
Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kinerja Keuangan pada Bank Umum Swasta Nasional Devisa
Informasi dokumen
Penulis | Fikri Ilmi Hutri |
Sekolah | Universitas Tidak Disebutkan dalam Dokumen |
Jurusan | Manajemen |
Jenis dokumen | Skripsi |
Bahasa | Indonesian |
Format | |
Ukuran | 3.76 MB |
- Kinerja Keuangan
- Bank Umum Swasta
- Analisis Faktor
Ringkasan
I.Latar Belakang dan Tujuan Penelitian Background and Research Objectives
Penelitian ini menganalisis kinerja keuangan dari Bank Umum Swasta Nasional Devisa (BUSND) di Bursa Efek Indonesia (BEI). Studi ini berfokus pada pengaruh beberapa rasio keuangan perbankan, termasuk Return on Asset (ROA), Capital Adequacy Ratio (CAR), Non-Performing Loan (NPL), Equity to Total Asset Ratio (EAR), Loan to Asset Ratio (LAR), dan ukuran perusahaan (Firm Size), terhadap profitabilitas perbankan. Latar belakang penelitian didasarkan pada pentingnya pemahaman kinerja BUSND dalam konteks stabilitas sistem perbankan Indonesia dan pengaruh faktor-faktor internal dan eksternal terhadap profitabilitas mereka. Tujuan penelitian adalah untuk menguji secara empiris hubungan antara variabel-variabel tersebut dan ROA.
1. Definisi Perbankan dan Stabilitas Sistem Keuangan
Bagian ini mendefinisikan perbankan berdasarkan Undang-Undang No. 10 Tahun 1998 dan Undang-Undang No. 7 Tahun 1992, menekankan peran bank dalam menghimpun dana masyarakat dan menyalurkannya sebagai kredit untuk meningkatkan taraf hidup. Disebutkan pula catatan Bank Indonesia (BI) mengenai stabilitas sistem perbankan yang terjaga, ditunjukkan oleh rasio kecukupan modal (Capital Adequacy Ratio/CAR) yang tinggi dan rasio kredit bermasalah (Non Performing Loan/NPL) yang rendah. Meskipun demikian, gejolak ekonomi global tetap menjadi faktor risiko yang perlu diperhatikan. Pendapat Joyosumarto (2011) yang menyatakan dampak kecil krisis ekonomi global terhadap perbankan Indonesia juga diuraikan, mengingat eksposur perdagangan Indonesia ke Eropa yang relatif kecil dan indikator perbankan yang terus membaik. Pernyataan ini memperkuat landasan penelitian terkait pentingnya menganalisis kinerja perbankan dalam konteks lingkungan global yang dinamis.
2. Risiko dan Pentingnya Penilaian Kinerja Keuangan Perbankan
Bagian ini menyoroti pentingnya prinsip kehati-hatian dalam perbankan mengingat ketidakpastian ekonomi global, dengan contoh krisis keuangan tahun 2008 di Amerika Serikat yang berdampak luas. Penilaian kinerja keuangan bank, khususnya mengenai kemampuan memenuhi kewajiban kepada deposan, dijelaskan sebagai faktor krusial. Referensi Abdullah (2005) mendukung pentingnya penilaian ini. Tata cara penilaian kesehatan bank umum oleh Bank Indonesia (SK Direksi BI No.30/11/KEP/DIR, 30 April 1997 dan No.30.277/KEP/DIR, 19 Maret 1998) juga disebutkan, memberikan dasar regulasi untuk pengukuran kinerja. Penelitian ini kemudian memfokuskan diri pada Bank Umum Swasta Nasional Devisa karena kemampuannya melakukan transaksi internasional, membedakannya dari bank non-devisa. Definisi Bank Devisa oleh Taswan (2006) juga diperkuat.
3. Karakteristik Spesifik Bank dan Rasio Keuangan yang Dipilih
Bagian ini menjelaskan karakteristik spesifik bank (Athanasoglou et al., 2005) sebagai faktor internal yang tercermin dalam neraca dan laporan laba rugi. Ukuran bank (size) dan rasio keuangan digunakan untuk menganalisis kinerja. Beberapa rasio keuangan penting diidentifikasi, termasuk Capital Adequacy Ratio (CAR), Biaya Operasional Pendapatan Operasional (BOPO), Non Performing Loan (NPL), Equity to Total Asset Ratio (EAR), dan Loan to Asset Ratio (LAR). Penjelasan masing-masing rasio diberikan, misalnya definisi CAR oleh Dendawijaya (2005) dan NPL berdasarkan Surat Edaran BI No. 3/30DPNP, 14 Desember 2001. Definisi Firm Size oleh Widjadja (2009) juga dijelaskan sebagai ukuran untuk menunjukkan besar kecilnya suatu perusahaan, seperti total aktiva. Penjelasan detail mengenai Return on Asset (ROA) sebagai ukuran profitabilitas bank dan standar minimal ROA untuk bank jangkar (1,5%) yang ditetapkan Bank Indonesia (Arsitektur Perbankan Indonesia, 2004) juga disertakan. Bagian ini membentuk pondasi analisis yang akan dilakukan dalam penelitian.
4. Studi Literatur dan Perumusan Masalah
Bagian ini merangkum beberapa penelitian terdahulu yang relevan. Penelitian Primasari (2013), Arimi (2012), Adyani (2011), Kurnia dan Mawardi (2012), serta Arimi dan Mahfud (2012) diulas, menyoroti berbagai temuan mengenai pengaruh rasio keuangan seperti CAR, NPL, BOPO, LAR, EAR, NIM, LDR, dan Firm Size terhadap ROA. Perbedaan dan kesamaan temuan-temuan ini dibahas. Kesimpulan dari tinjauan pustaka ini menunjukkan adanya perbedaan pendapat dan hasil penelitian yang beragam terkait pengaruh variabel-variabel tersebut terhadap profitabilitas perbankan. Hal inilah yang kemudian menjadi dasar untuk penelitian selanjutnya untuk mencari konsistensi dan mengetahui pengaruh yang sebenarnya terhadap Return On Asset (ROA) pada Bank Umum Swasta Nasional Devisa di Indonesia.
II.Metodologi Penelitian Research Methodology
Penelitian ini menggunakan pendekatan Explanatory Research dengan metode analisis regresi linear berganda. Data yang digunakan mencakup periode tertentu (2009-2012) dan meliputi data keuangan dari beberapa BUSND yang terdaftar di BEI. Analisis ini meliputi uji asumsi klasik seperti uji normalitas, multikolinearitas, dan autokorelasi untuk memastikan validitas model regresi.
1. Jenis Penelitian dan Variabel
Penelitian ini dikategorikan sebagai Explanatory Research, bertujuan untuk menyelidiki hubungan sebab-akibat antara variabel bebas dan variabel terikat. Mengacu pada Ginting dan Situmorang (2008), penelitian ini mengidentifikasi variabel bebas (independen) yang mempengaruhi variabel terikat (dependen). Variabel bebas, atau yang juga disebut variabel independen, stimulus, input, prediktor, dan antecedent, akan diuji pengaruhnya terhadap variabel terikat (dependen), yang merupakan akibat dari adanya variabel independen. Penelitian ini menggunakan data kuantitatif untuk menganalisis hubungan tersebut. Jenis penelitian ini dipilih karena memungkinkan peneliti untuk menguji hipotesis kausalitas, yaitu pengaruh variabel-variabel independen terhadap variabel dependen, dalam konteks kinerja keuangan perbankan.
2. Metode Analisis Data
Metodologi penelitian ini menggunakan analisis regresi linear berganda. Metode ini dipilih karena memungkinkan peneliti untuk menguji pengaruh beberapa variabel independen (CAR, BOPO, NPL, EAR, LAR, dan Firm Size) secara simultan terhadap satu variabel dependen (ROA). Regresi linear berganda sangat cocok untuk menganalisis hubungan linear antara beberapa variabel independen dan satu variabel dependen. Sebelum melakukan analisis regresi linear berganda, dilakukan uji asumsi klasik untuk memastikan data memenuhi syarat dan hasil analisis dapat diandalkan. Uji asumsi klasik yang dilakukan meliputi uji normalitas, uji multikolinearitas, dan uji autokorelasi.
3. Uji Asumsi Klasik
Uji asumsi klasik dilakukan untuk memastikan keakuratan dan keandalan hasil analisis regresi. Uji normalitas bertujuan untuk mengetahui apakah data berdistribusi normal atau mendekati normal. Uji ini penting karena analisis regresi mengasumsikan data berdistribusi normal. Metode yang digunakan dapat berupa pendekatan histogram, pendekatan grafik, atau pendekatan Kolmogorov-Smirnov (Situmorang dan Lufti, 2012). Uji multikolinearitas bertujuan untuk memastikan tidak adanya korelasi yang tinggi antar variabel independen. Korelasi yang tinggi antar variabel independen dapat menyebabkan bias dalam estimasi koefisien regresi. Uji autokorelasi bertujuan untuk menguji apakah terdapat korelasi antara error term pada periode t dengan error term pada periode t-1. Adanya autokorelasi dapat mengakibatkan estimasi koefisien regresi menjadi tidak efisien. Uji yang digunakan adalah The Breusch-Godfrey (BG) Test, dengan kriteria model bebas autokorelasi jika nilai signifikansi di atas 0,05 (Situmorang dkk, 2012).
III.Hasil Penelitian dan Pembahasan Research Results and Discussion
Hasil penelitian menunjukkan bahwa secara simultan, variabel CAR, BOPO, NPL, EAR, LAR, dan Firm Size secara signifikan mempengaruhi ROA pada BUSND di BEI periode 2009-2012. Hasil analisis parsial menunjukkan pengaruh yang beragam dari masing-masing rasio keuangan terhadap ROA. Misalnya, EAR menunjukkan pengaruh positif dan signifikan terhadap ROA, sementara LAR menunjukkan pengaruh negatif dan tidak signifikan. Temuan ini dibandingkan dengan penelitian terdahulu dan diinterpretasikan dalam konteks teori perbankan yang relevan. Penelitian ini juga mencantumkan beberapa bank contoh, seperti Bank Artha Graha Internasional, Bank Bukopin, Bank Bumi Arta, Bank Danamon, Bank Ekonomi Raharja, Bank Himpunan Saudara, Bank Mega, Bank OCBC NISP, Bank Swadesi, dan Bank Sinarmas, yang datanya dianalisis dalam penelitian ini.
1. Pengaruh Simultan Variabel terhadap ROA
Hasil uji F menunjukkan pengaruh simultan yang signifikan dari variabel Capital Adequacy Ratio (CAR), Biaya Operasional Pendapatan Operasional (BOPO), Non Performing Loan (NPL), Equity to Total Asset Ratio (EAR), Loan to Asset Ratio (LAR), dan Firm Size terhadap Return on Asset (ROA) pada Bank Umum Swasta Nasional Devisa di Bursa Efek Indonesia (BEI) periode 2009-2012. Nilai F hitung (6,855) lebih besar dari F tabel (2,37) pada tingkat signifikansi 0,05. Ini berarti hipotesis nol (H0) ditolak dan hipotesis alternatif (Ha) diterima. Temuan ini menunjukkan bahwa keenam variabel tersebut secara bersama-sama berpengaruh signifikan terhadap profitabilitas bank yang diukur melalui ROA. Kesimpulan ini memberikan landasan untuk menganalisis pengaruh parsial masing-masing variabel selanjutnya.
2. Pengaruh Parsial EAR terhadap ROA
Hasil uji t menunjukkan bahwa Equity to Total Asset Ratio (EAR) memiliki pengaruh positif dan signifikan terhadap Return on Asset (ROA). Temuan ini sejalan dengan teori Berger (dalam Hendrayanti dan Muaharam, 2013) dan penelitian Hendrayanti dan Muharam (2013) sebelumnya. Semakin tinggi nilai EAR, semakin baik kemampuan bank dalam mengalokasikan investasi, sehingga meningkatkan profitabilitas. Ambarriani (2003) juga mendukung temuan ini, menyatakan bahwa proporsi modal sendiri yang tinggi meningkatkan keterikatan pemilik dan motivasi mereka dalam meningkatkan efisiensi bank. Kesimpulan ini menguatkan pentingnya rasio permodalan sendiri dalam mempengaruhi profitabilitas.
3. Pengaruh Parsial LAR terhadap ROA
Berbeda dengan EAR, hasil uji t menunjukkan bahwa Loan to Asset Ratio (LAR) berpengaruh negatif dan tidak signifikan terhadap ROA. Temuan ini berbeda dengan teori Dendawijaya (2005) yang menyatakan hubungan negatif antara LAR dan likuiditas, serta penelitian Primasari (2013) dan Kurnia dan Mawardi (2012) yang menemukan pengaruh positif dan signifikan. Meskipun Hendrayanti dan Muharam (2013) juga menemukan pengaruh negatif dan signifikan, ketidaksignifikanan dalam penelitian ini memerlukan pertimbangan lebih lanjut. Perbedaan ini menunjukkan kompleksitas hubungan antara rasio kredit terhadap aset dan profitabilitas, menyarankan perlunya penelitian lebih lanjut untuk mengkaji faktor-faktor yang memoderasi hubungan tersebut.
4. Pengaruh Parsial Firm Size terhadap ROA
Hasil analisis menunjukkan bahwa variabel Firm Size (ukuran perusahaan) berpengaruh negatif dan tidak signifikan terhadap ROA. Temuan ini menunjukkan bahwa peningkatan ukuran perusahaan tidak selalu berbanding lurus dengan peningkatan profitabilitas pada konteks Bank Umum Swasta Nasional Devisa yang diteliti. Hal ini bisa mengindikasikan faktor-faktor lain yang lebih dominan mempengaruhi ROA di luar ukuran perusahaan. Temuan ini perlu dikaji lebih lanjut dengan mempertimbangkan faktor-faktor internal dan eksternal lainnya yang mempengaruhi kinerja perbankan. Kesimpulannya, ukuran perusahaan sendiri tidak cukup menjadi indikator tunggal untuk memprediksi profitabilitas bank.
IV.Kesimpulan Conclusion
Penelitian ini menyimpulkan bahwa rasio keuangan memiliki peran penting dalam menentukan profitabilitas (ROA)Bank Umum Swasta Nasional Devisa (BUSND) di Indonesia. Temuan ini memberikan implikasi bagi manajemen perbankan dalam pengambilan keputusan strategis untuk meningkatkan kinerja dan profitabilitas. Studi ini juga menyoroti pentingnya pemahaman yang lebih mendalam mengenai pengaruh masing-masing variabel, seperti CAR, NPL, EAR, dan LAR, pada kinerja keuangan perbankan Indonesia.
1. Pengaruh Simultan dan Parsial Rasio Keuangan terhadap ROA
Penelitian ini menyimpulkan bahwa secara simultan, variabel CAR, BOPO, NPL, EAR, LAR, dan Firm Size berpengaruh signifikan terhadap ROA Bank Umum Swasta Nasional Devisa di BEI periode 2009-2012. Namun, analisis parsial menunjukkan hasil yang beragam. EAR berpengaruh positif dan signifikan terhadap ROA, konsisten dengan teori dan penelitian terdahulu yang menunjukkan hubungan positif antara rasio permodalan sendiri dan profitabilitas. Sebaliknya, LAR menunjukkan pengaruh negatif dan tidak signifikan, berbeda dengan beberapa penelitian terdahulu yang menemukan pengaruh positif. Firm Size juga menunjukkan pengaruh negatif dan tidak signifikan terhadap ROA, mengindikasikan bahwa ukuran perusahaan bukan satu-satunya penentu profitabilitas.
2. Implikasi dan Saran Penelitian
Temuan ini memiliki implikasi penting bagi manajemen perbankan dalam pengambilan keputusan strategis untuk meningkatkan profitabilitas. Rasio permodalan (EAR) perlu dikelola secara optimal untuk meningkatkan ROA. Hubungan kompleks antara LAR dan ROA memerlukan kajian lebih lanjut untuk mengidentifikasi faktor-faktor yang memoderasi hubungan tersebut. Pengaruh yang tidak signifikan dari Firm Size menunjukkan perlunya mempertimbangkan faktor lain selain ukuran perusahaan dalam strategi peningkatan profitabilitas. Penelitian selanjutnya disarankan untuk memperluas cakupan variabel, mempertimbangkan periode waktu yang lebih panjang, dan mempertimbangkan faktor-faktor makro ekonomi yang dapat mempengaruhi kinerja perbankan, serta jenis bank lain di luar Bank Umum Swasta Nasional Devisa.