Misi Perdamaian TNI di Lebanon: Upaya Memperbaiki Citra dan Promosi Budaya

Misi Perdamaian TNI di Lebanon: Upaya Memperbaiki Citra dan Promosi Budaya

Informasi dokumen

Penulis

Mufti Makaarim A

instructor/editor Amdy Hamdani
Jenis dokumen Skripsi
city_where_the_document_was_published Jakarta
Bahasa Indonesian
Format | PDF
Ukuran 313.01 KB
  • Pengiriman Pasukan Perdamaian
  • Citra TNI
  • Budaya Indonesia

Ringkasan

I.Latar Belakang Diplomasi Budaya TNI di Lebanon

Skripsi ini meneliti penggunaan diplomasi budaya oleh Tentara Nasional Indonesia (TNI), khususnya Kontingen Garuda (KONGA) XXIII-G/UNIFIL (termasuk INDOBATT), dalam misi penjaga perdamaian di Lebanon tahun 2012-2013. Tujuannya adalah memperbaiki citra TNI yang sempat menurun pasca reformasi, dengan menampilkan wajah baru TNI yang ramah dan bersahabat melalui pementasan budaya, bukan hanya sebagai pasukan perang. Penelitian ini mengkaji bagaimana pementasan budaya dan kegiatan sosial (CIMIC) berkontribusi pada perbaikan citra TNI di mata masyarakat Lebanon dan dunia internasional, sekaligus menganalisis konsep Soldier Diplomacy dalam konteks ini.

1. Konteks Pengiriman Pasukan TNI ke Lebanon

Bagian ini menjelaskan latar belakang pengiriman pasukan Indonesia ke Lebanon dalam misi penjaga perdamaian UNIFIL. Disebutkan bahwa daerah tersebut masih rawan konflik pasca perang antara Israel dan Hizbullah, sehingga dibutuhkan pasukan perdamaian untuk menjaga stabilitas. Kontingen Garuda (KONGA) XXIII-G/UNIFIL, yang meliputi Indonesia Battalion (INDOBATT), dikirim berdasarkan surat perintah Panglima TNI nomor Spin/2556/XI/2012 tanggal 27 November 2012. Tugas utama pasukan ini adalah melaksanakan resolusi United Nations Security Council (UNSCR) 1701 tahun 2006, memberikan dukungan penuh kepada pemerintah Lebanon, dan membantu Lebanon Armed Force (LAF) dalam menjaga keamanan di daerah operasi, memastikan daerah tersebut tidak digunakan untuk permusuhan. Selain itu, pasukan juga bertugas melaksanakan operasi pemeliharaan perdamaian di bawah komando PBB, memastikan daerah operasi bebas dari senjata ilegal dan aktivitas bermusuhan, memberikan bantuan kemanusiaan, dan melindungi kegiatan masyarakat setempat.

2. Perubahan Citra TNI melalui Pementasan Budaya

Bagian ini menekankan perubahan strategi TNI dalam misi perdamaian. Bukan hanya fokus pada tugas menjaga perdamaian secara militer, pengiriman pasukan ke Lebanon juga bertujuan untuk memperbaiki citra TNI di dunia internasional. TNI berupaya mengubah persepsi publik tentang citra militer yang selama ini identik dengan kekerasan dan keterlibatan dalam politik dalam negeri pada masa orde baru. Pementasan budaya menjadi alat utama dalam diplomasi publik ini. Pasukan KONGA ingin menunjukkan bahwa tentara Indonesia ramah, bersahabat, dan dekat dengan masyarakat, berbeda dengan citra keras dan kaku yang melekat sebelumnya. Kegiatan pementasan budaya dilakukan untuk mendapatkan citra positif, tidak hanya di mata masyarakat Lebanon, tetapi juga kontingen pasukan dari negara lain yang turut bertugas di Lebanon. Hal ini diyakini dapat meningkatkan citra positif TNI di dunia internasional dan memperbaiki citra negatif yang tertinggal pasca reformasi.

3. Diplomasi Budaya sebagai Strategi Pembentukan Citra Positif

Bagian ini menjelaskan lebih lanjut tentang penggunaan diplomasi budaya sebagai strategi untuk memperbaiki citra TNI. Kegiatan CIMIC (Civil Military Cooperation) dianggap penting untuk meningkatkan citra positif meskipun bukan misi utama. Berbagai cara diplomasi budaya seperti pentas seni, pariwisata, dan pertukaran pelajar dibahas sebagai upaya untuk mencapai tujuan diplomasi. Penelitian ini melihat pengiriman pasukan KONGA INDOBATT XXIII-G/UNIFIL ke Lebanon sebagai bentuk diplomasi budaya yang bertujuan memperbaiki citra militer Indonesia yang sempat menurun. Citra positif yang diharapkan meliputi rasa hormat dan pengurangan persepsi TNI sebagai institusi yang keras dan kaku. Kegiatan pementasan budaya diharapkan dapat membangun komunikasi yang baik dengan masyarakat Lebanon dan kontingen pasukan dari negara lain, sehingga meningkatkan citra positif TNI di dunia internasional. Penulis juga menyinggung penelitian terdahulu tentang upaya perbaikan citra militer di negara lain seperti Nigeria dan Amerika Serikat sebagai pembanding.

II.Rumusan Masalah dan Tujuan Penelitian

Penelitian ini menanyakan bagaimana diplomasi budaya yang dilakukan oleh TNI melalui KONGA XXIII-G/UNIFIL di Lebanon berdampak pada perbaikan citra TNI di mata internasional. Tujuannya adalah mendeskripsikan peran pementasan budaya dalam strategi Soldier Diplomacy TNI dan menganalisis dampaknya terhadap citra positif TNI di Lebanon dan dunia internasional.

1. Rumusan Masalah

Bagian rumusan masalah penelitian ini berfokus pada dampak diplomasi budaya yang dilakukan TNI melalui kontingen Garuda (KONGA) XXIII-G/UNIFIL, khususnya Indonesia Battalion (INDOBATT), terhadap perbaikan citra TNI di mata internasional. Penelitian ini ingin mengungkap bagaimana pementasan budaya dan kegiatan-kegiatan sosial yang dilakukan oleh pasukan Indonesia di Lebanon mempengaruhi persepsi publik tentang TNI. Pertanyaan utama yang ingin dijawab adalah seberapa efektifkah strategi diplomasi budaya ini dalam mengubah citra TNI dari institusi yang kaku dan identik dengan kekerasan menjadi institusi yang ramah, santun dan bersahabat di mata masyarakat Lebanon dan dunia internasional. Rumusan masalah ini secara implisit juga ingin mengetahui sejauh mana kegiatan pementasan budaya tersebut berkontribusi pada peningkatan citra positif Indonesia di kancah internasional melalui misi penjaga perdamaian di Lebanon.

2. Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan dan menganalisis peran pementasan budaya dalam strategi Soldier Diplomacy yang diterapkan TNI di Lebanon. Penelitian ini bertujuan untuk menjelaskan bagaimana kegiatan pementasan budaya dan kegiatan-kegiatan sosial lainnya yang dilakukan oleh pasukan Indonesia di Lebanon, dalam rangka misi penjaga perdamaian, mempengaruhi persepsi masyarakat Lebanon dan komunitas internasional terhadap TNI. Lebih spesifik lagi, penelitian ini bertujuan untuk mengkaji dampak dari upaya-upaya tersebut terhadap perubahan citra TNI, khususnya dalam konteks upaya perbaikan citra yang dilakukan pasca reformasi. Secara umum, tujuan penelitian ini adalah untuk memahami sejauh mana diplomasi budaya berhasil dalam membentuk citra positif TNI di mata dunia internasional melalui kasus penugasan pasukan perdamaian di Lebanon.

III.Tinjauan Pustaka Diplomasi Publik dan Soldier Diplomacy

Bagian ini menelaah berbagai literatur terkait diplomasi budaya, diplomasi publik, dan Soldier Diplomacy. Studi kasus dari negara lain (Nigeria, Amerika Serikat) digunakan sebagai perbandingan. Penelitian sebelumnya tentang peran pasukan perdamaian dalam mencapai kepentingan nasional dan tantangan dalam membangun citra positif militer juga dibahas. Konsep soft diplomacy sebagai pendekatan alternatif untuk memperbaiki citra TNI dibahas secara mendalam.

1. Diplomasi Budaya Definisi dan Konsep

Tinjauan pustaka ini mendefinisikan diplomasi budaya sebagai pendekatan diplomasi yang memanfaatkan aspek-aspek kebudayaan sebagai sarana untuk mencapai tujuan, khususnya dalam memelihara dan meningkatkan citra di mata internasional. Diplomasi budaya dapat dilakukan melalui berbagai cara, salah satunya melalui publik untuk mempengaruhi pandangan dan persepsi masyarakat dengan penyebaran informasi dan komunikasi yang baik. Diplomasi publik menjadi alternatif jika diplomasi langsung gagal. Definisi diplomasi budaya menurut Milto Cummings Jr. dijelaskan sebagai pertukaran ide, informasi, seni, dan aspek-aspek budaya antar bangsa untuk mendorong saling pengertian. Konsep soft diplomacy juga dibahas, dianggap lebih efektif dalam menciptakan image dan persepsi positif dibandingkan cara-cara lain, dan diplomasi budaya termasuk di dalamnya. Soft diplomacy dijelaskan oleh Susanto Pudjomartono sebagai pertukaran gagasan, informasi, seni, dan aspek-aspek budaya, sementara Jan Mellisen mendefinisikan diplomasi publik sebagai usaha mempengaruhi orang atau organisasi lain dengan cara positif untuk mengubah pandangan mereka.

2. Soldier Diplomacy Pergeseran Peran Militer

Tinjauan pustaka ini juga membahas konsep Soldier Diplomacy, yaitu pergeseran fungsi militer dari sekedar institusi perang menjadi aktor yang melakukan tindakan persuasif untuk menyelesaikan konflik dan menjaga perdamaian. Contohnya, militer Amerika di Irak yang bertindak sebagai monitor, pendidik, dan fasilitator dalam penyelesaian konflik antar masyarakat. Konsep ini dikaitkan dengan perubahan model perang sejak tahun 1957 yang mengakibatkan penurunan citra prajurit dan kebutuhan akan image yang baik tanpa kekerasan. Profesionalitas tentara digambarkan bergeser dari 'war managers' menjadi 'soldier diplomats', menunjukkan upaya persuasif dan pendekatan santun dalam menjaga perdamaian jangka panjang. Penulis merujuk jurnal “From War Managers to Soldier Diplomats” oleh Tony Corn yang membahas ketidakrelevanan teori hubungan internasional pasca 9/11 dalam pengambilan keputusan luar negeri Amerika, dan bagaimana masyarakat sipil bertindak sebagai kontrol sosial dan hukum.

3. Studi Kasus Perbaikan Citra Militer di Negara Lain

Tinjauan pustaka ini menyertakan studi kasus dari negara lain untuk membandingkan upaya perbaikan citra militer. Studi kasus Nigeria membahas bagaimana militer Nigeria berupaya memperbaiki citra yang buruk di mata masyarakatnya pasca periode pengaruh militer yang kuat (1960-1966), dengan memproyeksikan peran tentara yang lebih demokratis. Studi kasus Amerika Serikat menunjukan upaya militer AS dalam mengubah citra negatif di masyarakat, dari mesin perang menjadi institusi yang ramah terhadap rakyat sipil. Penulis juga menyinggung kritik terhadap pengiriman pasukan NATO di beberapa negara, di mana LSM dan pemerintah lokal menyarankan agar fokus kegiatan lebih diarahkan pada bantuan kemanusiaan dan sosial daripada perang, untuk menghindari peningkatan kebencian terhadap militer asing. Penulis juga mereferensikan jurnal “Nigeria’s Armed Forces and Foreign Policy Challenges” dan skripsi Aryan Lalu tentang peran diplomasi Indonesia dalam penyelesaian konflik Israel-Hizbullah di Lebanon.

IV.Metodologi Penelitian

Penelitian ini menggunakan metode deskriptif kualitatif, dengan rentang waktu penelitian dari Desember 2012 hingga Desember 2013, berfokus pada kegiatan KONGA XXIII-G/UNIFIL di Lebanon. Data dikumpulkan dari buku catatan penugasan, majalah, dan jurnal terkait diplomasi budaya dan pasukan perdamaian.

1. Jenis Penelitian

Penelitian ini menggunakan pendekatan deskriptif. Metode deskriptif dipilih karena bertujuan untuk memaparkan gambaran terperinci tentang suatu situasi khusus, setting sosial, dan hubungan sosial terkait penggunaan diplomasi budaya oleh TNI dalam misi perdamaian di Lebanon. Penelitian deskriptif ini akan menggambarkan secara jelas sifat-sifat, keadaan, gejala, atau kelompok tertentu yang berkaitan dengan penggunaan pementasan budaya sebagai alat diplomasi publik. Penelitian ini bertujuan untuk menjelaskan bagaimana kegiatan-kegiatan tersebut berlangsung dan apa dampaknya terhadap citra TNI di mata masyarakat internasional dan lokal. Penelitian deskriptif ini tidak mencari hubungan sebab akibat, melainkan fokus pada pemaparan detail tentang fenomena yang diteliti.

2. Rentang Waktu dan Sumber Data

Penelitian ini dilakukan dengan rentang waktu 10 Desember 2012 sampai 9 Desember 2013, bertepatan dengan masa penugasan kontingen TNI di Lebanon. Penelitian ini menggunakan pendekatan budaya, fokus pada pementasan budaya yang dilakukan oleh kontingen TNI selama penugasan. Data dikumpulkan melalui berbagai sumber, terutama buku catatan tentang penugasan selama satu tahun di Lebanon. Selain itu, peneliti juga menggunakan majalah dan jurnal yang membahas masalah diplomasi budaya dan misi perdamaian PBB. Data dari sumber-sumber tersebut kemudian dianalisis secara deskriptif kualitatif untuk menggambarkan bagaimana pementasan budaya berkontribusi pada perbaikan citra TNI di Lebanon dan dunia internasional. Dengan demikian, penelitian ini menggabungkan data primer dan data sekunder untuk mendukung analisisnya.

3. Ruang Lingkup Materi

Ruang lingkup materi penelitian ini difokuskan pada analisis pengiriman pasukan Indonesia ke Lebanon tahun 2012. Penelitian tidak hanya melihat tugas utama pasukan sebagai pasukan perdamaian PBB, tetapi juga meneliti pemanfaatan pengiriman pasukan ini sebagai alat promosi untuk mendapatkan citra positif TNI di dunia internasional dan di mata masyarakat Lebanon. Analisis akan mencakup kegiatan pementasan budaya dan kegiatan lain yang melibatkan masyarakat Lebanon dan kontingen pasukan dari negara lain. Tujuannya adalah untuk mengkaji bagaimana citra positif yang didapatkan melalui pementasan budaya berkontribusi pada peningkatan citra TNI di Lebanon dan dunia internasional. Penelitian ini membatasi diri pada tahun 2012 karena belum banyak yang mengkaji kepentingan lain di balik pengiriman pasukan KONGA XXIII-G/UNIFIL selain misi perdamaian.

V.Hasil Penelitian dan Pembahasan Dampak Pementasan Budaya terhadap Citra TNI

Bagian ini akan menganalisis dampak kegiatan pementasan budaya dan kegiatan sosial yang dilakukan oleh INDOBATT di Lebanon terhadap citra TNI. Fokusnya adalah bagaimana kegiatan-kegiatan tersebut berkontribusi pada perbaikan citra TNI sebagai pasukan yang ramah, santun, dan bersahabat, bukan hanya sebagai pasukan perang. Analisis akan mencakup persepsi masyarakat Lebanon dan kontingen negara lain terhadap TNI.

1. Kegiatan Pementasan Budaya dan Kegiatan Sosial

Bagian ini akan membahas secara rinci kegiatan pementasan budaya dan kegiatan sosial (seperti CIMIC) yang dilakukan oleh pasukan TNI, khususnya INDOBATT, di Lebanon. Deskripsi akan mencakup jenis-jenis pementasan budaya yang ditampilkan, frekuensi penampilan, lokasi pementasan, serta keterlibatan masyarakat Lebanon dan kontingen pasukan dari negara lain. Analisis akan menjelaskan bagaimana kegiatan-kegiatan ini dirancang dan diimplementasikan untuk membangun citra positif TNI sebagai pasukan yang ramah dan bersahabat. Detail tentang program-program seperti Children Spring Festival, jika ada, akan dijelaskan untuk menunjukan bagaimana upaya tersebut menciptakan citra positif Indonesia di benak masyarakat Lebanon, khususnya anak-anak.

2. Persepsi Masyarakat Lebanon dan Kontingen Asing

Bagian ini akan menganalisis persepsi masyarakat Lebanon dan kontingen pasukan dari negara lain terhadap TNI setelah pelaksanaan pementasan budaya dan kegiatan sosial. Analisis akan menggunakan data kualitatif untuk menggambarkan opini dan tanggapan mereka. Data ini akan digunakan untuk menilai keberhasilan upaya diplomasi budaya TNI dalam mengubah citra dari yang sebelumnya keras dan kaku menjadi lebih ramah dan diterima oleh masyarakat. Persepsi positif yang muncul diharapkan dapat berkontribusi pada peningkatan citra Indonesia di dunia internasional, mengingat kegiatan tersebut disaksikan tidak hanya oleh masyarakat Lebanon namun juga kontingen dari negara lain. Kesimpulan tentang efektivitas pementasan budaya dalam mencapai tujuan perbaikan citra akan dibahas di sini.

3. Dampak Positif terhadap Citra TNI

Bagian ini akan merangkum keuntungan yang diperoleh TNI berkat citra positif yang dibangun melalui pementasan budaya dan kegiatan sosial di Lebanon. Analisis akan menyoroti bagaimana upaya ini berkontribusi pada peningkatan rasa hormat dan pengakuan internasional terhadap TNI. Keberhasilan dalam mengubah persepsi negatif terkait kekerasan dan keterlibatan TNI dalam politik masa lalu akan dibahas. Penelitian ini akan mengkaji dampak positifnya terhadap kerja sama internasional di bidang perdamaian dan bagaimana hal ini juga dapat berkontribusi pada penguatan citra Indonesia di dunia internasional. Kesimpulan keseluruhan mengenai dampak pementasan budaya terhadap citra TNI akan disajikan dalam bagian ini, menghubungkan temuan dengan tujuan awal penelitian dan kerangka teoritis yang telah dibahas.