Evaluasi Fungsi Hidraulika Irigasi di Desa Tanjung Beringin

Evaluasi Fungsi Hidraulika Irigasi di Desa Tanjung Beringin

Informasi dokumen

Penulis

Adi Pranata Sinulingga

instructor Ir. Makmur Ginting, MSc
Sekolah

Universitas Sumatera Utara

Jurusan Teknik Sipil
Tempat Medan
Jenis dokumen Skripsi
Bahasa Indonesian
Format | PDF
Ukuran 4.60 MB
  • Irigasi
  • Kehilangan Air
  • Efisiensi Hidraulika

Ringkasan

I.Latar Belakang dan Tujuan Penelitian

Penelitian ini mengevaluasi fungsi hidraulik bangunan utama, termasuk bangunan bagi dan box tersier irigasi di Desa Tanjung Beringin, Kecamatan Munte, Kabupaten Karo, Sumatera Utara. Fokus utama adalah menganalisis kehilangan air irigasi pada saluran tersier sistem irigasi Tanjung Beringin, yang memiliki luas areal 80 Ha dan melayani 727 jiwa (220 KK) di desa tersebut, serta berkontribusi pada perekonomian lokal. Penelitian ini penting untuk meningkatkan efisiensi irigasi dan mendukung swasembada pangan nasional.

1. Permasalahan Irigasi di Indonesia dan Fokus Penelitian

Sistem irigasi di Indonesia sangat penting untuk mendukung perkembangan pertanian dan mencapai swasembada pangan. Namun, seringkali terjadi kehilangan air yang signifikan, terutama pada saluran tersier. Penelitian ini berfokus pada sistem irigasi di Desa Tanjung Beringin, Kecamatan Munte, Kabupaten Karo, Sumatera Utara, yang memiliki luas areal 80 Ha. Kehilangan air terbesar terjadi pada saluran tersier sistem irigasi ini, sehingga evaluasi terhadap kehilangan air pada saluran tersebut menjadi sangat krusial. Drainase, yang tak terpisahkan dari irigasi, juga menjadi pertimbangan penting dalam penelitian ini. Keberadaan sistem irigasi Tanjung Beringin sangat vital bagi perekonomian penduduk desa (727 jiwa, 220 KK) yang mayoritas bergantung pada pertanian sawah. Oleh karena itu, penelitian ini bertujuan untuk mencari solusi teknis guna meningkatkan pengelolaan air dan pengembangan ekonomi masyarakat.

2. Tujuan Penelitian Evaluasi Fungsi Hidraulik dan Peningkatan Efisiensi

Tujuan utama penelitian ini adalah mengevaluasi fungsi hidraulik bangunan utama irigasi, termasuk bangunan bagi dan box tersier di Desa Tanjung Beringin. Evaluasi ini bertujuan untuk mengidentifikasi penyebab utama kehilangan air pada saluran tersier dan mencari solusi untuk meningkatkan efisiensi sistem irigasi. Penelitian ini diharapkan dapat memberikan rekomendasi teknis untuk perbaikan dan perawatan sistem irigasi agar lebih andal dan berkelanjutan, sehingga dapat memberikan manfaat yang optimal bagi masyarakat Desa Tanjung Beringin. Dengan peningkatan efisiensi irigasi, diharapkan perekonomian penduduk desa yang bergantung pada sektor pertanian dapat meningkat. Penelitian ini juga diharapkan dapat berkontribusi pada upaya pemerintah dalam mencapai swasembada pangan nasional melalui optimalisasi penggunaan sumber daya air untuk irigasi.

II.Metodologi Penelitian

Penelitian ini menggunakan metode pengumpulan data primer (tinggi muka air, luas tampang basah saluran, kecepatan aliran) dan data sekunder (data curah hujan, penguapan, kelembaban udara, kecepatan angin, suhu udara, peta topografi dari instansi terkait di Kabupaten Karo). Metode Penman Modifikasi digunakan untuk menganalisis evapotranspirasi. Data curah hujan efektif (0,70*R80) dari Dinas Pertanian Kabupaten Karo juga digunakan dalam analisis hidrologi.

1. Pengumpulan Data Primer dan Sekunder

Metodologi penelitian ini melibatkan pengumpulan data primer dan sekunder. Data primer yang dikumpulkan meliputi pengukuran tinggi muka air, luas tampang basah saluran irigasi, dan kecepatan aliran air. Selain itu, dokumentasi visual di lokasi penelitian juga dilakukan sebagai bagian dari data primer. Data sekunder diperoleh dari berbagai instansi terkait, termasuk Dinas PU Tanah Karo, Dinas Pertanian Tanah Karo, dan kantor BAPPEDA Tanah Karo. Data sekunder ini mencakup data penguapan, curah hujan (selama 10 tahun), kelembapan udara, kecepatan angin, suhu udara, dan peta topografi Kabupaten Karo. Studi pustaka juga dilakukan dengan mengkaji textbook dan jurnal-jurnal terkait bangunan irigasi untuk mendukung analisis data yang diperoleh.

2. Analisis Data dan Metode yang Digunakan

Setelah data primer dan sekunder dikumpulkan, analisis data dilakukan untuk mengevaluasi fungsi hidraulik bangunan irigasi. Metode Penman Modifikasi digunakan untuk menganalisis evapotranspirasi, sedangkan data curah hujan efektif (0,70*R80) dari Dinas Pertanian Kabupaten Karo digunakan dalam analisis hidrologi. Untuk menghitung kebutuhan air irigasi selama penyiapan lahan, metode yang dikembangkan oleh Van de Goor dan Zijlstra (1968) digunakan. Analisis ini mempertimbangkan kedalaman dan porositas tanah di lahan sawah. Selain itu, studi pustaka yang telah dilakukan sebelumnya digunakan untuk memperkaya dan mendukung analisis data dalam rangka mencapai tujuan penelitian yaitu mengevaluasi fungsi hidraulik bangunan utama, bangunan bagi, dan box tersier irigasi di Desa Tanjung Beringin.

III.Kondisi Eksisting Bangunan Irigasi Tanjung Beringin

Bendungan utama di Desa Tanjung Beringin merupakan bendungan tetap dengan tipe ambang tetap lurus, kondisinya masih cukup baik namun memerlukan perawatan untuk mencegah pendangkalan. Sistem irigasi menyalurkan air ke areal persawahan seluas 80 Ha di Desa Tanjung Beringin dan sisanya ke daerah irigasi Kecamatan Munte lainnya. Penelitian mengevaluasi secara detail bangunan utama irigasi, bangunan bagi, dan box tersier untuk mengoptimalkan distribusi air.

1. Kondisi Bendungan Utama Irigasi Tanjung Beringin

Berdasarkan survei, bendungan utama irigasi di Desa Tanjung Beringin merupakan bendungan tetap dengan tipe ambang tetap lurus. Secara fisik, kondisi bangunan masih cukup baik, namun membutuhkan perawatan rutin. Perawatan ini terutama difokuskan pada pencegahan pendangkalan yang dapat mengurangi kapasitas tampung air bendungan. Sistem irigasi ini membagi aliran air, dengan sebagian dialirkan ke areal persawahan Desa Tanjung Beringin seluas 80 Ha, dan sisanya ke daerah irigasi di Kecamatan Munte lainnya. Sistem distribusi air ini sangat penting karena penduduk Desa Tanjung Beringin yang berjumlah 727 jiwa (220 KK) sangat bergantung pada irigasi untuk pertanian sawah mereka. Oleh karena itu, pengelolaan sistem air yang baik sangat krusial untuk menunjang perekonomian masyarakat.

2. Jaringan Irigasi dan Sistem Distribusi Air

Dokumen menjelaskan tentang sistem jaringan irigasi yang terdiri dari jaringan primer dan sekunder. Pembagian air irigasi dilakukan pada bangunan bagi di jaringan primer dan/atau sekunder. Air kemudian dialirkan ke petak tersier untuk mengairi lahan pertanian. Proses pembuangan air berlebih, atau drainase, juga merupakan bagian integral dari sistem irigasi. Daerah irigasi didefinisikan sebagai kesatuan lahan yang mendapat suplai air dari satu jaringan irigasi. Jaringan irigasi sendiri terdiri atas saluran, bangunan, dan bangunan pelengkapnya yang terintegrasi untuk penyediaan, pembagian, pemberian, penggunaan, dan pembuangan air irigasi. Karakteristik tanah dan ketersediaan air sangat mempengaruhi jumlah dan frekuensi pemberian air irigasi. Sumber air irigasi dapat berasal dari air permukaan (danau, sungai, waduk) atau air tanah.

3. Sistem Irigasi Tradisional dan Modern

Selain sistem irigasi modern yang dikaji, dokumen juga menyinggung praktik irigasi tradisional di Indonesia, yaitu menyiram, di mana air dibawa dan dituangkan ke tanaman satu per satu. Meskipun metode ini masih ada, perkembangan irigasi modern telah memberikan berbagai alternatif metode pengairan yang lebih efisien. Perkembangan ini telah berlangsung sejak zaman Mesir Kuno, menunjukkan sejarah panjang inovasi dalam manajemen irigasi. Perbedaan metode irigasi, baik tradisional maupun modern, memiliki implikasi terhadap efisiensi dan efektivitas dalam penyediaan air untuk pertanian.

IV.Analisa dan Pembahasan

Analisis hidrologi dilakukan menggunakan data curah hujan efektif dan evapotranspirasi (dengan Metode Penman Modifikasi). Analisis kebutuhan air irigasi mempertimbangkan kebutuhan air untuk penyiapan lahan (metode Van de Goor dan Zijlstra). Evaluasi efisiensi irigasi meliputi efisiensi saluran pembawa air, dengan mempertimbangkan kehilangan air akibat eksploitasi, evaporasi, dan perembesan. Hasil analisis akan memberikan rekomendasi untuk meningkatkan efisiensi sistem irigasi Tanjung Beringin.

1. Analisis Hidrologi

Analisis hidrologi dalam penelitian ini difokuskan pada evaluasi fungsi hidrolika bangunan utama irigasi, termasuk bangunan bagi dan box tersier di Desa Tanjung Beringin, Kabupaten Karo. Analisis ini menggunakan data curah hujan efektif (0,70*R80) yang diperoleh dari Dinas Pertanian Kabupaten Karo. Metode Penman Modifikasi diterapkan untuk menganalisis evapotranspirasi. Perhitungan kebutuhan air irigasi juga dilakukan, memperhitungkan kebutuhan air untuk penyiapan lahan menggunakan metode Van de Goor dan Zijlstra (1968), yang mempertimbangkan kedalaman dan porositas tanah. Data curah hujan dijumlahkan dan dirata-ratakan per bulan, kemudian diurutkan untuk mendapatkan curah hujan efektif, yang penting untuk menentukan pola tanam yang tepat.

2. Efisiensi Irigasi dan Analisis Kebutuhan Air

Bagian ini membahas efisiensi irigasi, khususnya efisiensi saluran pembawa air. Perhitungan kebutuhan air (DR) dalam satu tahun dilakukan untuk setiap saluran, dengan mengalikan nilai DR dengan luas irigasi. Perbandingan ini membantu dalam mengevaluasi kebutuhan air di setiap bagian sistem irigasi. Dokumen menyebutkan bahwa sekitar seperlima hingga seperempat dari jumlah air yang diambil akan hilang sebelum sampai ke sawah karena eksploitasi, evaporasi, dan perembesan. Perhitungan rembesan hanya dilakukan jika kelulusan tanah cukup tinggi. Untuk mencapai sistem irigasi yang andal, berkelanjutan, dan diterima petani, pemahaman tentang kebutuhan air irigasi dan faktor-faktor yang mempengaruhi kehilangan air sangat penting. Besarnya kehilangan air dipengaruhi oleh panjang saluran, luas permukaan saluran, keliling basa saluran, dan kedudukan air tanah.

V.Kesimpulan Kesimpulan Sementara

Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan efisiensi irigasi di Desa Tanjung Beringin, Kabupaten Karo dengan mengevaluasi kinerja bangunan irigasi, khususnya kehilangan air di saluran tersier. Analisis hidrologi dan data curah hujan akan digunakan untuk menentukan strategi pengelolaan air yang lebih efektif. Kesimpulan akhir akan dibahas lebih lanjut berdasarkan hasil analisis data yang telah dikumpulkan.

1. Kesimpulan Sementara tentang Efisiensi Irigasi

Kesimpulan sementara dari penelitian ini menunjukkan bahwa evaluasi fungsi hidraulik bangunan irigasi di Desa Tanjung Beringin, Kabupaten Karo, sangat penting untuk meningkatkan efisiensi sistem irigasi. Analisis hidrologi yang dilakukan, menggunakan data curah hujan efektif dan metode Penman Modifikasi untuk evapotranspirasi, bertujuan untuk menentukan strategi pengelolaan air yang lebih efektif. Hasil analisis kebutuhan air irigasi, termasuk kebutuhan air untuk penyiapan lahan, akan digunakan untuk mengoptimalkan penggunaan air dan meminimalisir kehilangan air. Evaluasi efisiensi irigasi, yang meliputi efisiensi saluran pembawa air, akan memberikan gambaran yang lebih lengkap mengenai kinerja sistem irigasi secara keseluruhan. Kesimpulan akhir akan dirumuskan setelah seluruh data dianalisis dan diinterpretasi secara komprehensif.