
Sikap dan Perilaku Petani Terhadap Kinerja Perkumpulan Petani Pemakai Air di Kelurahan Tualang
Informasi dokumen
Penulis | Fandy S. Sembiring |
instructor | Ir. Yusak Maryunianta, MSi |
Sekolah | Universitas Sumatera Utara |
Jurusan | Agribisnis |
Jenis dokumen | Skripsi |
Tempat | Medan |
Bahasa | Indonesian |
Format | |
Ukuran | 3.92 MB |
- Perkumpulan Petani
- Kinerja Pertanian
- Sikap dan Perilaku Petani
Ringkasan
I.Latar Belakang Penelitian Kinerja Perkumpulan Petani Pemakai Air P3A di Serdang Bedagai
Penelitian ini berfokus pada kinerja Perkumpulan Petani Pemakai Air (P3A), khususnya di Kelurahan Tualang, Kecamatan Perbaungan, Kabupaten Serdang Bedagai. Penelitian ini termotivasi oleh pentingnya peran P3A dalam pengelolaan irigasi dan peningkatan produksi pertanian. Penelitian ini akan menganalisis sikap dan perilaku petani terhadap kinerja P3A, dengan harapan dapat memberikan masukan untuk meningkatkan efektivitas pengelolaan irigasi di daerah tersebut. P3A Citra Mandiri di Kelurahan Tualang dipilih sebagai studi kasus karena pernah meraih penghargaan tingkat provinsi pada tahun 2001.
1. Pentingnya Peranan P3A dalam Sektor Pertanian
Latar belakang penelitian menekankan peran krusial sektor pertanian dalam perekonomian negara berkembang, seperti yang diungkapkan oleh Sukirno (1982). Pertanian menyerap banyak tenaga kerja, menghasilkan pendapatan nasional, dan menjaga keseimbangan ekspor. Dalam konteks ini, pengelolaan irigasi menjadi sangat penting, dan P3A berperan sebagai lembaga kunci dalam mengelola sumber daya air untuk pertanian. Sistem irigasi telah ada di Indonesia selama ribuan tahun, dan pembangunan irigasi sejak Pelita I hingga VI menunjukkan komitmen pemerintah dalam memenuhi kebutuhan pangan (Pusposutardjo, 2001). Namun, pengelolaan yang efektif membutuhkan organisasi yang mampu menampung aspirasi petani dan memfasilitasi kesepakatan bersama (Ambler, 1992). Penelitian ini terdorong oleh pentingnya peran sikap dan perilaku petani dalam keberhasilan pembangunan pertanian berbasis demokrasi partisipatif, karena hal ini berpengaruh signifikan terhadap perencanaan, kekuatan lembaga, pembuatan kebijakan, dan pengambilan keputusan. Sektor pertanian juga terbukti mampu berperan penting dalam pemulihan ekonomi nasional saat krisis (Husodo, dkk, 2004).
2. Definisi dan Peran Perkumpulan Petani Pemakai Air P3A
Dokumen menjelaskan P3A sebagai kelembagaan pengelolaan irigasi yang dibentuk secara demokratis oleh petani pemakai air sendiri (DPAI, 2011). P3A berkaitan erat dengan pemerintahan desa, namun juga dapat dibentuk mandiri oleh petani sesuai kebutuhan. P3A merupakan organisasi sosial di bidang pertanian, independen dari golongan atau partai politik, yang fokus pada pengelolaan air untuk mendukung usaha tani (Kartasapoetra dan Mul, 1994). Peran P3A meliputi penampung masalah dan aspirasi petani terkait air, wadah tukar pikiran dan pengambilan keputusan bersama, dan kerjasama dalam pengelolaan irigasi. Mereka juga bertugas menyusun dan menetapkan aturan pembagian air dan iuran, serta memiliki tanggung jawab dalam pembangunan dan pemeliharaan jaringan irigasi. Pemerintah, melalui Kementerian Pekerjaan Umum dan Kementerian Pertanian, memiliki peran dalam membina P3A untuk pengelolaan air yang tepat guna dan pemanfaatan air yang adil dan tepat guna di tingkat petak kuarter (Ambler, 1992).
3. Tujuan Penelitian dan Metode Analisis
Tujuan utama penelitian ini adalah untuk mengetahui kinerja P3A di daerah penelitian dan menganalisis sikap serta perilaku petani terhadap kinerja tersebut. Daerah penelitian difokuskan di Kelurahan Tualang, Kecamatan Perbaungan, Kabupaten Serdang Bedagai, karena kelurahan ini dianggap memiliki P3A terbaik. Metode analisis yang digunakan adalah metode pemberian skor dan skala Likert. Metode skala Likert akan digunakan untuk mengukur sikap petani, yang dibagi menjadi sikap fisik (gerakan dan perbuatan) dan sikap nonfisik (mentalitas) (Azwar, 1995). Sikap itu sendiri didefinisikan sebagai kecenderungan individu untuk bereaksi terhadap suatu objek, baik positif maupun negatif (Azwar, 2002; Anonimus, 2012). Perilaku petani, di sisi lain, akan di analisis berdasarkan partisipasi mereka dalam kegiatan P3A, seperti keikutsertaan dalam rapat, pemeliharaan irigasi, dan pembayaran iuran tepat waktu. Penelitian ini juga akan mempertimbangkan berbagai faktor yang mempengaruhi sikap dan perilaku petani, termasuk pengalaman pribadi, pendidikan, media massa, dan faktor emosi (Azwar, 1995, 2002; Anonimus, 2012).
II.Metodologi Penelitian Mengukur Sikap dan Perilaku Petani
Penelitian ini menggunakan metode purposive sampling dengan populasi 15 P3A di Daerah Irigasi Perbaungan dan sampel 30 responden dari P3A Citra Mandiri. Teknik analisis data yang digunakan adalah metode pemberian skor dan skala Likert untuk mengukur sikap (positif atau negatif) petani terhadap kinerja P3A. Data yang dikumpulkan meliputi karakteristik petani (umur, pendidikan, lama keanggotaan, luas lahan, jumlah tanggungan) dan perilaku mereka dalam berpartisipasi dalam kegiatan P3A (misalnya, membayar iuran, mengikuti rapat, dan bergotong royong dalam pemeliharaan irigasi).
1. Teknik Sampling dan Populasi Penelitian
Penelitian ini menggunakan metode purposive sampling, memilih secara sengaja P3A Citra Mandiri di Kelurahan Tualang, Kecamatan Perbaungan, Kabupaten Serdang Bedagai sebagai subjek penelitian. Pemilihan ini didasarkan pada prestasi P3A Citra Mandiri yang pernah menjadi yang terbaik tingkat provinsi pada tahun 2001. Tujuannya adalah untuk menggali lebih dalam bagaimana kinerja P3A yang dianggap baik tersebut di persepsi petani anggotanya. Populasi penelitian mencakup 15 P3A yang berada di Daerah Irigasi Perbaungan, Kabupaten Serdang Bedagai, namun penelitian ini hanya memfokuskan diri pada satu P3A, yaitu P3A Citra Mandiri. Sampel penelitian berjumlah 30 responden yang merupakan petani anggota P3A Citra Mandiri. Ukuran sampel ini dipilih untuk mewakili suara petani anggota P3A yang diteliti.
2. Metode Pengumpulan dan Analisis Data Skala Likert dan Metode Pemberian Skor
Metode pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan metode pemberian skor dan skala Likert. Skala Likert digunakan untuk mengukur sikap petani terhadap kinerja P3A, menentukan apakah sikap tersebut positif atau negatif. Pertanyaan-pertanyaan dalam instrumen penelitian dirancang untuk mengukur berbagai aspek kinerja P3A dan tingkat kepuasan petani. Data yang dikumpulkan tidak hanya sebatas sikap, tetapi juga mencakup perilaku petani, termasuk partisipasi mereka dalam kegiatan P3A. Metode pemberian skor digunakan untuk menilai berbagai aspek kinerja P3A secara kuantitatif, dengan memberikan skor pada setiap indikator kinerja. Data tersebut kemudian dianalisis untuk melihat keseluruhan kinerja P3A Citra Mandiri. Hasil dari pengukuran sikap menggunakan skala Likert akan diinterpretasikan dengan mengubah skor menjadi skor standar (Skor T), memungkinkan perbandingan dan analisis yang lebih mudah untuk menentukan keberhasilan kinerja P3A dilihat dari persepsi petani.
3. Variabel Penelitian Sikap dan Perilaku Petani
Variabel utama dalam penelitian ini adalah sikap dan perilaku petani terhadap kinerja P3A. Sikap petani diukur menggunakan skala Likert, meliputi aspek kognitif (pengetahuan), afektif (perasaan), dan konatif (tindakan). Aspek-aspek ini mencakup berbagai dimensi, mulai dari persepsi petani tentang kinerja P3A, tingkat kepuasan mereka terhadap layanan yang diberikan P3A, hingga kesediaan mereka untuk berpartisipasi aktif dalam kegiatan P3A. Perilaku petani mencakup tindakan nyata mereka dalam mendukung program dan kegiatan P3A. Perilaku yang diamati mencakup partisipasi dalam rapat, pembayaran iuran tepat waktu, dan keikutsertaan dalam kegiatan pemeliharaan jaringan irigasi. Perilaku yang tidak mendukung, seperti ketidakhadiran dalam rapat, keengganan untuk membayar iuran, atau tidak berpartisipasi dalam pemeliharaan irigasi, juga menjadi fokus pengamatan. Analisis perilaku ini akan memberikan gambaran yang komprehensif tentang bagaimana petani berinteraksi dan merespon kinerja P3A.
III.Hasil Penelitian Kinerja P3A Citra Mandiri dan Sikap Petani
Hasil penelitian menunjukkan bahwa kinerja P3A Citra Mandiri di Kelurahan Tualang dinilai baik (94,6%). Analisis skala Likert menunjukkan sikap petani terhadap kinerja P3A bersifat positif. Keberadaan P3A dinilai bermanfaat dalam memudahkan irigasi dan meningkatkan hubungan antara petani dan pengurus. Kesimpulannya, P3A berperan penting dalam meningkatkan pengelolaan irigasi dan produktivitas pertanian di daerah penelitian.
1. Kinerja P3A Citra Mandiri Tingkat Keberhasilan 94 6
Hasil penelitian menunjukkan bahwa kinerja P3A Citra Mandiri di Kelurahan Tualang, Kecamatan Perbaungan, Kabupaten Serdang Bedagai, dikatakan baik dengan tingkat keberhasilan mencapai 94,6%. Angka ini menunjukkan bahwa P3A Citra Mandiri secara umum berhasil menjalankan tugas dan fungsinya dalam pengelolaan irigasi dan pemenuhan kebutuhan petani. Keberhasilan ini kemungkinan dipengaruhi oleh berbagai faktor, termasuk struktur organisasi yang baik, partisipasi aktif petani anggota, dan akses terhadap sumber daya yang memadai. Namun, penelitian ini tidak menjelaskan secara detail faktor-faktor yang berkontribusi terhadap tingkat keberhasilan tersebut, dan diperlukan penelitian lebih lanjut untuk memahami secara mendalam aspek-aspek keberhasilan tersebut. Analisis lebih lanjut terhadap data kuantitatif yang mendukung angka 94,6% ini perlu dilakukan untuk mengidentifikasi area kekuatan dan kelemahan P3A Citra Mandiri.
2. Persepsi Petani terhadap Peran dan Kinerja P3A
Penelitian ini juga mengungkapkan bahwa peran P3A di daerah penelitian sangat dibutuhkan dan mendapat respon positif dari petani. Hal ini menunjukkan bahwa keberadaan P3A memang memberikan manfaat yang signifikan bagi petani dalam kegiatan irigasi usahatani. P3A membantu petani dalam mengelola sumber daya air, memudahkan proses irigasi, dan berkontribusi pada peningkatan produksi. Hubungan yang dekat antara petani dan pengurus P3A juga menjadi faktor kunci keberhasilan tersebut. Namun, penelitian ini tidak menjelaskan secara terperinci bagaimana hubungan tersebut terbangun dan bagaimana P3A menangani perbedaan pendapat atau konflik yang mungkin muncul diantara para petani anggota. Detail lebih lanjut tentang mekanisme partisipasi petani dan bagaimana P3A merespon kebutuhan petani perlu dikaji lebih lanjut.
3. Sikap Petani terhadap Kinerja P3A Analisis Skala Likert
Analisis data menggunakan skala Likert menunjukkan bahwa sikap petani terhadap kinerja P3A di daerah penelitian adalah positif. Ini berarti bahwa secara keseluruhan, petani merasa puas dan mendukung kinerja P3A Citra Mandiri. Hasil ini mendukung hipotesis penelitian yang menyatakan bahwa sikap petani terhadap kinerja P3A positif. Namun, penelitian ini tidak menjelaskan detail distribusi jawaban pada skala Likert, sehingga tidak diketahui persentase petani dengan sikap sangat positif, positif, netral, negatif, atau sangat negatif. Informasi lebih lanjut tentang distribusi jawaban dan analisa lebih dalam tentang faktor-faktor yang mempengaruhi sikap positif petani diperlukan untuk mendapatkan pemahaman yang lebih lengkap.
IV.Kesimpulan dan Rekomendasi Meningkatkan Kinerja P3A di Serdang Bedagai
Penelitian ini menyimpulkan bahwa P3A Citra Mandiri di Kelurahan Tualang, Kecamatan Perbaungan, Kabupaten Serdang Bedagai memiliki kinerja yang baik dan mendapatkan respon positif dari petani. Rekomendasi lebih lanjut perlu difokuskan pada upaya untuk mempertahankan dan meningkatkan kinerja P3A, serta replikasi model P3A Citra Mandiri ke P3A lain di daerah tersebut untuk meningkatkan pengelolaan irigasi dan kesejahteraan petani secara lebih luas. Penting juga untuk terus memantau sikap dan perilaku petani untuk memastikan keberlanjutan program.
1. Kesimpulan Utama Kinerja Baik P3A Citra Mandiri dan Sikap Positif Petani
Penelitian ini menyimpulkan bahwa kinerja Perkumpulan Petani Pemakai Air (P3A) Citra Mandiri di Kelurahan Tualang, Kecamatan Perbaungan, Kabupaten Serdang Bedagai, berada pada kategori baik, dengan tingkat keberhasilan mencapai 94,6%. Lebih lanjut, penelitian menunjukkan sikap positif dari petani terhadap kinerja P3A tersebut. Keberadaan P3A dinilai memudahkan irigasi usahatani dan mempererat hubungan antara petani dengan pengurus. Kesimpulan ini didapat setelah menganalisis data menggunakan metode pemberian skor dan skala Likert, yang mengukur baik kinerja P3A maupun sikap dan perilaku petani terkait. Temuan ini menunjukkan bahwa model P3A di Kelurahan Tualang efektif dan mendapat dukungan dari masyarakat.
2. Rekomendasi untuk Peningkatan Kinerja P3A di Serdang Bedagai
Berdasarkan temuan penelitian, disarankan agar keberhasilan P3A Citra Mandiri di Kelurahan Tualang direplikasi ke P3A lainnya di Kabupaten Serdang Bedagai. Model pengelolaan yang efektif di Tualang dapat menjadi contoh bagi P3A lain untuk meningkatkan kinerja dan memberikan manfaat yang lebih besar kepada petani. Penting untuk memperhatikan dan menjaga sikap positif petani terhadap P3A. Pemantauan berkelanjutan terhadap sikap dan perilaku petani sangat penting untuk memastikan keberlanjutan program dan efektivitas P3A dalam jangka panjang. Evaluasi berkala terhadap kinerja P3A perlu dilakukan untuk mengidentifikasi area yang perlu ditingkatkan serta untuk memastikan bahwa P3A tetap relevan dengan kebutuhan petani yang selalu berkembang. Dukungan dari pemerintah daerah juga perlu diberikan untuk memastikan keberlanjutan dan peningkatan kapasitas P3A di seluruh Kabupaten Serdang Bedagai.