
Analisis Pengaruh Financial Leverage Terhadap Return on Equity dan Earning per Share pada Perusahaan Perkebunan
Informasi dokumen
Penulis | Boy Chandra Siregar |
Sekolah | Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara |
Jurusan | Manajemen |
Jenis dokumen | Skripsi |
Bahasa | Indonesian |
Format | |
Ukuran | 1.92 MB |
- Pengaruh Financial Leverage
- Return on Equity
- Earning per Share
Ringkasan
I.Latar Belakang dan Rumusan Masalah
Penelitian ini menganalisis pengaruh Financial Leverage (menggunakan rasio Debt to Equity Ratio (DER) dan Debt to Assets Ratio (DAR)) terhadap Return on Equity (ROE) dan Earning Per Share (EPS) pada perusahaan perkebunan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI). Pertanyaan penelitian berfokus pada signifikansi pengaruh Financial Leverage secara simultan dan parsial terhadap ROE dan EPS, serta konsistensi temuan dengan teori keuangan yang ada. Studi ini relevan karena kinerja keuangan perusahaan perkebunan di Indonesia, khususnya dalam hal ROE dan EPS, dipengaruhi oleh strategi Financial Leverage yang diterapkan.
1. Persaingan Bisnis dan Kebutuhan Kebijakan Pembiayaan
Latar belakang penelitian didasari oleh kondisi persaingan bisnis yang ketat. Setiap perusahaan, termasuk perusahaan perkebunan, membutuhkan kebijakan strategis, khususnya dalam hal pembiayaan, untuk menarik investor dan meningkatkan kinerja. Kebijakan pembiayaan yang tepat diharapkan dapat memaksimalkan kesejahteraan pemegang saham (shareholder) dengan tetap menjaga risiko perusahaan dalam batas yang wajar. Meskipun pembiayaan dapat dilakukan sepenuhnya dengan modal sendiri, kenyataannya hampir semua perusahaan menggunakan hutang, mengakibatkan perlunya ukuran yang sehat dalam menentukan besarnya hutang tersebut. Penggunaan hutang, atau financial leverage, menjadi fokus penelitian karena potensinya untuk meningkatkan pengembalian investasi, namun juga menyimpan risiko kebangkrutan jika pengelolaannya tidak tepat. Penulis mencatat adanya perbedaan hasil antara teori keuangan dan fenomena yang terjadi di lapangan, terkait hubungan financial leverage dengan kinerja perusahaan.
2. Pengukuran Kinerja Keuangan dan Permasalahan Financial Leverage
Dalam mengukur kinerja keuangan perusahaan, khususnya pengembalian bagi pemegang saham, dua rasio yang sering digunakan adalah Return on Equity (ROE) dan Earning Per Share (EPS). Perusahaan perkebunan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) menunjukkan kinerja keuangan yang beragam. Meskipun beberapa perusahaan seperti PT Astra Agro Lestari, PT London Sumatera, PT Sampoerna Agro, dan PT SMART menunjukkan peningkatan EPS sejak 2006, penurunan terjadi pada 2009 yang kemungkinan disebabkan oleh jatuhnya harga CPO. Penelitian ini tertarik untuk mengkaji lebih dalam hubungan antara financial leverage dan kinerja perusahaan, khususnya melihat adanya perbedaan antara teori dan praktik dilapangan, terutama dalam konteks perusahaan perkebunan yang mengutamakan tanaman kelapa sawit. Penulis mengamati perbedaan komposisi hutang dalam struktur modal setiap perusahaan, yang ditunjukkan oleh Debt to Equity Ratio (DER) yang bervariasi. Hal ini yang mendorong penelitian untuk menelaah lebih detail pengaruh financial leverage pada kinerja keuangan perusahaan perkebunan di BEI.
3. Definisi dan Jenis Leverage
Penelitian menjelaskan tiga jenis leverage: operating leverage, financial leverage, dan total leverage. Operating leverage didefinisikan sebagai penggunaan biaya tetap dalam operasi perusahaan untuk meningkatkan laba sebelum bunga dan pajak. Financial leverage, yang menjadi fokus utama penelitian ini, dijelaskan sebagai penggunaan dana dengan beban tetap (seperti hutang) untuk meningkatkan return bagi pemegang saham. Definisi financial leverage mengacu pada Brigham & Houston (2006) dan Bambang Riyanto (2001), menekankan pada penggunaan sekuritas dengan pengembalian tetap dalam struktur modal perusahaan dan harapan untuk memperbesar pendapatan per lembar saham biasa (EPS). Penggunaan financial leverage memiliki potensi dampak positif (peningkatan pendapatan melebihi beban keuangan) dan negatif (peningkatan hutang dan risiko kebangkrutan jika perusahaan tak mampu memenuhi kewajiban bunga). Perbedaan hasil penelitian terdahulu yang dilakukan di sektor pertambangan dan properti/manufaktur juga menjadi latar belakang penelitian ini, yang ingin melihat apakah temuan serupa berlaku di sektor perkebunan.
4. Rumusan Masalah dan Tujuan Penelitian
Berdasarkan latar belakang tersebut, penelitian ini dirumuskan untuk menganalisis pengaruh financial leverage terhadap ROE dan EPS pada perusahaan perkebunan yang terdaftar di BEI. Penelitian ini bertujuan untuk menguji secara simultan dan parsial pengaruh Debt to Equity Ratio (DER) dan Debt to Assets Ratio (DAR) terhadap ROE dan EPS. Penelitian ini juga bertujuan untuk melihat apakah hasil penelitian konsisten dengan teori keuangan yang ada, khususnya terkait dampak financial leverage terhadap profitabilitas perusahaan perkebunan. Dengan memahami hubungan antara financial leverage dan kinerja keuangan, penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi bagi pemahaman strategi pembiayaan yang optimal bagi perusahaan perkebunan di Indonesia, sekaligus memberikan implikasi bagi para investor dan pengambil keputusan di perusahaan.
II.Metode Penelitian
Penelitian ini menggunakan metode kuantitatif dengan pendekatan asosiatif, menganalisis data sekunder berupa laporan keuangan tahunan perusahaan perkebunan di BEI periode 2006-2009. Analisis data dilakukan menggunakan metode descriptive analysis dan multiple linear regression. Variabel independennya adalah DER dan DAR, sementara variabel dependennya adalah ROE dan EPS.
1. Jenis Penelitian dan Sumber Data
Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif dengan desain asosiatif, menggunakan data sekunder yang diperoleh dari publikasi Bursa Efek Indonesia (BEI). Data yang digunakan berupa time series data dari laporan keuangan perusahaan perkebunan yang terdaftar di BEI, mencakup periode 2006 hingga 2009. Penelitian ini bersifat deskriptif, melukiskan keadaan subyek dan obyek penelitian berdasarkan fakta yang tampak. Data sekunder ini dipilih karena aksesibilitasnya dalam mengkaji kinerja keuangan perusahaan perkebunan dalam periode waktu tertentu. Penelitian asosiatif digunakan untuk menguji hubungan antara variabel independen (Financial Leverage) dan variabel dependen (Return on Equity dan Earning Per Share). Penggunaan data sekunder memberikan efisiensi dalam pengumpulan data, namun juga membatasi cakupan penelitian pada informasi yang tersedia secara publik.
2. Metode Analisis Data
Analisis data dilakukan menggunakan dua metode utama: descriptive analysis dan multiple linear regression. Descriptive analysis digunakan untuk mendeskripsikan karakteristik data, sedangkan multiple linear regression digunakan untuk menguji pengaruh simultan dan parsial dari variabel independen (Debt to Equity Ratio dan Debt to Assets Ratio) terhadap variabel dependen (Return on Equity dan Earning Per Share). Pilihan metode ini didasarkan pada jenis data yang digunakan (kuantitatif) dan tujuan penelitian untuk mengidentifikasi hubungan antar variabel. Multiple linear regression memungkinkan peneliti untuk menganalisis pengaruh dua variabel independen secara bersamaan dan terpisah terhadap dua variabel dependen. Software SPSS versi 16.00 digunakan untuk mempermudah proses analisis data, khususnya perhitungan regresi dan uji statistik lainnya yang diperlukan.
III.Hasil Penelitian dan Pembahasan
Hasil uji F (simultan) menunjukkan bahwa Financial Leverage (DER dan DAR) secara signifikan berpengaruh terhadap ROE dan EPS. Namun, pengaruhnya berbeda. Financial Leverage berpengaruh positif dan signifikan terhadap ROE, sesuai dengan teori Brigham dan Houston (2006). Sebaliknya, pengaruh terhadap EPS negatif dan signifikan, bertentangan dengan teori Riyanto (2001). Uji t (parsial) menunjukkan bahwa DER secara signifikan berpengaruh terhadap ROE dan EPS, sedangkan DAR hanya berpengaruh signifikan terhadap ROE tetapi tidak terhadap EPS. Beberapa perusahaan perkebunan yang diteliti (misalnya, PT Astra Agro Lestari Tbk., PT London Sumatera, PT Sampoerna Agro, PT SMART Tbk) menunjukkan fluktuasi DER dan DAR selama periode penelitian (2006-2009).
1. Pengaruh Simultan Financial Leverage terhadap ROE dan EPS
Hasil uji F (uji simultan) menunjukkan bahwa financial leverage, yang diukur melalui Debt to Equity Ratio (DER) dan Debt to Assets Ratio (DAR), secara signifikan berpengaruh terhadap Return on Equity (ROE) dan Earning Per Share (EPS) pada perusahaan perkebunan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI). Temuan ini menunjukkan bahwa baik DER maupun DAR secara bersama-sama memiliki dampak yang signifikan pada ROE dan EPS. Namun, perlu diperhatikan bahwa uji simultan hanya menunjukkan pengaruh gabungan dari DER dan DAR, belum memberikan gambaran pengaruh masing-masing rasio secara individual.
2. Pengaruh Parsial Debt to Equity Ratio DER terhadap ROE dan EPS
Analisis lebih lanjut menggunakan uji t (uji parsial) menunjukkan bahwa DER berpengaruh signifikan terhadap ROE dan EPS. Hasil ini menguatkan temuan uji F, menunjukkan bahwa DER memiliki pengaruh yang independen dan signifikan terhadap baik ROE maupun EPS. Temuan ini mengindikasikan pentingnya rasio DER dalam menentukan kinerja keuangan perusahaan perkebunan, khususnya dalam hal return bagi pemegang saham (ROE) dan pendapatan per saham (EPS). Hal ini perlu dikaji lebih lanjut untuk melihat strategi pengelolaan DER yang optimal bagi perusahaan perkebunan.
3. Pengaruh Parsial Debt to Assets Ratio DAR terhadap ROE dan EPS
Berbeda dengan DER, uji t (uji parsial) menunjukkan bahwa DAR hanya berpengaruh signifikan terhadap ROE, tetapi tidak signifikan terhadap EPS. Artinya, DAR memberikan kontribusi pada penjelasan variasi ROE, namun tidak memiliki pengaruh yang signifikan terhadap EPS. Hal ini menunjukkan bahwa pengaruh financial leverage terhadap EPS lebih didominasi oleh DER dibandingkan DAR. Perbedaan hasil ini antara DER dan DAR menunjukkan perlunya pertimbangan yang lebih cermat dalam menggunakan kedua rasio ini untuk menilai dan mengelola financial leverage perusahaan perkebunan.
4. Perbandingan Hasil dengan Teori dan Penelitian Sebelumnya
Hasil penelitian menunjukkan adanya kesesuaian dan ketidaksesuaian dengan teori dan penelitian sebelumnya. Pengaruh positif dan signifikan financial leverage terhadap ROE sesuai dengan teori Brigham dan Houston (2006). Namun, pengaruh negatif dan signifikan terhadap EPS bertentangan dengan teori Riyanto (2001). Perbedaan ini mungkin disebabkan oleh karakteristik khusus sektor perkebunan yang berbeda dengan sektor pertambangan (Ramadhan, 2008) dan properti/manufaktur (Sibarani, 2009) dalam penelitian sebelumnya. Studi ini menyoroti pentingnya konteks industri dalam menganalisis dampak financial leverage terhadap kinerja keuangan perusahaan. Perbedaan hasil ini menunjukkan kompleksitas pengaruh financial leverage dan membutuhkan penelitian lebih lanjut untuk mengkaji faktor-faktor lain yang mungkin turut berperan.
IV.Kesimpulan dan Saran
Penelitian menyimpulkan bahwa Financial Leverage berpengaruh signifikan, tetapi dengan arah yang berbeda terhadap ROE dan EPS. Pengaruh positif terhadap ROE dan negatif terhadap EPS menunjukkan Financial Leverage yang tidak menguntungkan bagi perusahaan perkebunan yang diteliti. Penelitian lebih lanjut disarankan untuk memperluas variabel Financial Leverage dan mempertimbangkan faktor-faktor lain yang dapat mempengaruhi ROE dan EPS.
1. Kesimpulan Mengenai Pengaruh Financial Leverage
Kesimpulan utama penelitian ini adalah financial leverage, yang diukur melalui Debt to Equity Ratio (DER) dan Debt to Assets Ratio (DAR), secara signifikan berpengaruh terhadap Return on Equity (ROE) dan Earning Per Share (EPS) pada perusahaan perkebunan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI). Namun, arah pengaruhnya berbeda. Secara simultan, dan sebagian juga secara parsial (DER), financial leverage berpengaruh positif dan signifikan terhadap ROE, sejalan dengan teori Brigham dan Houston (2006). Ini menunjukkan bahwa penggunaan hutang dapat meningkatkan tingkat pengembalian bagi pemegang saham. Sebaliknya, financial leverage menunjukkan pengaruh negatif dan signifikan terhadap EPS, bertentangan dengan teori Riyanto (2001). Temuan ini menunjukkan bahwa peningkatan leverage tidak selalu berdampak positif pada pendapatan per saham di sektor perkebunan.
2. Saran untuk Perusahaan Perkebunan di BEI
Berdasarkan hasil penelitian, disarankan agar perusahaan perkebunan yang terdaftar di BEI tidak meningkatkan leverage secara berlebihan dalam struktur modalnya. Karena dalam penelitian ini, financial leverage terbukti memiliki dampak negatif terhadap Earning Per Share (EPS). Meskipun Return on Equity (ROE) meningkat, penurunan EPS mengindikasikan bahwa peningkatan leverage tersebut tidak menguntungkan secara keseluruhan. Penting bagi perusahaan untuk menjaga keseimbangan antara manfaat peningkatan ROE dan risiko penurunan EPS yang terkait dengan peningkatan leverage. Manajemen hutang yang hati-hati dan strategi pembiayaan yang terukur menjadi kunci keberhasilan.
3. Saran untuk Penelitian Selanjutnya
Penelitian ini menunjukkan bahwa Debt to Equity Ratio (DER) dan Debt to Assets Ratio (DAR) hanya memberikan pengaruh yang relatif kecil terhadap Return on Equity (ROE) dan Earning Per Share (EPS). Oleh karena itu, penelitian lebih lanjut disarankan untuk memperluas variabel bebas dengan memasukkan rasio leverage lainnya. Dengan demikian, penjelasan mengenai pengaruh financial leverage terhadap ROE dan EPS dapat lebih komprehensif. Penelitian selanjutnya juga bisa mempertimbangkan faktor-faktor lain yang mungkin mempengaruhi ROE dan EPS, seperti faktor makro ekonomi, kondisi pasar, dan strategi bisnis perusahaan. Penelitian dengan cakupan data yang lebih luas dan periode yang lebih panjang juga akan memperkaya hasil penelitian.