
Analisis Pengaruh Faktor-Faktor Keuangan Terhadap Return Saham Perusahaan Consumer Goods
Informasi dokumen
Penulis | Fethryssia Novian |
Sekolah | Universitas Sumatera Utara |
Jurusan | Akuntansi |
Jenis dokumen | Skripsi |
Bahasa | Indonesian |
Format | |
Ukuran | 1.87 MB |
- Pengaruh Economic Value Added
- Return Saham
- Perusahaan Consumer Goods
Ringkasan
I.Latar Belakang Penelitian Analisis Return Saham pada Perusahaan Consumer Goods di Bursa Efek Indonesia BEI
Penelitian ini menyelidiki pengaruh beberapa variabel keuangan terhadap return saham pada perusahaan consumer goods yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI). Variabel independen yang dianalisis meliputi Economic Value Added (EVA), Earnings Per Share (EPS), Return on Assets (ROA), dan Arus Kas Operasi. Penelitian ini didasari oleh fluktuasi laba yang signifikan pada industri consumer goods dan kebutuhan investor akan prediksi kinerja yang akurat untuk pengambilan keputusan investasi. Periode penelitian mencakup tahun 2007-2009, mengingat kondisi ekonomi global yang berpengaruh terhadap pasar saham.
1. Pendahuluan Pentingnya Analisis Return Saham dan Kinerja Keuangan Perusahaan
Bagian ini menjelaskan pentingnya investasi dan peranan return saham sebagai tolak ukur keberhasilan investasi. Investor selalu mencari return saham yang tinggi, namun investasi di pasar saham memiliki risiko. Untuk mengukur kinerja keuangan perusahaan secara tepat dan akurat, diperlukan analisis yang komprehensif. Analisis kinerja keuangan ini bertujuan menganalisis pengaruh investasi terhadap nilai perusahaan dan return saham. Dipaparkan pula tantangan dalam dunia manufaktur, terutama masalah likuiditas dan dampak krisis keuangan global terhadap pertumbuhan laba industri barang konsumsi, ditunjukkan oleh fluktuasi pertumbuhan laba yang signifikan pada tahun 2006-2008 (19,25%, 418,49%, dan 41,83%). Hal ini menyoroti perlunya prediksi pertumbuhan laba yang lebih baik, khususnya dalam kondisi ekonomi yang tidak stabil. Kepastian investasi dan tingkat return yang jelas menjadi syarat utama bagi investor dalam menyalurkan dananya melalui pasar modal. Return saham mencerminkan capital gain dan dividen, dengan investor jangka panjang lebih fokus pada dividen. Evaluasi kinerja menjadi penting karena risiko investasi di pasar saham.
2. Peran Laporan Keuangan dan Metode Pengukuran Kinerja Keuangan
Bagian ini membahas pentingnya pelaporan keuangan sebagai sarana penyampaian informasi kinerja perusahaan, terutama profitabilitas. Informasi kinerja keuangan dibutuhkan untuk menilai potensi sumber daya ekonomi dan memprediksi arus kas. Investor menggunakan laporan keuangan untuk menganalisis kinerja perusahaan dan pengambilan keputusan investasi. Regulasi seperti Bappepam-LK No. KEP-134/BL/2006 mewajibkan emiten untuk menyampaikan laporan tahunan, termasuk laporan keuangan. Karena akuntansi konvensional memiliki kelemahan dalam memperhitungkan biaya modal, maka diperkenalkan Economic Value Added (EVA) sebagai metode pengukuran kinerja yang lebih komprehensif. EVA mempertimbangkan biaya modal dalam menghitung nilai tambah yang diciptakan perusahaan. EVA positif menunjukkan perusahaan menciptakan nilai bagi pemegang saham, sementara EVA negatif menunjukkan penurunan nilai perusahaan. Selain EVA, dibahas juga Earnings Per Share (EPS) sebagai indikator kemampuan perusahaan menghasilkan keuntungan bagi pemegang saham. Return on Assets (ROA) dijelaskan sebagai ukuran efisiensi operasi yang relevan, dan arus kas operasi sebagai indikator penting kemampuan perusahaan dalam menghasilkan kas untuk melunasi pinjaman, memelihara operasi, membayar dividen, dan berinvestasi.
3. Penelitian Terdahulu dan Perumusan Masalah
Bagian ini membahas hasil penelitian terdahulu mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi return saham, yang menunjukkan kesimpulan yang beragam. Penelitian ini direplikasi dari penelitian Ferawati, dengan perbedaan pada variabel independen. Penelitian Marshal (2009), misalnya, menggunakan Economic Value Added, Market Value Added, dan arus kas operasi, dan menemukan bahwa variabel-variabel tersebut tidak berpengaruh signifikan terhadap return saham. Industri consumer goods dipilih sebagai fokus penelitian karena perubahan harga produk yang cepat, persaingan ketat, dan kerentanan terhadap krisis global yang berdampak signifikan pada harga saham. Keuntungan dari investasi saham diterima dalam bentuk kas (misalnya dividen) atau capital gain/loss (selisih harga saham). Definisi Economic Value Added (EVA) menurut Stewart III (1991) dijelaskan sebagai ukuran pendapatan sisa setelah dikurangi biaya modal. EVA yang positif menandakan penciptaan nilai bagi pemegang saham. Beberapa keunggulan EVA dijelaskan, termasuk penyelarasan kepentingan manajemen dan pemegang saham dan kemampuannya sebagai alat komunikasi yang efektif untuk mendorong kinerja perusahaan. Penelitian ini juga membahas Earnings Per Share (EPS) dan Return on Assets (ROA) sebagai variabel yang akan diteliti.
4. Fokus Penelitian pada Perusahaan Consumer Goods di Periode 2007 2009
Bagian ini mendefinisikan populasi penelitian sebagai perusahaan consumer goods yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) selama tahun 2007-2009. Teknik pengambilan sampel menggunakan purposive sampling, dengan kriteria tertentu yang dipilih peneliti. Data yang digunakan adalah data sekunder, yang diperoleh dari website Bursa Efek Jakarta (www.idx.co.id) dan ICMD (Indonesia Capital Market Directory). Data tersebut merupakan gabungan data antarperusahaan (cross-section) dan antarwaktu (time-series), yang disebut pooling data. Industri consumer goods dipilih karena sifatnya yang dinamis dan rentan terhadap perubahan ekonomi global, yang dapat berdampak signifikan terhadap harga sahamnya. Penjelasan singkat mengenai perhitungan Return on Asset (ROA) juga diberikan. Penulis juga menjelaskan pentingnya laporan arus kas dalam menilai kemampuan perusahaan menghasilkan kas, serta kaitannya dengan pelunasan pinjaman, pemeliharaan operasi, pembayaran dividen, dan investasi baru. Penelitian ini menggunakan arus kas operasi untuk menganalisis pengaruhnya terhadap return saham.
II.Metodologi Penelitian Penggunaan Regresi Berganda dan Teknik Purposive Sampling
Penelitian ini menggunakan metode regresi berganda untuk menganalisis hubungan antara variabel independen (EVA, EPS, ROA, Arus Kas Operasi) dan variabel dependen (Return Saham). Data sekunder yang digunakan berupa laporan keuangan yang diaudit dari perusahaan consumer goods yang terdaftar di BEI, diperoleh dari situs web www.idx.co.id. Teknik pengambilan sampel yang digunakan adalah purposive sampling, dengan kriteria tertentu untuk memilih sampel perusahaan. Jumlah perusahaan yang menjadi sampel dalam penelitian ini adalah 16 perusahaan.
1. Sumber Data dan Teknik Pengambilan Sampel
Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder yang bersumber dari laporan keuangan perusahaan consumer goods yang telah diaudit dan dipublikasikan di website Bursa Efek Indonesia (www.idx.co.id). Jenis data yang digunakan adalah data panel, yaitu gabungan data cross-section (antar perusahaan) dan time-series (antar waktu). Metode pengambilan sampel yang digunakan adalah purposive sampling, yang berarti sampel dipilih berdasarkan kriteria tertentu. Kriteria pemilihan sampel perusahaan consumer goods yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) selama periode 2007-2009 dijelaskan, meskipun detail kriterianya tidak dijabarkan secara eksplisit dalam cuplikan teks ini. Penelitian ini menggunakan data dari 16 perusahaan consumer goods yang memenuhi kriteria tersebut. Penggunaan data sekunder ini dipilih karena kemudahan akses dan ketersediaan informasi yang telah diolah. Hal ini sesuai dengan definisi data sekunder yang diberikan, yaitu data primer yang telah diolah lebih lanjut menjadi bentuk yang lebih informatif.
2. Model Analisis Regresi Berganda
Model analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah regresi berganda. Regresi berganda dipilih untuk menguji pengaruh beberapa variabel independen secara simultan terhadap satu variabel dependen. Dalam penelitian ini, variabel dependennya adalah return saham, sedangkan variabel independennya adalah Economic Value Added (EVA), Earnings Per Share (EPS), Return on Assets (ROA), dan Arus Kas Operasi. Model regresi berganda ini memungkinkan peneliti untuk menganalisis pengaruh masing-masing variabel independen secara parsial (uji t) dan pengaruh keseluruhan variabel independen secara simultan (uji F). Meskipun perangkat lunak SPSS versi 18 for Windows digunakan untuk analisis, detail teknis analisis seperti spesifikasi model regresi, pengujian asumsi klasik (misalnya, uji heteroskedastisitas, uji autokorelasi, uji multikolinearitas), dan interpretasi output tidak dijelaskan secara detail dalam cuplikan teks ini. Namun, disebutkan bahwa uji autokorelasi dilakukan untuk memeriksa adanya korelasi antar kesalahan pengganggu pada periode yang berurutan, dan uji multikolinearitas dilakukan untuk memeriksa adanya korelasi antar variabel independen.
III.Hasil Penelitian Pengaruh EVA EPS ROA dan Arus Kas Operasi terhadap Return Saham
Hasil penelitian menunjukkan bahwa secara parsial dan simultan, EVA, EPS, ROA, dan Arus Kas Operasi tidak berpengaruh signifikan terhadap return saham. Temuan ini berbeda dengan beberapa penelitian terdahulu. Faktor-faktor eksternal seperti ketidakstabilan ekonomi dan politik Indonesia juga dipertimbangkan sebagai penyebab tidak signifikannya pengaruh variabel-variabel tersebut terhadap return saham.
1. Pengaruh Simultan Variabel Independen terhadap Return Saham
Hasil penelitian menunjukkan bahwa secara simultan, Economic Value Added (EVA), Earnings Per Share (EPS), Return on Assets (ROA), dan Arus Kas Operasi tidak berpengaruh signifikan terhadap return saham. Ini berarti bahwa keempat variabel independen tersebut, secara bersama-sama, tidak mampu menjelaskan secara signifikan variasi return saham pada perusahaan consumer goods yang diteliti. Temuan ini mengindikasikan bahwa mungkin terdapat faktor-faktor lain yang lebih dominan dalam menentukan return saham di sektor consumer goods Indonesia selama periode 2007-2009. Analisis regresi berganda yang digunakan menunjukkan hal ini, meskipun detail statistik seperti nilai F-statistik dan tingkat signifikansi tidak dijelaskan secara eksplisit dalam teks ini. Kesimpulan ini kontras dengan beberapa penelitian sebelumnya, yang mungkin menunjukkan adanya perbedaan konteks, periode penelitian, atau metodologi yang digunakan. Hasil yang tidak signifikan ini membuka peluang untuk penyelidikan lebih lanjut terhadap faktor-faktor lain yang mungkin berperan.
2. Pengaruh Parsial Variabel Independen terhadap Return Saham
Secara parsial, hasil penelitian juga menunjukkan bahwa masing-masing variabel independen (EVA, EPS, ROA, dan Arus Kas Operasi) tidak berpengaruh signifikan terhadap return saham. Artinya, meskipun terdapat hubungan antara variabel-variabel tersebut dengan return saham, hubungan tersebut tidak cukup kuat secara statistik untuk dinyatakan signifikan. Ini berarti bahwa peningkatan atau penurunan pada masing-masing variabel tersebut tidak secara konsisten diiringi oleh peningkatan atau penurunan return saham. Kemungkinan, pengaruh variabel-variabel ini tertutupi oleh faktor-faktor lain yang tidak dimasukkan dalam model regresi. Teks menyebutkan bahwa koefisien korelasi (r) sebesar 0,169 menunjukkan korelasi yang lemah antara return saham dengan variabel independennya, dan adjusted R-square yang negatif (-0,062) mengindikasikan bahwa variabel-variabel tersebut tidak mampu menjelaskan variasi return saham. Standar Error of Estimate (SEE) sebesar 1,07649 menunjukkan bahwa model regresi kurang tepat dalam memprediksi variabel dependen. Penjelasan lebih rinci mengenai uji statistik yang digunakan (misalnya, nilai t-statistik dan tingkat signifikansi) tidak tersedia dalam cuplikan teks ini.
3. Penjelasan Hasil yang Tidak Signifikan dan Implikasi
Hasil penelitian yang menunjukkan tidak adanya pengaruh signifikan dari EVA, EPS, ROA, dan Arus Kas Operasi terhadap return saham mungkin disebabkan oleh beberapa faktor eksternal. Kondisi sosial, politik, dan ekonomi Indonesia yang tidak stabil selama periode 2007-2009 kemungkinan berkontribusi terhadap ketidakpastian pasar dan risiko bisnis yang tinggi. Ketidakstabilan ini bisa memicu fluktuasi harga saham yang tidak sepenuhnya dapat dijelaskan oleh variabel-variabel keuangan yang diteliti. Saham juga sangat sensitif terhadap informasi, baik dari dalam maupun luar perusahaan, yang juga bisa menjadi faktor yang memengaruhi return saham di luar jangkauan variabel-variabel yang dianalisis. Investor mungkin juga mempertimbangkan faktor-faktor kualitatif dan informasi non-keuangan dalam pengambilan keputusan investasi, yang tidak tercakup dalam penelitian ini. Kesimpulannya, temuan ini menekankan kompleksitas faktor yang mempengaruhi return saham dan perlunya penelitian lebih lanjut untuk mengidentifikasi faktor-faktor lain yang mungkin lebih berpengaruh.
IV.Kesimpulan dan Implikasi
Kesimpulan utama penelitian ini adalah bahwa model regresi berganda yang digunakan tidak mampu menjelaskan variasi return saham pada perusahaan consumer goods yang diteliti. Temuan ini memiliki implikasi bagi investor dan manajemen perusahaan, menyoroti kompleksitas faktor yang memengaruhi return saham dan pentingnya mempertimbangkan faktor-faktor di luar variabel keuangan yang telah diteliti. Penelitian lebih lanjut disarankan untuk mempertimbangkan faktor-faktor lain yang mungkin mempengaruhi return saham.
1. Kesimpulan Utama Penelitian
Kesimpulan utama penelitian ini adalah bahwa Economic Value Added (EVA), Earnings Per Share (EPS), Return on Assets (ROA), dan Arus Kas Operasi secara parsial dan simultan tidak berpengaruh signifikan terhadap return saham perusahaan consumer goods yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada periode 2007-2009. Temuan ini menunjukkan bahwa model regresi yang digunakan tidak mampu menjelaskan variasi return saham. Adjusted R-square yang negatif (-0,062) memperkuat temuan ini, mengindikasikan bahwa variabel-variabel yang diteliti tidak mampu menjelaskan fluktuasi return saham. Dengan kata lain, faktor-faktor lain di luar variabel yang diteliti memiliki peran yang lebih dominan dalam menentukan return saham pada periode tersebut. Hasil ini berbeda dengan beberapa temuan penelitian sebelumnya, menyoroti kompleksitas faktor-faktor yang mempengaruhi return saham dan pentingnya mempertimbangkan konteks spesifik dan periode waktu dalam penelitian selanjutnya.
2. Implikasi bagi Investor dan Manajemen Perusahaan
Hasil penelitian ini memiliki implikasi penting bagi investor dan manajemen perusahaan. Bagi investor, temuan ini menyoroti perlunya mempertimbangkan faktor-faktor di luar variabel keuangan yang telah diteliti dalam pengambilan keputusan investasi. Return saham ternyata dipengaruhi oleh faktor-faktor yang lebih kompleks dan tidak hanya terbatas pada EVA, EPS, ROA, dan arus kas operasi. Faktor-faktor eksternal seperti kondisi ekonomi, politik, dan sosial Indonesia yang tidak stabil juga perlu dipertimbangkan, karena hal ini dapat meningkatkan risiko bisnis dan ketidakpastian pendapatan investor. Bagi manajemen perusahaan, hasil ini menunjukkan pentingnya mempertimbangkan berbagai faktor internal dan eksternal yang dapat mempengaruhi return saham. Meskipun variabel keuangan penting, namun mereka mungkin tidak sepenuhnya mampu menjelaskan kinerja saham. Oleh karena itu, manajemen harus mengembangkan strategi yang komprehensif yang mempertimbangkan berbagai aspek internal dan eksternal untuk memaksimalkan nilai perusahaan dan return bagi pemegang saham. Penelitian lebih lanjut disarankan untuk mengidentifikasi dan menganalisis faktor-faktor lain yang dapat menjelaskan return saham.