
Analisis Perbandingan Kinerja Bank Syariah Mandiri dan Bank Muamalat Indonesia
Informasi dokumen
Penulis | Eko Syafriadi |
school/university | Universitas Sumatera Utara |
subject/major | Akuntansi |
Jenis dokumen | Skripsi |
city_where_the_document_was_published | Medan |
Bahasa | Indonesian |
Format | |
Ukuran | 2.33 MB |
- Perbandingan Kinerja Bank
- Bank Syariah
- Rasio CAMELS
Ringkasan
I.Latar Belakang Rumusan Masalah
Skripsi ini menganalisis perbandingan kinerja keuangan antara Bank Syariah Mandiri dan Bank Muamalat Indonesia menggunakan rasio CAMELS. Penelitian ini dilatarbelakangi oleh kebutuhan analisis kesehatan bank syariah yang bebas riba, khususnya mengingat pentingnya analisis rasio keuangan dalam menilai kesehatan perbankan dan mencegah krisis seperti tahun 1997-1998. Kedua bank dipilih karena memiliki aset yang signifikan di antara bank syariah lain di Indonesia. Analisis kinerja keuangan ini fokus pada aspek permodalan (capital), kualitas aktiva produktif (asset), earning (rentabilitas), dan likuiditas (liquidity).
1. Latar Belakang Munculnya Bank Syariah di Indonesia
Bagian ini menjelaskan munculnya bank syariah di Indonesia sebagai respons terhadap fatwa Majelis Ulama Indonesia yang mengharamkan bunga bank. Skripsi ini berfokus pada analisis perbandingan kinerja keuangan Bank Syariah Mandiri dan Bank Muamalat Indonesia, dua bank umum syariah (BUS) dengan aset signifikan. Keberadaan bank syariah bertujuan untuk memenuhi kebutuhan lembaga keuangan yang bebas dari unsur riba, sesuai dengan prinsip syariah Islam. Perkembangan perbankan juga telah menyebabkan munculnya sistem dual banking, di mana bank konvensional dapat memiliki Unit Usaha Syariah (UUS). Studi ini penting karena analisis kinerja keuangan bank syariah, khususnya dengan menggunakan rasio keuangan, menjadi sangat krusial untuk menjaga kesehatan sistem perbankan dan mencegah terulangnya krisis moneter seperti yang terjadi pada tahun 1997-1998. Analisis ini akan mengkaji secara mendalam kinerja keuangan kedua bank terpilih, menggunakan data laporan keuangan yang relevan.
2. Pemilihan Bank Syariah Mandiri dan Bank Muamalat Indonesia
Penelitian ini secara spesifik memilih Bank Syariah Mandiri dan Bank Muamalat Indonesia sebagai objek studi perbandingan. Alasan pemilihan Bank Muamalat Indonesia didasarkan pada dua faktor utama: Pertama, Bank Muamalat Indonesia merupakan bank umum syariah pertama yang berdiri di Indonesia, sehingga memiliki sejarah dan pengalaman yang panjang dalam industri perbankan syariah. Kedua, Bank Muamalat Indonesia dipilih karena memiliki total aset yang sebanding dengan Bank Syariah Mandiri, di antara bank-bank umum syariah lainnya. Dengan demikian, perbandingan kinerja kedua bank ini diharapkan dapat memberikan gambaran yang komprehensif dan representatif dari kinerja bank syariah di Indonesia. Perbandingan ini akan dilakukan dengan mempertimbangkan ukuran aset dan posisi kedua bank di antara kompetitor lainnya. Analisis komparatif ini akan membantu dalam memahami perbedaan kinerja kedua bank tersebut serta faktor-faktor yang memengaruhinya.
3. Rumusan Masalah Kerangka Analisis
Skripsi ini bertujuan untuk menganalisis kinerja keuangan Bank Syariah Mandiri dan Bank Muamalat Indonesia menggunakan rasio CAMELS. Analisis ini akan mencakup empat aspek utama: permodalan (capital), kualitas aktiva produktif (asset), rentabilitas (earning), dan likuiditas (liquidity). Aspek management dan sensitivity of market risk tidak termasuk dalam penelitian ini karena keterbatasan data. Rasio-rasio spesifik yang digunakan meliputi KPMM (untuk permodalan), KAP (untuk kualitas aset), NOM, ROA, ROE, dan REO (untuk rentabilitas), serta STM (untuk likuiditas). Penelitian ini akan membandingkan kinerja kedua bank berdasarkan rasio-rasio tersebut untuk mengidentifikasi kekuatan dan kelemahan masing-masing bank dalam hal kesehatan keuangan dan performa operasional. Dengan demikian, rumusan masalah penelitian ini berpusat pada perbandingan kinerja keuangan kedua bank syariah tersebut, mengukur tingkat kesehatan dan kinerja mana yang lebih baik menggunakan metode yang sudah disebutkan.
II.Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengidentifikasi dan membandingkan rasio keuangan dari Bank Syariah Mandiri dan Bank Muamalat Indonesia berdasarkan aspek CAMELS, kecuali aspek management dan sensitivity of market risk karena keterbatasan data. Penelitian berupaya untuk mengetahui bank mana yang memiliki kinerja lebih baik dalam hal permodalan, kualitas aset, rentabilitas, dan likuiditas.
1. Tujuan Utama Perbandingan Kinerja Bank Syariah Mandiri dan Bank Muamalat Indonesia
Tujuan utama penelitian ini adalah untuk memperoleh informasi mengenai rasio Capital, kualitas aktiva produktif (asset), earning (rentabilitas), dan likuiditas pada Bank Syariah Mandiri dan Bank Muamalat Indonesia. Lebih dari itu, penelitian ini bertujuan untuk membandingkan kinerja kedua bank tersebut berdasarkan rasio-rasio yang telah ditentukan. Tujuan ini berangkat dari identifikasi masalah yang telah diuraikan sebelumnya, yaitu perlunya analisis yang komprehensif untuk mengetahui bank mana yang memiliki kinerja lebih baik dari aspek-aspek tersebut. Penelitian akan menganalisis data keuangan dari kedua bank untuk menilai kesehatan bank secara keseluruhan. Tujuan spesifik ini menekankan pada analisis perbandingan, bukan sekadar deskripsi individual kinerja masing-masing bank. Dengan membandingkan kinerja kedua institusi ini, diharapkan bisa memberikan gambaran yang lebih jelas tentang kondisi perbankan syariah di Indonesia.
2. Penilaian Tingkat Kesehatan Bank Berdasarkan Aspek CAMELS
Penelitian ini menggunakan kerangka analisis CAMELS untuk menilai tingkat kesehatan kedua bank. Meskipun demikian, aspek management dan sensitivity of market risk tidak diikutsertakan dalam analisis karena keterbatasan data dan kemampuan peneliti. Fokus utama penelitian diarahkan pada pengukuran dan perbandingan kinerja kedua bank berdasarkan aspek permodalan, kualitas aset, rentabilitas, dan likuiditas. Setiap aspek akan dihitung dan dibandingkan secara terpisah untuk kemudian menghasilkan kesimpulan komprehensif. Penggunaan model CAMELS ini bertujuan untuk memberikan penilaian yang terstruktur dan menyeluruh terhadap kesehatan keuangan kedua bank syariah tersebut. Proses perhitungan dan perbandingan akan dilakukan secara sistematis, sesuai dengan batasan masalah yang telah dijelaskan sebelumnya.
3. Menentukan Kinerja yang Lebih Baik
Tujuan akhir penelitian ini adalah untuk menentukan bank mana yang memiliki kinerja yang lebih baik di antara Bank Syariah Mandiri dan Bank Muamalat Indonesia. Penentuan ini didasarkan pada analisis komparatif dari rasio-rasio keuangan yang telah dihitung dan dibahas sebelumnya. Penelitian ini tidak hanya menghitung rasio-rasio keuangan tetapi juga menganalisis implikasi dari hasil perhitungan tersebut terhadap kinerja keseluruhan bank. Dengan demikian, penelitian ini akan memberikan rekomendasi berdasarkan data empiris yang telah dianalisis. Kesimpulan yang diperoleh akan menjadi kontribusi penting bagi pemahaman kinerja bank syariah dan dapat digunakan sebagai acuan bagi pihak-pihak yang berkepentingan dalam industri perbankan syariah.
III.Metodologi Penelitian
Penelitian ini menggunakan metode deskriptif komparatif dan kuantitatif. Data sekunder berupa laporan keuangan kedua bank diperoleh dari situs resmi masing-masing bank dan publikasi Bank Indonesia (www.bi.go.id). Analisis rasio keuangan, khususnya rasio-rasio yang relevan dengan CAMELS, digunakan untuk menganalisis kinerja keuangan kedua bank. Rasio-rasio yang diteliti antara lain: KPMM (untuk permodalan), KAP (untuk kualitas aset), NOM, ROA, ROE, REO (untuk rentabilitas), dan STM (untuk likuiditas).
1. Jenis Penelitian dan Metode Pengumpulan Data
Penelitian ini menggunakan pendekatan deskriptif komparatif dan kuantitatif. Metode deskriptif digunakan untuk memberikan gambaran sistematis, faktual, dan akurat mengenai kinerja keuangan Bank Syariah Mandiri dan Bank Muamalat Indonesia. Aspek komparatifnya terletak pada perbandingan kinerja kedua bank tersebut. Metode kuantitatif dipilih karena analisis data yang digunakan berupa angka-angka dari laporan keuangan. Pengumpulan data dilakukan melalui dua tahap: studi pustaka dan studi dokumentasi. Studi pustaka melibatkan pengumpulan data dari jurnal ekonomi dan buku-buku terkait untuk mendukung analisis. Studi dokumentasi difokuskan pada pengumpulan data laporan keuangan kedua bank dari situs resmi masing-masing bank dan publikasi Bank Indonesia melalui situs www.bi.go.id. Data yang digunakan adalah data sekunder berupa laporan keuangan yang telah dipublikasikan.
2. Analisis Data Menggunakan Rasio Keuangan dan Kerangka CAMELS
Analisis data dilakukan dengan menggunakan analisis rasio keuangan. Analisis ini didasarkan pada aspek perhitungan tingkat kesehatan bank yang meliputi permodalan (capital), kualitas aset (asset), rentabilitas (earning), dan likuiditas (liquidity). Kerangka analisis CAMELS digunakan sebagai panduan, tetapi aspek management dan sensitivity of market risk tidak diikutsertakan karena keterbatasan data. Rasio-rasio yang digunakan meliputi KPMM (untuk permodalan), KAP (untuk kualitas aset), NOM, ROA, ROE, dan REO (untuk rentabilitas), dan STM (untuk likuiditas). Pemilihan rasio-rasio ini didasarkan pada relevansi dan ketersediaan data untuk menilai kinerja keuangan Bank Syariah Mandiri dan Bank Muamalat Indonesia. Analisis ini akan menghasilkan perbandingan kinerja kedua bank berdasarkan setiap aspek yang diukur.
3. Sumber Data dan Periode Penelitian
Sumber data dalam penelitian ini adalah data sekunder yang berupa laporan keuangan Bank Syariah Mandiri dan Bank Muamalat Indonesia. Data tersebut diperoleh dari laporan keuangan publikasi Bank Indonesia melalui situs www.bi.go.id dan situs resmi masing-masing bank. Periode penelitian mencakup tahun 2007 hingga 2009. Pemilihan periode ini didasarkan pada ketersediaan data dan relevansi terhadap tujuan penelitian. Data sekunder yang digunakan meliputi laporan keuangan yang telah diaudit dan dipublikasikan secara resmi, memastikan keakuratan dan validitas data yang dianalisis. Proses pengolahan data dan perhitungan rasio keuangan dilakukan dengan teliti untuk memastikan hasil analisis yang akurat dan dapat dipertanggungjawabkan. Keterbatasan data menjadi pertimbangan penting dalam memilih metode dan variabel penelitian.
IV.Analisis Data Hasil
Analisis rasio CAMELS menunjukkan hasil yang beragam untuk kedua bank selama periode 2007-2009. Bank Syariah Mandiri secara umum menunjukkan kinerja yang lebih baik dalam hal permodalan dan rentabilitas. Namun, Bank Muamalat Indonesia menunjukkan kinerja yang lebih baik dalam hal kualitas aset pada tahun 2009. Analisis lebih detail membahas secara spesifik kinerja masing-masing rasio (KPMM, KAP, NOM, ROA, ROE, REO, STM) untuk kedua bank dan perbandingannya. Kinerja Bank Syariah Mandiri dan Bank Muamalat Indonesia dievaluasi dan dibandingkan berdasarkan analisis rasio keuangan pada setiap aspek CAMELS.
1. Analisis Rasio KPMM Kewajiban Penyediaan Modal Minimum
Analisis rasio KPMM menunjukkan bahwa Bank Syariah Mandiri memiliki kinerja yang lebih baik daripada Bank Muamalat Indonesia. Nilai KPMM Bank Syariah Mandiri lebih tinggi, menunjukkan kemampuan yang lebih baik dalam menjamin pembiayaan yang disalurkan dan meng-cover risiko gagal bayar. Meskipun rasio KPMM Bank Syariah Mandiri mengalami penurunan pada tahun 2009, nilai rasio tersebut tetap tinggi, mencerminkan kekuatan permodalan bank tersebut. Sebaliknya, rasio KPMM Bank Muamalat Indonesia menunjukkan peningkatan, namun secara umum masih berada di bawah Bank Syariah Mandiri. Perbedaan ini menandakan perbedaan kemampuan kedua bank dalam mengelola risiko dan memenuhi kewajiban permodalan minimum berdasarkan ketentuan Bank Indonesia.
2. Analisis Rasio KAP Kualitas Aktiva Produktif
Analisis rasio KAP menunjukkan hasil yang beragam. Bank Syariah Mandiri menunjukkan peningkatan KAP setiap tahunnya, namun peningkatan aktiva produktif tidak diimbangi dengan pengelolaan yang optimal, yang mengakibatkan peningkatan APYD (Aktiva Produktif Yang Diklasifikasikan). Meskipun demikian, kualitas aset Bank Syariah Mandiri masih tergolong baik. Bank Muamalat Indonesia juga menunjukkan kualitas aset yang baik pada tahun 2007 dan 2008, tetapi mengalami penurunan pada tahun 2009, yang juga dipicu oleh peningkatan APYD. Secara keseluruhan, kualitas aset kedua bank tergolong cukup baik, tetapi perlu dilakukan perbaikan dalam pengelolaan aktiva produktif untuk mencegah peningkatan APYD yang dapat menurunkan kualitas aset.
3. Analisis Rasio Rentabilitas Earning NOM ROA ROE REO
Analisis rasio rentabilitas, meliputi NOM (Net Operating Margin), ROA (Return on Assets), ROE (Return on Equity), dan REO (Return on Equity), menunjukkan keunggulan Bank Syariah Mandiri selama periode 2007-2009. Meskipun Bank Muamalat Indonesia menunjukkan rentabilitas tinggi pada tahun 2007-2008, kinerja Bank Syariah Mandiri lebih konsisten dan lebih baik secara keseluruhan. Penurunan NOM pada Bank Muamalat Indonesia di tahun 2009 disebabkan oleh peningkatan aktiva produktif yang tidak diimbangi oleh peningkatan pendapatan operasional dan peningkatan beban operasional. Bank Syariah Mandiri menunjukkan efisiensi yang lebih baik dalam menghasilkan laba, ditunjukkan oleh rasio REO yang lebih rendah. Analisis ini mengindikasikan bahwa Bank Syariah Mandiri lebih profitabel secara keseluruhan.
4. Analisis Rasio Likuiditas Liquidity STM
Analisis rasio likuiditas (STM) menunjukkan tren peningkatan aktiva jangka pendek pada Bank Syariah Mandiri, yang disebabkan oleh peningkatan DPK (Dana Pihak Ketiga). Meskipun likuiditas tinggi menunjukkan kemampuan Bank Syariah Mandiri dalam memenuhi kewajiban jangka pendek, hal ini juga perlu diwaspadai karena dapat menyebabkan ketidakseimbangan antara simpanan pihak ketiga dan pembiayaan yang disalurkan, sehingga mengurangi daya saing bank. Analisis rasio likuiditas untuk Bank Muamalat Indonesia tidak secara eksplisit dijelaskan secara detail dalam bagian ini, hanya disebutkan secara singkat di bagian kesimpulan. Perbandingan detail antara kedua bank perlu dirujuk pada data tabel yang tidak disertakan dalam ringkasan ini.
5. Perbandingan Kinerja Keuangan Bank Syariah Mandiri dan Bank Muamalat Indonesia
Perbandingan kinerja keuangan secara keseluruhan menunjukkan Bank Syariah Mandiri memiliki kinerja yang lebih baik daripada Bank Muamalat Indonesia dalam hal permodalan dan rentabilitas selama periode 2007-2009. Namun, Bank Muamalat Indonesia menunjukkan kinerja yang lebih baik dalam hal kualitas aset di tahun 2009. Perbedaan kinerja ini dapat dikaitkan dengan perbedaan strategi dan pengelolaan masing-masing bank. Analisis lebih lanjut diperlukan untuk mengidentifikasi faktor-faktor yang menyebabkan perbedaan kinerja tersebut. Kesimpulan ini didasarkan pada penggabungan hasil analisis dari berbagai rasio keuangan yang telah diuraikan sebelumnya. Perlu diingat, kesimpulan ini didasarkan pada data yang terbatas pada periode 2007-2009 dan aspek CAMELS tertentu.
V.Kesimpulan Saran
Kesimpulan penelitian ini menunjukkan bahwa Bank Syariah Mandiri umumnya memiliki kinerja keuangan yang lebih baik daripada Bank Muamalat Indonesia selama periode penelitian (2007-2009), meskipun ada beberapa aspek di mana Bank Muamalat Indonesia unggul. Saran untuk penelitian selanjutnya meliputi perluasan analisis dengan memasukkan aspek management dan sensitivity of market risk dalam kerangka CAMELS, serta perluasan cakupan bank syariah yang dianalisis. Penelitian ini memberikan wawasan yang berharga tentang analisis kinerja keuangan bank syariah di Indonesia dan dapat menjadi dasar referensi untuk penelitian selanjutnya tentang perbandingan kinerja bank syariah.
1. Kesimpulan Umum Kinerja Bank Syariah Mandiri dan Bank Muamalat Indonesia
Berdasarkan analisis rasio CAMELS selama periode 2007-2009, penelitian ini menyimpulkan bahwa Bank Syariah Mandiri secara umum menunjukkan kinerja yang lebih baik dibandingkan Bank Muamalat Indonesia. Keunggulan Bank Syariah Mandiri terlihat terutama pada aspek permodalan dan rentabilitas. Namun, perlu dicatat bahwa Bank Muamalat Indonesia menunjukkan kinerja yang lebih baik dalam hal kualitas aset pada tahun 2009. Kesimpulan ini didapat dari perhitungan dan analisis rasio keuangan yang telah diuraikan sebelumnya, meliputi rasio KPMM, KAP, NOM, ROA, ROE, REO, dan STM. Meskipun Bank Syariah Mandiri unggul secara keseluruhan, penting untuk memperhatikan kekuatan dan kelemahan masing-masing bank di setiap aspek yang dinilai.
2. Kesimpulan Spesifik Berdasarkan Aspek Kinerja
Secara spesifik, penelitian ini menyimpulkan beberapa poin penting. Pertama, Bank Syariah Mandiri memiliki rasio KPMM yang lebih baik, mengindikasikan kemampuan yang lebih kuat dalam mengelola risiko dan memenuhi kewajiban permodalan minimum. Kedua, kinerja KAP pada kedua bank cukup baik, namun perlu perbaikan dalam pengelolaan aktiva produktif untuk mencegah peningkatan APYD. Ketiga, Bank Syariah Mandiri menunjukkan rentabilitas yang lebih baik dan lebih konsisten selama periode penelitian. Keempat, meskipun analisis likuiditas (STM) tidak diuraikan secara detail, tren peningkatan aktiva jangka pendek pada Bank Syariah Mandiri perlu diwaspadai. Kesimpulan-kesimpulan ini didapat dari interpretasi hasil perhitungan rasio keuangan pada setiap aspek CAMELS yang telah dilakukan.
3. Saran untuk Penelitian Selanjutnya
Penelitian ini memberikan saran untuk penelitian selanjutnya, yaitu perluasan analisis dengan memasukkan aspek management dan sensitivity of market risk yang tidak termasuk dalam penelitian ini karena keterbatasan data. Penelitian selanjutnya juga dapat memperluas cakupan bank syariah yang dianalisis untuk memperoleh generalisasi yang lebih luas. Selain itu, penelitian dapat juga mempertimbangkan faktor-faktor kualitatif yang dapat memengaruhi kinerja keuangan, seperti strategi manajemen, kondisi ekonomi makro, dan regulasi perbankan syariah. Dengan mempertimbangkan saran-saran ini, penelitian selanjutnya dapat memberikan pemahaman yang lebih komprehensif tentang kinerja bank syariah di Indonesia.