
Perbandingan Kinerja Simpang Bersinyal Berdasarkan Program Kaji dan Sidra
Informasi dokumen
Penulis | Muhammad Agung |
instructor | Ir. Zulkarnain A. Muis, M.Eng.Sc. |
Sekolah | Universitas Sumatera Utara |
Jurusan | Teknik Sipil |
Jenis dokumen | Tugas Akhir |
Tempat | Medan |
Bahasa | Indonesian |
Format | |
Ukuran | 4.55 MB |
- Kinerja Simpang Bersinyal
- Program Kaji
- Program Sidra
Ringkasan
I.Metodologi Penelitian Analisa Kinerja Persimpangan Bersinyal di Medan Menggunakan KAJI dan SIDRA
Penelitian ini mengevaluasi kinerja simpang bersinyal di Medan, khususnya di persimpangan Jalan Dr. Mansur-Setia Budi dan Dr. Mansur-Jamin Ginting. Metodologi penelitian melibatkan pengumpulan data lapangan meliputi data geometrik, volume lalu lintas, dan kecepatan kendaraan. Data tersebut kemudian diproses menggunakan dua perangkat lunak, yaitu KAJI (Kapasitas Jalan Indonesia) dan SIDRA (Signalised and Unsignalised Intersection Design and Research Aid). Tujuannya adalah untuk membandingkan hasil analisa lalu lintas dari kedua program tersebut, khususnya dalam hal tundaan, kapasitas, derajat kejenuhan, dan Level of Service (LOS). Data input meliputi lebar lajur, lebar median, dan komposisi kendaraan (sepeda motor, mobil, truk). Hasil perhitungan kedua program akan dibandingkan untuk mengidentifikasi perbedaan dan keunggulan masing-masing dalam konteks kondisi lalu lintas di Medan.
1. Lokasi Studi dan Pengumpulan Data
Penelitian ini berfokus pada analisis kinerja dua persimpangan bersinyal di Medan, yaitu persimpangan Jalan Dr. Mansur-Setia Budi dan persimpangan Jalan Dr. Mansur-Jamin Ginting. Metodologi penelitian diawali dengan pengumpulan data lapangan di kedua lokasi tersebut. Data yang dikumpulkan meliputi data geometrik persimpangan, volume lalu lintas, dan kecepatan kendaraan. Pengumpulan data volume lalu lintas dilakukan dengan interval waktu 15 menit selama dua jam pengamatan. Informasi tambahan seperti jumlah kendaraan yang belok kiri, lurus, dan kanan di setiap persimpangan juga dicatat. Data geometrik mencakup lebar lajur, lebar median, dan detail geometri lainnya yang relevan untuk analisis kinerja persimpangan menggunakan software KAJI dan SIDRA. Proses pengumpulan data ini penting untuk menyediakan input yang akurat bagi pemodelan lalu lintas yang akan dilakukan selanjutnya. Akurasi data lapangan sangat krusial untuk mendapatkan hasil analisis yang valid dan dapat diandalkan. Ketelitian dalam pengukuran dan pencatatan data menjadi prioritas utama dalam tahap ini.
2. Pemrosesan Data dan Input ke Software KAJI dan SIDRA
Setelah data lapangan terkumpul, tahap selanjutnya adalah pemrosesan data untuk mempersiapkan input ke dalam software KAJI dan SIDRA. Data volume lalu lintas yang berupa jumlah kendaraan per interval waktu dikonversi ke dalam satuan mobil penumpang (smp/pcu) berdasarkan faktor konversi yang tercantum dalam Manual Kapasitas Jalan Indonesia (MKJI). Konversi ini penting untuk menyamakan satuan dan mempermudah analisis perbandingan kinerja persimpangan. Data kecepatan kendaraan juga diolah untuk mendapatkan gambaran arus lalu lintas yang lebih komprehensif. Selain data volume dan kecepatan, data geometrik persimpangan yang telah dikumpulkan juga diproses dan disiapkan sebagai input. Semua data yang telah diolah kemudian dimasukkan ke dalam program KAJI dan SIDRA. Proses input data ini harus dilakukan dengan teliti untuk menghindari kesalahan perhitungan. Kedua software ini akan memproses data input untuk menghasilkan output berupa estimasi kinerja simpang, yang meliputi tundaan, kapasitas, derajat kejenuhan, Level of Service (LOS), dan panjang antrian.
3. Analisis Perbandingan Kinerja Persimpangan Menggunakan KAJI dan SIDRA
Tahap berikutnya adalah menganalisis hasil output dari software KAJI dan SIDRA. Kedua software ini digunakan untuk menganalisis kinerja persimpangan bersinyal, dan hasil analisisnya akan dibandingkan. Parameter yang dibandingkan meliputi tundaan, kapasitas, derajat kejenuhan, Level of Service (LOS), dan panjang antrian. Perbandingan ini bertujuan untuk mengetahui perbedaan dan kesamaan hasil analisis dari kedua program. Perbedaan yang ditemukan akan dianalisis lebih lanjut untuk mengidentifikasi penyebabnya, apakah karena perbedaan metodologi perhitungan, asumsi yang digunakan, atau kemungkinan adanya kesalahan dalam pengumpulan dan pemrosesan data. Analisis ini juga mencakup evaluasi kelebihan dan kekurangan masing-masing software dalam konteks studi kasus persimpangan di Medan. Hasil perbandingan ini penting untuk menentukan software mana yang lebih akurat dan sesuai untuk digunakan dalam analisis kinerja persimpangan di kondisi spesifik di Medan.
II.Pengolahan Data dan Konversi Satuan
Data volume lalu lintas yang dikumpulkan di lapangan dikonversi ke dalam satuan mobil penumpang (smp/pcu) menggunakan faktor konversi yang disesuaikan dengan Manual Kapasitas Jalan Indonesia (MKJI). Kecepatan kendaraan dihitung dari jarak tempuh (100 meter) dan waktu tempuh. Data ini, bersama data geometrik persimpangan, kemudian dimasukkan ke dalam program KAJI dan SIDRA untuk perhitungan kinerja simpang. Penggunaan smp/pcu menstandarisasi berbagai jenis kendaraan (sepeda motor, mobil, truk) agar lebih mudah dianalisis dalam model simulasi lalu lintas.
1. Konversi Volume Lalu Lintas ke Satuan Mobil Penumpang smp pcu
Data mentah volume lalu lintas yang dikumpulkan dari survei lapangan perlu dikonversi ke dalam satuan yang lebih standar dan mudah diproses oleh software KAJI dan SIDRA. Satuan yang digunakan adalah Satuan Mobil Penumpang (smp) atau Passenger Car Unit (pcu). Konversi ini dilakukan dengan menggunakan faktor konversi yang telah ditetapkan dalam Manual Kapasitas Jalan Indonesia (MKJI). Faktor konversi ini memperhitungkan perbedaan karakteristik pergerakan berbagai jenis kendaraan, seperti sepeda motor, mobil, dan truk. Data volume lalu lintas yang telah diklasifikasikan berdasarkan jenis kendaraan (misalnya, sepeda motor, mobil pribadi, bus, truk) dikalikan dengan faktor konversi yang sesuai untuk setiap jenis kendaraan. Proses konversi ini bertujuan untuk menyamakan karakteristik berbagai jenis kendaraan menjadi satuan yang ekuivalen, sehingga analisis lalu lintas menjadi lebih mudah dan akurat. Data volume lalu lintas setelah dikonversi ke dalam satuan smp/pcu, siap untuk diinput ke dalam software KAJI dan SIDRA untuk proses analisis selanjutnya. Ketepatan dalam proses konversi ini sangat penting untuk memastikan akurasi hasil analisis kinerja persimpangan.
2. Perhitungan Kecepatan Kendaraan
Selain volume lalu lintas, data kecepatan kendaraan juga dikumpulkan dan diolah. Dalam penelitian ini, kecepatan kendaraan dihitung berdasarkan pengukuran waktu tempuh kendaraan pada jarak lintasan tertentu (100 meter). Pengukuran waktu tempuh ini dilakukan untuk memperoleh data kecepatan sesaat. Data kecepatan sesaat ini kemudian dikonversi dari satuan meter/detik ke kilometer/jam, agar sesuai dengan satuan yang dibutuhkan oleh software KAJI dan SIDRA. Data kecepatan ini penting sebagai salah satu input utama untuk menghitung kinerja simpang, terutama untuk memperkirakan waktu tundaan dan derajat kejenuhan persimpangan. Akurasi data kecepatan sangat berpengaruh terhadap hasil analisis. Proses pengukuran dan perhitungan kecepatan harus dilakukan secara cermat untuk meminimalisir error dan mendapatkan hasil yang representatif terhadap kondisi lalu lintas di lokasi penelitian.
3. Pengolahan Data Geometrik Persimpangan
Data geometrik persimpangan merupakan informasi penting lainnya yang dibutuhkan untuk analisis kinerja persimpangan menggunakan software KAJI dan SIDRA. Data ini meliputi informasi seperti lebar lajur, lebar median, dan detail geometri lainnya yang relevan. Pengolahan data geometrik mencakup pengukuran dan pencatatan dimensi-dimensi fisik persimpangan secara detail dan akurat. Data ini akan diinput ke dalam software untuk mensimulasikan kondisi geometrik persimpangan dan bagaimana hal tersebut berdampak pada kinerja lalu lintas. Akurasi data geometrik sangat penting karena geometri persimpangan memiliki pengaruh yang signifikan terhadap kapasitas dan efisiensi lalu lintas. Data geometrik yang akurat dan lengkap sangat diperlukan untuk mendapatkan hasil analisis yang reliable dan dapat diandalkan untuk mendukung pengambilan keputusan dalam perencanaan dan manajemen lalu lintas.
III.Perbandingan Hasil KAJI dan SIDRA Kinerja Simpang dan Tingkat Pelayanan
Hasil analisa dari KAJI dan SIDRA dibandingkan untuk parameter-parameter utama seperti tundaan, kapasitas, derajat kejenuhan, LOS, dan panjang antrian. Perbedaan hasil dianalisa untuk mengidentifikasi faktor-faktor yang menyebabkan perbedaan tersebut, yang mungkin diakibatkan oleh perbedaan metodologi dan asumsi yang digunakan oleh kedua program. Analisis juga meliputi identifikasi tingkat pelayanan (LOS) dari masing-masing program dan persimpangan yang diteliti. Hasil menunjukkan adanya perbedaan signifikan pada beberapa parameter, dengan SIDRA cenderung memberikan hasil yang lebih detail karena input data yang lebih komprehensif. Analisis ini memberikan implikasi penting untuk perencanaan dan pengelolaan lalu lintas di persimpangan di Medan.
1. Parameter Kinerja Simpang yang Dibandingkan
Hasil simulasi dari program KAJI (Kapasitas Jalan Indonesia) dan SIDRA dibandingkan berdasarkan beberapa parameter utama kinerja simpang bersinyal. Parameter-parameter tersebut meliputi: tundaan (delay), yang menunjukkan waktu tambahan yang dibutuhkan kendaraan untuk melewati persimpangan; kapasitas (capacity), yang merepresentasikan jumlah maksimum kendaraan yang dapat melewati persimpangan dalam satu jam; derajat kejenuhan (degree of saturation), yang menggambarkan seberapa dekat kapasitas persimpangan dengan batas maksimumnya; Level of Service (LOS), yang mengklasifikasikan kinerja persimpangan berdasarkan tingkat pelayanannya; dan panjang antrian (queue length), yang menunjukkan panjang antrian kendaraan yang menunggu di persimpangan. Perbandingan ini bertujuan untuk mengevaluasi akurasi dan kehandalan kedua program dalam memprediksi kinerja simpang bersinyal, serta mengidentifikasi potensi perbedaan hasil yang mungkin disebabkan oleh perbedaan metodologi dan asumsi yang digunakan dalam masing-masing program. Setiap parameter memberikan informasi yang penting untuk memahami kinerja persimpangan secara menyeluruh. Analisis lebih lanjut dilakukan untuk mengkaji implikasi dari perbedaan tersebut terhadap perencanaan dan pengelolaan lalu lintas di persimpangan.
2. Perbedaan Hasil Analisis KAJI dan SIDRA
Setelah menjalankan simulasi dengan kedua program, KAJI dan SIDRA, ditemukan perbedaan hasil pada beberapa parameter kinerja simpang. Perbedaan ini dapat diamati pada nilai tundaan, kapasitas, derajat kejenuhan, dan Level of Service (LOS). Dokumen menyebutkan bahwa perbedaan ini muncul akibat perbedaan metodologi analisis dan standar yang digunakan oleh masing-masing program, serta perbedaan data masukan yang digunakan pada setiap program. Sebagai contoh, perbedaan pada derajat kejenuhan dapat menyebabkan perbedaan pada nilai kapasitas, sehingga berdampak pada nilai keterlambatan (tundaan). Perbedaan dalam tingkat pelayanan (LOS) antara kedua program juga ditemukan. Analisis lebih lanjut diperlukan untuk memahami secara rinci penyebab perbedaan tersebut dan implikasinya terhadap perencanaan dan manajemen lalu lintas. Penjelasan lebih detail mengenai perbedaan ini dan analisis lebih lanjut akan dibahas di bagian selanjutnya.
3. Evaluasi dan Interpretasi Hasil Perbandingan
Berdasarkan hasil perbandingan antara output KAJI dan SIDRA, dilakukan evaluasi dan interpretasi untuk menentukan keunggulan dan kelemahan masing-masing program dalam konteks studi kasus persimpangan di Medan. Secara umum, dokumen menyimpulkan bahwa hasil analisis kinerja simpang dari SIDRA lebih baik dibandingkan KAJI. Hal ini disebabkan karena SIDRA memiliki input data dan parameter yang lebih lengkap dan detail dibandingkan KAJI. Hasil analisis yang lebih komprehensif dari SIDRA dapat memberikan informasi yang lebih akurat dan dapat diandalkan untuk mendukung pengambilan keputusan dalam perencanaan dan pengelolaan lalu lintas. Namun, penting untuk diingat bahwa pemilihan program yang tepat bergantung pada tujuan analisis, ketersediaan data, dan kompleksitas persimpangan yang dianalisis. Kesimpulan ini perlu dikaji lebih lanjut dengan mempertimbangkan konteks spesifik kondisi lalu lintas di lokasi studi dan keterbatasan data yang tersedia. Kesimpulan ini juga akan memberikan rekomendasi penggunaan software yang paling tepat untuk studi kasus serupa di masa depan.
IV.Kesimpulan dan Saran Optimasi Pengaturan Lalu Lintas di Medan
Kesimpulan penelitian menyoroti perbedaan dan persamaan hasil analisa kinerja simpang bersinyal menggunakan KAJI dan SIDRA. Hasil analisa SIDRA dinilai lebih baik karena input data yang lebih komprehensif, menghasilkan perhitungan yang lebih akurat. Saran diberikan untuk optimasi pengaturan lalu lintas di Medan, termasuk penyesuaian waktu siklus lampu lalu lintas untuk meminimalkan tundaan dan meningkatkan kapasitas, serta kerja sama yang lebih baik antara pemerintah dan masyarakat dalam perencanaan dan manajemen lalu lintas perkotaan. Penelitian ini memberikan informasi berharga untuk mendukung pengambilan keputusan dalam peningkatan kinerja simpang di Medan.
1. Kesimpulan Perbandingan KAJI dan SIDRA
Kesimpulan penelitian menunjukkan adanya perbedaan hasil antara simulasi menggunakan program KAJI dan SIDRA dalam menganalisis kinerja simpang bersinyal. Perbedaan ini terlihat pada beberapa parameter utama, seperti derajat kejenuhan, kapasitas, dan tundaan. Perbedaan tersebut diakibatkan oleh perbedaan metode analisis dan standar yang digunakan oleh masing-masing program, serta perbedaan jumlah dan detail data masukan. Meskipun terdapat perbedaan, penelitian ini memberikan wawasan berharga tentang kinerja simpang bersinyal di Medan, khususnya di persimpangan Jalan Dr. Mansur-Setia Budi dan Jalan Dr. Mansur-Jamin Ginting. Hasil simulasi menunjukkan bahwa SIDRA menghasilkan output yang lebih baik karena memiliki data input dan parameter yang lebih lengkap. Namun, penting untuk mempertimbangkan konteks dan keterbatasan masing-masing program dalam pengambilan keputusan terkait pengelolaan lalu lintas. Penelitian ini menyoroti pentingnya memilih metodologi dan program yang tepat sesuai dengan kondisi dan tujuan analisis lalu lintas.
2. Saran untuk Optimasi Pengaturan Lalu Lintas di Medan
Berdasarkan hasil penelitian, beberapa saran diajukan untuk optimasi pengaturan lalu lintas di Medan. Pertama, disarankan untuk melakukan kerjasama yang baik antara pemerintah (Dinas Tata Kota dan Dinas Pengaturan Lalu Lintas) dan masyarakat dalam pengembangan dan pengelolaan sistem lalu lintas. Kerjasama ini penting untuk memastikan bahwa kebijakan dan strategi yang diterapkan efektif dan sesuai dengan kebutuhan masyarakat. Kedua, penelitian ini merekomendasikan untuk mengeksplorasi lebih lanjut potensi optimasi waktu siklus lampu lalu lintas. Pengaturan waktu siklus yang optimal dapat mengurangi tundaan dan meningkatkan kapasitas persimpangan, sehingga meningkatkan efisiensi dan kelancaran lalu lintas. Ketiga, perlu dipertimbangkan untuk memperlebar jalan pada persimpangan yang memiliki kapasitas rendah untuk meningkatkan aliran kendaraan. Perluasan infrastruktur jalan dapat menjadi solusi jangka panjang untuk mengatasi permasalahan kemacetan. Implementasi saran-saran ini diharapkan dapat meningkatkan kinerja simpang bersinyal dan kualitas lalu lintas di kota Medan secara keseluruhan.