Analisis Pengaruh Laba Akuntansi dan Laba Tunai terhadap Dividen Kas

Analisis Pengaruh Laba Akuntansi dan Laba Tunai terhadap Dividen Kas

Informasi dokumen

Penulis

Vorries Floreenta

instructor Prof. Dr. Azhar Maksum, M.Ec.Ac., Ak., C.A. (Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara)
Sekolah

Universitas Sumatera Utara

Jurusan Akuntansi
Tempat Medan
Jenis dokumen Skripsi
Bahasa Indonesian
Format | PDF
Ukuran 4.61 MB
  • Laba Akuntansi
  • Laba Tunai
  • Dividen Kas

Ringkasan

I.Tujuan Penelitian dan Populasi

Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh laba akuntansi dan laba tunai terhadap dividen kas, dengan likuiditas sebagai variabel moderasi pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI). Populasi penelitian meliputi 131 perusahaan manufaktur di BEI periode 2010-2012, namun sampel akhir yang memenuhi kriteria hanya 21 perusahaan. Metode pengambilan sampel yang digunakan adalah purposive sampling.

1. Tujuan Penelitian

Bagian ini menjelaskan tujuan utama penelitian, yaitu untuk mengkaji pengaruh laba akuntansi dan laba tunai terhadap dividen kas yang dibayarkan perusahaan manufaktur. Penelitian ini secara spesifik ingin melihat bagaimana likuiditas berperan sebagai variabel moderasi dalam hubungan tersebut. Dengan kata lain, penelitian ini bertujuan untuk menguji hipotesis tentang seberapa besar pengaruh laba akuntansi dan laba tunai, baik secara individual maupun bersama-sama, terhadap keputusan perusahaan untuk membagikan dividen kas, serta bagaimana likuiditas dapat memodifikasi atau memperkuat pengaruh tersebut. Rumusan masalah yang ingin dijawab adalah bagaimana besarnya pengaruh laba akuntansi dan laba tunai terhadap dividen kas, serta bagaimana peran likuiditas dalam memoderasi hubungan tersebut. Tujuan penelitian ini sangat spesifik dan terfokus pada pengujian pengaruh variabel-variabel tersebut dalam konteks perusahaan manufaktur di Indonesia.

2. Populasi dan Sampel Penelitian

Penelitian ini mengambil populasi sebanyak 131 perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) selama periode 2010 hingga 2012. Angka ini mewakili keseluruhan perusahaan manufaktur yang menjadi objek studi. Namun, tidak semua perusahaan dalam populasi tersebut digunakan sebagai sampel. Peneliti menggunakan teknik purposive sampling untuk memilih sampel yang sesuai dengan kriteria tertentu. Kriteria ini memastikan bahwa sampel yang terpilih benar-benar representatif dan relevan untuk menjawab rumusan masalah penelitian. Setelah dilakukan penyaringan berdasarkan kriteria tersebut, hanya 21 perusahaan yang memenuhi syarat dan akhirnya terpilih sebagai sampel penelitian. Penggunaan purposive sampling memungkinkan peneliti untuk memilih sampel yang memiliki karakteristik spesifik yang dianggap penting untuk analisis, sehingga hasil penelitian lebih terfokus dan akurat.

II.Tinjauan Pustaka Teori Teori Dividen

Penelitian ini meninjau beberapa teori dividen yang relevan, termasuk teori bird-in-the-hand (Gordon dan Lintner), teori perbedaan pajak (Litzenberger dan Ramaswamy), dan teori sinyal (signaling hypothesis). Teori-teori ini menjelaskan berbagai perspektif tentang bagaimana laba akuntansi, laba tunai, dan kebijakan dividen perusahaan berhubungan dengan keputusan investor dan harga saham. Penelitian sebelumnya oleh Harahap (2007) dan Suharli (2007) juga dikaji untuk memberikan konteks lebih lanjut mengenai pengaruh laba dan likuiditas terhadap dividen kas.

1. Teori Bird in the Hand

Tinjauan pustaka membahas teori 'bird-in-the-hand' yang dikemukakan oleh Gordon (1959). Teori ini berargumen bahwa dividen kas (uang di tangan) lebih disukai investor daripada laba ditahan (potensi dividen di masa depan). Hal ini didasarkan pada persepsi bahwa laba ditahan mungkin tidak selalu dikonversi menjadi dividen di masa mendatang. Penelitian Fischer (1974) mendukung teori ini, menunjukkan bahwa dividen memberikan dampak yang lebih besar terhadap harga saham daripada laba ditahan. Namun, asumsi pasar modal sempurna dalam teori ini dikritik karena mengabaikan aspek pajak yang berpengaruh terhadap preferensi investor antara dividen dan capital gain.

2. Teori Perbedaan Pajak

Teori perbedaan pajak, yang diusulkan oleh Litzenberger dan Ramaswamy (1979), menawarkan perspektif yang berbeda. Teori ini menyatakan bahwa investor lebih menyukai capital gain daripada dividen karena dapat menunda pembayaran pajak. Dengan menunda penjualan saham, investor dapat mengurangi beban pajak. Teori ini berlawanan dengan teori 'bird-in-the-hand', dan menunjukkan bahwa rasio pembayaran dividen yang rendah dapat menurunkan biaya modal saham dan meningkatkan harga saham. Miller dan Modigliani menyebut argumen 'bird-in-the-hand' sebagai kesalahan persepsi karena mengabaikan faktor pajak.

3. Teori Perataan Dividen dan Signaling Hypothesis

Lintner (1956) memperkenalkan teori perataan dividen, yang menjelaskan bahwa manajemen cenderung mempertahankan kestabilan pembayaran dividen untuk mencapai target rasio pembayaran dividen jangka panjang. Mereka menghindari fluktuasi besar dalam dividen karena kekhawatiran akan ketidakmampuan untuk mempertahankan pembayaran dividen di masa depan. Selanjutnya, 'Signaling Hypothesis' menjelaskan bahwa pembayaran dividen dapat menjadi sinyal kepada pasar tentang kinerja dan prospek perusahaan. Kenaikan dividen diartikan sebagai sinyal positif, sementara penurunan dividen mengindikasikan prospek yang kurang baik. Pembagian dividen pun dipengaruhi oleh ketersediaan kas perusahaan, meskipun perusahaan memperoleh laba akuntansi. Oleh karena itu, banyak perusahaan mempertimbangkan laba tunai (laba setelah disesuaikan dengan transaksi non-kas) dalam menentukan besarnya dividen.

4. Pengaruh Likuiditas dan Penelitian Terdahulu

Faktor likuiditas juga dibahas sebagai faktor penting dalam menentukan pembayaran dividen. Watson dan Head (2007) berpendapat bahwa perusahaan harus mempertimbangkan likuiditas sebelum membayar dividen. Suharli (2007) menambahkan bahwa perusahaan dengan likuiditas yang lebih baik mampu membayar dividen yang lebih besar. Penelitian Harahap (2007) menunjukkan pengaruh signifikan laba akuntansi dan laba tunai terhadap dividen kas, meskipun laba tunai memiliki korelasi yang lebih kecil dibandingkan laba akuntansi. Suharli (2007) juga menemukan bahwa likuiditas memperkuat pengaruh profitabilitas terhadap dividen kas. Penelitian-penelitian ini memberikan landasan teoritis dan empiris untuk penelitian yang sedang dilakukan.

III.Hipotesis Penelitian

Penelitian ini menguji tiga hipotesis: (1) Laba akuntansi dan laba tunai berpengaruh signifikan terhadap dividen kas. (2) Likuiditas memoderasi hubungan antara laba akuntansi dan dividen kas. (3) Likuiditas memoderasi hubungan antara laba tunai dan dividen kas. Hipotesis ini didasarkan pada teori-teori dividen dan temuan penelitian terdahulu.

1. Hubungan Laba Akuntansi dan Laba Tunai terhadap Dividen Kas

Hipotesis pertama menguji hubungan antara laba akuntansi dan laba tunai terhadap dividen kas. Didukung oleh penelitian Harahap (2007), hipotesis ini mengemukakan bahwa semakin tinggi laba akuntansi yang diperoleh perusahaan, maka semakin tinggi pula dividen kas yang akan dibagikan kepada investor. Sebaliknya, jika laba akuntansi rendah, maka dividen kas yang dibagikan juga akan rendah. Hipotesis ini juga mempertimbangkan laba tunai, walaupun penelitian sebelumnya menunjukkan korelasi laba tunai terhadap dividen kas lebih kecil dibandingkan dengan laba akuntansi. Esensi dari hipotesis ini terletak pada asumsi bahwa laba, baik akuntansi maupun tunai, merupakan sumber utama dana untuk pembayaran dividen. Oleh karena itu, peningkatan laba akan berdampak positif pada peningkatan dividen yang dibayarkan.

2. Likuiditas Memoderasi Hubungan Laba Akuntansi dan Dividen Kas

Hipotesis kedua mengemukakan bahwa likuiditas memoderasi hubungan antara laba akuntansi dan dividen kas. Berdasarkan penelitian Waston dan Head (2007), dan didukung oleh temuan bahwa perusahaan perlu mempertimbangkan tingkat likuiditas sebelum membayar dividen, hipotesis ini berargumen bahwa meskipun laba bersih tinggi, jika likuiditas rendah, pembayaran dividen bisa terbatas karena keterbatasan kas. Kreditur juga dapat membatasi pembayaran dividen jika likuiditas perusahaan kurang baik (Kibet, 2012). Dengan demikian, likuiditas bertindak sebagai faktor pembatas atau penguat terhadap hubungan antara laba akuntansi dan dividen kas. Ini menunjukkan bahwa kemampuan perusahaan untuk memenuhi kewajiban jangka pendeknya berpengaruh signifikan pada kemampuannya untuk membagikan dividen.

3. Likuiditas Memoderasi Hubungan Laba Tunai dan Dividen Kas

Hipotesis ketiga serupa dengan hipotesis kedua, tetapi fokusnya pada laba tunai. Hipotesis ini menguji apakah likuiditas memoderasi hubungan antara laba tunai dan dividen kas. Karena pembayaran dividen kas memerlukan pengeluaran kas, likuiditas yang rendah dapat menyebabkan pengalihan kas untuk membayar utang, sehingga mengurangi jumlah dividen yang dibagikan. Sebaliknya, likuiditas yang tinggi memungkinkan perusahaan untuk membayar dividen yang lebih besar. Ini menekankan kembali pentingnya likuiditas, bukan hanya sebagai faktor yang berdiri sendiri, tetapi juga sebagai variabel yang memperkuat atau memperlemah hubungan antara sumber dana (laba tunai) dan keputusan pembagian dividen. Oleh karena itu, likuiditas memiliki peran penting dalam menentukan besarnya dividen yang dibagikan, meskipun perusahaan memiliki laba tunai yang cukup besar.

IV.Metodologi Penelitian

Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif dengan analisis regresi berganda dan regresi moderasi. Uji asumsi klasik seperti uji normalitas, heteroskedastisitas, dan autokorelasi dilakukan untuk memastikan validitas model. Metode trimming digunakan untuk menangani data outlier. Setelah trimming, terdapat 63 observasi yang digunakan dalam analisis. Uji residual digunakan untuk menganalisis pengaruh variabel moderating.

1. Pendekatan Penelitian

Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif untuk menguji pengaruh laba akuntansi dan laba tunai terhadap dividen kas, dengan likuiditas sebagai variabel moderasi. Pendekatan kuantitatif dipilih karena menghasilkan data berupa angka yang dapat diukur secara pasti. Data yang digunakan adalah data riil dari perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Penggunaan data riil ini bertujuan untuk mendapatkan hasil analisis yang akurat dan relevan dengan kondisi di lapangan. Penelitian ini dirancang untuk menguji hipotesis yang telah dirumuskan sebelumnya menggunakan metode statistik yang tepat.

2. Uji Asumsi Klasik

Sebelum melakukan pengujian hipotesis, dilakukan uji asumsi klasik untuk memastikan bahwa model regresi yang digunakan memenuhi persyaratan. Uji asumsi klasik yang dilakukan meliputi uji normalitas, uji heteroskedastisitas, dan uji autokorelasi. Uji normalitas bertujuan untuk memastikan data berdistribusi normal. Uji heteroskedastisitas bertujuan untuk mendeteksi apakah varians residual konstan atau tidak. Uji autokorelasi bertujuan untuk memastikan tidak ada korelasi antara residual pada periode t dengan residual pada periode t-1. Uji-uji ini menggunakan metode yang standar dalam analisis regresi, dan hasilnya akan menentukan kelayakan model regresi yang digunakan untuk menguji hipotesis.

3. Metode Analisis Data

Metode analisis data yang digunakan adalah regresi berganda dan regresi moderasi. Regresi berganda digunakan untuk menguji pengaruh laba akuntansi dan laba tunai terhadap dividen kas. Regresi moderasi digunakan untuk menguji pengaruh likuiditas sebagai variabel moderasi pada hubungan tersebut. Uji regresi moderasi dalam penelitian ini menggunakan uji residual, dimana likuiditas dianggap sebagai variabel moderasi jika koefisien parameternya negatif dan signifikan. Analisis koefisien determinasi (R²) juga dilakukan untuk mengukur seberapa besar kemampuan variabel independen dalam menjelaskan variasi variabel dependen (dividen kas). Penggunaan metode ini memastikan bahwa analisis yang dilakukan secara tepat dan sesuai dengan jenis data dan hipotesis yang diuji.

4. Pengolahan Data Outlier

Dalam proses pengolahan data, peneliti mendeteksi adanya data outlier. Data outlier adalah data yang memiliki nilai ekstrim dan berada di luar rentang normal. Untuk mengatasi masalah ini, peneliti melakukan transformasi data dengan metode trimming, yaitu dengan mengeluarkan data outlier dari analisis. Terdapat 12 data outlier yang dikeluarkan, sehingga jumlah observasi yang digunakan dalam analisis menjadi 63. Metode trimming ini bertujuan untuk meningkatkan akurasi dan keandalan hasil analisis karena data outlier dapat memengaruhi hasil regresi. Setelah dilakukan trimming, analisis data dilanjutkan untuk menguji hipotesis yang telah dirumuskan.

V.Hasil dan Pembahasan Ringkasan

Hasil penelitian akan membahas pengaruh signifikansi dari laba akuntansi dan laba tunai terhadap dividen kas, serta peran likuiditas sebagai variabel moderasi. Analisis koefisien determinasi (R²) akan menunjukkan seberapa besar kemampuan variabel independen dalam menjelaskan variasi dividen kas. Pembahasan akan menafsirkan temuan berdasarkan teori-teori dividen yang telah dikaji sebelumnya.

1. Pengaruh Laba Akuntansi dan Laba Tunai terhadap Dividen Kas

Bagian hasil dan pembahasan akan memaparkan temuan empiris mengenai pengaruh laba akuntansi dan laba tunai terhadap dividen kas. Analisis akan menunjukkan seberapa signifikan pengaruh masing-masing variabel independen (laba akuntansi dan laba tunai) terhadap variabel dependen (dividen kas). Pembahasan akan mengkaji apakah temuan tersebut sesuai dengan hipotesis yang diajukan dan teori-teori dividen yang telah dibahas sebelumnya. Interpretasi hasil akan mempertimbangkan besarnya koefisien regresi dan nilai signifikansi untuk menentukan kekuatan dan arah pengaruh. Perbedaan pengaruh antara laba akuntansi dan laba tunai terhadap dividen kas juga akan dianalisa dan diinterpretasikan, dengan mempertimbangkan faktor-faktor yang mungkin menyebabkan perbedaan tersebut.

2. Peran Likuiditas sebagai Variabel Moderasi

Bagian ini akan mempresentasikan hasil pengujian peran likuiditas sebagai variabel moderasi. Analisis akan mengkaji apakah likuiditas memodifikasi hubungan antara laba akuntansi/laba tunai dan dividen kas seperti yang dihipotesiskan. Pembahasan akan fokus pada koefisien interaksi antara likuiditas dengan laba akuntansi dan likuiditas dengan laba tunai. Nilai signifikansi koefisien interaksi akan menunjukkan apakah pengaruh moderasi likuiditas signifikan secara statistik. Interpretasi hasil akan menjelaskan bagaimana likuiditas memperkuat atau memperlemah hubungan antara variabel independen dan dependen. Perbedaan pengaruh moderasi likuiditas pada hubungan laba akuntansi dan laba tunai dengan dividen kas juga akan dibahas.

3. Analisis Koefisien Determinasi R²

Koefisien determinasi (R²) akan digunakan untuk mengukur goodness of fit model, yaitu seberapa besar kemampuan variabel independen (laba akuntansi, laba tunai, dan likuiditas) dalam menjelaskan variasi dividen kas. Nilai R² berkisar antara 0 hingga 1, dengan nilai mendekati 1 menunjukkan bahwa model mampu menjelaskan sebagian besar variasi dividen kas. Pembahasan akan menginterpretasikan nilai R² untuk menilai kesesuaian model yang digunakan dan kekuatan prediksi model dalam menjelaskan variasi dividen kas. Nilai R² yang rendah akan menunjukkan keterbatasan model dalam menjelaskan variasi dividen kas, dan selanjutnya akan dibahas kemungkinan faktor lain yang berpengaruh.

VI.Kesimpulan dan Saran

Kesimpulan akan merangkum temuan penelitian mengenai pengaruh laba akuntansi, laba tunai, dan likuiditas terhadap dividen kas. Saran diberikan kepada peneliti selanjutnya untuk meningkatkan kualitas penelitian, misalnya dengan memperbesar sampel, memperpanjang periode penelitian, dan menambahkan variabel independen lain. Peran likuiditas sebagai variabel moderasi juga akan menjadi fokus saran, mengingat ada kemungkinan untuk menggunakan variabel alternatif lain.

1. Kesimpulan Penelitian

Kesimpulan penelitian akan merangkum temuan utama mengenai pengaruh laba akuntansi dan laba tunai terhadap dividen kas, dengan mempertimbangkan peran likuiditas sebagai variabel moderasi. Kesimpulan ini akan menjawab rumusan masalah yang telah diajukan di awal penelitian. Kesimpulan akan menyebutkan secara spesifik apakah hipotesis yang diajukan terbukti atau tidak terbukti secara empiris, dengan mempertimbangkan tingkat signifikansi statistik yang diperoleh. Hasil analisis regresi berganda dan regresi moderasi akan menjadi dasar penyusunan kesimpulan. Kesimpulan harus jelas, ringkas, dan mencerminkan temuan-temuan penting dari penelitian.

2. Saran untuk Penelitian Selanjutnya

Bagian saran memberikan rekomendasi untuk penelitian di masa mendatang yang dapat memperkaya dan mengembangkan temuan penelitian ini. Saran pertama yang diberikan adalah untuk meningkatkan jumlah sampel perusahaan yang diteliti, guna meningkatkan generalisasi hasil penelitian. Periode penelitian juga disarankan untuk diperpanjang agar memberikan gambaran yang lebih komprehensif. Selain itu, penelitian selanjutnya dapat mempertimbangkan untuk menambahkan variabel independen lain yang mungkin berpengaruh terhadap dividen kas, misalnya variabel-variabel makroekonomi atau karakteristik spesifik perusahaan. Terakhir, penelitian selanjutnya dapat mengeksplorasi variabel moderasi alternatif lain selain likuiditas mengingat potensi keterbatasan likuiditas sebagai variabel moderasi dalam penelitian ini.