Analisis Semiotik Foto Dokumenter tentang Buruh dalam Karya Raditya Mahendra Yasa

Analisis Semiotik Foto Dokumenter tentang Buruh dalam Karya Raditya Mahendra Yasa

Informasi dokumen

Penulis

Aris Novia Hidayat

Sekolah

Universitas Muhammadiyah Malang

Jurusan Jurnalistik, Ilmu Komunikasi
Tempat Malang
Jenis dokumen Skripsi
Bahasa Indonesian
Format | PDF
Ukuran 491.58 KB
  • Representasi Buruh
  • Fotografi Dokumenter
  • Analisis Semiotik

Ringkasan

I.Latar Belakang Penelitian Fotografi Jurnalistik sebagai Kritik Sosial

Penelitian ini berfokus pada analisis semiotika foto jurnalistik, khususnya karya Raditya Mahendra Yasa dari Kompas yang berjudul “Los, Ruang Cita Rasa Kelas Atas”. Foto-foto ini menggambarkan kondisi buruh los tembakau di Klaten, Jawa Tengah, dan digunakan sebagai alat kritik sosial terhadap permasalahan kesejahteraan buruh di Indonesia. Penelitian ini meneliti bagaimana foto jurnalistik, sebagai bentuk komunikasi visual, dapat menyampaikan pesan dan membangun persepsi pembaca terkait isu sosial, khususnya eksploitasi tenaga kerja. Keyword: fotografi jurnalistik, kritik sosial, semiotika fotografi, komunikasi visual, analisis gambar, eksploitasi tenaga kerja.

1. Fotografi Jurnalistik sebagai Media Komunikasi dan Kritik Sosial

Bagian latar belakang penelitian ini mengawali dengan pemahaman bahwa fotografi, khususnya fotografi jurnalistik, bukan hanya sekadar masalah teknis dan estetika visual. Lebih dari itu, sebuah foto mengandung ideologi baik dari fotografer maupun penikmatnya, yang menciptakan perbedaan perspektif dalam interpretasi gambar. Disebutkan bahwa foto jurnalistik memiliki kemampuan unik dalam menyampaikan pesan visual, bahkan mampu memicu reaksi dari instansi pemerintah. Contohnya, foto jalan rusak yang dimuat di media cetak dapat langsung mendapat respons dari Pemerintah Kota. Ini menunjukkan fotografi jurnalistik tak hanya alat komunikasi tetapi juga alat kritik sosial yang efektif. Kemampuan foto untuk menciptakan efek imajinatif juga dibahas, di mana pembaca seakan-akan hadir dan menyaksikan langsung peristiwa yang digambarkan. Unsur 5W+1H (what, who, where, when, why, and how) yang biasa terdapat dalam berita tulis juga ada dalam fotografi jurnalistik, namun foto unggul dalam menyampaikan unsur 'how' atau bagaimana peristiwa tersebut berlangsung. Analisis gambar dalam konteks ini menjadi sangat penting untuk mengungkap makna tersirat. Keyword: fotografi jurnalistik, komunikasi visual, kritik sosial, interpretasi gambar, ideologi, analisis gambar

2. Studi Kasus Foto Los Ruang Cita Rasa Kelas Atas dan Permasalahan Kesejahteraan Buruh di Indonesia

Penelitian ini menggunakan serangkaian foto karya Raditya Mahendra Yasa dari Kompas, berjudul “Los, Ruang Cita Rasa Kelas Atas”, sebagai studi kasus. Foto-foto ini mendokumentasikan aktivitas buruh los tembakau di Klaten, Jawa Tengah. Judul yang ironis, “Los, Ruang Cita Rasa Kelas Atas”, menunjukkan kontras antara realitas kondisi buruh yang miskin dengan konotasi 'kelas atas' yang mengacu pada kemewahan. Penulis berpendapat, foto-foto tersebut menjadi kritik sosial terhadap permasalahan kesejahteraan buruh di Indonesia, di mana upah yang diterima tidak sebanding dengan kerja keras mereka. Permasalahan ini masih menjadi isu krusial hingga saat ini dan memerlukan penanganan lebih lanjut. Fotografi jurnalistik, dalam hal ini, berfungsi sebagai media untuk menyuarakan permasalahan yang terabaikan, dan memperlihatkan realitas eksploitasi tenaga kerja. Penelitian ini akan menganalisis bagaimana pesan kritik sosial tersebut disampaikan melalui elemen visual dalam foto. Keyword: fotografi jurnalistik, kritik sosial, kesejahteraan buruh, eksploitasi tenaga kerja, analisis gambar, studi kasus, Raditya Mahendra Yasa, Kompas.

II.Tinjauan Pustaka Semiotika Roland Barthes dan Fotografi sebagai Media Komunikasi

Bagian ini menelaah teori semiotika Roland Barthes, khususnya konsep denotasi dan konotasi, untuk menganalisis makna dalam foto jurnalistik. Penelitian ini juga membahas fotografi sebagai bentuk komunikasi nonverbal dan komunikasi visual, menekankan kemampuan foto untuk menyampaikan pesan secara efektif dan memicu respon emosional. Diulas pula peran fotografi sebagai representasi objektif dan subjektif realitas, serta kaitannya dengan budaya dan masyarakat. Keyword: semiotika, semiotika Roland Barthes, denotasi, konotasi, fotografi sebagai media komunikasi, komunikasi nonverbal, komunikasi visual.

1. Fotografi sebagai Bentuk Komunikasi Visual dan Nonverbal

Tinjauan pustaka ini membahas fotografi sebagai media komunikasi, baik verbal maupun nonverbal. Dikutip dari Dedy Mulyana (2007), komunikasi nonverbal mencakup berbagai bentuk, termasuk bahasa tubuh, sentuhan, vocalics, penampilan fisik, dan lain-lain. Fotografi sendiri, sebagai gambar dua dimensi, merupakan bentuk komunikasi visual yang kuat. Lebih lanjut, fotografi jurnalistik, yang mulai dikenal luas pada tahun 1940-an, dijelaskan sebagai media yang menggabungkan elemen verbal dan visual secara bersamaan (Wilson Hicks). Kemampuan fotografi dalam menyampaikan unsur 'how' (bagaimana peristiwa terjadi) yang lebih efektif dibandingkan dengan teks tertulis juga diulas, menunjukan kekuatannya dalam menyampaikan informasi secara detail. Analisis gambar dalam konteks komunikasi visual ini menjadi fokus utama dalam memahami pesan yang disampaikan melalui foto. Keyword: fotografi, komunikasi visual, komunikasi nonverbal, fotografi jurnalistik, analisis gambar

2. Semiotika Roland Barthes Denotasi Konotasi dan Mitos

Bagian ini menjelaskan teori semiotika Roland Barthes sebagai kerangka analisis. Barthes membedakan antara denotasi (makna literal) dan konotasi (makna yang lebih subjektif dan bergantung pada konteks budaya). Konsep konotasi dikaitkan dengan operasi ideologi atau 'mitos' yang mencerminkan nilai-nilai dominan dalam suatu periode tertentu. Penjelasan mengenai signifikasi tahap pertama (denotasi) dan tahap kedua (konotasi) diuraikan secara rinci. Perbedaan pendapat antara Barthes dan Levi-Strauss terkait mitos juga disinggung, di mana Barthes menghubungkan mitos dengan struktur masyarakat kapitalis, sedangkan Levi-Strauss menghubungkannya dengan struktur otak manusia. Namun keduanya sepakat bahwa mitos merupakan bahasa yang digunakan untuk menyebarkan makna di masyarakat. Penggunaan semiotika Barthes dalam penelitian ini memungkinkan pemahaman mendalam tentang makna tersirat (ideologi) di balik foto jurnalistik. Keyword: semiotika Roland Barthes, denotasi, konotasi, mitos, semiotika, analisis semiotika, ideologi

3. Fotografi sebagai Representasi Objektif dan Subjektif Realitas

Tinjauan pustaka juga membahas fotografi sebagai representasi realitas. Meskipun teknologi kamera ditujukan untuk merekam realitas secara objektif, Barthes menyatakan bahwa fotografi tetap merupakan interpretasi dunia. Meskipun foto dianggap sebagai representasi objektif karena mampu merekam suatu kejadian, namun proses pemilihan angle, warna, framing, oleh fotografer membuat foto tetap memiliki unsur subjektivitas. Seorang pemotret terlibat dalam konstruksi narasi visual melalui teknik-teknik tersebut. Hal ini menegaskan bahwa analisis gambar tidak hanya sekedar melihat apa yang tampak, tetapi juga memahami bagaimana pesan disampaikan melalui pilihan-pilihan visual yang dibuat oleh fotografer. Konsep dokumentasi sebagai representasi objektif juga dibahas, di mana kamera sebagai alat netral yang merekam peristiwa, tetapi interpretasi terhadap foto tetap membutuhkan konteks sosial. Keyword: fotografi, representasi objektif, representasi subjektif, analisis gambar, interpretasi gambar

III.Metodologi Penelitian Analisis Semiotika Foto Los Ruang Cita Rasa Kelas Atas

Penelitian ini menggunakan metode analisis semiotika dengan pendekatan Barthes untuk menafsirkan makna dalam enam frame foto “Los, Ruang Cita Rasa Kelas Atas”. Data primer berupa foto-foto tersebut (baik hard copy maupun soft copy) dikumpulkan melalui metode dokumentasi. Data sekunder berupa literatur pendukung juga digunakan. Analisis berfokus pada identifikasi tanda-tanda denotatif dan konotatif untuk mengungkap pesan tersirat dalam foto tersebut, khususnya terkait isu kesejahteraan buruh. Keyword: analisis semiotika, metodologi penelitian, analisis gambar, data primer, data sekunder.

1. Pengumpulan Data Analisis Gambar dengan Pendekatan Dokumentasi

Metodologi penelitian ini menekankan pada analisis semiotika foto-foto “Los, Ruang Cita Rasa Kelas Atas”. Proses pengumpulan data dilakukan melalui dokumentasi, baik berupa hard copy (kliping koran) maupun soft copy. Data primer berupa enam frame foto yang akan dianalisis secara mendalam. Peneliti akan mencatat semua tanda yang tampak dalam setiap frame foto, dengan memperhatikan denotasi dan konotasi sesuai kerangka analisis semiotika Roland Barthes. Selain data primer, data sekunder seperti literatur, majalah, dan buku yang relevan juga dikumpulkan untuk memperkaya dan memperkuat hasil analisis gambar. Proses pengumpulan data ini bertujuan untuk mendapatkan gambaran lengkap dan akurat terkait pesan yang ingin disampaikan melalui foto-foto tersebut. Keyword: analisis semiotika, analisis gambar, metodologi penelitian, pengumpulan data, data primer, data sekunder, dokumentasi, denotasi, konotasi

2. Analisis Data Penerapan Semiotika Roland Barthes

Teknik analisis data menggunakan model semiotika Roland Barthes. Proses analisis diawali dengan menganalogikan foto sebagai teks, lalu dideskripsikan secara bahasa. Dari deskripsi bahasa tersebut, peneliti akan menginterpretasikan makna foto berdasarkan prinsip semiotika Barthes, dengan memperhatikan struktur denotasi dan konotasi. Analisis gambar akan berfokus pada pemahaman makna yang tersirat (konotasi) yang berkaitan erat dengan sistem mitos seperti yang dijelaskan dalam teori Barthes. Dengan demikian, penelitian ini bertujuan untuk mengungkap makna simbolik dan ideologis dari foto-foto “Los, Ruang Cita Rasa Kelas Atas”, khususnya terkait dengan kritik sosial dan penyampaian pesan visual. Melalui analisis semiotika, peneliti dapat mengkaji bagaimana pesan tersirat tersebut dikonstruksi dan disampaikan melalui elemen-elemen visual dalam foto. Keyword: analisis data, semiotika Roland Barthes, analisis semiotika, analisis gambar, interpretasi gambar, denotasi, konotasi, kritik sosial

IV.Manfaat Penelitian Kontribusi bagi Fotografi Jurnalistik dan Studi Komunikasi Visual

Penelitian ini diharapkan memberikan kontribusi akademis bagi perkembangan studi semiotika dan komunikasi visual, khususnya dalam konteks fotografi jurnalistik. Secara praktis, penelitian ini bertujuan menambah wawasan bagi fotografer dan penikmat foto dalam memahami kekuatan komunikasi visual dan menghasilkan karya yang representatif dan bermakna. Keyword: fotografi jurnalistik, komunikasi visual, semiotika, analisis gambar.

1. Manfaat Akademis Kontribusi bagi Studi Semiotika dan Komunikasi Visual

Penelitian ini diharapkan memberikan kontribusi signifikan bagi pengembangan ilmu pengetahuan, khususnya dalam bidang semiotika dan komunikasi visual. Secara akademis, penelitian ini akan memperkaya wacana dan pemahaman tentang analisis semiotika dalam konteks fotografi jurnalistik. Penelitian ini diharapkan mampu memberikan wawasan baru tentang bagaimana interpretasi gambar dan analisis gambar dapat digunakan untuk mengungkap makna tersirat dalam karya fotografi, termasuk kritik sosial yang terkandung di dalamnya. Hasil penelitian ini dapat menjadi referensi bagi penelitian selanjutnya yang fokus pada komunikasi visual dan analisis semiotika dalam konteks fotografi jurnalistik di Indonesia. Keyword: semiotika, komunikasi visual, analisis semiotika, interpretasi gambar, analisis gambar, fotografi jurnalistik, kritik sosial

2. Manfaat Praktis Peningkatan Wawasan bagi Fotografer dan Penikmat Foto

Selain kontribusi akademis, penelitian ini juga memiliki manfaat praktis. Hasil penelitian diharapkan dapat meningkatkan wawasan dan pengetahuan bagi para fotografer dan penikmat foto. Dengan memahami teori semiotika dan bagaimana analisis gambar dilakukan, mereka dapat lebih efektif dalam mengaplikasikan ide dan menciptakan karya fotografi yang lebih representatif dan bermakna. Pemahaman tentang komunikasi visual dan berbagai teknik analisis gambar akan membantu mereka menciptakan karya fotografi yang mampu menyampaikan pesan secara efektif dan mampu memicu respon emosional yang diinginkan. Penelitian ini memberikan pandangan baru terhadap potensi fotografi jurnalistik sebagai media penyampaian pesan dan kritik sosial. Keyword: fotografi, komunikasi visual, analisis gambar, interpretasi gambar, semiotika, fotografi jurnalistik, kritik sosial