
Analisis Kecenderungan Topik dan Kelengkapan Unsur Berita dalam Citizen Journalism
Informasi dokumen
Penulis | Moh. Nadlir |
instructor | Widiya Yutanti, S.Sos, MA |
Sekolah | Universitas Muhammadiyah Malang |
Jurusan | Ilmu Komunikasi |
Jenis dokumen | Skripsi |
Tempat | Malang |
Bahasa | Indonesian |
Format | |
Ukuran | 494.47 KB |
- Citizen Journalism
- Mobile Journalism
- Analisis Isi Berita
Ringkasan
I.Munculnya Jurnalisme Warga dan Jurnalisme Mobile di Era Digital
Skripsi ini meneliti kecenderungan topik dan kelengkapan unsur berita dalam Jurnalisme Warga, khususnya melalui aplikasi K-Report (Kompas Report) di BlackBerry. Penelitian ini dilatarbelakangi oleh perkembangan pesat media online dan internet di Indonesia, yang memungkinkan munculnya jurnalisme warga sebagai bentuk baru penyebaran informasi. Munculnya jurnalisme mobile menawarkan kemudahan bagi jurnalis warga dalam meliput dan menyebarkan berita secara real-time. Aplikasi K-Report, dengan jumlah pengguna BlackBerry di Indonesia yang signifikan (lebih dari 13,85 juta pada Juni 2013 menurut merdeka.com), menjadi fokus studi ini. Penelitian ini juga membahas perbedaan antara media tradisional dan new media, serta peran citizen mobile journalism dalam mengatasi kesenjangan digital.
1. Transformasi Media dan Munculnya Jurnalisme Warga
Era globalisasi dan perkembangan internet telah mengubah lanskap jurnalisme. Media tradisional seperti televisi, radio, dan media cetak, kini disebut sebagai traditional media, sementara internet berperan sebagai new media. Perubahan signifikan terjadi dengan kemunculan jurnalisme warga (citizen journalism). Denis McQuail (2000) mencatat bahwa media online lebih interaktif dan memberikan otonomi kepada pengguna sebagai audiens aktif, bahkan sejajar dengan jurnalis. Hal ini merupakan nilai tambah new media dibandingkan old media yang bersifat satu arah. Munculnya internet memberi kesempatan bagi non-jurnalis atau citizen journalist untuk mempublikasikan berita dan artikel melalui blog pribadi atau situs web jurnalisme warga. Ini menandai perubahan besar dalam sejarah jurnalisme, di mana internet terkadang menyamakan posisi jurnalis dengan khalayak yang menjadi reporter. Beberapa situs jurnalisme warga yang disebutkan adalah pewarta-indonesia.com, kabarindonesia.com, citizenjurnalism.com, kompaskampus.com, dan kampus.okezone.com. Meskipun demikian, keberadaan jurnalis warga masih kurang mendapat apresiasi luas.
2. Kemunculan Jurnalisme Mobile dan K Report
Seiring perkembangan jurnalisme warga, muncul istilah baru: mobile journalism dan citizen mobile journalism. Penggunaan perangkat mobile untuk mencari dan menyebarkan berita semakin menjadi tren, memudahkan pekerjaan jurnalis profesional dan jurnalis warga. Di Indonesia, dengan jumlah pengguna BlackBerry yang mencapai lebih dari 13,85 juta orang (merdeka.com, 7 Juni 2013), aplikasi K-Report (Kompas Report) diharapkan dapat memfasilitasi warga dalam melaporkan peristiwa. K-Report juga bertujuan untuk menggiatkan dan melatih warga menjadi reporter yang baik. Kompas, sebagai media besar di Indonesia, meluncurkan K-Report pada akhir 2012 untuk memanfaatkan antusiasme jurnalis warga. Ketersediaan K-Report diperkirakan akan meningkatkan jumlah tulisan dari jurnalis warga. Penelitian ini mencari tahu topik-topik yang paling sering diangkat oleh jurnalis warga di K-Report, dan Mung Pujanarko (2012), seorang pakar jurnalistik, menekankan pentingnya perencanaan matang dalam pemilihan topik.
3. Mobile Journalism dan Penanganan Kesenjangan Digital
Perkembangan teknologi telepon seluler telah menjadi solusi dalam mengatasi kesenjangan digital. Dengan dukungan teknologi ponsel, produksi konten lokal dan jejaring di dunia maya dimungkinkan, terutama di wilayah dengan akses internet terbatas. Sistem Short Message Service (SMS) memungkinkan jurnalis warga berkomunikasi lebih cepat dan menyuarakan kepentingan bersama. Mobile journalism mampu memangkas kendala jarak dan waktu. Proses kerja menjadi lebih cepat dan mudah; laporan dikirim, difoto, direkam, dan langsung masuk ke redaksi. Jurnalis tidak perlu kembali ke kantor, dan peristiwa di berbagai tempat dapat disampaikan dengan cepat melalui perangkat mobile. Ini sangat relevan dengan citizen mobile journalism yang memanfaatkan kecepatan dan aksesibilitas teknologi mobile untuk menyebarkan informasi. Contoh implementasi ini dapat dilihat melalui program Ruai SMS, yang melatih warga untuk menjadi jurnalis warga dengan memanfaatkan teknologi SMS untuk mengirimkan berita yang kemudian disunting dan disiarkan melalui Ruai TV.
II.Metodologi Penelitian Analisis Isi Berita K Report
Penelitian ini menggunakan metode deskriptif kuantitatif dengan analisis isi berita. Data primer berupa teks berita dari aplikasi K-Report periode 03 Januari – 28 September 2013 dianalisis untuk mengidentifikasi kecenderungan topik yang diangkat oleh jurnalis warga. Data sekunder berupa literatur dan informasi dari internet digunakan sebagai pendukung. Penggunaan tabel frekuensi dan tabulasi silang membantu menghitung persentase kemunculan setiap topik. Kriteria kelengkapan unsur berita (minimal 6 unsur) digunakan untuk mengevaluasi kualitas laporan berita. Pakar jurnalistik, Mung Pujanarko, memberikan masukan penting tentang pemilihan topik berita yang matang sebagai acuan dalam penelitian ini.
1. Jenis dan Sumber Data Penelitian
Penelitian ini menggunakan pendekatan deskriptif kuantitatif untuk mendeskripsikan berita-berita dalam aplikasi Citizen Mobile Journalism Kompas Report. Data primer yang digunakan adalah teks berita dari aplikasi K-Report edisi 03 Januari – 28 September 2013. Data ini merupakan data utama dalam penelitian dan menjadi fokus analisis. Sementara itu, data sekunder yang digunakan berupa informasi pendukung yang diperoleh dari internet dan literatur terkait untuk membantu peneliti dalam memahami program Kompas Report. Penggunaan data primer yang spesifik pada rentang waktu tertentu ini memungkinkan peneliti untuk melakukan analisis mendalam terhadap tren dan pola dalam Citizen Journalism melalui platform K-Report selama periode tersebut. Sumber data primer yang terfokus ini membatasi ruang lingkup penelitian, namun memungkinkan analisis yang lebih rinci dan akurat.
2. Teknik Analisis Data Analisis Isi Berita
Teknik analisis data yang digunakan adalah analisis isi berita. Langkah pertama yang dilakukan adalah mengkategorikan tema berita dari aplikasi Kompas Report periode yang telah ditentukan. Data kemudian dimasukkan ke dalam lembar koding sesuai kategori yang telah ditentukan sebelumnya. Selanjutnya, analisis data dilakukan menggunakan tabel frekuensi untuk mengetahui frekuensi kemunculan setiap tema. Tabulasi silang digunakan untuk menghitung persentase kemunculan dalam setiap kategori penelitian. Metode ini memungkinkan peneliti untuk mengidentifikasi kecenderungan topik yang dominan diangkat oleh jurnalis warga dalam aplikasi K-Report. Dengan menggabungkan data frekuensi dan persentase, peneliti dapat mengidentifikasi topik-topik yang paling sering muncul dan memperoleh gambaran yang komprehensif mengenai tren pemberitaan dalam konteks Citizen Mobile Journalism di Indonesia. Pendapat wartawan senior Mung Pujanarko tentang pentingnya pemilihan topik yang matang menjadi acuan dalam menentukan kategori analisis. Kriteria kelengkapan unsur berita (minimal 6 unsur) juga digunakan sebagai parameter evaluasi.
III.Definisi dan Ruang Lingkup Citizen Journalism
Skripsi ini mendefinisikan jurnalisme warga (Citizen Journalism) sebagai keterlibatan warga dalam proses pemberitaan, terlepas dari latar belakang pendidikan atau keahlian jurnalistik. Perkembangan citizen journalism dibahas, termasuk contoh situs-situs jurnalisme warga seperti pewarta-indonesia.com, kabarindonesia.com, citizenjurnalism.com, kompaskampus.com, dan kampus.okezone.com. Meskipun memberikan kontribusi penting, jurnalisme warga masih kurang mendapat apresiasi luas. Penelitian ini juga menyinggung berbagai bentuk citizen journalism, termasuk kontribusi audiens, laporan warga lokal, dan situs jurnalisme warga yang telah disunting. Peran regulasi dan kode etik dalam citizen journalism juga dibahas, mengingat pentingnya menjaga akurasi dan kredibilitas informasi.
1. Definisi Jurnalisme Warga Citizen Journalism
Dokumen ini mendefinisikan Citizen Journalism atau Jurnalisme Warga sebagai keterlibatan warga dalam proses pemberitaan, tanpa memandang latar belakang pendidikan atau keahlian jurnalistik formal. Setiap orang, dengan peralatan teknologi informasi, dapat menjadi saksi mata suatu peristiwa, meliput, mencatat, mengumpulkan, dan menyiarkannya di media online. Pepih Nugraha (2012) mengidentifikasi Jurnalis Warga sebagai individu yang tak terlatih secara profesional, namun mampu berkontribusi dalam penyebaran informasi. Meskipun demikian, definisi yang lebih ketat juga dipertimbangkan, mengingat bahwa tidak semua aktivitas blog termasuk dalam Citizen Journalism. Sebuah blog hanya dapat disebut sebagai produk Citizen Journalism apabila membahas topik hangat yang melibatkan interaksi publik. Perbedaan antara Citizen Journalism dengan definisi jurnalisme profesional digarisbawahi, menunjukkan adanya perbedaan dalam sistem dan struktur yang mengatur kinerja wartawan profesional dan jurnalis warga.
2. Bentuk Bentuk dan Platform Citizen Journalism
Dokumen ini mengidentifikasi berbagai bentuk Citizen Journalism. Nurudin (2009) menyebutkan partisipasi audiens (komentar, blog pribadi, foto/video dari HP, berita lokal dari komunitas) sebagai salah satu bentuknya. Kontribusi laporan warga mengenai hal-hal lokal yang dialami langsung juga termasuk. Contoh platform yang menyediakan kanal khusus untuk Citizen Journalism adalah citizen6.liputan6.com, yang menerapkan sistem penyuntingan berita sebelum publikasi demi menjaga akurasi dan kredibilitas. Model lain adalah 'The Stand Alone Citizen Journalism Site: Edited Version', di mana laporan berita dari warga melalui proses penyuntingan sebelum ditayangkan. Proses penyuntingan ini bertujuan untuk menjaga kualitas laporan dan mendidik kontributor. Perkembangan Citizen Journalism juga dikaitkan dengan maraknya situs jejaring sosial (Twitter, Facebook, Friendster, Myspace) dan platform blog (Blogspot, Wordpress, Multiply), yang digunakan untuk menyebarkan informasi tanpa melalui proses seleksi ketat seperti pada media konvensional.
3. Regulasi dan Etika dalam Citizen Journalism
Dokumen ini membahas pentingnya regulasi dalam Citizen Journalism, mengingat potensi masalah yang timbul akibat kebebasan di dunia maya. Meskipun regulasi dibutuhkan untuk mengatur perilaku dan melindungi hak asasi, implementasinya tetap mengalami tantangan. Nurudin (2007) menyebutkan kesulitan dalam pelaksanaan etika dan potensi pelanggaran, bahkan dengan adanya regulasi. Dokumen menyarankan pendekatan persuasif dan santun, serta memberdayakan jurnalis warga untuk membuat norma dan kode etik sendiri, daripada aturan represif yang mungkin ditolak masyarakat. Pedoman Pemberitaan Media Siber dari Dewan Pers (2012) disebutkan sebagai contoh regulasi untuk media siber, yang mencakup User Generated Content dan mekanisme verifikasi dan koreksi informasi yang cepat. Pertimbangan ini penting dalam konteks perkembangan pesat media online dan kontribusi Citizen Journalism dalam ekosistem informasi.
IV.Perkembangan Mobile Journalism dan Tantangannya
Skripsi ini membahas perkembangan pesat mobile journalism, dimana wartawan menggunakan perangkat mobile (seperti BlackBerry dalam kasus K-Report) untuk meliput dan mengirim berita. Contoh kasus seperti penggunaan foto dari ponsel di New York Times (2004) dan peran mobile journalism dalam pemberontakan di Tunisia dan Mesir (2008) diuraikan. Manfaat mobile journalism dalam mengatasi kendala jarak dan waktu, serta kemudahan penyampaian berita secara cepat, ditekankan. Program Ruai SMS di Ruai TV, yang melibatkan pelatihan jurnalis warga dalam memanfaatkan SMS untuk mengirimkan berita, juga dibahas sebagai contoh implementasi citizen mobile journalism.
1. Definisi dan Perkembangan Mobile Journalism
Dokumen ini memperkenalkan mobile journalism dan citizen mobile journalism sebagai tren baru dalam jurnalisme. Mobile journalism memudahkan proses pencarian dan penyampaian berita dengan memanfaatkan perangkat mobile. Tren ini telah mengubah cara kerja jurnalis profesional dan jurnalis warga, memudahkan peliputan dan distribusi berita. Sebagai contoh, penggunaan foto dari ponsel di halaman depan New York Times pada 17 Februari 2004, menandai tonggak awal penggunaan ponsel dalam peliputan berita. Al Jazeera pada tahun 2008 juga mengadopsi penggunaan ponsel sebagai alat liputan berita, menandai awal jurnalis warga di beberapa negara Arab. Mobile journalism juga berperan penting dalam pemberontakan di Tunisia dan Mesir, di mana jurnalis warga melaporkan peristiwa melalui ponsel ketika komunikasi resmi diblokir. Nokia Press Release (2007) juga menyoroti kemampuan mobile journalism yang memungkinkan wartawan memproduksi dan mengirim berita tanpa kembali ke studio atau kantor. Pusat Bantuan Media Internasional bahkan menyatakan bahwa mobile journalism telah mengubah ekosistem informasi dunia.
2. Mobile Journalism dan Citizen Journalism Kasus K Report
Dokumen ini menjabarkan K-Report (Kompas Report) sebagai contoh implementasi citizen mobile journalism. Dengan jumlah pengguna BlackBerry yang besar di Indonesia (lebih dari 13,85 juta pada Juni 2013, menurut merdeka.com), K-Report diharapkan dapat memfasilitasi warga dalam melaporkan peristiwa dan melatih mereka menjadi reporter warga yang baik. Peluncuran K-Report oleh Kompas pada akhir 2012 bertujuan memanfaatkan semangat jurnalis warga. Penelitian ini meneliti topik-topik yang paling sering diangkat oleh jurnalis warga di K-Report, mengingat pentingnya memahami kecenderungan dalam citizen mobile journalism. Mung Pujanarko (2012), seorang pakar jurnalistik, menekankan pentingnya pemilihan topik yang matang dalam pembuatan berita. K-Report secara tidak langsung menjadi wadah bagi jurnalis warga untuk berkontribusi dalam dunia jurnalisme.
3. Tantangan dan Potensi Mobile Journalism
Dokumen juga membahas potensi mobile journalism dalam mengatasi kesenjangan digital. Teknologi ponsel memungkinkan produksi konten lokal dan jejaring di wilayah dengan akses internet terbatas. Sistem SMS memungkinkan komunikasi cepat dan penyampaian kepentingan warga kepada pihak terkait. Mobile journalism menawarkan solusi untuk kendala jarak dan waktu; berita dapat dikirim, difoto, dan direkam dengan cepat, langsung masuk ke redaksi dan disajikan ke pembaca. Contoh program Ruai SMS yang dikembangkan oleh Harry Surjadi dengan dukungan Knight Foundation dan Ruai TV juga dibahas. Program ini melatih warga untuk menggunakan SMS sebagai media pengiriman berita, yang kemudian disunting dan disiarkan melalui Ruai TV. Namun, dokumen ini tidak secara eksplisit membahas tantangan yang dihadapi oleh mobile journalism, meskipun implikasinya dalam mengatasi kesenjangan digital dan kecepatan penyebaran informasi sudah dibahas.
V.Kesimpulan dan Implikasi Penelitian
Penelitian ini memberikan gambaran mengenai kecenderungan topik dan kualitas berita dalam aplikasi K-Report. Hasilnya diharapkan bermanfaat bagi perkembangan Ilmu Komunikasi, khususnya dalam bidang Studi Media dan Jurnalistik. Penelitian ini juga diharapkan menjadi acuan awal dan motivasi untuk penelitian sejenis selanjutnya, khususnya dalam konteks perkembangan citizen mobile journalism di Indonesia dan peran media sosial dalam membentuk opini publik.
1. Temuan Utama Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan kecenderungan topik dan kelengkapan unsur berita dalam Citizen Mobile Journalism melalui aplikasi K-Report. Hasil penelitian diharapkan dapat memberikan gambaran mengenai topik-topik yang paling sering diangkat oleh jurnalis warga dan kualitas laporan berita mereka. Analisis terhadap data K-Report periode Januari-September 2013 memberikan informasi mengenai kecenderungan topik yang muncul dan seberapa sering topik tersebut dibahas dalam periode tersebut. Data ini kemudian bisa dihubungkan dengan kualitas berita berdasarkan kelengkapan unsur berita. Kesimpulan yang didapat dari penelitian ini dapat digunakan untuk memahami lebih lanjut perkembangan Citizen Mobile Journalism di Indonesia khususnya melalui platform K-Report.
2. Implikasi bagi Ilmu Komunikasi dan Penelitian Selanjutnya
Hasil penelitian diharapkan memberikan kontribusi bagi perkembangan Ilmu Komunikasi, khususnya dalam bidang Studi Media dan Jurnalistik. Pemahaman yang lebih baik mengenai kecenderungan topik dan kualitas berita dalam Citizen Mobile Journalism dapat memberikan wawasan berharga bagi praktisi dan peneliti di bidang ini. Penelitian ini juga diharapkan dapat menjadi acuan awal dan motivasi bagi penelitian sejenis di masa mendatang. Penelitian lebih lanjut dapat difokuskan pada aspek-aspek lain dari Citizen Mobile Journalism, seperti pengaruh media sosial, peran regulasi, atau dampaknya terhadap opini publik. Dengan memahami tren dan tantangan yang dihadapi oleh jurnalis warga, penelitian selanjutnya dapat mengembangkan strategi dan pedoman yang lebih efektif untuk mendukung perkembangan Citizen Journalism yang sehat dan bertanggung jawab. Penelitian ini menjadi dasar bagi studi lebih lanjut mengenai mobile journalism, Citizen Journalism, dan pengaruhnya terhadap lanskap media di Indonesia.