Persepsi Mahasiswa Terhadap Tayangan Indonesia Lawyers Club di TV One

Persepsi Mahasiswa Terhadap Tayangan Indonesia Lawyers Club di TV One

Informasi dokumen

Penulis

Arif Junaidy

instructor Nurudin, S.Sos, M.Si
Sekolah

Universitas Muhammadiyah Malang

Jurusan Ilmu Komunikasi
Jenis dokumen Skripsi
Tempat Malang
Bahasa Indonesian
Format | PDF
Ukuran 409.47 KB
  • Persepsi Mahasiswa
  • Televisi
  • Jurnalistik

Ringkasan

I.Latar Belakang Persepsi Mahasiswa terhadap Indonesia Lawyers Club ILC di tvOne

Penelitian ini meneliti persepsi mahasiswa terhadap tayangan Indonesia Lawyers Club (ILC) di tvOne. Penelitian kualitatif deskriptif ini bertujuan untuk mendeskripsikan bagaimana mahasiswa, khususnya anggota Organisasi Jurnalistik Fotografi Club UMM, mempersepsikan program ILC yang dipandu oleh Karni Ilyas. Televisi, sebagai media massa, memiliki peran besar dalam memberikan informasi dan hiburan, dan ILC menjadi program yang menarik minat masyarakat Indonesia. Penelitian ini relevan karena ILC berpengaruh pada pembentukan sikap, perilaku, dan pandangan mahasiswa.

1. Pendahuluan Peran Televisi dan Indonesia Lawyers Club ILC

Bagian ini menjelaskan konteks penelitian mengenai persepsi mahasiswa terhadap program Indonesia Lawyers Club (ILC) di tvOne. Dijelaskan peran penting media televisi dalam memberikan informasi dan hiburan kepada masyarakat. Kehadiran ILC sebagai program diskusi yang membahas isu-isu aktual dan penting di Indonesia menjadi fokus penelitian ini. Penelitian ini diawali dengan pengakuan atas keterbatasan dan harapan akan kritik konstruktif untuk penyempurnaan di masa mendatang. Komunikasi massa melalui televisi memiliki daya tarik kuat, baik dari segi audio maupun visual, dan kemampuannya mempengaruhi opini publik, menjadi landasan penelitian ini yang difokuskan pada persepsi mahasiswa terhadap program ILC di tvOne. TvOne dipilih karena merupakan salah satu stasiun televisi swasta terkemuka yang menayangkan ILC, program yang dipandu oleh Karni Ilyas, seorang tokoh berpengaruh dalam jurnalisme Indonesia.

2. Perkembangan Televisi di Indonesia dan Popularitas ILC

Bagian ini memberikan gambaran singkat tentang sejarah perkembangan televisi di Indonesia, mulai dari TVRI hingga munculnya berbagai stasiun televisi swasta seperti RCTI, SCTV, TPI, ANTV, Indosiar, Trans TV, Global TV, Trans7, dan Metro TV. Persaingan di dunia pertelevisian mendorong stasiun televisi untuk menyajikan program-program yang menarik minat khalayak, termasuk program Indonesia Lawyers Club (ILC) di tvOne. ILC mendapatkan popularitas karena formatnya yang unik, yaitu diskusi terbuka yang dipandu oleh Karni Ilyas, seorang wartawan senior dan sarjana hukum, dengan narasumber yang beragam. Perubahan nama program dari Lawyers Club menjadi Indonesia Lawyers Club bertujuan memperluas jangkauan penonton di seluruh Indonesia, menunjukkan betapa pentingnya program ILC ini dalam komunikasi massa dan pengaruhnya terhadap persepsi masyarakat.

3. Ruang Lingkup dan Tujuan Penelitian Persepsi Mahasiswa UMM terhadap ILC

Bagian ini menjabarkan secara spesifik tujuan penelitian yaitu untuk mendeskripsikan persepsi mahasiswa terhadap tayangan Indonesia Lawyers Club (ILC) di tvOne. Penelitian dilakukan dengan pendekatan kualitatif deskriptif, dan mengambil sampel dari Organisasi Jurnalistik Fotografi Club UMM. Penelitian ini berfokus pada bagaimana mahasiswa di UMM mempersepsikan, menganalisis, dan menafsirkan informasi yang disampaikan dalam program ILC. Penelitian ini juga bermaksud untuk memberikan masukan bagi pengembangan penelitian selanjutnya tentang fenomena-fenomena terkini dalam ilmu sosial dan politik, khususnya mengenai komunikasi massa dan pengaruhnya terhadap persepsi dan opini mahasiswa. Penting untuk mencatat bahwa Universitas Muhammadiyah Malang (UMM) dipilih sebagai lokasi penelitian karena keberadaan Organisasi Jurnalistik Fotografi Club UMM yang aktif menonton ILC.

II.Metodologi Penelitian Mengungkap Persepsi Mahasiswa terhadap ILC

Penelitian ini menggunakan metode penelitian kualitatif dengan teknik pengumpulan data berupa wawancara mendalam kepada anggota Organisasi Jurnalistik Fotografi Club UMM. Teknik analisis data mengacu pada model Miles dan Huberman, meliputi pengumpulan data, reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan. Untuk menjaga keabsahan data, peneliti menggunakan metode triangulasi. Lokasi penelitian difokuskan di Universitas Muhammadiyah Malang (UMM) karena organisasi tersebut merupakan basis sampel yang aktif menonton ILC tvOne.

1. Jenis Penelitian dan Desain Penelitian

Penelitian ini menggunakan pendekatan penelitian kualitatif deskriptif. Penelitian kualitatif dipilih karena bertujuan untuk mendeskripsikan secara rinci persepsi mahasiswa terhadap tayangan Indonesia Lawyers Club (ILC) di tvOne. Penelitian deskriptif dipilih karena ingin memberikan gambaran yang komprehensif dan detail tentang bagaimana mahasiswa mempersepsikan ILC. Metode ini sesuai dengan tujuan penelitian untuk memahami fenomena sosial, yaitu persepsi mahasiswa terhadap program ILC di tvOne, lebih menekankan pada gambaran yang lengkap daripada memerincinya ke variabel-variabel yang saling terkait. Penelitian ini tidak hanya berfokus pada aspek kognitif persepsi, tapi juga pada aspek afektif dan konatifnya. Penelitian ini menggunakan model penelitian kualitatif yang dikembangkan oleh Mudjia Rahardjo (2010:9). Pemilihan metode ini didasarkan pada tujuan untuk memahami fenomena sosial secara holistik dan mendalam, sesuai dengan kompleksitas persepsi manusia.

2. Teknik Pengumpulan Data Wawancara Mendalam

Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah wawancara mendalam. Teknik ini dipilih karena memungkinkan peneliti untuk menggali informasi secara lebih detail dan menyeluruh tentang persepsi mahasiswa terhadap ILC tvOne. Wawancara dilakukan secara tatap muka dengan informan dari Organisasi Jurnalistik Fotografi Club UMM. Pemilihan informan dari organisasi ini didasarkan pada pertimbangan bahwa mereka merupakan kelompok yang aktif menonton ILC. Wawancara mendalam memungkinkan peneliti memperoleh data yang bersifat “open ended”, mendapatkan informasi yang lebih dalam dan kaya akan detail. Dengan pendekatan wawancara mendalam ini, peneliti dapat lebih memahami nuansa-nuansa persepsi mahasiswa terhadap ILC, yang melampaui jawaban-jawaban singkat dan terstruktur. Metode ini penting karena data penelitian berupa persepsi mahasiswa bersifat subyektif dan multi-dimensi, sehingga memerlukan cara pengumpulan data yang fleksibel dan mendalam.

3. Teknik Analisis Data Model Miles dan Huberman

Analisis data dalam penelitian ini mengacu pada model analisis data kualitatif yang dikembangkan oleh Miles, Matthew B dan Huberman, A. Michael (1992:35). Model ini mencakup beberapa tahap, yaitu pengumpulan data, reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan. Prosesnya dimulai dengan pengumpulan data melalui observasi dan wawancara. Data kemudian dianalisis dengan cara memisahkan dan mengklasifikasikan data berdasarkan pemahaman responden tentang tayangan ILC tvOne. Setelah data diklasifikasikan, dilakukan interpretasi data untuk memahami persepsi mahasiswa. Model interaktif analisis data ini memastikan bahwa proses analisis dilakukan secara sistematis dan terarah. Hal ini penting karena persepsi merupakan konstruksi kognitif yang kompleks, sehingga memerlukan proses analisis data yang cermat dan teliti untuk menghindari kesalahan interpretasi. Untuk memastikan validitas data, metode triangulasi juga digunakan.

4. Keabsahan Data Metode Triangulasi

Untuk memastikan data yang diperoleh valid dan sahih, penelitian ini menggunakan metode triangulasi. Triangulasi merupakan teknik pemeriksaan validitas data dengan menggunakan sumber data lain sebagai pembanding atau pengecekan (Moleong, 2005:330). Metode ini umum digunakan dalam penelitian kualitatif untuk meningkatkan kepercayaan diri terhadap temuan penelitian. Dengan triangulasi, peneliti dapat mengurangi bias dan mendapatkan pemahaman yang lebih komprehensif tentang persepsi mahasiswa terhadap ILC. Keberadaan triangulasi menjamin bahwa kesimpulan yang dihasilkan tidak hanya berdasarkan satu sudut pandang, sehingga kebenaran data lebih terjamin dan kredibilitas temuan penelitian lebih tinggi. Dengan demikian, hasil penelitian diharapkan lebih akurat dan representatif.

III.Temuan Awal Faktor faktor yang Mempengaruhi Persepsi Mahasiswa terhadap ILC

Penelitian awal menunjukkan beberapa faktor yang mempengaruhi persepsi mahasiswa terhadap ILC, seperti durasi menonton, frekuensi menonton, motivasi menonton (teman, keluarga, isi acara), lokasi menonton, dan tingkat keseriusan menonton. Lebih detailnya akan dibahas dalam sub bagian berikutnya. Program ILC sendiri memiliki kekuatan karena dipandu oleh Karni Ilyas, seorang wartawan senior dan sarjana hukum, dan didukung narasumber yang memberikan diskusi terbuka mengenai isu-isu terkini. Perubahan nama menjadi Indonesia Lawyers Club bertujuan untuk memperluas jangkauan pemirsa di seluruh Indonesia, bukan hanya Jakarta.

1. Durasi dan Frekuensi Menonton ILC

Temuan awal menunjukkan bahwa perilaku menonton mahasiswa terhadap Indonesia Lawyers Club (ILC) di tvOne bervariasi. Beberapa faktor yang diteliti adalah durasi dan frekuensi menonton. Beberapa mahasiswa mungkin menonton ILC secara rutin setiap kali program ditayangkan, sementara yang lain mungkin hanya menonton sesekali, tergantung pada topik yang dibahas. Lama waktu menonton juga beragam, menunjukkan minat dan perhatian yang berbeda-beda terhadap program tersebut. Data ini memberikan gambaran awal tentang tingkat keterlibatan mahasiswa dengan program ILC dan bagaimana hal itu mungkin berdampak pada persepsi mereka terhadap isi program. Durasi dan frekuensi menonton menjadi indikator awal untuk memahami kedalaman pengaruh program ILC terhadap opini dan sikap mahasiswa. Data lebih lanjut diperlukan untuk memahami hubungan antara durasi/frekuensi menonton dan persepsi yang terbentuk.

2. Motivasi Menonton ILC Pengaruh Sosial dan Isi Program

Selain durasi dan frekuensi, motivasi menonton juga menjadi faktor penting yang mempengaruhi persepsi mahasiswa terhadap ILC. Temuan awal menunjukkan bahwa pengaruh sosial, seperti ajakan teman atau keluarga, merupakan faktor penting yang mendorong mahasiswa untuk menonton. Selain itu, isi program yang menarik, misalnya topik yang relevan atau presenter yang karismatik seperti Karni Ilyas, juga memengaruhi minat mahasiswa untuk menonton. Penelitian ini juga melihat bagaimana cara mahasiswa menonton, apakah sendiri, bersama teman, atau keluarga, dan di mana mereka menonton. Faktor-faktor ini dapat memengaruhi interpretasi dan persepsi terhadap informasi yang disampaikan dalam program ILC. Motivasi menonton yang beragam ini perlu diteliti lebih lanjut untuk memahami bagaimana konteks sosial dan isi program memengaruhi pembentukan opini dan sikap mahasiswa terkait isu-isu yang dibahas di ILC.

3. Kekuatan ILC Karni Ilyas dan Diskusi Terbuka

Salah satu kekuatan utama Indonesia Lawyers Club (ILC) terletak pada sosok Karni Ilyas sebagai pembawa acara. Sebagai wartawan senior dan sarjana hukum, kredibilitas dan kemampuannya memandu diskusi menjadi daya tarik tersendiri. Diskusi terbuka yang melibatkan berbagai narasumber dengan sudut pandang berbeda juga menjadi poin penting. Format diskusi yang bebas dan memungkinkan berbagai perspektif terungkap ini berdampak pada pembentukan persepsi mahasiswa. Perubahan nama program menjadi Indonesia Lawyers Club juga mencerminkan upaya untuk menyasar lebih luas pemirsa di seluruh Indonesia, bukan hanya di Jakarta. Hal ini menunjukkan bahwa ILC berupaya untuk menjadi program yang relevan dan berpengaruh bagi komunikasi massa di Indonesia, yang selanjutnya mempengaruhi persepsi dan opini dari beragam khalayak, termasuk mahasiswa.

IV.Kesimpulan dan Implikasi Peran ILC dalam Pembentukan Opini Mahasiswa

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi bagi mahasiswa Ilmu Sosial dan Ilmu Politik dalam memahami komunikasi massa dan pengaruh media televisi, khususnya program ILC, terhadap persepsi dan opini publik. Temuan penelitian dapat memberikan masukan bagi pengembangan program ILC dan media tvOne untuk lebih baik lagi dalam memenuhi kebutuhan informasi dan edukasi bagi mahasiswa.

1. Kesimpulan Penelitian Persepsi Mahasiswa terhadap ILC tvOne

Kesimpulan penelitian ini akan memaparkan temuan utama mengenai persepsi mahasiswa terhadap tayangan Indonesia Lawyers Club (ILC) di tvOne. Kesimpulan akan merangkum faktor-faktor yang memengaruhi persepsi tersebut, misalnya durasi dan frekuensi menonton, motivasi menonton (teman, keluarga, isi acara), dan cara menonton (sendiri atau bersama). Kesimpulan juga akan menggarisbawahi peran Karni Ilyas dan format diskusi terbuka ILC dalam membentuk opini dan sikap mahasiswa. Kesimpulan tersebut didukung oleh data yang telah dianalisa menggunakan metode Miles dan Huberman. Kesimpulan akan menyoroti bagaimana media televisi, dalam hal ini tvOne, berperan dalam membentuk persepsi dan opini mahasiswa tentang isu-isu sosial dan politik yang dibahas dalam ILC. Temuan ini diharapkan memberikan kontribusi pada pemahaman komunikasi massa dan pengaruhnya pada khalayak.

2. Implikasi Penelitian Kontribusi bagi Ilmu Komunikasi dan Pengembangan Program ILC

Penelitian ini memberikan beberapa implikasi penting. Pertama, temuan penelitian dapat memberikan masukan bagi mahasiswa Ilmu Sosial dan Ilmu Politik dalam meneliti fenomena komunikasi massa dan pengaruh media televisi. Kedua, temuan ini dapat digunakan sebagai bahan pertimbangan bagi tvOne dalam mengembangkan program ILC agar lebih efektif dalam menyampaikan informasi dan membentuk opini publik. Ketiga, penelitian ini memberikan kontribusi pada pemahaman persepsi dan opini mahasiswa terkait isu-isu sosial dan politik yang dibahas dalam program ILC. Dengan memahami persepsi mahasiswa, tvOne dapat meningkatkan kualitas programnya, menyesuaikan dengan kebutuhan dan minat khalayak, sehingga lebih efektif dalam mencapai tujuan komunikasi. Penelitian ini juga memberikan dasar bagi penelitian lanjutan tentang pengaruh media terhadap pembentukan sikap dan perilaku mahasiswa. Temuan ini juga dapat diaplikasikan pada program sejenis, misalnya program diskusi lainnya di stasiun televisi yang lain.