
Analisis Pengaruh Produksi Pangan Terhadap Konsumsi Beras di Sumatera Utara
Informasi dokumen
Penulis | Budi Ginting |
instructor | Ir. Thomson Sebayang, MT |
Sekolah | Universitas Sumatera Utara |
Jurusan | Agribisnis |
Jenis dokumen | Skripsi |
Tempat | Medan |
Bahasa | Indonesian |
Format | |
Ukuran | 4.36 MB |
- Analisis Pertanian
- Konsumsi Pangan
- Produksi Pertanian
Ringkasan
I.Metode Penelitian dan Data
Penelitian ini secara purposive memilih Provinsi Sumatera Utara, meliputi 26 Kabupaten/Kota, untuk menganalisis pengaruh produksi kedelai, jagung, ubi kayu, dan ubi jalar terhadap tingkat konsumsi beras. Data time series kuantitatif tahunan (1999-2013) digunakan, bersumber dari Badan Pusat Statistik dan Dinas Ketahanan Pangan Sumatera Utara. Metode analisis yang digunakan adalah Trend Linear Analysis dan Regresi Linear Berganda untuk mengkaji ketahanan pangan dan diversifikasi pangan di wilayah tersebut.
1. Daerah Penelitian
Penelitian ini difokuskan di Provinsi Sumatera Utara yang dipilih secara purposive. Provinsi ini mencakup 26 kabupaten/kota, menjadikannya area studi yang representatif untuk menganalisis tren produksi dan konsumsi komoditas pangan utama. Pemilihan Sumatera Utara didasari oleh pertimbangan khusus yang relevan dengan fokus penelitian, yaitu pengaruh produksi komoditas alternatif terhadap konsumsi beras. Luasnya cakupan wilayah Sumatera Utara memungkinkan generalisasi temuan penelitian, meskipun detail spesifik setiap kabupaten/kota mungkin memerlukan analisis lebih lanjut. Data yang dikumpulkan mencakup seluruh wilayah studi untuk memastikan representasi yang komprehensif dari kondisi produksi dan konsumsi pangan di provinsi tersebut.
2. Jenis dan Sumber Data
Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder yang bersifat kuantitatif. Jenis data yang dipakai adalah data time series tahunan, yang artinya data dikumpulkan dan direkam secara berkala setiap tahun selama periode penelitian. Periode pengumpulan data mencakup 15 tahun, terhitung dari tahun 1999 hingga 2013. Data time series ini memberikan gambaran perkembangan produksi dan konsumsi komoditas pangan dari waktu ke waktu. Sumber data utama adalah Badan Pusat Statistik (BPS) dan Dinas Ketahanan Pangan Sumatera Utara, yang merupakan lembaga resmi yang terpercaya dalam menyediakan data statistik pertanian dan pangan di tingkat provinsi. Ketersediaan data dari kedua lembaga tersebut memastikan reliabilitas dan validitas data yang digunakan dalam penelitian ini.
3. Model Analisis
Metode analisis data dalam penelitian ini menggabungkan dua pendekatan, yaitu Trend Linear Analysis dan Regresi Linear Berganda. Trend Linear Analysis digunakan untuk menganalisis kecenderungan (trend) perubahan volume produksi komoditas kedelai, jagung, ubi kayu, dan ubi jalar, serta tingkat konsumsi beras selama periode penelitian. Metode ini membantu mengidentifikasi apakah terjadi peningkatan, penurunan, atau stagnasi dalam variabel-variabel tersebut dari waktu ke waktu. Sementara itu, Regresi Linear Berganda digunakan untuk menguji pengaruh volume produksi kedelai, jagung, ubi kayu, dan ubi jalar secara simultan dan parsial terhadap tingkat konsumsi beras di Sumatera Utara. Regresi berganda memungkinkan peneliti untuk menganalisis pengaruh beberapa variabel independen terhadap satu variabel dependen, sehingga memberikan pemahaman yang lebih komprehensif tentang hubungan antar variabel dalam penelitian ini. Pemilihan model analisis ini didasarkan pada jenis data yang tersedia dan tujuan penelitian untuk mengkaji hubungan antara produksi komoditas pertanian dan konsumsi beras.
II.Hasil Penelitian
Hasil analisis regresi menunjukkan volume produksi kedelai cenderung menurun, sementara volume produksi jagung, ubi kayu, dan ubi jalar meningkat. Tingkat konsumsi beras di Sumatera Utara menurun, tetapi masih di atas rata-rata nasional. Secara simultan, keempat komoditas substitusi pangan berpengaruh signifikan terhadap konsumsi beras, namun secara parsial hanya produksi jagung yang berpengaruh signifikan. Temuan ini relevan dengan upaya diversifikasi konsumsi pangan dan strategi ketahanan pangan di Sumatera Utara.
1. Tren Produksi Komoditas Pangan
Hasil penelitian menunjukkan adanya tren yang berbeda pada produksi beberapa komoditas pangan di Sumatera Utara. Volume produksi kedelai cenderung mengalami penurunan selama periode penelitian (1999-2013). Sebaliknya, produksi jagung, ubi kayu, dan ubi jalar menunjukkan tren peningkatan. Perbedaan tren ini mencerminkan dinamika pertanian di Sumatera Utara, dan mungkin dipengaruhi oleh berbagai faktor seperti perubahan kebijakan pertanian, teknologi budidaya, dan preferensi pasar. Analisis lebih lanjut diperlukan untuk mengidentifikasi faktor-faktor spesifik yang berkontribusi pada perbedaan tren produksi ini. Data ini penting untuk memahami ketersediaan bahan pangan alternatif di wilayah tersebut dan implikasinya terhadap diversifikasi pangan.
2. Tingkat Konsumsi Beras
Penelitian ini juga mencatat tren penurunan tingkat konsumsi beras di Sumatera Utara, meskipun tingkat konsumsi masih lebih tinggi daripada rata-rata nasional. Penurunan ini dapat mengindikasikan pergeseran pola konsumsi masyarakat, mungkin dipengaruhi oleh faktor ekonomi, kesehatan, atau ketersediaan alternatif sumber karbohidrat. Data ini menunjukkan adanya potensi untuk diversifikasi konsumsi pangan, dengan menggeser konsumsi dari beras ke komoditas lain seperti jagung, ubi kayu, dan ubi jalar. Namun, penting untuk diingat bahwa meskipun konsumsi beras menurun, konsumsi masih relatif tinggi, menunjukkan bahwa beras masih merupakan komoditas pangan pokok di Sumatera Utara.
3. Pengaruh Produksi Komoditas terhadap Konsumsi Beras
Analisis regresi menunjukkan hasil yang menarik mengenai hubungan antara produksi komoditas pangan alternatif dan konsumsi beras. Secara simultan, volume produksi kedelai, jagung, ubi kayu, dan ubi jalar berpengaruh signifikan terhadap tingkat konsumsi beras. Hal ini menunjukkan bahwa ketersediaan komoditas alternatif memiliki dampak pada konsumsi beras, meskipun mungkin tidak secara langsung sebagai pengganti sempurna. Namun, analisis parsial hanya menunjukkan pengaruh signifikan dari produksi jagung terhadap tingkat konsumsi beras. Artinya, di antara komoditas yang diteliti, hanya jagung yang memiliki hubungan sebab-akibat yang signifikan terhadap penurunan konsumsi beras. Temuan ini memberikan implikasi penting bagi kebijakan diversifikasi pangan di Sumatera Utara, menunjukkan pentingnya memprioritaskan peningkatan produksi jagung sebagai upaya untuk mengurangi ketergantungan pada beras.
III.Tinjauan Pustaka
Bagian ini meninjau berbagai literatur terkait pola konsumsi, diversifikasi pangan, dan peranan komoditas pertanian seperti beras, jagung, ubi kayu, dan ubi jalar sebagai bahan pangan pokok atau substitusi pangan. Kajian ini juga membahas faktor-faktor yang mempengaruhi pola konsumsi pangan, termasuk pendapatan, pendidikan, dan budaya. Penelitian terdahulu terkait konsumsi beras dan jagung di Sumatera Utara juga diulas untuk memberikan konteks pada penelitian ini.
1. Peran Sektor Pertanian dan Diversifikasi Pangan
Tinjauan pustaka menekankan peran penting sektor pertanian dalam pembangunan ekonomi Indonesia, khususnya dalam memenuhi kebutuhan pangan. Peningkatan produksi pertanian diarahkan untuk memenuhi kebutuhan domestik, meningkatkan ekspor, dan meningkatkan pendapatan petani. Diversifikasi pangan diidentifikasi sebagai kunci untuk menjaga ketahanan pangan, mengurangi ketergantungan pada beras sebagai sumber karbohidrat utama, dan memanfaatkan potensi sumber daya pangan lokal lainnya seperti jagung, ubi kayu, dan ubi jalar. Konsep substitusi pangan, dimana komoditas seperti jagung dan kedelai dapat menggantikan sebagian fungsi beras, juga dibahas sebagai strategi penting dalam diversifikasi pangan. Beberapa sumber menyebutkan bahwa jagung merupakan komoditas substitusi beras yang potensial, sementara kedelai juga berperan dalam mempengaruhi pola konsumsi pangan.
2. Jenis dan Karakteristik Bahan Pangan Pokok
Bagian ini menjelaskan berbagai jenis makanan pokok, terutama beras, jagung, singkong, dan ubi jalar. Beras dibedakan berdasarkan warna (putih, merah, hitam), dengan beras putih mendominasi konsumsi masyarakat. Jagung memiliki beragam varietas, termasuk jagung manis, biasa, putren, ketan, tepung, berondong, dan pod, masing-masing dengan karakteristik dan kegunaan yang berbeda. Singkong atau ubi kayu merupakan sumber karbohidrat dari umbi, namun rendah protein dan vitamin, sehingga memerlukan suplementasi gizi. Ubi jalar juga memiliki beragam varietas dengan perbedaan bentuk, ukuran, warna, dan kandungan kimia, yang mempengaruhi potensi penggunaannya sebagai bahan pangan dan bahan baku industri. Pemahaman mendalam mengenai karakteristik masing-masing komoditas penting untuk strategi diversifikasi pangan yang efektif.
3. Faktor faktor yang Mempengaruhi Pola Konsumsi
Tinjauan pustaka membahas faktor-faktor yang menentukan pola konsumsi masyarakat, termasuk kondisi geografis, agama, tingkat sosial ekonomi, pengetahuan pangan dan gizi, dan ketersediaan pangan. Pola konsumsi didefinisikan sebagai susunan makanan yang meliputi jenis dan jumlah bahan makanan rata-rata per orang per hari. Studi literatur menunjukkan bahwa tingkat pendapatan berpengaruh signifikan terhadap jumlah dan jenis makanan yang dikonsumsi, dengan keluarga mampu cenderung mengkonsumsi makanan yang lebih beragam dan bergizi. Tingkat pendidikan kepala keluarga juga berperan penting dalam menentukan keputusan konsumsi rumah tangga, khususnya dalam memilih menu makanan yang seimbang dan bergizi. Pergeseran pola konsumsi dari pangan lokal ke beras dan mie instan juga dibahas, menunjukkan tantangan dalam upaya diversifikasi konsumsi pangan. Penelitian-penelitian terdahulu terkait konsumsi beras dan jagung di Sumatera Utara, serta analisis ketersediaan pangan lokal, juga disajikan untuk memberikan perspektif yang lebih lengkap.
IV.Kerangka Pemikiran dan Hipotesis
Penelitian ini menguji hipotesis tentang pengaruh volume produksi komoditas non-beras terhadap tingkat konsumsi beras di Sumatera Utara. Kerangka pemikirannya berfokus pada peran diversifikasi pangan dalam meningkatkan ketahanan pangan. Studi ini mencoba menjawab pertanyaan tentang bagaimana produksi kedelai, jagung, ubi kayu, dan ubi jalar secara individual dan bersama-sama mempengaruhi konsumsi beras dan ketahanan pangan di wilayah studi.
1. Kerangka Pemikiran tentang Ketersediaan dan Konsumsi Beras
Kerangka pemikiran penelitian berawal dari perencanaan pangan yang didasarkan pada perkiraan ketersediaan beras, ditentukan oleh tingkat produksi dan konsumsi beras. Namun, penelitian ini memperluas fokus dengan memasukkan faktor lain yang berpengaruh terhadap konsumsi beras, yaitu volume produksi komoditas pangan alternatif seperti kedelai, jagung, ubi kayu, dan ubi jalar. Keempat komoditas ini diasumsikan sebagai faktor penting yang dapat mempengaruhi tingkat konsumsi beras, baik secara langsung maupun tidak langsung melalui mekanisme substitusi pangan atau perubahan pola konsumsi. Analisis akan mengkaji seberapa besar pengaruh masing-masing komoditas terhadap konsumsi beras, serta pengaruh gabungan dari semua komoditas tersebut. Studi ini berlandaskan pada pemahaman bahwa diversifikasi pangan merupakan strategi penting untuk meningkatkan ketahanan pangan.
2. Hambatan Diversifikasi Pangan di Sumatera Utara
Tinjauan literatur mengidentifikasi beberapa kendala dalam upaya diversifikasi pangan di Sumatera Utara. Kurangnya pemahaman masyarakat tentang diversifikasi pangan dan manfaatnya, anggapan bahwa beras sebagai satu-satunya makanan pokok, keterbatasan teknologi pengolahan pangan alternatif, rendahnya tingkat pendidikan, dan kurangnya akses informasi tentang pengolahan pangan non-beras menjadi hambatan utama. Selain itu, kerawanan pangan di beberapa daerah akibat gagal panen, rendahnya pendapatan masyarakat, dan rendahnya adopsi teknologi pengolahan juga menjadi faktor penghambat. Hambatan budaya yang menganggap beras sebagai satu-satunya sumber energi juga menjadi tantangan signifikan dalam proses diversifikasi. Penelitian ini bertujuan untuk memberikan kontribusi data dan analisis yang dapat membantu mengatasi hambatan-hambatan tersebut.
3. Hipotesis Penelitian
Penelitian ini menguji hipotesis mengenai pengaruh volume produksi kedelai, jagung, ubi kayu, dan ubi jalar terhadap tingkat konsumsi beras di Sumatera Utara. Hipotesis ini diuji menggunakan analisis regresi berganda, yang memungkinkan pengukuran pengaruh simultan dan parsial dari masing-masing variabel independen (produksi komoditas) terhadap variabel dependen (konsumsi beras). Analisis ini akan mengungkap sejauh mana produksi komoditas alternatif dapat mempengaruhi dan memberikan alternatif terhadap konsumsi beras, serta memberikan data empiris untuk mendukung atau menolak hipotesis yang diajukan. Hasil penelitian diharapkan dapat memberikan rekomendasi kebijakan yang efektif untuk mendorong diversifikasi pangan dan meningkatkan ketahanan pangan di Sumatera Utara.
V.Kesimpulan
Penelitian ini menyimpulkan bahwa produksi jagung memiliki peran signifikan dalam mempengaruhi konsumsi beras di Sumatera Utara. Upaya diversifikasi pangan perlu difokuskan pada peningkatan produksi jagung dan pemanfaatan komoditas lain sebagai substitusi pangan untuk meningkatkan ketahanan pangan dan mengurangi ketergantungan pada beras. Penelitian lebih lanjut dapat meneliti secara detail faktor-faktor sosial ekonomi dan budaya yang mempengaruhi pola konsumsi masyarakat Sumatera Utara.
1. Pengaruh Produksi Jagung terhadap Konsumsi Beras
Kesimpulan utama penelitian ini adalah produksi jagung memiliki pengaruh signifikan terhadap tingkat konsumsi beras di Sumatera Utara. Meskipun secara simultan produksi kedelai, jagung, ubi kayu, dan ubi jalar berpengaruh signifikan terhadap konsumsi beras, analisis parsial menunjukkan hanya produksi jagung yang memiliki pengaruh signifikan secara statistik. Temuan ini menunjukkan bahwa peningkatan produksi jagung dapat berkontribusi pada penurunan konsumsi beras. Hal ini mendukung pentingnya pengembangan dan promosi jagung sebagai alternatif sumber karbohidrat dalam upaya diversifikasi pangan dan peningkatan ketahanan pangan di Sumatera Utara. Strategi peningkatan produksi dan diversifikasi olahan jagung perlu menjadi prioritas.
2. Tren Produksi dan Konsumsi
Penelitian mengamati tren penurunan produksi kedelai dan tren peningkatan produksi jagung, ubi kayu, dan ubi jalar di Sumatera Utara. Sementara itu, konsumsi beras di Sumatera Utara cenderung menurun tetapi masih berada di atas rata-rata nasional. Tren-tren ini mengindikasikan adanya potensi untuk diversifikasi konsumsi pangan, meskipun masih diperlukan upaya untuk mengurangi ketergantungan pada beras sebagai sumber karbohidrat utama. Peningkatan produksi komoditas alternatif perlu diimbangi dengan strategi pemasaran dan edukasi masyarakat untuk mengubah pola konsumsi dan meningkatkan penerimaan terhadap pangan alternatif.
3. Rekomendasi dan Penelitian Lanjutan
Berdasarkan temuan ini, disarankan agar upaya diversifikasi pangan di Sumatera Utara difokuskan pada peningkatan produksi jagung dan pemanfaatan komoditas alternatif lainnya. Strategi ini penting untuk meningkatkan ketahanan pangan dan mengurangi ketergantungan impor beras. Penelitian lebih lanjut diperlukan untuk meneliti secara mendalam faktor-faktor sosial ekonomi dan budaya yang mempengaruhi pola konsumsi masyarakat Sumatera Utara, serta untuk mengevaluasi efektivitas berbagai strategi intervensi dalam mendorong diversifikasi pangan. Penelitian yang lebih rinci pada tingkat kabupaten/kota juga dapat memberikan pemahaman yang lebih spesifik terkait kondisi lokal dan kebutuhan intervensi yang tertarget.