Strategi Komunikasi dalam Mengembangkan Kemandirian Anak Usia Dini

Strategi Komunikasi dalam Mengembangkan Kemandirian Anak Usia Dini

Informasi dokumen

Penulis

Helfran F Sipayung

instructor Emilia Ramadhani, S.Sos, MA
Sekolah

Universitas Sumatera Utara, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Departemen Ilmu Komunikasi

Jurusan Ilmu Komunikasi
Jenis dokumen Skripsi
Tempat Medan
Bahasa Indonesian
Format | PDF
Ukuran 3.37 MB
  • strategi komunikasi
  • kemandirian anak
  • pendidikan usia dini

Ringkasan

I.Abstrak Strategi Komunikasi Guru dalam Mengembangkan Kemandirian Anak Usia Dini di Sekolah Alam Bukit Hijau Medan

Penelitian ini secara kualitatif meneliti strategi komunikasi guru di Sekolah Alam Bukit Hijau Medan dalam mengembangkan kemandirian anak usia dini. Metode penelitian menggunakan studi kasus dengan observasi dan wawancara mendalam terhadap guru dan orang tua siswa. Hasilnya menunjukkan guru menggunakan pendekatan personal, serta keseimbangan komunikasi verbal dan nonverbal, untuk membangun kemandirian anak. Penelitian ini juga mengkaji dampak metode pembelajaran alam terhadap perkembangan kemandirian anak usia dini.

1. Tujuan Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk mengungkap strategi komunikasi yang diterapkan oleh guru di Sekolah Alam Bukit Hijau Medan dalam mengembangkan kemandirian anak usia dini. Fokusnya adalah pada strategi komunikasi yang digunakan dan bagaimana strategi tersebut berdampak pada tingkat kemandirian yang dicapai anak-anak. Penelitian ini ingin memahami hubungan antara metode komunikasi guru dengan perkembangan kemandirian anak di sekolah tersebut. Ini penting untuk mengetahui efektivitas metode komunikasi yang digunakan dalam konteks pembelajaran di sekolah alam.

2. Metode Penelitian

Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan metode studi kasus. Data dikumpulkan melalui observasi langsung terhadap proses belajar mengajar di Sekolah Alam Bukit Hijau Medan, dan wawancara mendalam (in-depth interview) dengan informan kunci. Informan terdiri dari 5 guru dan 5 orang tua siswa yang dipilih secara purposif. Penelitian ini mengadopsi paradigma konstruktivis, yang menekankan pemahaman terhadap konstruksi pengetahuan dan makna yang dibangun oleh subjek penelitian. Data yang dikumpulkan dianalisis secara deskriptif untuk mengidentifikasi pola dan tema terkait strategi komunikasi guru dan perkembangan kemandirian anak.

3. Temuan Strategi Komunikasi Guru

Hasil penelitian menunjukkan bahwa guru di Sekolah Alam Bukit Hijau Medan menggunakan berbagai strategi komunikasi untuk mengembangkan kemandirian anak usia dini. Strategi tersebut meliputi pendekatan personal yang disesuaikan dengan karakteristik masing-masing anak. Guru juga menyeimbangkan penggunaan komunikasi verbal dan nonverbal dalam proses pembelajaran. Komunikasi verbal meliputi instruksi, penjelasan, dan arahan, sedangkan komunikasi nonverbal mencakup ekspresi wajah, bahasa tubuh, dan penggunaan alat peraga. Keseimbangan ini dinilai penting untuk menjaga anak tetap tertarik dan termotivasi dalam belajar. Guru juga memperhatikan kondisi anak, sehingga komunikasi disesuaikan dengan kebutuhan dan perkembangan anak.

4. Dampak Strategi Komunikasi terhadap Kemandirian Anak

Penelitian menemukan bahwa strategi komunikasi yang diterapkan guru berpengaruh positif terhadap perkembangan kemandirian anak. Anak-anak menunjukkan peningkatan kemandirian dalam berbagai aspek, seperti kemampuan makan sendiri, memakai sepatu sendiri, dan berani menghadapi hal-hal baru. Keberhasilan ini juga dipengaruhi oleh dukungan orang tua di rumah. Metode pembelajaran yang menekankan interaksi langsung dengan alam juga berkontribusi pada perkembangan kemandirian anak. Anak-anak terbiasa memecahkan masalah sendiri, beradaptasi dengan lingkungan sekitar, dan bertanggung jawab atas tindakan mereka. Penelitian ini juga menyoroti bahwa tingkat perkembangan kemandirian anak berbeda-beda, tergantung pada karakter dan daya tangkap masing-masing anak.

5. Kerangka Teori yang Digunakan

Penelitian ini menggunakan beberapa kerangka teori untuk menganalisis data. Teori komunikasi dan strategi komunikasi memberikan dasar untuk memahami proses interaksi antara guru dan anak. Teori pembelajaran sosial Albert Bandura menjadi kerangka untuk menganalisis bagaimana lingkungan belajar, perilaku anak, dan faktor-faktor pribadi saling mempengaruhi perkembangan kemandirian. Teori ini menekankan pentingnya proses imitasi dan pemodelan dalam pembelajaran, yang relevan dengan peran guru sebagai model bagi anak. Konsep kemandirian anak usia dini didefinisikan sebagai kemampuan anak untuk bertindak mandiri, mengambil keputusan, dan bertanggung jawab atas pilihan mereka, yang selaras dengan tujuan pembelajaran di Sekolah Alam Bukit Hijau Medan.

II.Metodologi Penelitian Studi Kasus Kualitatif di Sekolah Alam Bukit Hijau Medan

Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan metode studi kasus. Data dikumpulkan melalui wawancara mendalam dengan 5 guru dan 5 orang tua siswa di Sekolah Alam Bukit Hijau Medan. Observasi langsung terhadap proses belajar mengajar juga dilakukan. Paradigma konstruktivisme menjadi landasan dalam menganalisis data. Sekolah Alam Bukit Hijau Medan dipilih karena keunikan metode pembelajaran alam nya yang dinilai efektif untuk pengembangan kemandirian anak.

1. Jenis dan Pendekatan Penelitian

Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan metode studi kasus. Pilihan metode ini didasarkan pada tujuan penelitian untuk memahami secara mendalam strategi komunikasi guru dan dampaknya terhadap kemandirian anak di Sekolah Alam Bukit Hijau Medan. Studi kasus memungkinkan peneliti untuk menggali informasi secara rinci dari berbagai sumber, memberikan gambaran komprehensif tentang fenomena yang diteliti. Pendekatan kualitatif dipilih karena memungkinkan peneliti untuk memahami makna dan interpretasi yang dibangun oleh para subjek penelitian terkait komunikasi dan kemandirian. Paradigma konstruktivis dipilih karena sejalan dengan sifat penelitian kualitatif yang menekankan pemahaman terhadap konstruksi makna subjektif.

2. Lokasi dan Subjek Penelitian

Penelitian ini berlokasi di Sekolah Alam Bukit Hijau Medan. Sekolah ini dipilih karena menerapkan metode pembelajaran yang unik, berbasis alam, yang diyakini berpengaruh pada perkembangan kemandirian anak. Subjek penelitian terdiri dari sepuluh informan: lima guru dan lima orang tua siswa. Pemilihan informan dilakukan secara purposif, dengan mempertimbangkan peran dan pengetahuan mereka terkait strategi komunikasi guru dan perkembangan kemandirian anak di sekolah tersebut. Jumlah informan dianggap cukup dan jenuh data, artinya tambahan informan tidak memberikan informasi baru yang signifikan bagi penelitian. Informasi dari berbagai sudut pandang ini diharapkan memberikan pemahaman yang lebih komprehensif dan kaya tentang fenomena yang diteliti.

3. Teknik Pengumpulan Data

Pengumpulan data dilakukan melalui dua teknik utama: wawancara mendalam dan observasi. Wawancara mendalam dilakukan secara bertahap kepada setiap informan (guru dan orang tua siswa) untuk menggali informasi secara detail mengenai strategi komunikasi yang digunakan guru serta perkembangan kemandirian anak. Wawancara dilakukan secara individual, memungkinkan peneliti untuk membangun hubungan yang baik dengan informan dan menggali informasi yang lebih dalam dan terpercaya. Observasi partisipan dilakukan untuk mengamati secara langsung proses belajar mengajar di kelas dan interaksi antara guru dan anak. Teknik ini memberikan data yang lebih faktual tentang strategi komunikasi yang diterapkan dan dampaknya terhadap perilaku anak. Data yang diperoleh dari kedua teknik tersebut kemudian dianalisa secara kualitatif untuk menemukan pola dan tema penelitian.

4. Analisis Data

Analisis data dalam penelitian ini dilakukan secara kualitatif. Data yang diperoleh dari wawancara dan observasi ditranskripsikan dan dianalisis secara tematik untuk mengidentifikasi pola dan tema yang muncul. Analisis dilakukan secara induktif, artinya peneliti memulai dari data mentah untuk menemukan pola dan tema, bukan memulai dari kerangka teori yang sudah ada. Paradigma konstruktivis yang dianut dalam penelitian ini mempengaruhi cara peneliti menganalisis data. Peneliti berupaya untuk memahami makna dan interpretasi yang dibangun oleh para informan dalam konteks interaksi komunikasi dan perkembangan kemandirian anak. Interpretasi peneliti dihubungkan dengan teori-teori yang relevan untuk menghasilkan kesimpulan yang komprehensif.

III.Temuan Penelitian Efektivitas Strategi Komunikasi dan Metode Pembelajaran Alam

Guru di Sekolah Alam Bukit Hijau Medan menerapkan strategi komunikasi yang menekankan pendekatan personal dan keseimbangan antara komunikasi verbal dan nonverbal. Metode pembelajaran alam yang diterapkan terbukti efektif dalam meningkatkan kemandirian anak usia dini. Anak-anak belajar melalui pengalaman langsung di alam, yang membuat proses belajar lebih menarik dan efektif. Kemandirian anak terlihat dalam kemampuan mereka untuk melakukan aktivitas sehari-hari secara mandiri, seperti makan dan berpakaian. Sekolah juga memiliki program unik, seperti bank sampah, untuk melengkapi proses pembelajaran.

1. Strategi Komunikasi Guru

Temuan utama menunjukkan guru di Sekolah Alam Bukit Hijau Medan menggunakan strategi komunikasi yang menekankan pendekatan personal. Artinya, guru memahami karakteristik masing-masing anak dan menyesuaikan cara berkomunikasi mereka. Selain itu, terdapat keseimbangan antara komunikasi verbal dan nonverbal. Komunikasi verbal meliputi penggunaan kata-kata dan instruksi, sementara komunikasi nonverbal meliputi ekspresi wajah, bahasa tubuh, dan penggunaan alat peraga. Keseimbangan ini penting untuk menjaga agar anak tidak bosan dan tetap antusias dalam proses belajar. Guru juga menyesuaikan strategi komunikasi mereka berdasarkan kondisi dan kebutuhan anak saat itu. Contohnya, ketika anak terlihat bosan, guru akan menyeimbangkan pembelajaran dengan kegiatan bermain, bernyanyi, dan menari.

2. Penggunaan Metode Pembelajaran Alam

Sekolah Alam Bukit Hijau Medan membedakan diri melalui metode pembelajaran berbasis alam. Proses belajar mengajar tidak hanya dilakukan di dalam kelas, tetapi juga di lingkungan sekitar sekolah. Anak-anak terlibat dalam aktivitas seperti menanam pohon, merawat tanaman, hingga memanen hasil panen. Guru memanfaatkan alam sebagai media pembelajaran, misalnya, belajar berhitung dengan menghitung jumlah buah atau biji-bijian, atau mengenal warna melalui warna daun dan bunga. Metode pembelajaran ini terbukti efektif karena anak-anak belajar secara langsung melalui pengalaman dan interaksi dengan alam. Proses belajar menjadi lebih menarik dan menyenangkan, sehingga anak-anak lebih antusias dan tidak mudah bosan. Guru juga mengajarkan nilai-nilai filosofis melalui aktivitas di alam, seperti mengajarkan tentang proses pertumbuhan padi dan rasa syukur kepada Tuhan.

3. Dampak terhadap Kemandirian Anak

Penerapan strategi komunikasi dan metode pembelajaran alam tersebut berdampak positif pada perkembangan kemandirian anak. Anak-anak menunjukkan peningkatan kemandirian dalam berbagai hal. Contohnya, anak-anak yang dulunya membutuhkan bantuan untuk makan, kini sudah mampu makan sendiri. Mereka juga lebih berani dan percaya diri menghadapi hal-hal baru. Perkembangan kemandirian ini terlihat secara bertahap, dengan beberapa anak menunjukkan perkembangan yang lebih cepat daripada yang lain. Keberhasilan ini juga dipengaruhi oleh dukungan orang tua di rumah. Sekolah juga membantu meningkatkan kemandirian dengan tahapan, seperti membiasakan anak ditinggal di sekolah tanpa didampingi orang tua secara bertahap.

4. Tantangan dan Permasalahan

Meskipun efektif, guru menghadapi beberapa tantangan dalam proses pembelajaran. Perbedaan karakteristik anak menuntut guru untuk mengenali setiap anak secara individu dan menyesuaikan strategi komunikasi mereka. Guru harus sabar dan peka terhadap kondisi anak, serta mampu memotivasi anak yang kurang antusias dalam belajar. Anak-anak juga terkadang membawa kebiasaan dari rumah ke sekolah, yang membutuhkan penanganan khusus dari guru. Mengajar anak usia dini membutuhkan kesabaran ekstra karena daya tangkap dan kemampuan belajar anak berbeda-beda. Sekolah juga memberikan keringanan biaya dan fasilitas transportasi untuk siswa kurang mampu, menunjukkan komitmen mereka terhadap pemerataan pendidikan.

IV.Teori Pendukung Teori Pembelajaran Sosial Albert Bandura dan Kemandirian Anak Usia Dini

Penelitian ini menghubungkan temuannya dengan Teori Pembelajaran Sosial Albert Bandura, yang menekankan pentingnya lingkungan dalam proses pembelajaran. Lingkungan belajar yang mendukung di Sekolah Alam Bukit Hijau Medan, dipadukan dengan strategi komunikasi guru yang tepat, terbukti efektif dalam membentuk kemandirian anak usia dini. Definisi kemandirian anak usia dini dijabarkan sebagai kemampuan anak untuk bertindak secara individual tanpa bantuan orang lain, mengambil keputusan, dan bertanggung jawab atas konsekuensinya.

1. Teori Pembelajaran Sosial Albert Bandura

Penelitian ini menggunakan Teori Pembelajaran Sosial Albert Bandura sebagai landasan teoritis. Teori ini menjelaskan bahwa pembelajaran terjadi melalui interaksi antara individu, perilaku, dan lingkungan. Dalam konteks penelitian ini, anak-anak belajar kemandirian dengan mengamati dan meniru perilaku orang lain, terutama guru dan teman sebaya. Guru berperan sebagai model yang menunjukkan perilaku mandiri, dan anak-anak belajar melalui proses imitasi. Lingkungan belajar di Sekolah Alam Bukit Hijau Medan, yang kaya akan pengalaman langsung, juga mendukung proses pembelajaran ini. Bandura menekankan pentingnya keterkaitan tiga faktor: lingkungan, perilaku, dan faktor personal (kognitif, afektif, dan psikomotorik) dalam membentuk perilaku. Hasil pembelajaran berupa kode perilaku visual dan verbal yang diwujudkan dalam perilaku sehari-hari anak. Teori ini relevan karena menjelaskan bagaimana lingkungan Sekolah Alam Bukit Hijau yang unik dapat mendorong kemandirian anak.

2. Konsep Kemandirian Anak Usia Dini

Penelitian ini mendefinisikan kemandirian anak usia dini sebagai sikap dan perilaku yang mencerminkan tindakan individual atau mandiri tanpa bantuan orang lain. Kemandirian identik dengan kedewasaan, di mana anak mampu mengambil keputusan, menentukan pilihan, dan bertanggung jawab atas konsekuensi pilihan tersebut. Pengembangan kemandirian sangat penting untuk membekali anak dalam menghadapi kehidupan di masa mendatang. Kemandirian bukan hanya sekadar kemampuan melakukan sesuatu sendiri, tetapi juga meliputi kemampuan berpikir kritis, berani mengambil risiko, dan bertanggung jawab atas tindakannya. Dalam konteks penelitian ini, kemandirian anak diukur melalui observasi perilaku anak dan laporan orang tua terkait kemampuan anak melakukan aktivitas sehari-hari secara mandiri, seperti makan, berpakaian, dan menyelesaikan tugas-tugas sederhana. Definisi kemandirian yang digunakan ini sejalan dengan tujuan pendidikan di Sekolah Alam Bukit Hijau Medan yang menekankan pada penguatan kemampuan anak untuk mandiri dan bertanggung jawab.

V.Kesimpulan Implikasi Strategi Komunikasi dan Metode Pembelajaran Alam untuk Pengembangan Kemandirian Anak Usia Dini

Penelitian ini menyimpulkan bahwa strategi komunikasi yang efektif, dipadukan dengan metode pembelajaran alam, sangat berpengaruh terhadap pengembangan kemandirian anak usia dini. Sekolah Alam Bukit Hijau Medan memberikan contoh praktik yang baik dalam hal ini. Penelitian lebih lanjut dapat dilakukan untuk mengkaji lebih dalam dampak jangka panjang dari metode ini dan penerapannya di berbagai konteks pendidikan anak usia dini di Indonesia.

1. Kesimpulan Utama

Penelitian ini menyimpulkan bahwa strategi komunikasi guru yang efektif, dikombinasikan dengan metode pembelajaran berbasis alam, terbukti berpengaruh positif terhadap pengembangan kemandirian anak usia dini. Sekolah Alam Bukit Hijau Medan, dengan pendekatan personal dalam komunikasi dan pembelajaran yang melibatkan interaksi langsung dengan alam, memberikan contoh model yang efektif. Kemandirian anak berkembang melalui proses belajar yang menyenangkan dan tidak memaksa, di mana anak-anak aktif terlibat dan bertanggung jawab atas proses pembelajaran mereka. Temuan ini mendukung pentingnya memperhatikan aspek komunikasi dan lingkungan belajar yang kondusif untuk menumbuhkan kemandirian sejak usia dini.

2. Implikasi bagi Pendidikan Anak Usia Dini

Hasil penelitian memberikan implikasi penting bagi pengembangan pendidikan anak usia dini di Indonesia. Strategi komunikasi guru yang efektif, yang meliputi pendekatan personal dan keseimbangan komunikasi verbal dan nonverbal, perlu diintegrasikan dalam kurikulum pendidikan anak usia dini. Metode pembelajaran yang melibatkan interaksi langsung dengan alam juga perlu dipertimbangkan sebagai alternatif yang efektif. Penelitian ini menekankan pentingnya dukungan orang tua di rumah dalam mendukung perkembangan kemandirian anak. Sekolah dan orang tua perlu bekerja sama untuk menciptakan lingkungan belajar yang kondusif bagi perkembangan anak secara holistik. Lebih lanjut, perlu penelitian lanjutan untuk mengkaji dampak jangka panjang dari metode pembelajaran ini dan penerapannya dalam konteks yang lebih luas.

3. Saran untuk Penelitian Selanjutnya

Penelitian ini membuka peluang bagi penelitian lebih lanjut. Penelitian kuantitatif dapat dilakukan untuk menguji generalisasi temuan ini pada populasi yang lebih besar dan beragam. Penelitian komparatif dapat dilakukan untuk membandingkan efektivitas strategi komunikasi dan metode pembelajaran di Sekolah Alam Bukit Hijau Medan dengan sekolah-sekolah lain yang menggunakan pendekatan berbeda. Penelitian longitudinal juga diperlukan untuk mengamati perkembangan kemandirian anak dalam jangka waktu yang lebih panjang. Penelitian lebih lanjut dapat mengeksplorasi lebih dalam faktor-faktor lain yang mempengaruhi perkembangan kemandirian anak, seperti peran keluarga, faktor sosio-ekonomi, dan karakteristik individu anak. Penelitian juga dapat fokus pada pengembangan instrumen pengukuran kemandirian yang lebih komprehensif dan valid.