
Analisis Pendapatan Wanita dalam Usaha Lemang di Kota Tebing Tinggi
Informasi dokumen
Penulis | Siti Fatimah |
instructor | Ir. Iskandarini, MM, Ph.D |
Sekolah | Universitas Sumatera Utara |
Jurusan | Agribisnis |
Jenis dokumen | Skripsi |
Tempat | Medan |
Bahasa | Indonesian |
Format | |
Ukuran | 3.56 MB |
- Pendapatan Wanita
- Usaha Lemang
- Faktor Sosial Ekonomi
Ringkasan
I.Latar Belakang Penelitian Pendapatan Tenaga Kerja Wanita di Usaha Lemang Kota Tebing Tinggi
Penelitian ini berfokus pada pendapatan tenaga kerja wanita yang bekerja di usaha lemang di Kota Tebing Tinggi, Sumatera Utara. Kota ini dikenal sebagai “Kota Lemang” dan memiliki sekitar 18 unit usaha lemang. Penelitian ini ingin mengkaji pengaruh faktor sosial ekonomi (umur, tingkat pendidikan, pengalaman kerja, jumlah tanggungan keluarga) terhadap pendapatan wanita dalam industri ini, serta menghitung kontribusi pendapatan wanita terhadap pendapatan keluarga. Data dikumpulkan dari 30 responden dari populasi 68 tenaga kerja wanita, menggunakan metode simple random sampling.
1. Konteks Penelitian Pendapatan Wanita di Usaha Lemang Kota Tebing Tinggi
Bagian latar belakang penelitian ini menjabarkan pentingnya mempelajari pendapatan tenaga kerja wanita dalam konteks usaha lemang di Kota Tebing Tinggi, Sumatera Utara. Kota Tebing Tinggi dikenal luas sebagai 'Kota Lemang', menunjukkan industri lemang yang cukup berkembang di daerah tersebut. Penelitian ini dilatarbelakangi oleh peran ganda perempuan, baik sebagai ibu rumah tangga maupun sebagai tenaga kerja, yang seringkali penghasilannya hanya dianggap sebagai pelengkap. Namun, dalam kondisi ekonomi keluarga yang sulit, perempuan justru berperan penting dalam menopang perekonomian keluarga. Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji aktivitas tenaga kerja wanita di usaha lemang, menganalisis pengaruh faktor sosial ekonomi (umur, tingkat pendidikan, pengalaman kerja, jumlah tanggungan keluarga) terhadap pendapatan mereka, dan menghitung persentase kontribusi pendapatan wanita terhadap pendapatan keluarga. Metode pengambilan sampel yang digunakan adalah simple random sampling dengan jumlah populasi 68 tenaga kerja wanita dan sampel sebanyak 30 orang. Penelitian ini penting untuk memahami kontribusi perempuan dalam perekonomian lokal, khususnya di industri makanan tradisional seperti lemang.
2. Industri Lemang di Kota Tebing Tinggi
Bagian ini menjelaskan lebih detail tentang industri lemang di Kota Tebing Tinggi. Disebutkan bahwa terdapat sekitar 18 unit usaha lemang di kota tersebut. Meskipun lemang berasal dari Sumatera Barat, industri lemang di Tebing Tinggi telah ada selama 60 tahun dan cukup berkembang, dengan produksi yang berlangsung setiap hari. Industri lemang di Kota Tebing Tinggi didominasi oleh industri rumah tangga, yang sebagian besar tenaga kerjanya adalah wanita. Proses pembuatan lemang dijelaskan secara singkat: beras ketan dimasak dalam bambu yang dilapisi daun pisang, kemudian dibakar hingga matang. Cara mengonsumsi lemang pun beragam, ada yang manis dan asin, tergantung selera dan kebiasaan daerah masing-masing. Informasi tambahan diberikan tentang beras ketan, termasuk komposisi kimianya, serta santan kelapa sebagai bahan tambahan, menjelaskan proses pembuatan santan secara tradisional dan modern. Informasi ini melengkapi pemahaman tentang industri lemang sebagai bagian dari agroindustri rumah tangga di daerah penelitian.
3. Tinjauan Pustaka Penelitian Terdahulu tentang Pendapatan Wanita dan Faktor Faktor yang Berpengaruh
Bagian ini merujuk pada beberapa penelitian terdahulu yang relevan. Salah satu penelitian yang dikutip meneliti peranan tenaga kerja wanita dalam pemasaran dodol dan kontribusinya terhadap pendapatan keluarga. Hasil penelitian tersebut menunjukkan bahwa kontribusi pendapatan wanita pada pemasaran dodol terhadap total pendapatan keluarga sebesar 25,06%, yang masih tergolong rendah (<40%). Penelitian lain menyimpulkan bahwa faktor-faktor sosial ekonomi secara serempak berpengaruh terhadap pendapatan tenaga kerja wanita, namun hanya pengalaman bekerja yang berpengaruh secara parsial. Contoh angka pendapatan tenaga kerja wanita dan suami dalam penelitian tersebut juga disebutkan, dengan persentase kontribusi tenaga kerja wanita terhadap total pendapatan keluarga sebesar 37,3%, yang masih tergolong rendah. Referensi penelitian lain disebutkan mengenai pengaruh faktor sosial ekonomi petani terhadap produksi usahatani sawi, dan peranan sektor luar pertanian terhadap kesempatan dan pendapatan di pedesaan berbasis lahan kering. Tinjauan pustaka ini memberikan konteks dan perbandingan terhadap penelitian yang dilakukan, menunjukkan tren dan temuan sebelumnya mengenai pendapatan wanita dan faktor-faktor yang mempengaruhinya dalam berbagai konteks.
II.Metodologi Penelitian Mengungkap Pengaruh Faktor Sosial Ekonomi
Metode analisis regresi linear berganda digunakan untuk menganalisis pengaruh faktor sosial ekonomi (umur, tingkat pendidikan, pengalaman bekerja, jumlah tanggungan keluarga) terhadap pendapatan tenaga kerja wanita. Data dianalisis menggunakan SPSS versi 16. Penelitian ini juga menghitung persentase kontribusi pendapatan wanita terhadap pendapatan keluarga.
1. Metode Analisis Data
Metodologi penelitian ini berfokus pada analisis pengaruh faktor sosial ekonomi terhadap pendapatan tenaga kerja wanita dalam industri lemang. Metode utama yang digunakan adalah analisis regresi linear berganda. Metode ini dipilih untuk menguji secara simultan dan parsial pengaruh variabel-variabel independen (umur, tingkat pendidikan, pengalaman kerja, dan jumlah tanggungan keluarga) terhadap variabel dependen (pendapatan tenaga kerja wanita). Selain analisis regresi, penelitian juga menghitung persentase kontribusi pendapatan tenaga kerja wanita terhadap pendapatan keluarga secara keseluruhan. Penggunaan analisis regresi linear berganda memungkinkan peneliti untuk mengidentifikasi seberapa besar kontribusi masing-masing faktor sosial ekonomi terhadap pendapatan wanita dan juga pengaruh gabungan dari semua faktor tersebut. Hal ini akan memberikan gambaran yang lebih komprehensif mengenai faktor-faktor yang berperan dalam menentukan pendapatan tenaga kerja wanita di sektor usaha lemang.
2. Teknik Pengambilan Sampel
Teknik pengambilan sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah simple random sampling. Metode ini dipilih untuk memastikan representasi yang adil dari populasi tenaga kerja wanita yang terlibat dalam industri lemang. Populasi penelitian terdiri dari 68 tenaga kerja wanita, sedangkan sampel yang diambil sebanyak 30 orang. Penggunaan simple random sampling memberikan kesempatan yang sama bagi setiap anggota populasi untuk dipilih sebagai sampel, sehingga hasil penelitian diharapkan dapat digeneralisasi ke populasi secara keseluruhan. Jumlah sampel yang cukup, meskipun tidak mewakili seluruh populasi, diharapkan sudah cukup untuk memberikan gambaran yang memadai tentang hubungan antara faktor-faktor sosial ekonomi dengan pendapatan tenaga kerja wanita di industri lemang. Pemilihan sampel ini menjadi dasar untuk analisis data yang selanjutnya akan diproses menggunakan metode analisis regresi linear berganda.
3. Variabel Penelitian
Penelitian ini menggunakan variabel dependen (terikat) yaitu pendapatan tenaga kerja wanita dan empat variabel independen (bebas): umur, tingkat pendidikan, pengalaman kerja, dan jumlah tanggungan keluarga. Variabel-variabel independen ini dipilih karena dianggap memiliki potensi pengaruh terhadap pendapatan tenaga kerja wanita, mencerminkan faktor sosial ekonomi. Umur, pendidikan, dan pengalaman kerja diasumsikan sebagai faktor yang dapat mempengaruhi produktivitas dan kemampuan negosiasi upah. Jumlah tanggungan keluarga dianggap sebagai faktor yang berkaitan dengan kebutuhan ekonomi keluarga. Dengan mengidentifikasi variabel-variabel ini, peneliti dapat menganalisis hubungan antara karakteristik sosial ekonomi tenaga kerja wanita dengan pendapatan yang mereka peroleh. Perumusan variabel penelitian ini menjadi landasan utama dalam melakukan analisis regresi linear berganda untuk menguji hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini. Software SPSS versi 16 digunakan sebagai alat bantu untuk proses analisis data.
III.Hasil Penelitian Pendapatan Tenaga Kerja Wanita dan Faktor Faktor yang Mempengaruhi
Hasil penelitian menunjukkan bahwa secara serempak dan parsial, variabel-variabel bebas (umur, tingkat pendidikan, pengalaman kerja, jumlah tanggungan keluarga) tidak berpengaruh signifikan terhadap pendapatan tenaga kerja wanita di usaha lemang. Meskipun demikian, analisis menunjukkan bahwa 11,9% dari variasi pendapatan wanita dapat dijelaskan oleh keempat faktor tersebut. Pendapatan harian pekerja wanita berkisar Rp 25.000 - Rp 40.000. Rata-rata pendapatan suami Rp 1.148.600 per bulan (rentang Rp 458.000 - Rp 3.000.000), di bawah UMK Kota Tebing Tinggi tahun 2015 (Rp 1.650.000).
1. Pengaruh Faktor Sosial Ekonomi terhadap Pendapatan
Hasil penelitian menunjukkan temuan yang cukup mengejutkan terkait pengaruh faktor sosial ekonomi terhadap pendapatan tenaga kerja wanita di usaha lemang. Analisis regresi linear berganda menunjukkan bahwa secara simultan, seluruh variabel bebas (umur, tingkat pendidikan, pengalaman kerja, dan jumlah tanggungan keluarga) tidak berpengaruh signifikan terhadap pendapatan. Hasil yang sama juga ditemukan pada uji parsial, di mana tidak ada satu pun variabel bebas yang menunjukkan pengaruh signifikan terhadap pendapatan. Temuan ini menunjukkan bahwa faktor-faktor yang lazim diasosiasikan dengan peningkatan pendapatan, seperti pendidikan dan pengalaman kerja, dalam konteks ini, tampaknya tidak berperan signifikan dalam menentukan pendapatan tenaga kerja wanita di usaha lemang. Hal ini membutuhkan analisis lebih lanjut untuk memahami faktor-faktor lain yang mungkin berperan lebih dominan. R-squared (R²) sebesar 0,119 mengindikasikan bahwa hanya 11,9% variasi pendapatan wanita yang dapat dijelaskan oleh keempat variabel independen tersebut. Sisanya (88,1%) dipengaruhi faktor lain di luar ruang lingkup penelitian ini.
2. Besaran Pendapatan dan Upah Harian
Penelitian ini mencatat pendapatan harian tenaga kerja wanita yang bekerja di usaha lemang berkisar antara Rp 25.000 hingga Rp 40.000. Besarnya upah tidak bergantung pada jumlah lemang yang terjual, melainkan telah ditetapkan oleh pemilik usaha. Meskipun pekerja wanita mampu menjual 10-20 batang lemang per hari, upah tetap sekitar Rp 30.000. Upah tambahan baru diberikan jika penjualan melebihi 30 batang. Temuan ini menunjukkan adanya struktur upah yang tetap dan tidak sepenuhnya bergantung pada kinerja individu. Selain upah, pekerja wanita juga mengeluarkan biaya operasional seperti pembelian kotak makanan, koran, plastik, dan karet. Namun, beberapa pemilik usaha sudah menyediakan beberapa keperluan tersebut, sehingga biaya yang ditanggung pekerja menjadi lebih rendah. Kondisi ini perlu dipertimbangkan dalam menganalisis besaran pendapatan bersih yang diterima tenaga kerja wanita.
3. Pendapatan Keluarga dan Kontribusi Pendapatan Wanita
Selain pendapatan tenaga kerja wanita, penelitian juga meneliti pendapatan keluarga secara keseluruhan. Pendapatan keluarga dihitung dari gabungan pendapatan wanita, pendapatan suami, dan pendapatan anggota keluarga lainnya. Rata-rata pendapatan suami tercatat sebesar Rp 1.148.600 per bulan, dengan rentang antara Rp 458.000 hingga Rp 3.000.000. Rata-rata pendapatan suami ini berada di bawah Upah Minimum Kota (UMK) Kota Tebing Tinggi tahun 2015, yang tercatat sebesar Rp 1.650.000. Meskipun pendapatan suami relatif rendah, pendapatan tambahan dari istri yang bekerja di usaha lemang memberikan kontribusi dalam meningkatkan pendapatan keluarga dan memungkinkan pendapatan keluarga berada di atas UMK Kota Tebing Tinggi tahun 2015. Hal ini menunjukkan pentingnya peran perempuan dalam meningkatkan kesejahteraan ekonomi keluarga, meskipun pendapatan dari pekerjaan mereka di industri lemang relatif kecil.
IV.Kesimpulan dan Saran Meningkatkan Pendapatan Wanita di Sektor Agroindustri Rumah Tangga
Kesimpulannya, faktor-faktor sosial ekonomi yang diteliti tidak secara signifikan memengaruhi pendapatan tenaga kerja wanita di usaha lemang Kota Tebing Tinggi. Penelitian menyarankan agar tenaga kerja wanita mencari pendapatan tambahan di luar usaha lemang untuk meningkatkan pendapatan keluarga, memanfaatkan lokasi strategis usaha untuk meningkatkan penjualan, dan menjaga kebersihan produk. Penelitian ini berkontribusi pada pemahaman mengenai pendapatan wanita dalam konteks agroindustri rumah tangga di Indonesia.
1. Kesimpulan Aktivitas dan Pendapatan Tenaga Kerja Wanita
Kesimpulan penelitian menyoroti aktivitas tenaga kerja wanita dalam usaha lemang. Mereka bekerja rata-rata dari pukul 08.00 WIB hingga 18.00 WIB dengan upah harian sekitar Rp 25.000 hingga Rp 40.000. Upah ini relatif tetap dan tidak bergantung pada jumlah lemang yang terjual, sebuah sistem yang patut dikaji lebih lanjut. Biaya operasional yang dikeluarkan pekerja wanita meliputi retribusi pajak dan beberapa keperluan lainnya, meskipun sebagian dibebankan oleh pemilik usaha. Kesimpulan ini menggarisbawahi kondisi kerja dan pendapatan pekerja wanita di sektor agroindustri rumah tangga ini. Meskipun mereka berkontribusi dalam industri lemang, pendapatan mereka relatif rendah dan sistem upah yang tetap menunjukkan perlu adanya kajian lebih mendalam terhadap kesejahteraan mereka dalam konteks agroindustri rumah tangga.
2. Kesimpulan Pengaruh Faktor Sosial Ekonomi
Kesimpulan utama penelitian ini adalah bahwa faktor-faktor sosial ekonomi yang diteliti (umur, tingkat pendidikan, pengalaman kerja, dan jumlah tanggungan keluarga) tidak memberikan pengaruh signifikan terhadap pendapatan tenaga kerja wanita dalam usaha lemang. Baik secara simultan maupun parsial, variabel-variabel tersebut tidak menunjukkan hubungan yang kuat dengan pendapatan. Hal ini menunjukkan bahwa faktor-faktor lain yang tidak termasuk dalam penelitian ini mungkin lebih berpengaruh terhadap pendapatan. Meskipun analisis menunjukkan adanya kontribusi 11,9% dari keempat variabel tersebut terhadap pendapatan, persentase yang cukup kecil ini mengindikasikan adanya faktor-faktor lain yang perlu diidentifikasi dalam penelitian selanjutnya untuk menjelaskan pendapatan tenaga kerja wanita di sektor ini lebih komprehensif. Temuan ini penting untuk mengembangkan strategi peningkatan pendapatan bagi pekerja wanita dalam agroindustri rumah tangga.
3. Saran untuk Meningkatkan Pendapatan dan Kesejahteraan
Berkaitan dengan temuan penelitian, beberapa saran diajukan. Bagi tenaga kerja wanita, disarankan untuk tidak mengandalkan pendapatan dari usaha lemang saja, tetapi mencari pendapatan tambahan melalui usaha lain yang dapat dijalankan secara bersamaan, mengingat lokasi penjualan lemang yang strategis di pinggir jalan raya. Usaha tambahan seperti penjualan pulsa elektrik atau air kelapa muda dapat menjadi alternatif. Selain itu, kebersihan barang dagangan juga perlu dijaga untuk meningkatkan daya tarik pembeli. Saran ini menekankan pentingnya diversifikasi pendapatan dan pengelolaan usaha yang lebih efektif untuk meningkatkan kesejahteraan tenaga kerja wanita di sektor agroindustri rumah tangga, khususnya dalam industri lemang di Kota Tebing Tinggi. Penelitian lebih lanjut bisa meneliti faktor-faktor lain yang mempengaruhi pendapatan dan strategi pengembangan usaha lemang yang berkelanjutan dan berpihak pada kesejahteraan pekerja wanita.