusahaan manufaktur selama periode penelitian. Dengan demikian, metodologi penelitian yang terukur dan terstruktur dipilih untuk memastikan hasil penelitian akurat dan dapat diandalkan dalam menguji hipotesis yang diajukan.

3. Populasi dan Sampel

Populasi penelitian mencakup seluruh perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada periode 2010-2013. Namun, karena keterbatasan, penelitian ini menggunakan sampel sebanyak 20 perusahaan manufaktur. Teknik pengambilan sampel yang digunakan adalah purposive sampling, yaitu pemilihan sampel berdasarkan kriteria tertentu yang relevan dengan tujuan penelitian. Kriteria tersebut tidak dijelaskan secara detail dalam abstrak, namun dapat diasumsikan berkaitan dengan ketersediaan data yang lengkap dan relevan untuk analisis regresi logistik. Penggunaan purposive sampling memungkinkan peneliti untuk fokus pada perusahaan yang paling informatif untuk menjawab pertanyaan penelitian. Jumlah sampel yang terbatas perlu diperhatikan dalam menginterpretasikan hasil penelitian dan generalisasi temuan. Dengan 20 perusahaan dan periode 4 tahun, dihasilkan 80 unit analisis.

II.Tinjauan Pustaka Hipotesis

Tinjauan pustaka membahas teori signalling dan kepatuhan terkait opini audit going concern. Penelitian terdahulu yang relevan dikaji, termasuk pengaruh audit tenure, audit report lag, dan profitabilitas terhadap opini audit. Hipotesis diajukan untuk menguji pengaruh kualitas audit, audit tenure, audit report lag, dan profitabilitas terhadap opini audit going concern.

1. Teori yang Mendukung

Tinjauan pustaka menyinggung teori signalling dan teori kepatuhan sebagai landasan teoritis. Teori signalling menjelaskan bagaimana laporan keuangan, termasuk opini audit, dapat memberikan sinyal informasi kepada pihak eksternal, seperti investor. Laporan keuangan yang menunjukkan profitabilitas tinggi memberikan sinyal positif tentang prospek perusahaan di masa depan, sehingga mengurangi kemungkinan opini audit going concern. Sementara itu, teori kepatuhan menekankan pentingnya ketepatan waktu dalam penyampaian laporan keuangan dan kualitas audit yang tinggi. Keterlambatan publikasi laporan keuangan (audit report lag) dapat mengindikasikan adanya masalah yang perlu diperhatikan. Kedua teori ini memberikan kerangka kerja untuk memahami bagaimana berbagai faktor mempengaruhi opini audit going concern. Peraturan Pemerintah No.64 Tahun 1999 yang menekankan kemudahan akses informasi keuangan juga relevan dengan konteks penelitian ini.

2. Penelitian Terdahulu

Penelitian terdahulu yang dikaji antara lain penelitian Knechel dan Vanstraelen (2007) mengenai pengaruh audit tenure dan audit quality terhadap opini going concern, serta penelitian Januarti dan Fitrianasari (2008) yang menguji berbagai rasio keuangan dan non-keuangan yang memengaruhi opini going concern. Penelitian Knechel dan Vanstraelen menemukan bukti yang lemah terkait hubungan antara masa kerja auditor (audit tenure) dan kualitas audit dalam memprediksi kebangkrutan. Sementara itu, Januarti dan Fitrianasari menemukan bahwa rasio likuiditas dan opini audit tahun sebelumnya serta audit lag berpengaruh signifikan terhadap opini going concern. Kajian penelitian terdahulu ini memberikan perspektif yang lebih luas mengenai variabel-variabel yang perlu dipertimbangkan dalam penelitian ini, sekaligus menunjukkan adanya kesenjangan penelitian yang perlu diisi.

3. Hipotesis Penelitian

Berdasarkan tinjauan pustaka dan penelitian terdahulu, penelitian ini merumuskan beberapa hipotesis. Hipotesis tersebut menguji pengaruh kualitas audit (audit quality), yang diukur dengan auditor industry specialization, terhadap opini audit going concern. Selanjutnya, diuji pula pengaruh audit tenure dan audit report lag terhadap opini yang sama. Terakhir, penelitian ini juga menguji pengaruh profitabilitas (diukur dengan net profit margin ratio) terhadap opini audit going concern. Hipotesis-hipotesis ini dirumuskan berdasarkan asumsi bahwa spesialisasi industri auditor, audit tenure yang wajar, audit report lag yang tidak terlalu panjang dan profitabilitas yang tinggi berpotensi memengaruhi kualitas audit dan pada akhirnya meminimalisir risiko penerbitan opini audit going concern. Pembahasan lebih lanjut tentang argumentasi setiap hipotesis akan dijelaskan pada bagian selanjutnya. Penelitian ini bertujuan untuk menguji secara empiris hipotesis-hipotesis tersebut.

III.Variabel Penelitian

Variabel dependen adalah opini audit going concern (diukur dengan variabel dummy: 1 untuk Going Concern Audit Opinion (GCAO), 0 untuk Non Going Concern Audit Opinion (NGCAO)). Variabel independen meliputi: kualitas audit (diproksikan dengan spesialisasi industri auditor), audit tenure, audit report lag, dan profitabilitas (Net Profit Margin Ratio - NPMR).

1. Variabel Dependen

Variabel dependen dalam penelitian ini adalah opini audit going concern. Variabel ini merupakan fokus utama penelitian dan diukur menggunakan variabel dummy. Nilai 1 diberikan jika perusahaan menerima Going Concern Audit Opinion (GCAO), dan nilai 0 diberikan jika perusahaan menerima Non Going Concern Audit Opinion (NGCAO). Penggunaan variabel dummy ini memudahkan analisis regresi logistik untuk menguji hubungan antara opini audit going concern dengan variabel independen yang lain. Opini audit going concern sendiri merepresentasikan penilaian auditor terhadap kemampuan perusahaan untuk melanjutkan kegiatan usahanya dalam jangka waktu yang pantas, tidak lebih dari satu tahun sejak tanggal laporan keuangan yang diaudit (SPAP, 2001).

2. Variabel Independen

Penelitian ini menggunakan empat variabel independen untuk menjelaskan opini audit going concern. Pertama, kualitas audit (audit quality) diproksikan dengan spesialisasi industri auditor. Semakin tinggi spesialisasi auditor di industri tertentu, diasumsikan kualitas audit akan semakin tinggi. Kedua, audit tenure diukur dengan jumlah tahun auditor yang sama melakukan audit pada klien. Ketiga, audit report lag diukur sebagai selisih waktu antara tanggal tutup buku perusahaan dengan tanggal penerbitan laporan audit. Keempat, profitabilitas diukur menggunakan Net Profit Margin Ratio (NPMR), yaitu rasio yang menunjukkan kemampuan perusahaan menghasilkan laba bersih relatif terhadap penjualan. Variabel-variabel independen ini dipilih karena dianggap memiliki pengaruh yang signifikan terhadap opini audit going concern, berdasarkan landasan teori dan temuan penelitian sebelumnya. Pengukuran yang tepat untuk masing-masing variabel independen ini penting untuk memastikan akurasi hasil analisis.

3. Pengukuran Variabel

Pengukuran variabel-variabel tersebut dilakukan berdasarkan data sekunder dari laporan keuangan dan laporan auditor independen. Untuk audit tenure, perhitungan difokuskan pada perikatan klien dengan KAP lokal afiliasinya, dimulai dari awal jika ada perubahan afiliasi, sesuai dengan PMK Nomor 17 Tahun 2008 pasal 3 tentang Pembatasan Masa Pemberian Jasa. NPMR dihitung dengan membagi laba bersih sebelum pajak dengan penjualan bersih. Penggunaan data sekunder dari sumber terpercaya, yaitu website Bursa Efek Indonesia (www.idx.co.id), memastikan kualitas data yang digunakan dalam penelitian. Konsistensi dan akurasi dalam pengukuran setiap variabel sangat penting untuk menghindari bias dalam interpretasi hasil analisis regresi logistik.

IV.Hasil Penelitian Pembahasan

Analisis regresi logistik menunjukkan bahwa kualitas audit (spesialisasi industri auditor) berpengaruh signifikan dan positif terhadap opini audit going concern. Sebaliknya, profitabilitas tidak berpengaruh signifikan. Hasil ini diinterpretasikan berdasarkan temuan penelitian sebelumnya dan konteks perusahaan manufaktur di Indonesia. Nilai Cox & Snell R Square dan Nagelkerke R Square digunakan untuk mengukur koefisien determinasi model regresi logistik.

1. Deskripsi Data

Analisis deskriptif menunjukkan bahwa dari 80 unit analisis (20 perusahaan x 4 tahun), terdapat 35,2 perusahaan yang menerima opini going concern (GCAO) dan 44,8 perusahaan yang menerima opini non going concern (NGCAO). Nilai rata-rata penerimaan opini going concern sebesar 0,44, menunjukkan bahwa proporsi perusahaan yang menerima opini going concern relatif lebih sedikit dibandingkan yang tidak. Data diolah menggunakan software SPSS 20.0, dengan regresi logistik digunakan untuk menguji hubungan antara variabel-variabel yang diteliti. Deskripsi ini memberikan gambaran awal mengenai distribusi opini audit going concern dalam sampel yang diteliti. Data untuk variabel independen juga diproses, contohnya variabel auditor industry specialization dikodekan '1' untuk auditor spesialis industri dan '0' untuk auditor non-spesialis industri, dan semuanya memiliki nilai valid.

2. Analisis Regresi Logistik

Pengujian hipotesis dilakukan menggunakan model regresi logistik dengan metode enter. Tingkat signifikansi yang digunakan adalah α = 5% (0,05). Hasil regresi menunjukkan koefisien dan probabilitas untuk setiap variabel independen terhadap variabel dependen (opini going concern). Jika tingkat signifikansi < 0,05, maka hipotesis diterima, dan sebaliknya. Variabel independen yang diuji meliputi spesialisasi industri auditor (SPEC), audit tenure (TENYRS), audit report lag (ALAG), dan profitabilitas (NPMR). Metode regresi logistik ini dipilih karena variabel dependen bersifat dikotomis, sehingga memungkinkan untuk menganalisis probabilitas perusahaan menerima opini going concern berdasarkan variabel-variabel independen yang diuji.

3. Pembahasan Hasil Pengaruh Audit Quality dan Profitabilitas

Hasil analisis menunjukkan bahwa spesialisasi industri auditor (yang memproksi audit quality) memiliki koefisien positif sebesar 1,617 dengan probabilitas 0,002 (signifikan). Ini mengindikasikan hubungan positif dan signifikan antara spesialisasi industri auditor dengan opini going concern. Semakin spesialis auditor, kualitas audit semakin baik, sehingga mengurangi kemungkinan munculnya opini going concern. Sebaliknya, profitabilitas (NPMR) memiliki koefisien negatif sebesar 0,002 dengan probabilitas 0,484 (tidak signifikan). Hasil ini menunjukkan bahwa profitabilitas tidak berpengaruh signifikan terhadap opini going concern, yang berbeda dengan beberapa penelitian terdahulu, meskipun teori signaling menunjukkan profitabilitas tinggi berpotensi mengurangi risiko opini going concern. Penggunaan Cox & Snell R Square dan Nagelkerke R Square membantu dalam mengukur seberapa baik model menjelaskan variasi dalam variabel dependen.

V.Kesimpulan

Penelitian ini menyimpulkan bahwa spesialisasi industri auditor berpengaruh positif terhadap kualitas audit dan kemungkinan penerbitan opini audit going concern. Profitabilitas, dalam hal ini Net Profit Margin Ratio, tidak terbukti berpengaruh signifikan. Penelitian ini memberikan kontribusi pada pemahaman faktor-faktor yang mempengaruhi opini audit going concern di Indonesia, khususnya pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI.

1. Pengaruh Spesialisasi Industri Auditor terhadap Opini Going Concern

Hasil penelitian menunjukkan bahwa spesialisasi industri auditor berpengaruh signifikan dan positif terhadap opini audit going concern. Hal ini ditunjukkan oleh koefisien positif dan probabilitas di bawah tingkat signifikansi 0,05 (5%). Temuan ini mendukung hipotesis yang diajukan dan sejalan dengan beberapa penelitian sebelumnya yang menunjukkan bahwa auditor yang memiliki spesialisasi di industri tertentu cenderung memberikan kualitas audit yang lebih tinggi, sehingga mampu mendeteksi lebih baik potensi masalah going concern pada perusahaan yang diaudit. Pengetahuan dan pengalaman yang lebih mendalam tentang karakteristik industri klien meningkatkan kemampuan auditor dalam melakukan penilaian dan memberikan opini yang lebih akurat terkait kelangsungan hidup perusahaan.

2. Pengaruh Profitabilitas terhadap Opini Going Concern

Berbeda dengan spesialisasi industri auditor, variabel profitabilitas (diukur menggunakan Net Profit Margin Ratio atau NPMR) tidak menunjukkan pengaruh yang signifikan terhadap opini audit going concern. Hal ini ditunjukkan oleh probabilitas yang lebih besar dari 0,05 (5%). Hasil ini sejalan dengan beberapa penelitian, namun bertentangan dengan penelitian lainnya dan teori signaling yang menunjukkan bahwa profitabilitas tinggi seharusnya mengurangi kemungkinan opini going concern. Meskipun profitabilitas tinggi secara intuitif menunjukkan prospek perusahaan yang baik, penelitian ini menunjukkan bahwa faktor lain, seperti kualitas audit yang diwakili oleh spesialisasi industri auditor, lebih berpengaruh dalam menentukan opini audit going concern.

3. Kesimpulan Umum

Secara keseluruhan, penelitian ini memberikan bukti empiris bahwa spesialisasi industri auditor memiliki pengaruh signifikan terhadap opini audit going concern pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2010-2013. Sementara itu, profitabilitas, diukur dengan NPMR, tidak menunjukkan pengaruh yang signifikan. Penelitian ini menekankan pentingnya kualitas audit, yang diwakilkan oleh spesialisasi industri auditor, dalam proses pemberian opini going concern. Temuan ini bermanfaat bagi regulator, investor, dan pihak-pihak terkait lainnya dalam memahami faktor-faktor yang mempengaruhi opini audit going concern dan mengambil keputusan yang tepat berdasarkan informasi tersebut. Penelitian selanjutnya dapat mempertimbangkan variabel lain atau memperluas sampel untuk menguji generalisasi temuan ini.