Analisis Pengaruh Perbedaan Pajak Buku terhadap Peringkat Obligasi Perusahaan

Analisis Pengaruh Perbedaan Pajak Buku terhadap Peringkat Obligasi Perusahaan

Informasi dokumen

Penulis

Lisbeth

Sekolah

Universitas Sumatera Utara, Fakultas Ekonomi dan Bisnis

Jurusan Akuntansi
Jenis dokumen Skripsi
city Medan
Bahasa Indonesian
Format | PDF
Ukuran 5.06 MB
  • perbedaan pajak buku
  • peringkat obligasi
  • ukuran perusahaan

Ringkasan

I.Latar Belakang Penelitian Pengaruh Book Tax Differences terhadap Peringkat Obligasi

Penelitian ini menganalisis pengaruh Book Tax Differences terhadap peringkat obligasi perusahaan di Bursa Efek Indonesia (BEI). Fokus penelitian difokuskan pada emiten indeks KOMPAS100 periode 2012-2014. Penelitian ini penting karena ketersediaan informasi bagi investor untuk mengukur risiko investasi obligasi semakin penting seiring perkembangan pasar obligasi di Indonesia. Studi ini meneliti bagaimana perbedaan antara laba akuntansi (book income) dan laba pajak (taxable income) mempengaruhi penilaian risiko kredit oleh lembaga pemeringkat seperti PEFINDO. Risiko gagal bayar (default risk) merupakan concern utama yang diukur melalui peringkat obligasi.

1. Pentingnya Informasi dan Risiko Investasi Obligasi

Latar belakang penelitian menekankan pentingnya informasi bagi investor dalam menilai risiko investasi obligasi. Perkembangan pesat dunia usaha dan beragam instrumen investasi, termasuk obligasi, menuntut keahlian dan ketelitian investor. Obligasi, dengan return tetap dari bunga periodik dan pokok saat jatuh tempo, memiliki beberapa kelebihan dibandingkan saham, seperti prioritas pembayaran kupon dan hak pertama atas aset perusahaan saat likuidasi (Maharti, 2011). Perkembangan pasar obligasi di Indonesia, dibuktikan dengan banyaknya perusahaan manufaktur yang go public dan menerbitkan obligasi sebagai pendanaan, membuat ketersediaan informasi yang akurat sangat krusial bagi investor/kreditor untuk mengukur risiko investasi obligasi (Christina et al., 2010). Ketidakmampuan emiten membayar pokok dan bunga (risiko default) menjadi risiko besar, sehingga peran lembaga pemeringkat obligasi seperti Pefindo, Fitch Rating Indonesia, dan ICRA Indonesia sangat penting. Selain itu, lembaga penilai seperti IBPA dan indeks obligasi seperti INDOBeX juga berperan dalam menyediakan informasi yang lebih komprehensif.

2. Book Tax Differences dan Manajemen Laba

Fenomena book tax differences, yaitu perbedaan antara laba akuntansi dan laba pajak, menjadi fokus penelitian. Perbedaan ini berpotensi menimbulkan manajemen laba yang dapat mempengaruhi kualitas laporan keuangan dan risiko default investasi obligasi. Informasi mengenai perbedaan laba akuntansi dan laba pajak memberikan indikasi kualitas laba dan nilai perusahaan (Tang, 2006). Penelitian Crabtree dan Maher (2009) menunjukkan bahwa manajemen laba dapat menyebabkan persistensi laba yang rendah di masa depan, meningkatkan risiko gagal bayar, dan berujung pada peringkat obligasi yang rendah. Book tax differences muncul akibat perbedaan kebijakan manajemen dalam mengumumkan laba, meskipun tujuan akuntansi pajak dan akuntansi keuangan pada dasarnya sama, yaitu menetapkan hasil operasi bisnis. Namun, regulasi perpajakan seringkali digunakan untuk mempengaruhi perilaku wajib pajak, terkadang membenarkan penyimpangan dari standar akuntansi keuangan, yang mengidentifikasikan adanya praktik manajemen laba (Christine et al., 2010). Pengakuan aset atau kewajiban dalam neraca, sejalan dengan PSAK No. 46 (Akuntansi Pajak Penghasilan), juga berkaitan dengan pajak tangguhan (deferred taxes) yang mempengaruhi laba atau rugi perusahaan.

3. Book Tax Differences Kualitas Laba dan Peringkat Obligasi

Book tax differences yang besar dapat mengindikasikan kualitas laba perusahaan yang rendah dan potensi off-balance sheet financing (Christina et al., 2010; Crabtree dan Maher, 2009). Book income yang lebih besar dari taxable income dapat disebabkan oleh kewajiban pajak tangguhan (positive deferred taxes), sedangkan book income yang lebih kecil dari taxable income dapat disebabkan oleh aktiva pajak tangguhan (negative deferred taxes). Perbedaan temporer dalam laba akuntansi komersial dan fiskal mengakibatkan pengakuan pajak tangguhan, yang terkait dengan tindakan manajemen laba. Beban pajak tangguhan memiliki pengaruh positif dan signifikan terhadap manajemen laba (Yulianti, 2005), yang selanjutnya meningkatkan risiko gagal bayar dan menurunkan peringkat obligasi. Perbedaan temporer antara laba keuangan sebelum pajak dan laba kena pajak menyebabkan kewajiban pajak tangguhan (Kieso et al., 2008), sementara perbedaan temporer yang dapat dikurangkan diakui sebagai aktiva pajak tangguhan, yang menyebabkan laba akuntansi komersial lebih kecil dari laba fiskal. Studi ini menyelidiki bagaimana perbedaan-perbedaan ini berdampak pada peringkat obligasi.

4. Resiko Investasi Obligasi dan Peringkat Obligasi

Risiko investasi obligasi, khususnya risiko gagal bayar (default risk), merupakan faktor penting dalam menentukan peringkat obligasi. Risiko gagal bayar didefinisikan sebagai kegagalan perusahaan membayar kupon atau pokok obligasi, lebih umum terjadi pada perusahaan swasta. Peringkat obligasi, sebagai penilaian terstandarisasi terhadap kemampuan perusahaan membayar hutang, dibandingkan antar perusahaan atau negara (Rudiyanto, 2010). Moody’s, misalnya, merancang peringkat obligasi untuk memberikan investor gambaran sederhana mengenai kualitas investasi, mempertimbangkan aspek masa depan, bukan hanya catatan masa lalu (Rudiyanto, 2011). PEFINDO sebagai pemimpin pasar pemeringkatan obligasi di Indonesia, bersama Fitch Rating Indonesia dan ICRA, memberikan peringkat obligasi yang mengindikasikan kemampuan dan kemauan emiten membayar kewajiban finansialnya saat jatuh tempo (Sari, 2004; Setiyono, 2006). Klasifikasi peringkat obligasi, seperti CCC (rentan) dan D/SD (selective default), mencerminkan tingkat risiko tersebut.

II.Metodologi Penelitian Analisis Regresi Logistik Ordinal

Populasi penelitian mencakup 100 perusahaan dalam indeks KOMPAS100 di BEI (2012-2014). Teknik pengambilan sampel purposive sampling menghasilkan 20 perusahaan dengan 177 obligasi. Data peringkat obligasi diperoleh dari PEFINDO, dan laporan keuangan dari website BEI. Analisis data menggunakan regresi logistik ordinal untuk menyelidiki hubungan antara Book Tax Differences, diproksikan melalui Pajak Tangguhan (termasuk Large Positive dan Large Negative Deferred Taxes) dan Rasio Laba Fiskal terhadap Laba Akuntansi (Tax to Book Ratio), serta Ukuran Perusahaan, terhadap peringkat obligasi. Penelitian ini membandingkan dua model dengan Ukuran Perusahaan sebagai variabel kontrol.

1. Populasi Sampel dan Sumber Data

Penelitian ini menggunakan populasi 100 perusahaan yang tergabung dalam indeks KOMPAS100 di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada tahun 2012-2014. Metode purposive sampling dipilih untuk menentukan sampel, menghasilkan 20 perusahaan dengan total 177 obligasi. Data yang digunakan merupakan data sekunder yang terdiri dari data peringkat obligasi yang dikeluarkan oleh Pefindo dan laporan keuangan (financial report) perusahaan yang diperoleh dari website BEI (www.idx.co.id). Penggunaan data sekunder ini memungkinkan analisis atas data historis peringkat obligasi dan kinerja keuangan perusahaan yang relevan dengan penelitian ini. Periode penelitian yang dipilih, 2012-2014, relevan karena mencerminkan kondisi pasar obligasi Indonesia pada masa tersebut. Jumlah sampel, meskipun lebih kecil dari populasi, dirasa cukup representatif untuk menjawab rumusan masalah penelitian.

2. Metode Analisis Data Regresi Logistik Ordinal

Metode analisis data yang digunakan adalah analisis regresi logistik ordinal (Ordinal Logistic Regression). Metode ini dipilih karena variabel dependen, yaitu peringkat obligasi, berskala ordinal. Regresi logistik ordinal cocok untuk memodelkan hubungan antara variabel independen (Pajak Tangguhan dan Rasio Laba Fiskal terhadap Laba Akuntansi) dan variabel dependen (peringkat obligasi) yang bersifat kategorikal. Penelitian ini membagi analisis menjadi dua model, dengan ukuran perusahaan sebagai variabel kontrol. Pilihan metode ini didasarkan pada karakteristik data yang ada dan tujuan penelitian untuk menganalisis pengaruh variabel independen terhadap variabel dependen yang berskala ordinal. Penggunaan dua model memungkinkan perbandingan dan pengkajian yang lebih mendalam tentang pengaruh variabel independen pada peringkat obligasi.

3. Variabel Penelitian dan Pengukurannya

Variabel independen dalam penelitian ini adalah Pajak Tangguhan dan Rasio Laba Fiskal terhadap Laba Akuntansi. Pajak Tangguhan dibagi menjadi dua kategori: Large Positive Deferred Taxes (LPDT) dan Large Negative Deferred Taxes (LNDT), menggunakan variabel dummy. Rasio Laba Fiskal terhadap Laba Akuntansi (Tax to Book Ratio) juga digunakan. Variabel dependennya adalah Peringkat Obligasi (skala ordinal dengan 18 kategori peringkat). Variabel kontrol adalah Ukuran Perusahaan. Data untuk variabel independen berasal dari laporan keuangan perusahaan satu tahun sebelum peringkat obligasi diumumkan oleh Pefindo. Penggunaan variabel dummy untuk Pajak Tangguhan memungkinkan pemodelan pengaruh positif dan negatif dari deferred taxes terhadap peringkat obligasi. Skala pengukuran variabel-variabel ini dipilih sesuai dengan karakteristik data dan tujuan analisis yang hendak dicapai dalam penelitian.

4. Uji Statistik Test of Parallel Lines

Sebelum uji hipotesis, dilakukan Test of Parallel Lines untuk menentukan model Link Function yang sesuai dalam regresi ordinal (Christina, 2013). Uji ini bertujuan untuk menilai apakah semua kategori memiliki parameter yang sama atau tidak (Ghozali, 2013). Nilai yang diinginkan adalah tidak signifikan (p > 0.05), mengindikasikan model yang cocok. Jika nilai signifikan (p ≤ 0.05), model mungkin tidak cocok karena pemilihan Link Function yang salah atau kategori peringkat yang tidak tepat. Hasil uji ini akan menentukan kelayakan model regresi logistik ordinal yang digunakan untuk menganalisis data. Hasil uji parallel lines akan menunjukkan kesesuaian model yang dipilih dengan data empiris yang digunakan dalam penelitian.

III.Variabel Penelitian dan Pengukurannya

Variabel independen meliputi: 1) Pajak Tangguhan (dibagi menjadi Large Positive dan Large Negative Deferred Taxes, menggunakan variabel dummy); dan 2) Rasio Laba Fiskal terhadap Laba Akuntansi (Tax to Book Ratio). Variabel dependen adalah Peringkat Obligasi (skala ordinal, 1-18). Variabel kontrol adalah Ukuran Perusahaan. Data sekunder berupa laporan keuangan dari BEI dan data peringkat obligasi dari PEFINDO digunakan. Analisis deskriptif dan uji parallel lines digunakan sebelum pengujian hipotesis.

1. Variabel Independen Pajak Tangguhan dan Rasio Laba Fiskal terhadap Laba Akuntansi

Penelitian ini menggunakan dua variabel independen utama untuk mewakili Book Tax Differences. Pertama, Pajak Tangguhan (Deferred Taxes), yang dibagi menjadi dua kategori berdasarkan besarnya nilai dan tanda (positif atau negatif): Large Positive Deferred Taxes (LPDT) dan Large Negative Deferred Taxes (LNDT). Penggunaan variabel dummy untuk LPDT dan LNDT memungkinkan analisis terpisah pengaruh positive dan negative deferred taxes. Kedua, Rasio Laba Fiskal terhadap Laba Akuntansi (Tax to Book Ratio), yang membandingkan laba fiskal (penghasilan kena pajak) dengan laba akuntansi komersial. Variabel-variabel ini dipilih karena mencerminkan perbedaan antara laba yang dilaporkan untuk tujuan akuntansi dan tujuan perpajakan, yang merupakan inti dari konsep Book Tax Differences. Data untuk variabel independen ini bersumber dari laporan keuangan perusahaan di Bursa Efek Indonesia (BEI) satu tahun sebelum pengumuman peringkat obligasi oleh Pefindo, memastikan konsistensi temporal data.

2. Variabel Dependen Peringkat Obligasi

Variabel dependen dalam penelitian ini adalah Peringkat Obligasi, yang merupakan indikator utama dari risiko kredit perusahaan. Peringkat obligasi ini diperoleh dari Pefindo, lembaga pemeringkat efek di Indonesia. Skala pengukuran yang digunakan untuk variabel ini adalah skala ordinal, dengan kategori peringkat yang tertera dalam lampiran. Skala ordinal dipilih karena peringkat obligasi merepresentasikan tingkatan atau urutan risiko kredit, bukan nilai numerik yang tetap. Dengan skala ordinal, analisis dapat memfokuskan pada hubungan antara variabel independen dan urutan peringkat obligasi, bukan nilai absolutnya. Data peringkat obligasi dikumpulkan untuk periode 2012-2014, konsisten dengan periode pengamatan variabel independen.

3. Variabel Kontrol Ukuran Perusahaan

Ukuran Perusahaan digunakan sebagai variabel kontrol dalam penelitian ini untuk mengendalikan pengaruh faktor ukuran perusahaan terhadap hubungan antara Book Tax Differences dan peringkat obligasi. Meskipun tidak dijelaskan secara detail dalam bagian ini, ukuran perusahaan umumnya diukur menggunakan rasio keuangan, seperti total aset atau penjualan. Inklusi variabel kontrol ini penting karena ukuran perusahaan dapat memengaruhi akses terhadap pendanaan, kemampuan manajemen risiko, dan tingkat transparansi keuangan, yang semuanya dapat berkorelasi dengan peringkat obligasi. Dengan memasukkan variabel kontrol ini, penelitian dapat mengisolasi pengaruh Book Tax Differences secara lebih akurat, mengurangi bias yang mungkin diakibatkan oleh perbedaan ukuran perusahaan.

4. Jenis Data dan Sumber Data

Penelitian ini menggunakan data sekunder, yaitu data yang telah dikumpulkan oleh pihak lain dan diakses oleh peneliti. Sumber data sekunder utama adalah laporan keuangan perusahaan yang terdaftar di BEI dan data peringkat obligasi yang dikeluarkan oleh Pefindo. Data laporan keuangan dikumpulkan dari website resmi BEI (www.idx.co.id), sedangkan data peringkat obligasi diperoleh dari website Pefindo (www.pefindo.com). Penggunaan data sekunder ini merupakan metode yang efisien dalam mengumpulkan data, terutama untuk periode waktu tertentu seperti yang diteliti dalam studi ini (2012-2014). Peneliti menjelaskan bahwa data yang dikumpulkan berupa data laporan keuangan perusahaan yang menjadi sampel penelitian. Jenis skala yang digunakan untuk variabel independen adalah skala nominal dengan variabel dummy, sementara variabel dependen menggunakan skala ordinal.

IV.Hasil Penelitian Pengaruh Pajak Tangguhan dan Tax to Book Ratio terhadap Peringkat Obligasi

Hasil menunjukkan bahwa Large Positive Deferred Taxes (LPDT) berpengaruh signifikan dan positif terhadap peringkat obligasi, sejalan dengan beberapa penelitian sebelumnya. Large Negative Deferred Taxes (LNDT) juga berpengaruh signifikan dan positif terhadap peringkat obligasi, meskipun bertentangan dengan beberapa studi lain. Terakhir, Tax to Book Ratio (LTB) berpengaruh signifikan namun negatif terhadap peringkat obligasi, menunjukkan bahwa semakin besar selisih antara laba fiskal dan laba akuntansi, semakin rendah peringkat obligasi yang diberikan.

1. Pengaruh Pajak Tangguhan Besar dan Positif LPDT terhadap Peringkat Obligasi

Hasil pengujian menunjukkan bahwa variabel Large Positive Deferred Taxes (LPDT) berpengaruh signifikan (p<0.05) dan positif terhadap peringkat obligasi. Nilai uji Wald sebesar 38.059 memperkuat temuan ini. Artinya, semakin besar pajak tangguhan positif, semakin tinggi peringkat obligasi yang diberikan. Temuan ini sejalan dengan beberapa penelitian sebelumnya (Christina, 2013; Fitranti, 2014; Fathony, 2012). Namun, hasil ini bertentangan dengan penelitian lain yang menyatakan bahwa LPDT tidak berpengaruh signifikan terhadap peringkat obligasi (Christina et al., 2010; Crabtree dan Maher, 2009; Puspita dan Christine, 2012). Perbedaan ini menunjukkan adanya kesenjangan penelitian yang perlu dikaji lebih lanjut. Temuan ini mengindikasikan bahwa pasar memberikan penilaian positif terhadap perusahaan dengan LPDT yang besar, mungkin karena menginterpretasikannya sebagai indikasi manajemen laba yang sehat dan kemampuan perusahaan dalam mengelola kewajiban pajaknya.

2. Pengaruh Pajak Tangguhan Besar dan Negatif LNDT terhadap Peringkat Obligasi

Hasil penelitian menunjukkan bahwa variabel Large Negative Deferred Taxes (LNDT) juga berpengaruh signifikan (p<0.05) dan positif terhadap peringkat obligasi. Nilai uji Wald sebesar 4.992 mendukung temuan ini. Ini berarti, semakin besar pajak tangguhan negatif, semakin tinggi peringkat obligasi. Temuan ini sejalan dengan beberapa penelitian terdahulu (Christina et al., 2010; Fathony, 2012; Fitantri, 2014), tetapi bertentangan dengan penelitian lain yang menemukan bahwa LNDT tidak berpengaruh signifikan (Crabtree dan Maher, 2009; Puspita dan Christine, 2012; Christina, 2013). Konsistensi dan kontradiksi temuan ini menunjukkan kompleksitas hubungan antara deferred taxes dan peringkat obligasi, memerlukan analisis lebih lanjut untuk mengidentifikasi faktor-faktor kontekstual yang mungkin memengaruhi hasil penelitian.

3. Pengaruh Rasio Laba Fiskal terhadap Laba Akuntansi Tax to Book Ratio terhadap Peringkat Obligasi

Analisis menunjukkan bahwa Tax to Book Ratio (LTB) berpengaruh signifikan terhadap peringkat obligasi, namun dengan pengaruh negatif. Ini berarti semakin besar rasio laba fiskal terhadap laba akuntansi (laba fiskal > laba akuntansi), semakin rendah peringkat obligasi yang diberikan. Kenaikan selisih Rp 1,00 antara laba fiskal dan laba akuntansi menurunkan probabilitas peringkat obligasi sebesar 1.314. Hasil ini mendukung hipotesis yang menyatakan bahwa perusahaan dengan rasio laba fiskal yang jauh lebih besar daripada laba akuntansi akan mendapatkan peringkat yang lebih rendah. Hal ini menunjukkan bahwa manajemen perusahaan kurang mampu mengelola rekonsiliasi fiskal mereka, sehingga Penghasilan Kena Pajak (PKP) lebih tinggi daripada industri sejenis. Sebaliknya, jika laba akuntansi lebih besar daripada laba fiskal, ini mengindikasikan potensi manajemen laba atau off-balance sheet financing yang dapat menurunkan peringkat obligasi karena dapat meragukan kemampuan perusahaan membayar hutang jangka panjang.

V.Kesimpulan

Penelitian ini mengonfirmasi bahwa Book Tax Differences, yang diukur melalui Pajak Tangguhan dan Tax to Book Ratio, berpengaruh signifikan terhadap peringkat obligasi perusahaan di BEI. Temuan ini memberikan informasi penting bagi investor dan emiten dalam menilai risiko dan kinerja obligasi di pasar modal Indonesia, khususnya untuk emiten indeks KOMPAS100. Namun perlu dicatat, beberapa hasil bertentangan dengan penelitian terdahulu sehingga memerlukan kajian lebih lanjut.

1. Pengaruh Pajak Tangguhan terhadap Peringkat Obligasi

Kesimpulan utama penelitian ini menunjukkan adanya pengaruh signifikan dari variabel Pajak Tangguhan terhadap peringkat obligasi perusahaan. Baik Large Positive Deferred Taxes (LPDT) maupun Large Negative Deferred Taxes (LNDT) terbukti berpengaruh signifikan. LPDT, yang mencerminkan kondisi di mana laba akuntansi melebihi laba fiskal, memiliki pengaruh positif dan signifikan terhadap peringkat obligasi. Ini menunjukkan bahwa perusahaan dengan kewajiban pajak tangguhan yang besar cenderung memiliki peringkat obligasi yang lebih tinggi. Temuan ini sebagian sejalan dengan beberapa penelitian sebelumnya, tetapi juga bertentangan dengan penelitian lain yang menunjukan hasil yang tidak signifikan. LNDT, yang mencerminkan kondisi sebaliknya (laba fiskal lebih besar dari laba akuntansi), juga memiliki pengaruh positif dan signifikan terhadap peringkat obligasi. Hasil ini sejalan dengan sebagian penelitian terdahulu, tetapi juga kontras dengan penelitian lain yang menyatakan tidak ada pengaruh signifikan. Perbedaan hasil penelitian ini perlu dipertimbangkan dalam konteks metodologi dan periode penelitian yang berbeda.

2. Pengaruh Rasio Laba Fiskal terhadap Laba Akuntansi Tax to Book Ratio terhadap Peringkat Obligasi

Penelitian ini juga menemukan pengaruh signifikan dari Tax to Book Ratio (LTB) terhadap peringkat obligasi, meskipun arah pengaruhnya negatif. Ini berarti semakin besar selisih antara laba fiskal dan laba akuntansi (laba fiskal lebih besar dari laba akuntansi), semakin rendah peringkat obligasi yang diberikan. Temuan ini menunjukkan bahwa perbedaan yang signifikan antara laba fiskal dan laba akuntansi dapat diinterpretasikan oleh pasar sebagai indikator potensi risiko keuangan perusahaan, sehingga berdampak negatif pada peringkat obligasi. Perusahaan dengan Tax to Book Ratio yang tinggi menunjukkan kurangnya kemampuan manajemen dalam mengelola rekonsiliasi fiskal, sehingga mengakibatkan PKP yang lebih tinggi dari industri sejenis. Perbedaan ini menyoroti pentingnya tax planning yang efektif bagi perusahaan untuk menjaga kinerja keuangan dan peringkat obligasinya.

3. Implikasi dan Keterbatasan Penelitian

Secara keseluruhan, penelitian ini memberikan bukti empiris mengenai pengaruh Book Tax Differences terhadap peringkat obligasi perusahaan di Indonesia, khususnya pada emiten indeks KOMPAS100 selama periode 2012-2014. Temuan ini memiliki implikasi penting bagi investor, perusahaan, dan regulator dalam memahami faktor-faktor yang mempengaruhi penilaian risiko kredit. Hasil penelitian menunjukkan bahwa baik pajak tangguhan (baik positif maupun negatif) dan rasio laba fiskal terhadap laba akuntansi memiliki peran signifikan dalam menentukan peringkat obligasi. Namun, perlu diingat bahwa penelitian ini memiliki keterbatasan, termasuk jumlah sampel yang relatif kecil dan fokus pada periode waktu tertentu. Penelitian lebih lanjut dengan sampel yang lebih besar dan periode waktu yang lebih panjang diperlukan untuk memperkuat generalisasi temuan ini dan mempertimbangkan faktor-faktor kontekstual lainnya yang mungkin berpengaruh.