
Analisis Perilaku Konsumen Buah Naga di Kota Medan
Informasi dokumen
Penulis | Susanti |
instructor | Prof. Dr. Ir. Hiras M. L. Tobing |
Sekolah | Universitas Sumatera Utara |
Jurusan | Agribisnis |
Tempat | Medan |
Jenis dokumen | Skripsi |
Bahasa | Indonesian |
Format | |
Ukuran | 1.71 MB |
- Perilaku Konsumen
- Buah Naga
- Agribisnis
Ringkasan
I.Tujuan Penelitian
Penelitian ini menganalisis perilaku konsumen terhadap buah naga ( Hylocereus undatus dan Hylocereus costaricensis) di Kota Medan, khususnya di Hypermart Sun Plaza. Tujuan utamanya adalah untuk melihat bagaimana perilaku konsumen mempengaruhi permintaan buah naga, menganalisis perkembangan permintaan dan harga buah naga, serta menganalisis penawaran distributor dalam memenuhi permintaan Hypermart. Penelitian dilakukan pada tahun 2010, menggunakan data primer dari konsumen Hypermart Sun Plaza dan data sekunder mengenai harga dan permintaan buah naga dari Hypermart.
1. Pengaruh Perilaku Konsumen terhadap Permintaan Buah Naga
Bagian pertama tujuan penelitian ini berfokus pada pemahaman bagaimana perilaku konsumen di Kota Medan mempengaruhi permintaan buah naga. Ini merupakan inti dari penelitian, menyelidiki hubungan antara faktor-faktor psikologis, sosial, dan ekonomi konsumen dengan keputusan mereka untuk membeli buah naga. Penelitian ini ingin mengungkap faktor-faktor kunci yang mendorong atau menghambat konsumsi buah naga di pasar Medan. Data yang dikumpulkan mencakup informasi tentang preferensi konsumen, kebiasaan belanja, dan persepsi mereka terhadap buah naga, yang kemudian dianalisa untuk mengidentifikasi pola perilaku dan pengaruhnya terhadap jumlah buah naga yang dibeli. Dengan memahami perilaku konsumen ini, penelitian ini berharap dapat memberikan wawasan berharga bagi produsen dan distributor buah naga dalam menyusun strategi pemasaran yang efektif.
2. Analisis Perkembangan Permintaan dan Harga Buah Naga di Medan
Tujuan kedua penelitian ini adalah untuk menganalisis tren permintaan dan harga buah naga di Kota Medan. Bagian ini bertujuan untuk memetakan dinamika pasar buah naga, meliputi fluktuasi harga dan kuantitas buah naga yang diperdagangkan. Analisis ini akan mempertimbangkan faktor-faktor musiman, ketersediaan pasokan, dan daya beli konsumen. Data harga dan permintaan buah naga yang dikumpulkan selama tahun 2010 dari Hypermart Sun Plaza akan digunakan untuk menggambarkan pola perkembangan pasar. Dengan melihat tren historis ini, penelitian ini dapat memberikan prediksi mengenai arah pasar buah naga di masa mendatang dan membantu pihak terkait dalam pengambilan keputusan strategis, seperti penyesuaian produksi dan strategi penetapan harga.
3. Analisis Penawaran Distributor dalam Memenuhi Permintaan Hypermart Sun Plaza
Bagian ketiga dari tujuan penelitian berfokus pada sisi penawaran, khususnya pada bagaimana distributor buah naga di Medan memenuhi permintaan Hypermart Sun Plaza. Tujuannya adalah untuk melihat efisiensi dan efektivitas rantai pasokan buah naga dari distributor ke ritel. Penelitian ini akan menganalisis kemampuan distributor dalam menyediakan buah naga yang cukup untuk memenuhi permintaan pasar, serta mengkaji faktor-faktor yang memengaruhi ketersediaan pasokan, seperti produksi, transportasi, dan penyimpanan. Data yang digunakan berasal dari catatan penjualan dan pemesanan buah naga di Hypermart Sun Plaza pada tahun 2010. Analisis ini penting untuk mengidentifikasi potensi kendala dalam rantai pasokan dan memberikan rekomendasi untuk meningkatkan efisiensi distribusi buah naga agar dapat memenuhi permintaan pasar dengan lebih baik. Hal ini juga akan membantu dalam stabilitas harga dan ketersediaan buah naga di pasaran.
II.Tinjauan Pustaka
Bagian ini membahas buah naga, meliputi karakteristik tanaman, penyebarannya di Indonesia (mulai dari impor hingga budidaya di Jawa dan Sumatera Utara, Aceh), dan berbagai nama buah naga di berbagai negara. Studi literatur menjelaskan teori perilaku konsumen, termasuk faktor-faktor internal (kebudayaan, sosial, pribadi, psikologis) yang memengaruhi keputusan pembelian. Penelitian terdahulu mengenai komoditas lain (misalnya terong Belanda dan pisang raja) juga diulas untuk memberikan konteks. Khususnya, ditekankan pentingnya memahami kelas sosial, pendapatan, dan persepsi konsumen dalam mempengaruhi permintaan.
1. Deskripsi Tanaman Buah Naga
Bagian ini memberikan gambaran umum tentang tanaman buah naga, termasuk klasifikasinya sebagai anggota keluarga kaktus (kaktus-kaktusan). Disebutkan bahwa buah naga memiliki kemampuan untuk berbuah sepanjang tahun, berbeda dengan kebanyakan kaktus yang jarang berbuah. Deskripsi fisik buah naga juga diberikan, meliputi bentuknya yang bulat lonjong, mirip nanas, dengan kulit berwarna merah jambu dan sisik seperti naga. Nama buah naga dalam berbagai bahasa di berbagai negara juga disebutkan, seperti Feuy Long Kwa (Cina), Clever Dragon (Vietnam), Kaew Mangkorn (Thailand), dan dragon fruit (internasional), menunjukkan popularitasnya di berbagai budaya. Selain itu, disebutkan bahwa hanya beberapa jenis kaktus yang menghasilkan buah yang dapat dimakan, dan hanya beberapa jenis lagi yang memiliki rasa enak, manis, dan menyegarkan. Subfamili Hylocerenae disebut sebagai salah satu subfamili yang menghasilkan buah naga dengan rasa yang baik.
2. Sejarah dan Perkembangan Budidaya Buah Naga di Indonesia
Tinjauan pustaka ini menelusuri sejarah budidaya buah naga di Indonesia. Awalnya, pasokan buah naga di Indonesia bergantung pada impor dari negara-negara seperti Malaysia dan Thailand. Perkembangan budidaya di Indonesia dimulai sekitar tahun 2001, diawali oleh para hobiis tanaman yang bereksperimen, dimulai di daerah Pasuruan, Jawa Timur (Pasuruan ke arah Tosari, daerah desa Pohgading, kecamatan Pasrepan). Pada tahun 2003, penanaman mulai dilakukan di Jawa Tengah. Namun, produksi masih belum mencukupi permintaan domestik. Saat ini, buah naga telah ditanam di seluruh wilayah Jawa, dan upaya perluasan budidaya juga dilakukan di Sumatera, khususnya Sumatera Utara dan Aceh, untuk mengurangi ketergantungan pada impor dan meningkatkan ketersediaan di pasar lokal. Perluasan ini diharapkan dapat memenuhi permintaan dan menurunkan harga buah naga yang sebelumnya tergolong langka dan mahal.
3. Teori Perilaku Konsumen dan Studi Literatur Pendukung
Bagian ini membahas teori perilaku konsumen yang relevan dengan penelitian, menekankan pentingnya memahami kebutuhan dan keinginan konsumen untuk mencapai tujuan pemasaran. Ditekankan bahwa pemahaman tentang pasar sasaran dan perilaku mereka merupakan kunci keberhasilan sebuah organisasi. Studi literatur sebelumnya, seperti penelitian Hutahaean (2007) tentang terong Belanda dan Nairah, Psrasmatiwi, dan Endaryanto (2009) tentang pisang raja, diulas untuk memberikan gambaran tentang faktor-faktor yang mempengaruhi perilaku konsumen dalam membeli produk pertanian. Penelitian tersebut membahas pengaruh harga, pendapatan, dan jumlah anggota keluarga terhadap permintaan. Namun, penelitian tentang alasan konsumen membeli buah naga masih terbatas, menjadi latar belakang penelitian ini. Model pengambilan keputusan konsumen menurut Sumarwan (2003) dan Simamora (2008) juga dibahas, meliputi tahapan pengenalan kebutuhan, pencarian informasi, evaluasi alternatif, pembelian, dan kepuasan konsumen serta faktor-faktor internal seperti budaya, sosial, pribadi, dan psikologis yang memengaruhi perilaku tersebut.
III.Metodologi Penelitian
Penelitian ini menggunakan metode purposive sampling, memilih Hypermart Sun Plaza di Medan sebagai lokasi studi kasus karena ketersediaan buah naga. Data dikumpulkan melalui wawancara langsung dengan konsumen (data primer) dan data penjualan buah naga dari Hypermart (data sekunder). Analisis data menggunakan metode deskriptif dan regresi logistik biner untuk menguji pengaruh faktor-faktor terhadap konsumsi buah naga.
1. Penentuan Lokasi Penelitian
Metode purposive sampling digunakan untuk menentukan lokasi penelitian. Dari survei awal pada Februari 2010, teridentifikasi empat supermarket di Medan yang menyediakan buah naga: Hypermart, Carrefour, Suzuya Supermarket, dan Berastagi Supermarket. Namun, setelah pendekatan formal melalui surat izin, hanya Hypermart yang memberikan respons positif. Oleh karena itu, Hypermart Sun Plaza dipilih sebagai lokasi penelitian karena konsistensinya dalam menyediakan buah naga, mewakili Hypermart di Medan dan dianggap representatif untuk penelitian ini. Pemilihan ini memastikan akses data yang dibutuhkan dan representasi yang memadai untuk analisis perilaku konsumen terhadap buah naga di pasar modern Medan.
2. Pengumpulan Data
Data yang digunakan dalam penelitian ini terdiri dari data primer dan data sekunder. Data primer diperoleh melalui wawancara langsung dengan konsumen Hypermart Sun Plaza menggunakan kuesioner terstruktur. Kuesioner tersebut mengumpulkan informasi mengenai karakteristik demografis konsumen (seperti usia, pekerjaan, pendidikan, pendapatan, dan jumlah tanggungan), kebiasaan pembelian buah naga, serta persepsi mereka terhadap buah naga. Sementara itu, data sekunder diperoleh dari Hypermart Sun Plaza, meliputi data penjualan dan harga buah naga selama tahun 2010. Data sekunder ini memberikan gambaran mengenai permintaan dan penawaran buah naga di lokasi penelitian. Penggabungan data primer dan sekunder ini bertujuan untuk mendapatkan pemahaman yang komprehensif mengenai perilaku konsumen dan dinamika pasar buah naga di Medan.
3. Metode Analisis Data
Analisis data dilakukan dengan menggunakan metode deskriptif dan regresi logistik biner. Analisis deskriptif digunakan untuk mendeskripsikan karakteristik responden, pola pembelian buah naga, serta perkembangan harga dan permintaan buah naga di Hypermart Sun Plaza. Data pembelian dan harga buah naga dianalisis secara deskriptif untuk menjawab pertanyaan penelitian mengenai perkembangan permintaan dan harga buah naga di Medan. Sedangkan untuk menganalisis pengaruh faktor-faktor kebudayaan, sosial, pribadi, dan psikologis terhadap konsumsi buah naga, digunakan metode regresi logistik biner. Data dari kuesioner diuji dengan metode ini untuk mengidentifikasi variabel-variabel yang signifikan secara statistik dalam memprediksi konsumsi buah naga. Metode ini dipilih karena sesuai untuk menganalisis data yang bersifat dikotomi (mengkonsumsi atau tidak mengkonsumsi buah naga).
IV.Hasil dan Pembahasan
Hasil penelitian menunjukkan fluktuasi permintaan dan harga buah naga (putih dan merah) di Hypermart Sun Plaza sepanjang tahun 2010. Permintaan buah naga dipengaruhi oleh faktor musiman, harga, dan ketersediaan. Analisis regresi logistik menunjukkan bahwa persepsi konsumen terhadap manfaat buah naga secara signifikan mempengaruhi konsumsi buah naga. Variabel seperti usia, jumlah tanggungan, dan pendidikan tidak berpengaruh signifikan terhadap konsumsi buah naga. Data penjualan menunjukkan bahwa pada bulan September, distributor memenuhi 108 kg buah naga putih, sementara pada bulan November hanya 9 kg dari target 30 kg. Perbedaan ini dipengaruhi oleh permintaan Hypermart dan musim panen.
1. Penjualan Distributor dan Permintaan Hypermart Buah Naga Putih dan Merah
Hasil analisis penjualan menunjukkan fluktuasi permintaan buah naga putih dan merah di Hypermart Sun Plaza sepanjang tahun 2010. Untuk buah naga putih, yang dapat dipanen sepanjang tahun, distributor mampu memenuhi permintaan tertinggi 108 kg pada September, tetapi hanya 9 kg dari target 30 kg pada November. Fluktuasi ini dipengaruhi oleh permintaan Hypermart dan musim panen, dengan produksi lebih tinggi pada musim hujan (September) dan rendah di masa pasca panen (November). Sementara itu, buah naga merah memiliki musim panen tertentu, ketersediaannya tidak konsisten sepanjang tahun, mengakibatkan tidak adanya penjualan selama 5 bulan di tahun 2010. Penurunan harga jual baik buah naga putih maupun merah, dari di atas Rp 20.000 menjadi di bawah Rp 18.000, bahkan hingga Rp 4.000, memicu peningkatan permintaan yang signifikan (hingga 121 kg), menunjukkan elastisitas harga yang tinggi. Meskipun demikian, harga beli Hypermart dari distributor tetap stabil, mencerminkan biaya produksi yang tinggi untuk buah naga merah.
2. Perkembangan Permintaan dan Harga Buah Naga
Analisis perkembangan permintaan dan harga buah naga menunjukkan tren fluktuatif. Permintaan buah naga putih menunjukkan fluktuasi bulanan, dengan peningkatan tajam pada Oktober dan penurunan langsung pada November. Rata-rata penjualan adalah 65 kg/bulan. Meskipun beberapa media memberitakan peningkatan permintaan signifikan saat Imlek (Februari), hal ini tidak teramati di Hypermart Sun Plaza. Penurunan harga yang drastis memicu peningkatan permintaan, menunjukkan sensitivitas konsumen terhadap perubahan harga. Perkembangan harga di tingkat produsen relatif stabil, sementara di tingkat konsumen cenderung menurun. Untuk buah naga merah, perkembangan permintaan sulit disimpulkan karena keterbatasan pasokan selama 5 bulan di tahun 2010. Persepsi konsumen mengenai kesamaan rasa antara buah naga merah dan putih juga memengaruhi permintaan.
3. Pengaruh Faktor Kebudayaan Sosial Pribadi dan Psikologis terhadap Konsumsi Buah Naga
Analisis terhadap 40 sampel konsumen di Hypermart Sun Plaza Medan, setelah analisis data dengan ditemukannya 1 outlier, menunjukkan bahwa secara serempak variabel bebas (kebudayaan, sosial, pribadi, dan psikologis) memengaruhi konsumsi buah naga (uji chi-square: 30.842, signifikansi < 0.000). Model regresi logistik layak digunakan (uji Hosmer-Lemeshow: signifikansi 0.284 > 0.1). Secara parsial, usia dan jumlah tanggungan tidak berpengaruh signifikan terhadap konsumsi buah naga. Namun, persepsi konsumen berpengaruh signifikan (probabilitas < 0.1, koefisien regresi positif 2.669), menunjukkan bahwa semakin tinggi persepsi positif terhadap manfaat buah naga, semakin besar kemungkinan konsumsi. Pendidikan juga tidak berpengaruh signifikan (probabilitas 0.368 > 0.1), menunjukkan bahwa pengetahuan tentang manfaat buah naga dapat diperoleh melalui berbagai saluran, bukan hanya pendidikan formal.
V.Kesimpulan
Penelitian ini menyimpulkan bahwa perilaku konsumen di Kota Medan terhadap buah naga dipengaruhi oleh faktor persepsi mengenai manfaat kesehatan dan harga. Ketersediaan buah naga dari distributor juga memengaruhi permintaan. Penelitian lebih lanjut diperlukan untuk mengeksplorasi faktor-faktor lain yang dapat mempengaruhi pasar buah naga di Medan. Hypermart Sun Plaza, sebagai pusat perbelanjaan di Medan, menjadi lokasi strategis untuk mempelajari perilaku konsumen ini.
1. Kesimpulan Perilaku Konsumen terhadap Buah Naga di Medan
Penelitian ini menunjukkan bahwa perilaku konsumen di Medan terhadap buah naga dipengaruhi oleh beberapa faktor utama. Persepsi konsumen mengenai manfaat kesehatan buah naga memiliki pengaruh yang signifikan terhadap keputusan pembelian. Hal ini menunjukkan bahwa strategi pemasaran yang menekankan manfaat kesehatan buah naga akan lebih efektif. Sementara itu, faktor-faktor lain seperti usia, jumlah tanggungan, dan tingkat pendidikan tidak menunjukkan pengaruh yang signifikan secara statistik terhadap konsumsi buah naga. Artinya, konsumsi buah naga tidak hanya terbatas pada kelompok usia atau tingkat ekonomi tertentu, melainkan menjangkau berbagai kalangan masyarakat. Temuan ini dapat menjadi pertimbangan bagi pelaku usaha dalam mengembangkan strategi pemasaran yang lebih luas dan inklusif.
2. Kesimpulan Perkembangan Permintaan dan Harga Buah Naga
Analisis terhadap permintaan dan harga buah naga di Hypermart Sun Plaza, Medan, menunjukkan fluktuasi yang dipengaruhi oleh faktor musiman dan ketersediaan pasokan. Penurunan harga yang signifikan dapat memicu peningkatan permintaan secara drastis. Hal ini mengindikasikan pentingnya strategi penetapan harga yang tepat untuk mengoptimalkan penjualan. Namun, perlu diingat bahwa ketersediaan pasokan yang stabil merupakan faktor kunci dalam memenuhi permintaan dan menjaga stabilitas harga. Perbedaan ketersediaan antara buah naga merah dan putih juga memberikan gambaran penting tentang bagaimana faktor musiman dan manajemen pasokan memengaruhi dinamika pasar.
3. Kesimpulan Peran Distributor dalam Pemenuhan Permintaan
Penelitian ini menunjukkan adanya fluktuasi dalam kemampuan distributor dalam memenuhi permintaan Hypermart Sun Plaza. Kemampuan distributor untuk memenuhi permintaan dipengaruhi oleh faktor musiman dan tingkat produksi. Hal ini menunjukan pentingnya strategi manajemen pasokan yang efektif dan efisien. Untuk memastikan ketersediaan buah naga secara konsisten, perlu adanya peningkatan koordinasi antara produsen, distributor, dan ritel. Strategi untuk mengatasi fluktuasi permintaan dan memastikan ketersediaan produk sepanjang tahun perlu dikaji lebih lanjut. Peningkatan efisiensi distribusi akan sangat membantu dalam menstabilkan harga dan ketersediaan buah naga di pasaran.
4. Rekomendasi Penelitian Selanjutnya
Meskipun penelitian ini telah memberikan gambaran mengenai perilaku konsumen dan dinamika pasar buah naga di Medan, masih terdapat ruang untuk penelitian lebih lanjut. Penelitian selanjutnya dapat memperluas cakupan geografis, melibatkan lebih banyak responden, dan mengkaji faktor-faktor lain yang mungkin mempengaruhi permintaan dan penawaran buah naga, seperti faktor lingkungan, kebijakan pemerintah, dan inovasi produk. Penelitian yang lebih mendalam juga dapat dilakukan untuk menganalisis lebih detail pengaruh persepsi konsumen terhadap pembelian buah naga dan untuk membandingkan perilaku konsumen di berbagai jenis ritel. Analisis yang lebih komprehensif mengenai rantai pasok buah naga juga perlu dilakukan untuk menemukan solusi yang lebih efektif terhadap masalah fluktuasi pasokan.