
Peran dan Tantangan Perawat dalam Pelayanan Kesehatan di Rumah Sakit
Document information
language | Indonesian |
pages | 31 |
format | |
size | 2.65 MB |
- pelayanan kesehatan
- perawat
- kejenuhan kerja
summary
I.Latar Belakang
Rumah sakit adalah organisasi kompleks yang menyediakan layanan kesehatan komprehensif. Kompleksitas ini membutuhkan tenaga medis yang kompeten, termasuk perawat, yang memberikan kontribusi signifikan terhadap kualitas layanan. Peningkatan kualitas layanan kesehatan melibatkan upaya peningkatan kinerja perawat.
1. Pentingnya Rumah Sakit
Rumah sakit merupakan institusi layanan kesehatan yang kompleks, padat pakar, dan padat modal, memainkan peran penting dalam memberikan layanan kesehatan yang komprehensif, termasuk rawat inap, rawat jalan, dan gawat darurat.
2. Peran Perawat dalam Layanan Kesehatan
Perawat bertugas memberikan asuhan keperawatan pada pasien secara terus-menerus, memberikan kontribusi yang signifikan dalam meningkatkan kualitas layanan di rumah sakit. Kinerja perawat yang baik sangat penting untuk memastikan kualitas layanan kesehatan yang diberikan kepada pasien.
3. Kejenuhan Kerja pada Perawat
Kejenuhan kerja (burnout) adalah kondisi fisik, mental, dan emosional yang menurun akibat tuntutan kerja yang tinggi dalam jangka waktu yang lama. Perawat memiliki risiko tinggi mengalami kejenuhan kerja karena beban kerja dan stres kerja yang tinggi.
4. Penyebab Kejenuhan Kerja
Kejenuhan kerja pada perawat disebabkan oleh faktor eksternal (situasional) dan internal (individu). Faktor eksternal meliputi beban kerja berlebihan, kurangnya dukungan sosial, dan dinamika ruang kerja yang fungsional. Faktor internal meliputi kurangnya kontrol, ekspektasi kerja yang tidak jelas, dan ketidaksesuaian nilai.
II.Definisi Perawat
Perawat adalah profesional kesehatan yang memberikan asuhan keperawatan pada berbagai tingkatan, bertanggung jawab memberikan layanan yang aman dan efektif.
1. Pengertian Perawat
Perawat adalah seorang profesional yang memiliki kemampuan, tanggung jawab, dan kewenangan dalam memberikan pelayanan asuhan keperawatan pada berbagai tingkatan pelayanan kesehatan (Mahyar Suara et. al., 2010).
III.Kejenuhan Kerja Burnout pada Perawat
Kejenuhan kerja adalah kondisi fisik, mental, dan emosional yang menurun akibat tuntutan kerja yang tinggi dalam jangka panjang. Perawat rentan mengalami kejenuhan kerja karena beban dan tanggung jawab kerja yang besar. Faktor penyebab kejenuhan kerja meliputi beban kerja berlebih, kurangnya dukungan sosial, dan ekspektasi kerja yang tidak jelas.
1. Pengertian Kejenuhan Kerja Burnout
Kejenuhan Kerja (Burnout) adalah suatu keadaan di mana kondisi fisik, mental, dan emosional sangat menurun akibat tuntutan pekerjaan yang berlebihan dalam jangka waktu yang panjang. Perawat sangat rentan mengalami burnout karena beban kerja yang berat dan lingkungan kerja yang menuntut.
2. Indikator Kejenuhan Kerja Burnout pada Perawat
Perawat yang mengalami burnout biasanya menunjukkan beberapa indikator, seperti kelelahan fisik (mudah lelah, sakit kepala, perubahan pola makan, dan pola tidur), kelelahan emosional (depresi, frustasi, mudah marah, dan sedih), kelelahan mental (negatif pada orang lain dan diri sendiri), serta perasaan tidak mampu mencapai sesuatu yang berarti dalam hidup (ketidakpuasan terhadap diri sendiri, pekerjaan, dan kehidupan).
3. Penyebab Kejenuhan Kerja Burnout pada Perawat
Penyebab burnout pada perawat dipengaruhi oleh faktor eksternal (faktor situasional) dan faktor internal (faktor individu). Faktor eksternal meliputi beban kerja yang berlebihan dan kurangnya dukungan sosial. Beban kerja yang berlebihan dapat berupa tugas yang tidak sesuai dengan kemampuan, tugas yang bervariasi, atau tugas tambahan di luar tugas pokok.
IV.Dampak Kejenuhan Kerja
Kejenuhan kerja pada perawat ditandai dengan kelelahan fisik, emosional, dan mental. Perawat yang mengalami kejenuhan kerja menunjukkan sikap negatif dan sinis, merasa tidak mampu mencapai tujuan, dan kehilangan minat kerja, yang berujung pada penurunan kualitas kerja dan kehidupan.
1. Dampak Kejenuhan Kerja pada Fisik dan Emosi
Kejenuhan kerja (burnout) dapat menyebabkan kondisi fisik, mental, dan emosional yang sangat drop. Dampak fisiknya antara lain mudah lelah, sakit kepala, mual, perubahan pola makan dan tidur, serta terkurasnya energi. Dampak emosionalnya berupa depresi, frustrasi, merasa terperangkap, apatis, mudah marah, sedih, dan tidak berdaya.
2. Dampak Kejenuhan Kerja pada Sikap dan Motivasi
Kejenuhan kerja juga memengaruhi sikap dan motivasi kerja. Individu yang mengalami burnout cenderung negatif terhadap orang lain dan diri sendiri, serta sinis terhadap pekerjaan. Mereka juga merasa tidak mampu mencapai sesuatu yang berarti dalam hidup, sehingga kepuasan terhadap diri sendiri, pekerjaan, dan kehidupan menurun.
3. Dampak Kejenuhan Kerja pada Perilaku Kerja
Gejala kejenuhan kerja pada perawat dapat dilihat dari perilaku mereka, seperti sering melihat jam, menunda pekerjaan, mempercepat kegiatan yang belum waktunya, dan sering menggunakan ponsel pada jam kerja. Hal ini menunjukkan adanya penurunan motivasi dan semangat kerja.
4. Faktor Penyebab Kejenuhan Kerja
Kejenuhan kerja disebabkan oleh interaksi faktor situasional (eksternal) dan faktor individu (internal). Faktor eksternal meliputi beban kerja berlebihan dan kurangnya dukungan sosial. Faktor individu meliputi karakteristik pribadi seperti ketahanan dan kemampuan mengatasi stres. Beban kerja yang semakin berat dapat memperparah kejenuhan kerja.
V.Penelitian Kejenuhan Kerja pada Perawat
Studi oleh Gorji (2011) menunjukkan bahwa 86,68% perawat di rumah sakit mengalami kejenuhan kerja. Perawat yang mengalami kejenuhan kerja cenderung sering melihat jam, menunda pekerjaan, menggunakan ponsel di jam kerja.