Pengaruh Situs Jejaring Sosial Terhadap Pemanfaatan Website Perpustakaan USU

Pengaruh Situs Jejaring Sosial Terhadap Pemanfaatan Website Perpustakaan USU

Informasi dokumen

Bahasa Indonesian
Format | PDF
Ukuran 6.31 MB
  • Situs Jejaring Sosial
  • Pemanfaatan Website
  • Perpustakaan USU

Ringkasan

I.Pengaruh Situs Jejaring Sosial terhadap Pemanfaatan Website Perpustakaan USU

Penelitian ini menganalisis pengaruh situs jejaring sosial (SNS) seperti Facebook, Twitter, dan Flickr terhadap pemanfaatan website Perpustakaan Universitas Sumatera Utara (USU). Data menunjukkan bahwa pada April 2015, Perpustakaan USU memiliki 6.761 pengunjung di Facebook, 408 pengikut di Twitter, dan 7 anggota di Flickr. Meskipun Perpustakaan USU telah memanfaatkan media sosial (web 2.0) sejak 2009 untuk meningkatkan layanan dan interaksi dengan pemustaka, pemanfaatan website perpustakaan masih belum maksimal. Penelitian menggunakan metode kuantitatif dengan survei kepada 99 responden pengguna SNS Perpustakaan USU untuk mengukur efektivitas strategi digital library ini. Hasilnya akan menunjukkan korelasi antara penggunaan SNS dan penggunaan website perpustakaan, serta memberikan rekomendasi untuk meningkatkan kualitas website perpustakaan dan penggunaan media sosial.

1. Latar Belakang Penggunaan Jejaring Sosial di Perpustakaan USU

Bagian ini menjelaskan konteks penelitian, mendefinisikan situs jejaring sosial dan perkembangannya. Disebutkan bahwa situs jejaring sosial seperti Facebook, Twitter, dan Flickr menghubungkan individu tanpa batasan waktu dan jarak. Perpustakaan USU, sebagai fasilitas penunjang utama program Tridharma Perguruan Tinggi, memanfaatkan jejaring sosial sejak 2009 untuk memberikan pelayanan informasi yang cepat dan interaktif. Penelitian ini berangkat dari kenyataan bahwa meskipun penggunaan jejaring sosial (Facebook, Twitter, Flickr) oleh Perpustakaan USU sudah berlangsung lama, pemanfaatan website perpustakaan masih belum optimal. Keberhasilan perpustakaan modern tidak lagi hanya diukur dari kelengkapan koleksi, tetapi juga dari kecepatan dan efektivitas layanan, yang diperkuat oleh penggunaan teknologi informasi dan komunikasi. Perbedaan antara website dan jejaring sosial dijelaskan, dengan jejaring sosial dinilai lebih mudah diakses dan digunakan oleh masyarakat. Konsep Web 2.0 dan Library 2.0 dijelaskan sebagai pendekatan layanan yang lebih interaktif dan berpusat pada pengguna. Angka pengguna jejaring sosial Perpustakaan USU pada April 2015 adalah 6.761 (Facebook), 408 (Twitter), dan 7 (Flickr), menunjukkan dominasi Facebook. Namun, pemanfaatan akun-akun jejaring sosial tersebut belum maksimal, ditandai dengan informasi yang tidak update dan kurangnya komunikasi dua arah. Hal ini berkontribusi pada pemanfaatan website perpustakaan yang juga belum maksimal, terlihat dari konten yang tidak representatif, informasi yang tidak up-to-date, dan desain website yang kurang menarik.

2. Permasalahan Pemanfaatan Website Perpustakaan USU

Bagian ini mengidentifikasi permasalahan utama yang dihadapi Perpustakaan USU terkait pemanfaatan website-nya. Meskipun telah mengadopsi media sosial online (Web 2.0) sebagai bagian dari sistem pelayanan, pemanfaatan website perpustakaan masih belum maksimal. Konten website belum mewakili seluruh koleksi dan sumber daya perpustakaan, informasi yang tersedia tidak selalu up-to-date, dan desain website kurang menarik. Dibandingkan dengan kemudahan akses dan popularitas jejaring sosial, website perpustakaan masih tertinggal. Kualitas website, yang dinilai dari sudut pandang kepuasan pengguna, perlu ditingkatkan dari segi navigasi, keindahan, dan fungsi. Tingkat kunjungan (hit rate) website yang rendah berdampak negatif terhadap keberlangsungan dan profitabilitas. Studi ini mengutip berbagai pendapat ahli terkait pentingnya website perpustakaan dalam menyediakan informasi yang tepat waktu dan relevan bagi pengguna. Sebuah survei menunjukkan bahwa 71,7% responden menganggap pentingnya media sosial dalam rencana strategis perpustakaan, menunjukkan keselarasan dengan kebutuhan pengguna untuk akses informasi yang cepat dan mudah. Meskipun beberapa perpustakaan di Australia tidak menggunakan media sosial dalam perencanaan strategis mereka, hal itu tidak selalu berarti mereka tidak menghargai penggunaan media sosial. Hambatan lain seperti pendanaan dan sumber daya manusia juga berperan. Tujuan pemanfaatan website perpustakaan, menurut Ayiah dan Kumah (2011), adalah untuk menyediakan informasi yang tepat waktu dan relevan, meningkatkan efisiensi dan efektivitas perpustakaan sebagai alat riset dan pembelajaran.

3. Pemanfaatan Facebook Twitter dan Flickr di Perpustakaan USU

Bagian ini memberikan gambaran spesifik mengenai platform jejaring sosial yang digunakan Perpustakaan USU, yaitu Facebook, Twitter, dan Flickr. Masing-masing platform dijelaskan secara singkat, termasuk fitur-fitur utamanya. Facebook, yang diluncurkan pada tahun 2004, dibahas mengenai sejarahnya, cara akses, dan fitur-fitur seperti status update dan aspek privasi dan keamanan. Twitter, sebagai platform microblogging, dijelaskan fungsinya dalam pengiriman update singkat. Flickr, sebagai platform berbagi foto, juga diuraikan fungsinya dan jenis akun yang tersedia (gratis dan Pro). Perpustakaan USU memanfaatkan ketiga platform ini untuk tujuan memberikan pelayanan yang cepat, komunikasi interaktif, serta memperoleh masukan dari pemustaka. Jumlah pengguna pada April 2015 di Facebook (6.761), Twitter (408), dan Flickr (7) menunjukkan bahwa Facebook paling banyak digunakan. Bagian ini memberikan konteks penting tentang bagaimana Perpustakaan USU mencoba mengintegrasikan media sosial ke dalam strategi komunikasi dan layanannya.

II.Metodologi Penelitian

Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif dengan pengumpulan data melalui survei (angket) yang disebar secara langsung dan online melalui jejaring sosial Perpustakaan USU. Populasi penelitian adalah seluruh pengguna SNS Perpustakaan USU (7.176 orang pada April 2015), dengan sampel sebanyak 99 responden. Analisis data menggunakan program SPSS 16.0 untuk menguji validitas, reliabilitas, dan pengaruh variabel situs jejaring sosial (X) terhadap pemanfaatan website perpustakaan (Y). Uji statistik meliputi uji koefisien determinasi (R Square) untuk mengukur kekuatan hubungan antara kedua variabel tersebut.

1. Jenis dan Metode Penelitian

Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif. Menurut Robert Donmoyer (yang dikutip Given, 2008), penelitian kuantitatif adalah pendekatan empiris untuk mengumpulkan, menganalisis, dan menampilkan data dalam bentuk numerik. Sugiyono (2008) menambahkan bahwa metode ini digunakan untuk meneliti populasi atau sampel tertentu, dengan pengumpulan data menggunakan instrumen penelitian dan analisis data kuantitatif/statistik untuk menguji hipotesis. Penelitian ini bertujuan untuk menguji pengaruh variabel independen (penggunaan situs jejaring sosial) terhadap variabel dependen (pemanfaatan website perpustakaan USU). Penelitian kuantitatif dipilih karena sesuai dengan tujuan untuk mengukur dan menganalisis secara numerik hubungan antara penggunaan media sosial dan penggunaan website perpustakaan. Metode ini memungkinkan pengujian hipotesis dan generalisasi hasil penelitian kepada populasi yang lebih luas. Pemilihan metode kuantitatif ini sejalan dengan kebutuhan untuk mengukur secara statistik kekuatan hubungan antara variabel independen dan dependen dalam penelitian ini. Data yang dikumpulkan akan dianalisis secara statistik untuk menguji hipotesis yang telah dirumuskan.

2. Populasi dan Sampel Penelitian

Populasi penelitian adalah seluruh pengguna situs jejaring sosial (Facebook, Twitter, dan Flickr) Perpustakaan USU. Jumlah populasi pada April 2015 adalah 7.176 orang (6.761 pengguna Facebook, 408 pengguna Twitter, dan 7 pengguna Flickr). Populasi ini dipilih karena mereka merupakan pengguna langsung dari platform jejaring sosial yang menjadi fokus penelitian. Penggunaan data dari platform-platform ini memberikan gambaran yang akurat mengenai perilaku pengguna dalam konteks penelitian ini. Definisi populasi yang jelas memastikan bahwa hasil penelitian dapat diinterpretasikan dengan tepat dan mewakili target kelompok yang dipelajari. Penelitian ini menggunakan sampel sebanyak 99 responden. Sampel ini dipilih dari populasi yang lebih besar untuk mewakili karakteristik populasi tersebut. Metode pengambilan sampel yang digunakan tidak dijelaskan secara detail dalam teks yang diberikan.

3. Pengumpulan Data

Pengumpulan data dilakukan melalui dua metode: penyebaran angket secara langsung dan tidak langsung. Angket disebar langsung kepada responden dan juga disematkan di situs jejaring sosial Perpustakaan USU pada tanggal 12 Juni 2015. Metode pengumpulan data yang beragam ini memastikan cakupan yang lebih luas dan memungkinkan pencapaian sampel yang representatif. Penyebaran angket secara langsung memberikan kesempatan interaksi langsung dengan responden, sedangkan penyebaran online memungkinkan jangkauan yang lebih luas. Jumlah responden yang berhasil dihimpun adalah 99 orang. Angket digunakan sebagai instrumen pengumpulan data utama untuk mendapatkan data primer dari responden. Angket terdiri dari pernyataan-pernyataan tertulis yang dijawab oleh responden, yang memungkinkan peneliti untuk mempelajari sikap, keyakinan, perilaku, dan karakteristik responden terkait penggunaan jejaring sosial dan website perpustakaan. Proses validasi dan reliabilitas angket juga dilakukan, yang dijelaskan lebih lanjut di bagian hasil dan pembahasan. Data sekunder diperoleh dari studi kepustakaan yang mencakup buku, jurnal, majalah, dan data internet yang relevan dengan penelitian.

4. Instrumen dan Analisis Data

Instrumen penelitian yang digunakan adalah angket. Angket ini merupakan kumpulan pernyataan tertulis yang dijawab oleh responden untuk mengumpulkan data tentang sikap, keyakinan, dan perilaku mereka. Angket divalidasi dan diuji reliabilitasnya sebelum digunakan untuk memastikan keakuratan data yang dikumpulkan. Uji validitas dilakukan untuk memastikan bahwa setiap butir pernyataan dalam angket mengukur apa yang seharusnya diukur. Reliabilitas diuji untuk memastikan konsistensi dan keandalan hasil pengukuran. Uji validitas dilakukan dengan membandingkan nilai Corrected Item-Total Correlation dengan r tabel. Uji reliabilitas dilakukan dengan menghitung nilai Cronbach’s Alpha. Data dianalisis menggunakan program SPSS versi 16.0. Analisis data meliputi uji validitas dan reliabilitas angket, uji homogenitas data, dan uji hipotesis. Uji koefisien determinasi (R Square) digunakan untuk mengetahui seberapa besar pengaruh variabel independen (situs jejaring sosial) terhadap variabel dependen (pemanfaatan website perpustakaan). Nilai R Square berkisar antara 0 dan 1, dengan nilai mendekati 1 menunjukkan pengaruh yang semakin kuat.

III.Hasil dan Pembahasan

Hasil penelitian menunjukkan adanya pengaruh positif dan signifikan dari penggunaan situs jejaring sosial terhadap pemanfaatan website Perpustakaan USU. Responden menyatakan setuju bahwa SNS Perpustakaan USU efektif untuk mengetahui keadaan perpustakaan dan menyampaikan apresiasi, ide, saran, serta kritik. Namun, Perpustakaan USU perlu meningkatkan kinerja website dengan memperbarui informasi secara berkala, meningkatkan desain website, dan meningkatkan interaksi dua arah dengan pemustaka melalui SNS. Studi ini menyoroti pentingnya strategi Library 2.0 dan penggunaan media sosial dalam meningkatkan layanan perpustakaan, namun juga menekankan pentingnya pengelolaan yang efektif untuk memaksimalkan manfaatnya.

1. Pengumpulan Data

Pengumpulan data dilakukan melalui angket dan studi kepustakaan. Angket disebar dengan dua cara: langsung kepada responden dan tidak langsung melalui situs jejaring sosial Perpustakaan USU pada 12 Juni 2015. Sebanyak 99 responden yang merupakan sampel penelitian mengisi angket. Data dari angket diuji validitasnya dengan membandingkan nilai Corrected Item-Total Correlation dengan r tabel (0,361 pada taraf signifikansi 5%). Butir pernyataan dengan nilai Corrected Item-Total Correlation lebih besar dari 0,361 dianggap valid. Perhitungan validitas dilakukan dengan bantuan program SPSS versi 16.0. Reliabilitas variabel Y (pemanfaatan website perpustakaan) diuji dengan nilai Cronbach’s Alpha, yang menunjukkan reliabilitas karena nilainya lebih besar dari 0,60 (nilai Cronbach’s Alpha variabel Y adalah 0,693). Pengujian homogenitas variabel dilakukan menggunakan SPSS 16.0 untuk menentukan apakah data variabel situs jejaring sosial (X) dan pemanfaatan website perpustakaan (Y) homogen. Hasil uji Kolmogorov-Smirnov menunjukkan nilai signifikan 0,200, lebih besar dari α (0,05), sehingga Ho diterima, yang berarti sampel berasal dari populasi berdistribusi normal. Data sekunder yang digunakan untuk studi kepustakaan meliputi buku, jurnal, majalah, dan data internet.

2. Tanggapan Responden terhadap Situs Jejaring Sosial X

Analisis tanggapan responden terhadap situs jejaring sosial Perpustakaan USU menunjukkan bahwa hampir setengah (44,4%) responden setuju bahwa jejaring sosial merupakan media efektif dan efisien untuk mengetahui keadaan perpustakaan. Ini menunjukkan pentingnya update informasi harian melalui jejaring sosial. Sebagian besar (55,6%) responden juga menyatakan bahwa jejaring sosial merupakan sarana efektif dan efisien untuk menyampaikan apresiasi, ide, saran, dan kritik. Ini menekankan perlunya Perpustakaan USU aktif memperhatikan dan menanggapi tanggapan pemustaka melalui jejaring sosial. Sebaran persentase jawaban responden terhadap pernyataan tertentu menunjukkan tingkat persetujuan yang bervariasi, dengan beberapa pernyataan mendapatkan tingkat persetujuan yang tinggi sementara yang lain mendapatkan tingkat persetujuan yang lebih rendah. Data ini memberikan wawasan berharga tentang persepsi pengguna terhadap peran jejaring sosial dalam konteks layanan perpustakaan.

3. Tanggapan Responden terhadap Pemanfaatan Website Perpustakaan USU Y

Analisis tanggapan responden terhadap pemanfaatan website perpustakaan menunjukkan bahwa website dimanfaatkan sebagai media online untuk layanan informasi yang cepat dan tepat. Responden juga memanfaatkan website perpustakaan untuk mengakses informasi dari sumber lain seperti EBSCO dan Proquest. Pemanfaatan website juga dilihat sebagai bagian dari pemanfaatan hardware dan software untuk penyimpanan, pengambilan, dan penggunaan informasi. Analisis ini menunjukkan bagaimana responden memandang peran website perpustakaan dalam konteks akses dan penggunaan informasi. Data ini penting untuk memahami bagaimana website perpustakaan dapat ditingkatkan agar lebih efektif. Temuan ini memberikan gambaran yang lebih komprehensif mengenai pemanfaatan website Perpustakaan USU, yang menunjukkan berbagai cara website digunakan oleh para pemustaka untuk mengakses dan menggunakan informasi perpustakaan.

4. Pengujian Hipotesis dan Koefisien Determinasi

Uji hipotesis menunjukkan adanya pengaruh positif dan signifikan antara situs jejaring sosial (X) dan pemanfaatan website perpustakaan USU (Y). Hipotesis nol (H0) yang menyatakan tidak ada pengaruh ditolak. Uji koefisien determinasi (R Square) dilakukan untuk mengukur seberapa besar pengaruh variabel X terhadap variabel Y. Nilai R Square menunjukkan kekuatan hubungan antara penggunaan jejaring sosial dan pemanfaatan website perpustakaan. Nilai R Square mendekati 1 menunjukkan korelasi yang semakin kuat. Kesimpulan dari pengujian hipotesis dan perhitungan koefisien determinasi memberikan bukti empiris mengenai hubungan antara penggunaan jejaring sosial dan pemanfaatan website perpustakaan USU. Kesimpulan ini memberikan dasar untuk rekomendasi peningkatan layanan perpustakaan di masa depan, khususnya terkait strategi integrasi media sosial dan pengembangan website yang lebih efektif.

5. Kesimpulan dan Rekomendasi

Kesimpulannya, jejaring sosial berpengaruh positif dan signifikan terhadap pemanfaatan website Perpustakaan USU. Perpustakaan USU perlu meningkatkan pelayanan di jejaring sosial dengan selalu meng-update informasi, mengontrol penyebaran informasi, dan menanggapi pertanyaan pengguna. Disarankan juga untuk menciptakan suasana yang aktif dengan memberikan topik diskusi seputar wawasan pengetahuan. Rekomendasi ini berfokus pada peningkatan pengelolaan jejaring sosial Perpustakaan USU untuk mengoptimalkan manfaatnya dan meningkatkan interaksi dengan pemustaka. Rekomendasi-rekomendasi ini penting untuk meningkatkan kualitas pelayanan dan menjembatani kesenjangan antara potensi media sosial dan pemanfaatan website perpustakaan yang optimal.

IV.Kesimpulan dan Rekomendasi

Penelitian ini menyimpulkan bahwa SNS memiliki peran penting dalam meningkatkan pemanfaatan website Perpustakaan USU. Namun, efektivitasnya bergantung pada pengelolaan yang baik dan konsisten. Rekomendasi meliputi memperbarui informasi secara rutin di SNS dan website, meningkatkan desain website agar lebih menarik, menanggapi masukan pemustaka secara aktif, dan menciptakan interaksi yang lebih dinamis di platform media sosial Perpustakaan USU untuk meningkatkan kualitas layanan perpustakaan digital secara keseluruhan. Studi ini juga menekankan pentingnya strategi Library 2.0 dalam konteks peningkatan layanan informasi perpustakaan di era digital.

1. Kesimpulan Penelitian

Penelitian ini menyimpulkan adanya pengaruh positif dan signifikan antara penggunaan situs jejaring sosial (Facebook, Twitter, Flickr) terhadap pemanfaatan website Perpustakaan USU. Hasil pengujian hipotesis menunjukkan bahwa hipotesis nol (H0), yang menyatakan tidak ada pengaruh, ditolak. Ini berarti penggunaan media sosial berkontribusi positif terhadap peningkatan penggunaan website perpustakaan. Temuan ini didukung oleh tanggapan responden yang menunjukkan bahwa sebagian besar responden menganggap situs jejaring sosial Perpustakaan USU efektif dan efisien untuk memperoleh informasi terkini tentang perpustakaan dan menyampaikan masukan (apresiasi, ide, saran, kritik). Meskipun demikian, penelitian ini juga menunjukkan bahwa pemanfaatan website perpustakaan dan akun media sosialnya masih belum optimal, membutuhkan upaya peningkatan lebih lanjut. Kesimpulan ini memberikan landasan untuk rekomendasi perbaikan dan pengembangan layanan perpustakaan ke depan dengan memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi secara lebih efektif. Kesimpulan ini penting karena menunjukkan peran penting media sosial dalam konteks peningkatan layanan dan akses informasi perpustakaan.

2. Rekomendasi untuk Perpustakaan USU

Berdasarkan kesimpulan penelitian, beberapa rekomendasi diberikan untuk meningkatkan pemanfaatan website dan media sosial Perpustakaan USU. Perpustakaan USU perlu memberikan perhatian khusus pada pengelolaan akun-akun media sosialnya dengan selalu memperbarui informasi perpustakaan setiap hari. Informasi yang dilayangkan perlu dikendalikan agar tidak disalahgunakan. Perpustakaan juga harus aktif menanggapi ide, pertanyaan, dan kritik dari pengguna media sosial. Untuk menciptakan suasana yang lebih aktif dan interaktif, disarankan untuk menyediakan topik-topik diskusi yang relevan dengan tujuan perpustakaan. Rekomendasi ini menekankan pentingnya pengelolaan yang proaktif dan responsif terhadap kebutuhan pengguna. Selain itu, Perpustakaan USU perlu melakukan evaluasi dan peningkatan terhadap desain dan konten website agar lebih menarik dan mudah dinavigasi. Peningkatan ini perlu untuk memastikan bahwa website perpustakaan dapat bersaing dengan kemudahan akses dan popularitas media sosial. Dengan mengimplementasikan rekomendasi ini, Perpustakaan USU dapat meningkatkan efektivitas penggunaan media sosial dan website-nya untuk menjangkau dan melayani pemustaka dengan lebih baik. Rekomendasi ini selaras dengan konsep Library 2.0 yang menekankan pada interaksi dan keterlibatan pengguna.