Analisis Potensi Ekonomi Provinsi Sumatera Utara

Analisis Potensi Ekonomi Provinsi Sumatera Utara

Informasi dokumen

Penulis

Monang Putra Dinata Sinaga

Sekolah

Universitas Sumatera Utara

Jurusan Ekonomi Pembangunan
Tempat Medan
Jenis dokumen Skripsi
Bahasa Indonesian
Format | PDF
Ukuran 3.63 MB
  • potensi ekonomi
  • sektor unggulan
  • pembangunan wilayah

Ringkasan

I.Abstrak Latar Belakang Penelitian

Penelitian ini menganalisis potensi ekonomi Provinsi Sumatera Utara (Sumatera Utara) dan mengidentifikasi sektor unggulan untuk mendukung pembangunan wilayah dan daya saing di perekonomian nasional Indonesia. Analisis menggunakan data sekunder PDRB (Produk Domestik Regional Bruto) periode 1996-2011 dan metode Location Quotient (LQ), Model Rasio Pertumbuhan (MRP), analisis Overlay, dan Shift Share. Latar belakang penelitian didasari oleh pentingnya pengembangan ekonomi regional pasca otonomi daerah, dengan fokus pada optimalisasi potensi sumber daya dan penentuan sektor basis ekonomi untuk memacu pertumbuhan ekonomi daerah.

1. Tujuan Penelitian dan Metode Analisis

Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji potensi ekonomi Provinsi Sumatera Utara, menganalisis daya saing sektor-sektor ekonomi di provinsi tersebut, dan menentukan sektor-sektor unggulan yang dapat menjadi prioritas pembangunan wilayah agar mampu bersaing dalam perekonomian nasional. Untuk mencapai tujuan ini, penelitian menggunakan data sekunder berupa data runtun waktu (time series) Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Provinsi Sumatera Utara dan Indonesia dari tahun 1996 hingga 2011. Data PDRB ini kemudian dianalisis menggunakan empat metode utama: Location Quotient (LQ), analisis Model Rasio Pertumbuhan (MRP), analisis Overlay, dan analisis Shift Share. Penggunaan metode-metode ini memungkinkan peneliti untuk melakukan identifikasi yang komprehensif terhadap potensi ekonomi Sumatera Utara dan sektor-sektor unggulannya, serta perannya dalam perekonomian nasional.

2. Latar Belakang Pengembangan Wilayah di Indonesia

Pengembangan wilayah di Indonesia menjadi isu penting setelah diberlakukannya Undang-Undang No. 22 Tahun 1999 tentang Otonomi Daerah (kemudian direvisi menjadi Undang-Undang No. 32 Tahun 2004). Otonomi daerah mendorong setiap daerah untuk memacu pertumbuhan ekonomi guna meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Pengembangan wilayah, yang bertujuan memacu perkembangan sosial ekonomi, mengurangi kesenjangan antarwilayah, dan menjaga kelestarian lingkungan hidup, menjadi kunci untuk mencapai tujuan tersebut. Pengembangan yang efektif harus disesuaikan dengan kondisi, potensi, dan permasalahan masing-masing wilayah. Pemilihan sektor unggulan menjadi strategi kunci dalam mengoptimalkan potensi sumber daya dan menggerakkan roda perekonomian. Penelitian ini sangat relevan karena mengidentifikasi sektor-sektor unggulan di Sumatera Utara untuk mendukung pembangunan ekonomi regional dalam konteks perekonomian nasional, mempertimbangkan keterbatasan sumber daya yang umum dihadapi banyak daerah di Indonesia.

3. Identifikasi Sektor Ekonomi Unggulan di Sumatera Utara

Berdasarkan uraian latar belakang, penelitian ini difokuskan pada identifikasi dan analisis sektor ekonomi unggulan di Provinsi Sumatera Utara. Analisis ini membandingkan kondisi perekonomian Sumatera Utara dengan kondisi perekonomian nasional. Tujuannya adalah untuk mengetahui potensi ekonomi yang layak dikembangkan di Sumatera Utara, sehingga kegiatan ekonomi unggulan dapat lebih dikembangkan secara efektif dan efisien. Oleh karena itu, penelitian ini diberi judul "Analisis Potensi Ekonomi Wilayah Sumatera Utara." Identifikasi sektor unggulan ini penting untuk perencanaan pengembangan wilayah yang terkoordinasi dan terarah, guna memaksimalkan pemanfaatan sumber daya dan meningkatkan daya saing Sumatera Utara dalam perekonomian nasional. Hasil penelitian diharapkan dapat memberikan rekomendasi kebijakan yang tepat sasaran untuk pengembangan ekonomi di Sumatera Utara.

II.Tinjauan Pustaka

Bagian ini meninjau teori-teori pengembangan wilayah, termasuk pendekatan regional dan sektoral. Diskusi meliputi teori basis ekspor, teori pertumbuhan (neo-klasik), dan konsep pusat pertumbuhan. Metodologi identifikasi sektor unggulan dibahas, meliputi analisis Location Quotient (LQ) sebagai metode untuk mengidentifikasi sektor basis (ekspor-oriented) dan non-basis (lokal). Metode lainnya yang digunakan adalah Model Rasio Pertumbuhan (MRP) untuk menganalisis pertumbuhan ekonomi sektoral.

1. Definisi dan Pendekatan Pengembangan Wilayah

Tinjauan pustaka dimulai dengan mendefinisikan pengembangan wilayah sebagai upaya untuk memacu perkembangan sosial ekonomi, mengurangi kesenjangan antarwilayah, dan menjaga kelestarian lingkungan. Definisi ini menekankan dua sisi yang saling berkaitan: sisi sosial ekonomi (peningkatan kesejahteraan masyarakat) dan sisi ekologis (keseimbangan lingkungan). Berbagai pandangan ahli tentang pengembangan wilayah diuraikan, termasuk pandangan Sandy (1992) yang menekankan penyesuaian pembangunan nasional dengan kemampuan fisik dan sosial suatu wilayah, dan pandangan Hadjisaroso (1994) yang lebih fokus pada peningkatan kesejahteraan masyarakat. Perbedaan pendekatan regional dan sektoral juga dijelaskan, dengan pendekatan regional yang memperhatikan ruang dan potensi masing-masing bagian wilayah, serta perencanaan yang terintegrasi. Penetapan skala prioritas dalam pengembangan wilayah juga dibahas, mengingat keterbatasan sumber daya.

2. Teori Teori Pertumbuhan Ekonomi Regional

Bagian ini membahas beberapa teori ekonomi yang relevan dengan pertumbuhan ekonomi regional. Salah satunya adalah teori pertumbuhan klasik yang menekankan akumulasi modal dan peran pemerintah yang minimal dalam menciptakan kondisi yang kondusif bagi swasta. Teori ini dikaitkan dengan pemikiran Alfred Marshall, Robert Solow, Joseph Schumpeter, dan Trevor Swan. Kemudian, teori neo-klasik dijelaskan sebagai kelanjutan dari teori klasik, yang menekankan pasar sempurna dan peran inovasi teknologi dalam memacu pertumbuhan. Teori basis ekspor (ekspor base theory), yang dipelopori oleh Tiebout dan dikembangkan oleh Richardson, diuraikan sebagai model pendapatan regional sederhana yang membagi kegiatan ekonomi menjadi sektor basis (ekspor) dan sektor non-basis (pelayanan). Terakhir, teori pertumbuhan jalur cepat yang disenergikan (Turnpike) dijelaskan sebagai pendekatan yang menekankan pengembangan sektor-sektor dengan potensi besar dan keunggulan kompetitif untuk mendorong pertumbuhan ekonomi secara keseluruhan.

3. Metode Identifikasi Sektor Basis dan Sektor Unggulan

Bagian ini menjelaskan metode-metode untuk mengidentifikasi sektor basis (ekspor) dan sektor unggulan dalam suatu wilayah. Diskusi dimulai dengan batasan teori basis ekonomi, yang sederhana namun memiliki keterbatasan dalam memperhitungkan kompleksitas perekonomian. Selanjutnya, metode pengukuran sektor basis dijelaskan, termasuk metode arbitrer, Location Quotient (LQ), dan metode kebutuhan minimum. Metode LQ dijelaskan secara detail sebagai alat analisis untuk melihat peranan sektor tertentu dalam suatu wilayah dibandingkan dengan wilayah yang lebih luas, dengan asumsi produktivitas rata-rata yang sama antar wilayah. Konsep sektor unggulan juga dibahas, didefinisikan sebagai sektor yang memiliki peran besar dalam perkembangan perekonomian wilayah dan memiliki keunggulan-keunggulan kriteria tertentu. Pemilihan sektor unggulan menjadi langkah penting dalam pengembangan ekonomi wilayah.

III.Metodologi Penelitian

Penelitian ini menggunakan pendekatan deskriptif kuantitatif. Analisis data PDRB menggunakan empat metode utama: Location Quotient (LQ) untuk mengidentifikasi sektor unggulan berdasarkan keunggulan komparatif; Model Rasio Pertumbuhan (MRP) untuk mengevaluasi potensi pertumbuhan sektoral; analisis Overlay yang menggabungkan LQ dan MRP; dan Shift Share Analysis untuk menganalisis perubahan sektoral. Data yang digunakan berupa deret waktu (time series) PDRB Provinsi Sumatera Utara dan Indonesia.

1. Jenis Penelitian dan Pendekatan Kuantitatif

Penelitian ini dikategorikan sebagai penelitian deskriptif kuantitatif. Menggunakan metode deskriptif, penelitian ini menggambarkan fakta-fakta aktual tentang masalah yang diteliti dan melakukan analisis data yang diperoleh untuk menjelaskan keadaan objek penelitian. Pendekatan kuantitatif dipilih untuk memungkinkan analisis data PDRB secara sistematis dan objektif, menggunakan metode statistik untuk menguji hipotesis dan menarik kesimpulan berdasarkan data empiris. Penelitian ini tidak hanya mendeskripsikan data tetapi juga menganalisisnya untuk menghasilkan temuan yang bermakna dan dapat diuji secara ilmiah. Dengan pendekatan ini, diharapkan hasil penelitian memberikan gambaran yang akurat dan terperinci mengenai potensi ekonomi Provinsi Sumatera Utara.

2. Data dan Periode Penelitian

Penelitian ini menggunakan data sekunder berupa data runtun waktu (time series) Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Provinsi Sumatera Utara dan Indonesia. Data tersebut mencakup periode waktu antara tahun 1996 hingga 2011, memberikan rentang waktu yang cukup panjang untuk menganalisis tren dan perubahan dalam sektor-sektor ekonomi. Data PDRB digunakan karena merupakan indikator utama pertumbuhan ekonomi regional. Penggunaan data sekunder dipilih karena ketersediaan data yang relevan dan memadai untuk periode waktu yang diteliti. Data ini memungkinkan peneliti untuk menganalisis dinamika perekonomian Sumatera Utara dan membandingkannya dengan dinamika perekonomian Indonesia secara keseluruhan.

3. Metode Analisis LQ MRP Overlay dan Shift Share

Penelitian ini menggunakan empat metode analisis utama untuk mengkaji potensi ekonomi Sumatera Utara dan mengidentifikasi sektor unggulan. Metode Location Quotient (LQ) digunakan untuk mengidentifikasi sektor basis (ekspor-oriented) dan sektor non-basis. Analisis Model Rasio Pertumbuhan (MRP) membandingkan pertumbuhan sektoral Sumatera Utara dengan pertumbuhan nasional untuk mengidentifikasi sektor-sektor dengan potensi pertumbuhan tinggi. Analisis Overlay menggabungkan hasil LQ dan MRP untuk mengidentifikasi sektor dengan keunggulan kompetitif dan komparatif. Terakhir, analisis Shift Share digunakan untuk menganalisis pergeseran struktur ekonomi Sumatera Utara dan perbandingannya dengan Indonesia. Penggunaan beberapa metode analisis ini bertujuan untuk memberikan pemahaman yang komprehensif dan multi-perspektif mengenai sektor-sektor ekonomi di Sumatera Utara.

IV.Hasil dan Analisis

Analisis Location Quotient (LQ) mengidentifikasi beberapa sektor basis di Sumatera Utara selama periode penelitian. Model Rasio Pertumbuhan (MRP) membandingkan pertumbuhan sektoral Sumatera Utara dengan pertumbuhan nasional, mengklasifikasikan sektor berdasarkan pertumbuhan relatif. Analisis Overlay menggabungkan hasil LQ dan MRP untuk mengidentifikasi sektor dengan keunggulan kompetitif dan komparatif tinggi. Hasil analisis menunjukkan fluktuasi pada beberapa sektor ekonomi di Sumatera Utara, dengan beberapa sektor mengalami peningkatan signifikan selama periode tertentu.

1. Analisis Location Quotient LQ

Analisis Location Quotient (LQ) digunakan untuk mengidentifikasi sektor-sektor basis atau sektor yang memiliki keunggulan komparatif di Provinsi Sumatera Utara. Hasil analisis LQ menunjukkan fluktuasi nilai pada sembilan sektor ekonomi yang diteliti. Beberapa sektor menunjukkan tren peningkatan nilai LQ, sementara yang lain cenderung stagnan. Teridentifikasi tiga sektor yang mengalami peningkatan nilai LQ antara tahun 2004-2011. Pada periode 1996-2003, terdapat tiga sektor basis, namun pada periode 2004-2011 jumlah sektor basis meningkat menjadi enam. Meskipun demikian, peran sektor-sektor lain dalam pembentukan PDRB tetap penting, mengingat keterkaitan antar sektor dalam perekonomian. Sektor dengan nilai LQ tertinggi berpengaruh signifikan terhadap pertumbuhan sektor-sektor non-basis.

2. Analisis Model Rasio Pertumbuhan MRP

Analisis Model Rasio Pertumbuhan (MRP) digunakan untuk mengidentifikasi sektor-sektor ekonomi yang memiliki potensial berdasarkan kriteria pertumbuhan PDRB. Analisis ini membandingkan pertumbuhan sektoral di Provinsi Sumatera Utara dengan pertumbuhan sektoral di Indonesia (sebagai wilayah referensi). Hasil analisis MRP menunjukkan empat sektor di Sumatera Utara yang memiliki pertumbuhan lebih tinggi dibandingkan Indonesia (RPs > 1), dan lima sektor yang pertumbuhannya lebih rendah (RPs < 1). Sektor-sektor dengan RPs > 1 menunjukkan potensi pengembangan yang signifikan. Hasil analisis MRP memberikan gambaran tentang sektor-sektor yang memiliki kinerja pertumbuhan relatif baik dan perlu dikembangkan lebih lanjut di Sumatera Utara.

3. Analisis Overlay dan Identifikasi Sektor Unggulan

Analisis Overlay menggabungkan hasil analisis Location Quotient (LQ) dan Model Rasio Pertumbuhan (MRP) untuk mengidentifikasi sektor-sektor yang unggul, baik dari sisi kontribusi maupun pertumbuhannya. Analisis ini menggabungkan Rasio Pertumbuhan Wilayah Referensi (RPr), Rasio Pertumbuhan Wilayah Studi (RPs), dan LQ, dengan memberikan notasi positif (+) untuk koefisien yang lebih besar dari satu. Hasil analisis Overlay menunjukkan hanya satu sektor yang memiliki potensi daya saing kompetitif dan komparatif, yaitu sektor pengangkutan dan komunikasi. Sektor-sektor lain yang menunjukkan nilai positif baik untuk RPs maupun LQ mengindikasikan spesialisasi ekonomi di Sumatera Utara. Kesimpulannya, analisis Overlay membantu mengidentifikasi sektor-sektor yang memiliki potensi besar untuk dikembangkan secara berkelanjutan di Sumatera Utara.

V.Kesimpulan dan Saran

Berdasarkan hasil analisis LQ, MRP, Overlay, dan Shift Share, penelitian menyimpulkan beberapa sektor unggulan di Provinsi Sumatera Utara. Sektor-sektor ini memiliki kontribusi besar terhadap PDRB dan menunjukkan potensi pertumbuhan tinggi. Penelitian merekomendasikan prioritas pada pengembangan sektor unggulan tersebut, tetapi juga menyoroti pentingnya revitalisasi sektor-sektor lain untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi secara menyeluruh. Pemerintah Provinsi Sumatera Utara didorong untuk mengembangkan kebijakan yang mendukung pertumbuhan sektor-sektor tersebut dan meningkatkan daya saing daerah di tingkat nasional.

1. Kesimpulan Sektor Unggulan Provinsi Sumatera Utara

Berdasarkan analisis data PDRB Provinsi Sumatera Utara periode 1996-2011 menggunakan metode Location Quotient (LQ), Model Rasio Pertumbuhan (MRP), Overlay, dan Shift Share, penelitian menyimpulkan tiga sektor unggulan yang memenuhi kriteria sektor maju, tumbuh cepat, basis, dan kompetitif. Ketiga sektor unggulan tersebut adalah sektor perdagangan hotel dan restoran, sektor pengangkutan dan komunikasi, dan sektor jasa. Identifikasi sektor unggulan ini didasarkan pada analisis komprehensif yang mempertimbangkan kontribusi sektor terhadap PDRB, pertumbuhan sektoral, dan daya saingnya dibandingkan dengan perekonomian nasional. Hasil ini memberikan arahan prioritas pembangunan ekonomi di Sumatera Utara.

2. Saran Pengembangan Ekonomi Sumatera Utara

Meskipun penelitian mengidentifikasi tiga sektor unggulan di Sumatera Utara, kesimpulan ini tidak mengabaikan pentingnya enam sektor ekonomi lainnya. Pemerintah Provinsi Sumatera Utara disarankan untuk mengambil kebijakan yang bertujuan memantapkan dan meningkatkan kontribusi sektor-sektor ekonomi non-unggulan agar dapat memberikan kontribusi yang terus meningkat dalam pembentukan PDRB. Revitalisasi sektor-sektor ekonomi, baik basis maupun non-basis, sangat penting untuk dilakukan, termasuk upaya menstimulus peningkatan produktivitas dan daya saing agar pendapatan daerah meningkat. Meskipun fokus utama pada tiga sektor unggulan, perhatian pada sektor-sektor lain yang tergolong relatif tertinggal, seperti industri pengolahan dan pertambangan, tetap penting karena kontribusinya terhadap perekonomian Sumatera Utara, meskipun mengalami penurunan.